< POV Veronica >
"Semoga kehidupan keduamu.. kau bisa menjadi kakak yang terbaik untuk mereka, Veronica.."
Mendengar perkataan pria misterius itu tentu membuatku tercengang, namun sebelum aku mengatakan apapun padanya.
Dunia sudah berubah menjadi putih sepenuhnya.
Apa aku benar benar..
Mati..
'Kak Veronica..'
Suara itu.. Cain..
"Aku janji.. bahwa kami pasti akan membawa Rian kemari sebelum semuanya benar benar hancur"
Tepat setelah mendengar perkataannya tiba tiba saja seluruh pemandangan yang awalnya putih berubah, dimana aku bisa melihat kalau Cain, Ruby, dan Aisha sedang berdiri tepat didepan gereja bersama.
"Kak Veronica, kau tidak perlu khawatir kami pasti akan membawanya pulang"
Ruby yang tersenyum dengan lebarnya sambil merangkul Cain dan Aisha yang terkejut dengan aksinya.
Tentu hal ini membuatku tersenyum melihat tingkahnya, namun sebelum aku benar benar mengucapkan sesuatu pada mereka lagi lagi pemandangan sekitar mulai berubah lagi.
Kali ini tempat tersebut adalah bagian terdalam dari Hutan Trellik, terlihat kalau Rian yang masih berumur 7 tahun berlari kearah pohon besar itu sendirian.
Rian ?.
Apa ia berlari sampai kesini seperti yang diucapkan Cain sebelumnya !?.
"AKU LEMAH KARENA AKU TIDAK INGIN SIALAAN !!"
Mendengar teriakannya tentu membuatku lagi lagi terkejut, sebab ia memiliki pikiran seperti itu diusianya yang masih sangat muda.
Beban pikiran macam apa yang ia terima saat itu ?.
"Jika saja aku kuat.. mungkin aku tidak akan berada disini.."
"Jika saja aku kuat.. mungkin aku sudah punya banyak teman.."
Rian.. sepertinya aku terlalu berlebihan waktu itu, jika saja aku bisa mengulang waktu..
Namun lagi lagi pemandangan Rian berada mulai berubah lagi, yang kini sekarang sebuah ruangan putih dan seorang wanita yang saat ini duduk diatas kursi tahtanya.
"Sepertinya kau melihat garis waktu yang cukup menarik, Veronica Ainsworth.."
Siapa ?.
"Tapi tujuanku memanggilmu kemari hanya satu, aku ingin kau menemani perjalanan bocah yang kau panggil Rian itu bersamanya"
"Aku akan mengirimmu ketempat dimana bocah itu bereinkarnasi saat ini, walau awalnya kau akan bingung dengan sifat bocah yang terus bergonta ganti itu"
Apa yang sedang ia bicarakan ?.
Namun sebelum aku bertanya tiba tiba saja sebuah wanita itu mulai mengangkat tangannya keatas sambil mengeluarkan cahaya dari telapak tangannya itu.
"Dukung dia selalu, Veronica.."
SRIIIIINGGG !!
Sebuah cahaya mulai membutakan pandanganku, tentu hal ini membuatku benar benar tidak bisa melihat dan mencoba menutup mataku.
Namun sebelum aku melakukannya aku secara tidak sadar aku sudah berada didalam gereja yang sudah usang sekali.
"I.. Ini.. di-"
"Uggghhh !!"
Rasa sakit yang begitu luar biasa masuk kedalam otakku, namun secara mengejutkan sebuah informasi soal tubuh ini mulai mengalir cepat masuk kedalam ingatanku.
Setelah cukup lama rasa sakit itu mengalir akhirnya rasa sakit itu mulai mereda hingga aku bisa mencerna seluruh informasi yang aku dapat dari tubuh ini.
"Ini.. sebuah ingatan.."
"Veronica.. sepertinya nama anak ini sama sepertiku, dan lagi.. aku dikirim lagi ke gereja dimana aku mengurus anak anak panti sebelumnya.."
"Apa ini sihir terlarang.. Sihir Reinkarnasi..?"
Melihat kondisi gereja yang sudah lama ditinggalkan ini aku tidak punya pilihan lain sebelum berdoa dan berterima kasih pada wanita itu.
'Terima kasih sudah memberikan kehidupan kedua untukku, Dewi..'
BRAAAKK !!
"Priest Veronica !!"
***
Beberapa menit setelah Criss dihukum oleh Rian terlihat kalau ia saat ini sedang mengelus elus pantatnya yang terkena pukulan kasih sayang dari kakaknya itu.
"Jadi.. seorang pria misterius datang ke dalam mimpi mu dan memberitahukan soal mantra tersebut padamu, ya ?" Rian memastikan tidak ada yang salah ketika ia mendengar ceritanya.
Criss sendiri hanya menganggukkan kepalanya saja ketika mendengar pertanyaannya.
Criss memberitahu pada Kakaknya kalau ia bertemu seorang pria misterius didalam mimpinya, awalnya ia sempat bingung kenapa dimimpinya ada pria tersebut.
Namun sebelum Criss bertanya ia mengucapkan sebuah mantra yang pernah Criss gunakan sebelumnya dan memberitahukan padanya untuk menggunakannya ketika ia bersama kedua orang tuanya setelah ia bangun nanti.
Ketika Rian bertanya perihal apa saja ciri ciri pria itu pada Criss, ia menjawab kalau pria itu menggunakan pakaian seperti piyama berwarna abu dengan senyuman lembutnya.
'Tapi.. apa tujuan pria itu ?' batin Rian yang masih bingung dengan maksud pria itu.
'Dan lagi orang itu.. adalah orang yang sama, orang yang memberikan pengetahuan tentang Edeya ini' batin Rian sambil melihat seluruh gurun pasir ini.
"Sudahlah.. biarkan saja, aku yakin ia memiliki tujuan baik melakukan hal itu padamu" ujar Rian yang mulai mendekati Criss sembari menarik kedua pipinya itu.
"Jadi.. mulai sekarang aku melarangmu untuk menggunakan 'Skill' ini sebelum kau berumur 15 tahun dan bisa mengendalikan Sirkuit Mana mu itu dengan benar, apa kau mengerti ?" tanya Rian dengan kesal.
"A.. Aku mengerti.. aku minta maaf !!" teriak Criss yang sakit karena kedua pipinya ditarik olehnya.
Namun tiba tiba saja tubuhnya Criss mulai bercahaya yang membuat mereka berdua terkejut ketika melihat ini.
"Yups.. sepertinya waktu kita sudah habis.. sebaiknya kau persiapkan dirimu ketika disana nanti"
Criss yang mendengar ini kebingungan dengan apa yang dimaksud oleh kakaknya itu, namun tubuhnya Criss tiba tiba saja bersinar, secara cepat ia mulai menghilang dari gurun tersebut dan meninggalkan Rian sendirian lagi disana.
"Ha.. aku harap adikku dulu sepertinya.."
"Tapi.. semuanya sudah terlambat, aku harap ia menemukan kisah cintanya diluar sana"
Rian yang tersenyum sedih sambil melihat langit senja di Reality Marbles nya itu.
Tanpa menyadari masa depan apa yang ia dapatkan nanti disana.
***
Disisi lain terlihat kalau Veronica saat ini mengeluarkan cahaya dari balik tangannya itu sembari menyembuhkan Criss yang masih berbaring diatas kasurnya.
'Aku tidak menyangka kalau aku akan menemukan seseorang yang sangat mirip dengan Rian disini..' batin Veronica yang melihat wajahnya Criss mirip dengan Rian sebelum ia bereinkarnasi.
'Apakah ia orang yang sama sepertinya ?' batin Veronica yang masih melanjutkan proses penyembuhannya itu.
"Ugh.." geram Criss yang perlahan mulai membuka matanya.
"CRISS !!" teriak Freya dan Evan yang melihat putranya sudah sadar mulai menghampirinya.
Veronica yang melihat ini mulai menghentikan proses penyembuhannya dan membiarkan mereka berdua menghampiri Criss yang baru saja sadar.
"I.. Ibu.. Ayah.."
Sebelum Criss melanjutkan omongannya tiba tiba saja ia dipeluk oleh Freya yang mana itu membuatnya kaget akan tingkah ibunya saat ini.
"Syukurlah.. kalau kau tidak apa apa, Criss.. ibu sangat mengkhawatirkanmu tahu.." gumam Freya yang masih memeluk Criss sambil meneteskan air matanya.
"Ma.. Maafkan aku.." gumam Criss yang mulai memeluk Freya juga.
"Syukurlah kalau kau baik baik saja Criss.. namun kau harus tetap berterima kasih pada Priest Veronica yang telah menyembuhkanmu selama ini" ujar Evan yang merasa lega ketika melihat Criss sudah sadar.
Tentu Criss yang mendengar ini mulai melepas pelukkan ibunya dan melihat kearah pendeta yang tidak lain adalah Veronica, melihat ini ia mulai tersenyum kearahnya.
"Terima kasih sudah menyembuhkanku, Kak Veronica"
Veronica sendiri yang melihat ini tentu terkejut bahkan ia bisa melihat Criss tersenyum dengan suaranya yang imut dan menawan, bahkan suaranya masih terngiang ngiang dikepalanya saat ini.
'I.. IMUTTTNYA !!' batin Veronica yang melihat betapa imutnya Criss saat ini.
"Sa.. Sama sama.." gumam Veronica dengan wajah memerah ketika melihat ini.
'EEHHHH !! KENAPA AKU MALU KETIKA MELIHATNYA TERSENYUM !!'
Veronica terlihat bimbang saat ini.
Disisi lain Criss yang melihat Veronica justru hanya memasang senyum polosnya saja.
Sedangkan Freya yang melihat tingkah Veronica mulai memasang senyum menyeringai yang mana senyumnya itu membuat Evan menggigil karena ia sedang merencanakan sesuatu.
Veronica sendiri yang sudah selesai dengan tugasnya memutuskan untuk kembali sebab hari sudah mau gelap, apalagi sedari dulu tubuh ini sudah lama tinggal digereja tua itu.
"Ka.. Karena hari sudah gelap, a.. aku permisi terlebih dul-"
"Bagaimana kalau kau menginap disini saja, Nona Veronica ?" pinta Freya dengan senyum ramahnya.
"Y.. Ya ?" tanya Veronica yang bingung dengan situasinya.
"B.. Benar, seperti yang istriku katakan, menginaplah disini sampai besok, Nona Veronica" lanjut Evan yang akhirnya mengerti tujuan Freya kali ini.
"Lagipula kau tinggal sendirian bukan ?"
"Tapi.."
"Tidak ada tapi tapian.. malam ini aku ingin kau menginap dirumah ini, mengerti ?"
"Y.. Ya.."
***
Disisi lain Rian yang sedang dialam bawah sadar Criss melihat Veronica terdiam, bukan wajahnya saja yang sama namun namanya pun juga sama sebelum ia bereinkarnasi kedalam tubuhnya Criss.
'Kenapa ia bisa kemari ? seharusnya Veronica tidak pernah masuk kedalam novelku lagi setelah Cain dan Ruby bereinkarnasi ke sini bukan ?'
'Apa itu karena keberadaanku ?' batin Rian yang terlihat enggan ketika melihat Veronica.
"Bukan itu saja.. bahkan Ibu sepertinya berencana untuk menjodohkan Criss dengannya" gumam Rian yang mulai menggigil ketika melihat senyuman Freya.
Ia tahu betul sifat Veronica ketika ia masuk kedalam tubuh 'Rusty', dimana Veronica ini tidak pernah menyukai pria manapun dan memilih untuk menjadi seorang pendeta selama sisa hidupnya.
"Namun jika rencana ibu berhasil maka.. aku harus memiliki kakak ipar sepertinya" gumam Rian yang tiba tiba menggigil ketika ia harus memanggil 'Kakak' pada Veronica.
"Criss.. aku harap kau menemukan jodoh yang lebih baik darinya.."
"Aku percayakan dirimu dimasa depan.."
***
'Ke.. Kenapa jadi seperti ini !!' batin Veronica yang wajahnya memerah ketika ia saat ini berada dikasur yang sama dengan Criss.
'P.. Padahal aku hanya menyembuhkan pasien seperti biasa yang ku lakukan setiap harinya digereja, tapi kenapa aku bisa disini !?' batin Veronica yang panik saat ini.
Apalagi ia bisa melihat kalau Criss saat ini sedang tertidur dengan lelapnya, seakan akan ia bisa disergap kapanpun ia mau.
Tepat sebelum Veronica bereinkarnasi ia belum pernah sekalipun tidur bersama pria, namun kali ini ia tidur bersama Criss yang umurnya beda 3 tahun dengannya.
'Ve.. Veronica, sadarlah.. dia masih anak anak, jangan berpikir yang tidak ti-'
Ketika ia sedang sibuk sedang pikirannya tiba tiba saja Criss berbalik kearah Veronica dan mulai memeluknya.
"Ehh ?"
Tentu hal ini membuatnya terdiam hingga beberapa saat kemudian wajahnya kembali memerah hingga asap mulai mengepul keluar dari kepalanya itu, apalagi mendengar Criss mengigau sesuatu.
"Ehmm.. wangi.. dan lembut.." gumam Criss yang mengeratkan pelukannya.
"Ughh.. i.. ini memalukan.." gumam Veronica yang berusaha untuk menyembunyikan wajahnya ketika mendengar ini.
Namun yang tidak ia sadari kalau sebenarnya Veronica saat ini sedang dipantau oleh Freya yang sedang tersenyum menyeringai dibalik pintu kamar Criss.
"Hehehe.. melihat wajah Nona Veronica yang malu malu itu, aku yakin kalau ia sepertinya sedang berpikir yang tidak tidak.."
"Sepertinya menjodohkan dia dengan putraku bukan ide yang buruk, mana mungkin aku akan menghilangkan kesempatan ini, Fwuehehehe.."
Semenjak keluarga mereka tinggal didesa ini mereka sama sekali belum menemukan anak anak yang seumuran dengan Criss, kebanyakan dari mereka sudah menginjak usia dewasa 15 sampai 16 tahun.
Bahkan yang paling muda didesa ini hanyalah Veronica yang umurnya 12 tahun dan sudah menjadi seorang Priest atau pendeta ketika berumur 10.
Bagi penduduk didunia ini bila seorang pendeta telah bertemu dengan dewa dialam bawah sadarnya maka mereka akan mendapatkan gelar Saint tanpa melakukan upacara maupun ritual sama sekali.
Dan secara tidak sadar kalau Veronica telah bertemu 2 dewa sekaligus selama hidupnya tanpa mereka semua sadari.
Maka dari itulah kenapa Freya berencana untuk menjodohkan mereka berdua, dan lagi ia tahu kalau Veronica hanya tinggal sendirian karena ia seorang pendeta pelarian.
Sementara itu Evan yang melihat tingkah laku Freya hanya bisa menghela nafas sembari menggelengkan kepalanya saja, setelah itu ia langsung saja mulai melirik kearah Criss yang sedang tertidur dengan lelapnya kali ini.
'Aku harap anak itu bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi besok nanti..'
***
Keesokan harinya terlihat 2 anak remaja masih tertidur lelap diatas kasur, tentu mereka tidak lain adalah Criss dan Veronica.
Terlihat kalau mereka saat ini masih tidur dengan begitu nyenyaknya, bahkan mereka terlihat sedang memeluk satu sama lain.
Sedangkan Rian yang melihat ini hanya bisa terdiam, sebab posisi mereka tidur saat ini akan amat sangat memalukan bagi salah satu dari mereka nantinya.
Namun bukan karena itu yang membuat Rian terdiam, justru mereka berdua mengingatkan dirinya soal teman masa kecilnya yang selalu tidur bersamanya bahkan ketika mereka sudah 17 tahun lamanya.
'Aku harap dia menemukan jodohnya disana..' batin Rian yang memasang senyum sedih diwajahnya ketika melihat Criss dan Veronica saat ini.
Ketika ia sedang melihat pemandangan ini tiba tiba saja Rian mendengar suara pintu terbuka.
KRIIEEEEKK..
Mendengar ini tentu Rian langsung berkeringat dingin dan mulai melirik kearah pintu dan mendapati kalau Ibunya Freya sedang mengintip Criss dan Veronica.
Lagi..
"Hehehe.. rencana pertama berhasil.."
Tentu melihat ini Rian mulai menggigil karena ibunya benar benar merencanakan sesuatu yaitu menjodohkan kedua bocah yang ada didepannya saat ini.
Melihat Criss dan Veronica masih tertidur dengan segera Freya masuk kedalam, ia mulai mengambil kursi yang ada dikamarnya dan segera duduk tepat didepan Criss dan Veronica yang masih tidur saat ini.
"Hehe.. aku tidak sabar melihat bagaimana ekspresi Veronica ketika ia bangun nanti"
'Ibu.. dia terlalu berlebihan..' batin Rian dengan wajahnya yang pucat ketika melihat tingkah ibunya.
Beberapa menit telah berlalu dan seperti yang Freya kira kalau Veronica adalah orang yang pertama bangun dari tidurnya.
"Uhhhmm.."
Tepat ketika ia membuka matanya ia bisa melihat wajah Criss begitu dekat dengannya, namun bukannya terkejut dengan apa yang terjadi justru ia menikmati pemandangan yang ia lihat saat ini.
Bahkan wajahnya pun saat ini terdapat rona merah disana.
"Imutnya.." gumam Veronica yang melihat wajah imutnya Criss.
DEG.. DEG.. DEG..
Veronica yang melihat wajah Criss tiba tiba saja jantungnya mulai berdegup kencang dan secara tidak sadar ia mulai mengusap wajahnya Criss dengan tangannya yang lembut itu.
Walau ia tidak mengetahui kalau ada Freya tepat dibelakangnya saat ini.
Rian yang melihat ini hanya bisa menepuk keningnya saja, karena ia dapat melihat hal yang cukup memalukan seumur hidupnya itu.
Freya sendiri saat ini masih berusaha untuk tidak mengganggu momen indah yang sedang dibuat oleh Veronica, namun karena sudah pagi mau tidak mau ia harus melakukannya.
"Selamat pagi, Veronica" ujar Freya dengan nada cerianya.
"!!!"
Veronica yang mendengar suara Freya tentu terkejut dan mulai bangun dari tempat tidurnya sembari melihat kearahnya dengan wajahnya yang memerah itu.
"N.. Nyonya F.. Freya !! A.. A.. Ak-"
"Karena kau sudah bangun.. bagaimana kalau kau bangunkan Criss dan mengajaknya sarapan bersama ?" potong Freya yang puas dengan hasilnya, ia segera berdiri dan mulai keluar dari kamar Criss.
"Kebetulan aku memasak banyak makanan saat ini.."
"Ohh !? dan jangan lupa untuk memberikannya ciuman selamat pagi padanya ya, Veronica" ucap Freya yang jahil padanya dan mulai terkikik ketika ia menutup pintunya.
"C.. Ciuman !!" ujar Veronica yang semakin malu karena ucapannya Freya, bahkan ia memasang ekspresi aneh ketika mendengar hal itu dari mulutnya Freya.
Rian sendiri yang melihat ini benar benar tidak bisa berbuat apa apa dan hanya berdoa pada Criss, semoga ia tidak menjadi MC Harem seperti kebanyakan anime anime yang pernah ia tonton dulu.
'Aku harap kau dapat menikmati hidupmu, Criss..'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
XuanYi
wkwkwkwk
2024-03-20
1