LUCAS SI BANGSAWAN

Di Mansion Edwards, Harper masih tidak Terima karena Avery bisa mendapatkan hadiah sebagus itu. Dia tetap berkeyakinan jika itu adalah pemberian dari sugar Daddy yang memelihara Avery sebagai simpanan.

Begitu Tuan Lynch tiba, Harper pun langsung mengadu, “Sepertinya Avery menjadi simpanan!”

Tuan Lynch bergeming dengan raut wajah yang tidak enak dipandang, “Jangan bicara sembarangan!” imbuhnya dengan nada sedikit marah.

“Aku bisa membuktikannya!” jawab Sarah.

Tuan Lynch melempar tatapan serius kepada anak tirinya itu. “Ayo, akan aku tunjukan!” imbuh Harper lagi.

Tuan Lynch pun mengikuti langkah Harper menuju ke kamar Avery, tidak mau membuang waktu, dia langsung masuk ke kamar Avery dan mulai mencari bukti tiara bunga berlian yang dia lihat kemarin. Pada saat ini Avery sedang mencabuti rumput di taman.

Seorang pelayan tergopoh berlari, memanggil Avery. “Kamar Nona sedang digeledah!”

“Apa katamu, siapa yang menggeledah kamarku?” tanya Avery lagi langsung berdiri dan mengelap-ngelap tangannya yang kotor di baju.

“Tuan Lynch dan juga Nona Harper!” jawab pelayan itu.

Avery pun langsung berlari menuju ke kamarnya. “Ada apa ini!” imbuh marah Avery ketika melihat kamarnya menjadi berantakan karena diacak-acak oleh Harper.

“Kau sembunyikan di mana?” tanya sarkas Harper.

“Menyembunyikan apa?” tanya Avery.

“Hadiah dari sugar Daddy-mu, ayo keluarkan!” tuduh Harper.

“Apa kau sudah gila!” Hardik marah Avery lagi kepada saudara tirinya itu,

Tuan Lynch menyelak pertengkaran antara saudara itu. “Keluarkan hadiahnya!”

Hati Avery terasa bergemuruh, karena Ayahnya lebih memihak kepada Harper. Orang bilang, ada pepatah darah lebih kental daripada air. Hubungan keluarga lebih kuat dari hubungan apa pun. Tapi, sepertinya itu tidak berlaku bagi Avery.

“Kenapa kau begitu membenciku?” tanya Avery kepada Tuan Lynch sambil menatap tajam kepada ayahnya itu.

Harper langsung merangkul lengan Tuan Lynch dan berkata, “Papa…!” seakan ingin memberi tahu jika satu-satunya putri bagi Tuan Lynch adalah dirinya.

Melihat respon Tuan Lynch kepada Harper, Hati Avery pun patah lagi. “Ya, aku hanya orang lain baginya!” pikir Avery.

“Aku bukan wanita murahan, harga diriku terlalu tinggi untuk direndahkan oleh pria, Bagi beberapa wanita mungkin bisa direndahkan seperti itu, karena dalam hati dan otak mereka hanyalah harta dan tahta. Tapi, aku memiliki mahkota-ku sendiri tanpa perlu disokong oleh orang lain, atau pria lain!” jawab Avery sembari sedikit mengangkat dagunya.

“Kalian semua wanita sama saja, murahan!” pikir marah Tuan Lynch ketika teringat dengan istrinya dulu.

“Avery!” bentak Tuan Lynch seraya berkata lagi, “Keluarkan hadiahnya!”

Dengan sangat terpaksa Avery mengambil hadiah itu dari lemari penyimpanannya seraya berkata, “Ini adalah milik-ku!”

Tuan Lynch terbelalak ketika melihat keindahan tiara bunga berlian itu. “Siapa yang memberikannya untukmu!” tanya Tuan Lynch menyelidik.

Avery membasahi bibir bawahnya, tidak mungkin dia menjawab, pria yang memberikannya adalah pria yang dia cium sembarangan ketika di pesta. “Itu adalah hadiah karena aku berhasil mendapatkan beasiswa!”

“Beasiswa… kau tidak pernah bilang kau mendapatkan beasiswa!” imbuh Tuan Lynch.

“Memberi tahu atau tidak apa kau akan peduli, aku rasa tidak!” kata Avery dengan nada suara yang sedikit bergetar.

“Tenang saja Tuan Lynch, aku tidak akan meminta sepeser pun darimu, untuk membiayai kuliahku!” imbuh Avery.

Tuan Lynch mengernyitkan alisnya, lalu dia melangkah mendekati Avery. “Berikan itu kepadaku, aku yang akan menyimpannya!”

Avery bergeming sambil memegang kotak Tiara Bunga Berlian itu. Melihat Avery tidak merespon, Tuan Lynch pun berkata lagi. “Jika kau masih mau nama belakang Edwards ada di nama belakangmu, maka berikan itu kepadaku!”

Kedua mata Avery memerah, setiap kali dia ingin membencinya, tapi dalam dasar hatinya yang paling dalam dia tidak benar-benar bisa membenci ayahnya itu. Pada Akhirnya Avery menyerahkan Tiara Bunga Berlian itu.

“Aku akan menyimpannya dengan baik?” imbuh Tuan Lynch seraya membawa pergi hadiah itu.

Harper tidak ikut pergi, dia tinggal sebentar untuk sedikit membuli Avery. “Kau lihat, bahkan Ayah kandungmu sendiri mengabaikanmu. Jadi jangan harap kau bisa mendapatkan pria yang benar-benar mecintaimu!” imbuh sarkas Harper.

Avery terdiam. Sementara sudah merasa sudah menang, Harper pun pergi meninggalkan kamar adik tirinya itu. Mengejar Tuan Lynch. Dia mengetuk ruang kerja Tuan Lynch. Tidak ingin berbasa-basi, dia langsung meminta sesuatu kepada Ayah tirinya itu. “Tentang pertunanganku dengan Aldein, apakah sudah diputuskan harinya?” tanya Harper.

Tuan Lynch memandang Harper, Yang pembawaannya sudah lebih dewasa dari pada Avery. Jika dipikir-pikir memang Harper lebih cocok dengan Aldein. “Belum ada Keputusan!” jawab Tuan Lynch sembari kembali menatap-natap berkas pekerjaannya.

Harper melirik kea rah kotak transparan yang berisi Tiara Bunga Berlian. Dia pun segera mengutarakan keinginannya. “Jika pertunanganku dengan Aldein, bisakah aku memakai itu di hari pertunangan dan pernikahanku!”

Tuan Lynch menatap Harper lagi sambil menaikan satu alisnya. Lalu, dia berkata, “Jika itu terjadi, kita bicarakan lagi!”

“Ah begitu ya, eum… oke!” imbuh Harper seraya pergi melangkah keluar meninggalkan ruang kerja ayah tirinya itu.

Harper sedikit memiringkan kepalanya seraya berpikir, “Mengapa sepertinya dia tidak rela membiarkan aku memakai Tiara bunga berlian itu.”

Di Damitriv Resto, tiga penyihir datang ke sana untuk memberikan laporan jika mereka tidak berhasil mendapatkan kartu sihir yang mereka incar. “Kita kalah telak… maksudku, eum… bayangkan saja, $100.000,”

Damitriv terdiam sejenak lalu berkata, “Siapa yang membeli?”

“Lucas Aylmer! Jawab salah satu dari tiga penyihir yang hadir di pelelangan.

“Siapa tadi nama belakangnya?” tanya Damitriv lagi.

“Alymer!” jawab si penyihir tadi.

“Bangsawan… bangsawan!” pikir Damitriv mengartikan nama belakang Lucas.

“Lucas Si Bangsawan!” pikir Damitriv lagi, yang merasa heran, orang kaya raya seperti dia mengapa dia sampai tidak mengenalnya.

Damitriv bergeming. Seraya berpikir keras. “Seorang bangsawan, kaya raya, identitas tersembunyi!” pikirnya.

“Aku akan mencari tahu tentangnya!” imbuh Damitriv yang merasa ini bukanlah sesederhana seperti yang terlihat. Bukan pembeli barang langka pada umumny.

Damitriv memahami cara kerja kartu sihir. Jika bukan dibaca oleh ahlinya, maka itu hanya akan terlihat seperti kartu polos putih biasa saja. Jadi sosok Lucas Almyer pastilah bukan sosok yang biasa.

Pembicaraan para penyihir itu terganggu oleh kedatangan angsa kertas kecil yang tiba-tiba terbang datang ke ruangan mereka. Damitriv mengambil kertas kecil berbentuk angsa, Dia pun membuka lipatan kertas itu.

“Rumor mengatakan telah terjadi penggabungan dua kekuatan besar!” Wajah Damitriv nampak semakin serius, lalu dia membakar kertas itu hanya dengan satu jentikan jari tangannya.

“Jangan buang waktu, kerjakan tugas utama kita!” perintah Damitriv pada penyihir lainnya.

Tiga penyihir pun bergegas pergi, melanjutkan misi mereka. Tod yang sedari tadi hanya diam saja bertanya, “Apa isi pesannya!”

“Dua kekuatan telah bergabung. Tapi, belum bisa dipastikan apakah mereka akan ada di pihak kita ataukah tidak!”

“Apakah itu buruk?” tanya Tod lagi.

“Iya, jika mereka bertentangan dengan kita!” jelas Damitriv.

“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Tod lagi.

“Menunggu dan melihat!” jawab Damitriv dengan nada khawatir dihelaan napas beratnya.

Di Mansion Edward…

Tuan Lynch masih berada di ruang kerjanya. Dia membuka laci mejanya, lalu mengeluarkan sebuah bingkai kecil yang di dalamnya ada foto dirinya dan istrinya dulu ketika baru menikah. Keduanya saling tersenyum bahagia . Yang satu cantik, yang satu tampan. Dia mendapatkan bingkai foto ini ketika tadi dia ikut menggeledah kamar Avery.

Sesaat hati Tuan Lynch merasa berbung-bunga ketika melihat senyuman cantik dari istrinya itu. Namun, dengan cepat kebencian lagi-lagi menguasai hatinya. Dia pun melemparkan bingkai itu dengan keras ke lantai sehingga terpecah belah rusak.

Napas Tuan Lynch masih tersengal karena baru saja mengeluarkan kemarahan masa lalunya. Kedua matanya terganggu oleh tulisan yang ada di foto. Dia pun bersimpuh dan segera mengambil foto itu, tangannya bergesekan dengan beling kaca dari bingkai itu.

Beling kaca yang menancap di tangannya tidak terasa, kedua matanya hanya fokus membaca tulisan tangan yang dia kenal. “Cinta di seluruh hidupku!”

Tiba-tiba saja Tuan Lynch menangis. Sambil mendekap foto itu. “Jika aku tahu mencintaimu rasanya akan sesakit ini, maka aku tidak akan pernah mencintaimu!” protes Tuan Lynch bercampur dengan isak tangis.

“Jika aku adalah ‘cinta di seluruh hidupmu’ lalu mengapa kau menyakitiku sampai mati rasa seperti ini!”

**

Jangan Lupa ya :

Vote

Like

Komen

Subscribe [tekan tanda love, untuk berlangganan buku]

Nilai Bintang 5

Tonton iklannya

Beri poin

Terpopuler

Comments

🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️

🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️

penasaran Thor

2024-04-11

1

Khubaib Sultan

Khubaib Sultan

masih penuh misteri

2024-02-18

0

Nur aprilia adiah

Nur aprilia adiah

ada misteri apa ya di balik kematian ibunya every sampai2 tuan lynch membencinya

2024-02-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!