PRIA ALIEN

Tanpa pikir panjang Avery menjawab dengan acuh tak acuh, “Tentu saja, dengan siapa lagi!”

“Kau benar-benar berhubungan dengan pria itu?” tanya Alden lagi.

“Kau pikir yang menginginkan aku hanya kau seorang. Ha ha ha… sungguh,kau ini lucu sekali ! Ada milyaran pria di dunia ini, apa kau pikir hanya dirimu seorang saja yang bisa aku pilih?” ujar Avery yang baru saja melempar cercaan bertubi-tubi untuk mantan tunangannya itu.

Pada saat ini, Harper baru saja selesai membersihkan dirinya dan mengganti bajunya. Dia mandi berjam-jam karena merasa dirinya sangat kotor. Melihat sepertinya Avery dan Alden sedang berdebat, dia pun langsung merangkulkan tangannya ke lengan Alden.

“Ada apa ini, apa kau mencoba menggodanya?” tuduh Harper kepada Avery.

Avery tersenyum sarkas seraya berkata, “Jaga pria mu ini baik-baik. Dan, ingat apa yang sudah aku buang tidak pernah aku ambil Kembali!”

Avery bergegas pergi dengan meninggalkan jejak kekesalan di hati kedua orang yang Tengah bersitegang dengannya itu. Harper menoleh kepada Alden, melepaskan rangkulan tangannya dan berkata, “Jadi apa yang kalian bicarakan?”

“Tidak ada, dia hanya memberi tahu saat ini sedang ada kencan!” jawab Alden,

“Kencan!” imbuh pelan Harper sedikit tidak percaya karena selama ini, Avery hanya terlihat selalu pergi kencan dengan Alden saja.

“Bukankah dia selama ini hanya selalu pergi keluar berkencan denganmu?” tanya Harper

Mendengar perkataan Harper, pria itupun tersentak, “Ya selama ini, aku satu-satunya pria di dalam hidupnya,” pikir Alden.

Alden pun bergegas ikut pergi, “Alden, kau mau ke mana? Aku akan menemani!” ujarnya sembari mengejar langkah pria itu. Sementara itu, Avery sudah menaiki taksi yang dia pesan.

Tiba-tiba saja Sarah mengganti tempat mereka bertemu. Avery pun tiba di Royale Palace. Sebelum masuk dia sedikit merapikan rambutnya sambil berkaca di kaca jendela pintu mobil yang sedang berhenti,

Avery menyisir rambut pirang panjangnya yang terlihat sedikit keemasan seperti rambut Rapunzel, tangannya bergerak-gerak menyisir helaian rambut yang tadi terlihat berantakan. “Ok sudah cantik.” Pikirnya sambil mengedipkan matanya di pantulan kaca jendela mobil yang sedang terparkir itu,

Wajah Avery langsung tercengang Ketika mobil dengan kaca yang gelap itu bergerak melaju pergi. “Hah! Apakah ada orang di dalammnya, Oh ya ampun!” imbuh Avery sembari memandang kepergian mobil itu sampai tidak terlihat lagi di pelupuk matanya.

Di dalam mobil,pria yang tadi duduk di kursi belakang dan Tengah saling bertatapan, meski hanya dia sendiri yang menyadari, sedang berusaha menahan tawa. Di sepanjang hidupnya dia baru mengalami hal yang seperti ini, seperti sebuah kejutan yang indah.

Sarah Tengah menunggu kedatangan Avery. “Kenapa lama sekali datangnya?”

“Aku menyelesaikan pekerjaanku dulu!” jawab Avery.

“Temani aku menemui seseorang!” pinta Sarah.

“Siapa?” tanya penasaran Avery.

“Kami berkenalan di kencan.com,” jawab Sarah sambil berdiri di tengah restoran, mencari pria dengan ciri-ciri yang telah disepakati.

“Tunggu dulu, ini namanya kencan buta bukan?” imbuh Avery.

“Ya terserah apa namanya. Ayo, dia duduk di sana. Itu orangnya!” imbuh Sarah sambil menunjuk pria yang sedang duduk membelakanginya.

“Hai, Tod!” sapa Sarah.

Pria itupun berdiri lalu menoleh. Avery dan Sarah saling bergenggaman tangan. Seluruh wajah pria itu penuh tato, bahkan matanya juga di tato menjadi warna hitam. “Pria seperti apa yang mau kau temui ini, Pria Alien !” bisik Avery kepada kawan baiknya itu.

“Dia tidak pernah memberikan foto kepadaku, kami berdikusi tentang banyak hal. Aku rasa dia sangat pintar. Tapi tidak pernah menyangka jika dia adalah pria alien!” jelas Sarah.

Pria yang sedang berdiri di depan mereka memang pantas dipanggil Alien, karena kedua telinganya rata, dua matanya berwarna hitam gelap. Dan wajahnya dipenuhi dengan tato, Pria itu mempersilakan keduanya duduk.

“Silakan pesan apa saja yang kalian mau?” ujar si pria alien itu,

“Dia bisa berbicara!” bisik Sarah kepada Avery yang baru saja mencubitnya.

Pada akhirnya mereka pun saling bercakap-cakap. Dan, Avery pun mengakui memang Tod adalah pria yang mudah bergaul. Aura menakutkan sebelumnya yang tadi dia rasakan, menghilang begtu saja, Sedang asyik tertawa, bercanda tiba-tiba saja suara yang familiar di telinga Avery menyapa, “Oh, jadi kau berkencan dengan pria ini?”

Avery menoleh dan melihat Alden dan Harper. “Adik, apa kau terlalu putus asa, sampai-sampai merasa tidak ada pilihan lain?” ujar sarkas Harper.

Sarah langsung berdiri untuk membela temannya itu, “Mulutmu begitu pedas menghina kekurangan orang lain, Apa di rumahmu tidak ada kaca?”

“Lihat saja dirimu, sekarang ini siapa yang sedang kau rangkul. Pedangang kaki lima, mengklaim punya barang mahal, ya seperti dirimu itu!” ujar sarkas Sarah mengembalikan perkataan Harper yang menghina Avery.

“Hei, sudah jangan bertengkar di sini!” imbuh Avery,

Tod ikut berdiri, “Apa ada masalah dengan kami?” ujarnya sambil memandang kepada Adlen yang nampak jijik dengannnya.

Alden langsung saja menatap Avery, “Aku rasa ada yang salah dengan otakmu!”

“Tidak ada yang salah, manusia atau hantu, Sama saja. Sama-sama ciptaan Tuhan!” balas kata Avery.

“Dasar gadis bodoh!” Alden merutuki Avery dalam hati.

“Ayo kita pergi dari sini!” ajak Avery kepada Tod dan Sarah.

Mereka bertiga pun mengalah dan pergi ke tempat lain demi ketenangan yang ada di restoran itu. Harper tertawa puas karena berhasil mengusir Avery dari restoran mewah. Baru saja Alden dan duduk, seorang pria mendatangi. “Tuan mohon maaf kami harus menarik kartu berlanggananya!”

“Apa!” imbuh Alden dengan sedikit tidak percaya.

“Tapi kenapa?” tanya Harper.

“Pada saat ini, manajemen kami sedang lebih ketat di dalam memberikan kartu VIP kepada pelanggan kami. Dan Tuan termasuk salah satu yang harus mengembalikan kartu VIP kami!” jelas pria yang adalah manajer restoran mewah itu.

“Tapi, atas dasar apa, sedangkan pria yang seperti hantu tadi, malah bebas kalian tidak meminta kartunya!”

Royal Palace adalah Restoran yang terkenal mewah dan mahal. Tidak sembarang orang bisa mendapatkan akses masuk, hanya orang-orang yang memiliki kartu VIP yang bisa masuk ke sana, atau tamu undangan pemegang kartu VIP. Karena ekslusif maka Restoran ini termasuk tolak ukur kekayaan seseorang,

“Kita mau kemana?” tanya Sarah.

“Ke tempat yang pernah kalian datangi,” jawab Tod.

Sarah dan Avery hanya saling memandang. Ketika pertama kali Tod mengajak bertemu di Royale Palace, jelas saja dia langsung setuju, mengingat kedudukan restoran ini di lingkaran sosialita kaya. Jadi dia tidak berprasangka buruk kepada Tod.

Hanya membutuhkan waktu setengah jam saja untuk pindah dari restoran mewah ke restoran yang belum pernah mereka kunjungi. “Nah, ayo turun kita sudah sampai!” ujar Tod.

“Dimitrov,” gumam pelan Avery.

Restoran yang satu ini khusus menyajikan pasta organik yang sehat,. Makanan di sini memang tidak mengunggulkan makanan misterius dan seram tapi mengusung dekorasi yang cukup seram,” jelas Tod.

“Di sini ada topi kerucut milik penyihir, lampu gantung besar, cermin besar dan berbagai ornamen horor lainnya,” tambah kata Tod lagi.

“Sihir… penyihir maksudmu?” imbuh Avery.

Terpopuler

Comments

🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️

🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️

ciri khas tulisan kak othor ❤️❤️❤️

2024-04-11

1

Biva Nurhuda

Biva Nurhuda

restron yg menyeramkan

2024-02-11

0

Dian Susantie

Dian Susantie

waah.. siapa Tod..?? apa dia sedang menyamar..??!! 🤔🤔🤔

2024-02-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!