"Elementku adalah Element Cahaya Rank B.."
Tepat ketika Aisha mengatakan itu suasana diruangan menjadi senyap tanpa ada yang berbicara sama sekali.
Bahkan Veronica yang mendengar ini harus membuka mulutnya dengan lebar ketika mendengar Element Cahaya dari mulutnya Aisha.
"A.. APA !? ELEMENT CAHAYA !? DAN LAGI ITU RANK B !!" teriak Cain yang tidak percaya dengan apa yang ia dengar saat ini.
"He.. Hebat.." ujar Ruby dengan mulut ternganga.
Rian sendiri yang mendengar ini pun juga sama seperti yang lainnya, terkejut, syok bahkan kebingungan saat ini.
'Cahaya ? apa barusan Aisha mengatakan Element Cahaya ? Element yang paling langka aku tulis itu ? bagaimana bisa ?' batin Rian yang kacau saat ini.
Tentu saja ia benar benar tidak menduga akan hal ini, yang ia tahu kalau Element Cahaya merupakan Element yang sangat langka sama halnya dengan Kegelapan itu sendiri.
Kelangkaannya pun bisa mencapai angka yang tidak wajar yaitu 1 : 1.000.000 untuk Rank B, jika Rank B saja mencapai angka sebesar itu maka bagaimana dengan Rank A keatas.
Bisa dibilang mereka yang mendapatkan Elemen Rank diatasnya merupakan hal yang sangat mustahil untuk didapatkan.
"A.. Apa Kak Rian membenciku ?" tanya Aisha yang melihat Rian terdiam dengan wajah terkejut.
Tentu mendengar ini Rian segera menyadarkan dirinya dan segera menjawab pertanyaan nya Aisha dengan cepat.
"Tentu saja tidak !! kenapa juga aku harus membencimu !?" ujar Rian dengan raut wajah serius.
'Seharusnya aku iri padamu !!' batin Rian yang ingin menangis ketika mendengar Elementnya Aisha namun tidak bisa.
"Be.. Benarkah ?" tanya Aisha dengan wajah memelas.
"Te.. Tentu saja.." ucap Rian dengan gugup ketika melihat wajah memelasnya.
"Hmm.. syukurlah kalau kalau kau tidak membenciku.." gumam Aisha yang tiba tiba menangis ketika mendengar jawabannya Rian.
Tentu Rian yang melihat ini terkejut ketika mengetahui air mata mulai mengalir dari kedua matanya begitu juga dengan yang lainnya.
Veronica yang melihat ini mulai memeluk Aisha dengan lembut sambil mengusap kepalanya dengan penuh kasih sayang.
"Kau pasti menghadapi berbagai cobaan yang berat diusiamu ya Aisha, tidak apa apa ada aku disini jadi kau tidak perlu dibenci lagi oleh mereka, mengerti ?"
"H.. Hmm.. hikss.. a.. aku..mengerti.." balas Aisha yang berusaha untuk tidak menangis.
Rian yang melihat ini hanya bisa menghela nafas lega lalu segera mundur secara perlahan agar tidak ada yang menyadarinya.
Namun baru beberapa langkah ia mundur langsung saja Veronica mulai berbicara sembari batuk pelan untuk menarik perhatian mereka.
"Uhmm.. Karena Ruby dan Aisha sudah melakukan Rebirth mereka maka kita bisa mencari guru untuk melatih mereka"
'Khee.. sepertinya dia tahu soal ini' batin Rian yang tidak bisa kabur dari sana.
Veronica sudah mengetahui kalau Rian akan pergi dari sana ketika melihat Aisha yang menangis dipelukannya, Veronica tidak punya pilihan lain selain melakukan itu sebelum ia kabur dari sana.
"Tunggu, bagaimana dengan aku dan Rian ? bukannya kita berdua belum melakukan Rebirth seperti Ruby dan Aisha ?" tanya Cain dengan bingung.
"Hmm ? Ahh.. itu karena kalian berdua sudah membangkitkan Element kalian beberapa minggu yang lalu, apa kalian tidak ingat ?" tanya Veronica dengan senyum diwajahnya sambil melepas pelukannya ketika melihat Aisha sudah kembali tenang.
Tentu hal ini membuat Cain terkejut beserta Aisha dan Ruby, kecuali Rian yang sudah mengetahui ini.
'Ehh ? sejak kapan aku membangkitkannya ?'
"Kak Veronica, aku mengerti kalau Cain sudah membangkitkan Elementnya, tapi Rian.. bagaimana ?" tanya Ruby yang benar benar bingung saat ini.
"Ahh.. kalau tidak salah ia membangkitkannya secara bersamaan dengan Cain, bukan begitu, Rian ?" tanya Veronica yang menoleh kearahnya.
Tentu hal ini membuat Rian merinding apalagi ketika melihat senyumnya itu.
'Wanita ini berbahaya !! bahkan akupun tidak tahu kapan bangkitnya !!'
Veronica tentu melakukannya secara diam diam untuk mengetahui jenis Enlightenment seperti apa yang Rian bangkitkan ketika dirinya tertidur waktu itu.
"Lalu, Element apa yang dimiliki oleh Kak Rian ?" tanya Aisha yang penasaran soal Elementnya Rian.
Mendengar ini tentu membuat Cain dan Ruby seketika menoleh kearah Rian dengan tatapan penasaran, terutama Cain yang menatapnya dengan begitu intens.
Mendapat perlakuan seperti ini Rian tidak punya pilihan lain selain memberitahukan yang sebenarnya pada mereka semua.
"Ha.. jujur itu bukan Element, melainkan itu adalah Edeya" balas Rian sambil menggarukkan kepalanya.
"Edeya ? apa itu ?" tanya Ruby yang tidak mengetahui soal Edeya.
"Edeya itu merupakan sebuah kemampuan unik yang bisa didapatkan oleh orang orang tertentu saja, bisa dibilang Edeya sama langkanya dengan Element Cahaya milik Aisha" balas Veronica sambil menjelaskan apa itu Edeya.
Tentu Cain dan Ruby yang mendengar ini mulai berbinar, disisi lain Aisha sepertinya terlihat terpukau karena Rian mendapatkan perlakuan istimewa sama sepertinya.
'Seperti yang dikatakan oleh Kak Veronica, tapi Edeya ini bisa dibilang sangatlah langka dari kedua Element itu'
'Sebab Edeya tercipta dari seberapa tekadnya seseorang untuk berubah setelah ia gagal dengan Enlightenment mereka'
'Bukankah itu berarti tubuh ini memang ditakdirkan untuk tidak memiliki sebuah Element sama sekali ?' batin Rian yang tiba tiba kepikiran soal ini.
"Lalu Edeya jenis apa yang kau bangkitkan Rian ?" tanya Veronica dengan penasaran.
Tentu Rian yang mendengar ini mulai menoleh kearah mereka, dapat dilihat kalau Aisha dan Ruby saat ini menatapnya dengan tatapan penasaran.
'Sepertinya aku tidak punya pilihan lain bukan ? mengingat aku memiliki Edeya ketika pertama kali bangun didunia ini'
Tepat setelah ia menyadari kalau dirinya terbawa kedunia ini ia langsung mendapatkan penglihatan yang tidak lain merupakan tanda tanda bangkitnya Edeya miliknya.
Dengan segera Rian mengangkat tangannya dan mulai mengalirkan sihir seperti yang ada dinovelnya.
'Bayangkan air mengalir menuju telapak tanganmu..'
Tepat ketika ia memikirkan itu sebuah sirkuit mulai muncul menuju tangan kanannya, hingga muncul sebuah bola mana berwarna hijau tepat diatas telapak tangannya.
'Setelah itu bayangkan apa yang akan keluar dari tanganmu itu sembari membayangkan jenis benda yang akan keluar itu..'
Setelah memikirkan itu tiba tiba saja bola mana itu mulai berubah menjadi sebuah pisau dapur yang berkarat dan mulai jatuh tepat diatas tangannya.
Tepat ketika ia membuka matanya dapat dilihat kalau Rian saat ini telah berhasil membuat sebuah pisau dari mananya itu.
'Berhasil..'
Setelah Rian selesai menunjukkan Edeya miliknya, terlihat kalau ekspresi yang ditunjukkan oleh mereka saat ini benar benar membuat Rian terdiam ketika melihat raut wajah mereka.
Cain yang terkejut ketika melihat Rian berhasil membuat senjata, Ruby yang terlihat bingung karena Rian membuat pisau karat.
Sedangkan Veronica dan Aisha yang sepertinya terlihat kecewa ketika melihat Edeya miliknya.
"....."
'Sudah kuduga akan menjadi seperti ini..'
***
Keesokan harinya terlihat kalau Rian saat ini sedang berjalan jalan dipedesaan sambil melihat lihat suasana sekitar, Ia sungguh tidak percaya dengan apa yang terjadi kemarin.
Awalnya Cain dan Ruby tidak tahu soal kemampuan istimewa Edeya miliknya itu, namun ketika Veronica menjelaskan kalau Edeya nya itu adalah Composition (Penciptaan) mereka mulai kecewa kecuali Ruby.
Veronica mulai memberitahukan dirinya untuk berhenti menjadi 'Hero' dan mulai kehidupan baru sebagai seorang pendeta atau pandai besi didesa ini.
Rian yang mendengar ini hanya menganggukkan kepalanya dan segera pergi tanpa memperdulikan ekspresi yang mereka berikan padanya.
Sedari awal Rian memang sudah mengetahui hal ini, kalau Edeya ini merupakan Edeya terlemah bila dipandang oleh orang orang didunia ini.
Namun bagi Rian, Edeya ini adalah sebuah berkah.
Sebab Edeya ini dapat membantunya untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang terkuat didunia ini, apalagi dengan pengetahuannya tentang dunianya (Bumi) sebelum ia kemari.
'Yahh.. mau bagaimana lagi, aku hanyalah manusia biasa yang terjebak dalam Novel buatanku sendiri'
Ketika ia sedang berjalan jalan secara kebetulan ia bertemu dengan Aisha yang saat ini sedang berjalan bersama Ruby sambil membawa 2 keranjang apel ditangan mereka.
'Akhirnya ketemu juga..'
"Hmm ? ahh !! Rian disini !!" teriak Ruby yang terlihat ceria sambil melambaikan tangan padanya.
'Selalu ceria seperti biasanya..' batin Rian yang merasa tidak aneh dengan perubahan sikapnya Ruby.
Ia sedari awal memang menulis kalau Ruby itu orangnya akan cepat lupa pada keesokan harinya bila itu adalah masalah kecil, dan lagi Rian menulis karakter Ruby sebagai seorang pemaaf dan acuh pada masalah yang tidak terlalu penting baginya.
'Berarti ia tidak mempermasalahkan Edeya ku berarti'
'Tapi..'
Tepat ketika ia menoleh kearah Aisha terlihat kalau ia sepertinya tidak ingin menatap dirinya saat ini, seolah olah ia tidak mengenalnya.
"Hei Ruby, apa yang kau lakukan disini ?" tanya Rian yang tidak terlalu memperdulikan soal tingkahnya Aisha.
"Ahh.. kami disuruh membeli apel oleh Kak Veronica, katanya ia ingin membuat kue untuk Cain" balas Ruby dengan senyum diwajahnya.
"Apa boleh kubantu ? siapa tahu kalau kalian perlu tambahan orang" tanya Rian yang berniat membantu Ruby membawakan apel tersebut.
"Tidak perlu"
Tentu yang menjawab pertanyaannya tidak lain adalah Aisha yang sedang menoleh kearah lain dengan ekspresi kesalnya, mendengar ini tentu Rian mulai bertanya kembali padanya
"Ehh.. tap-"
"Kami tidak perlu bantuanmu, kami berdua saja sudah cukup" potong Aisha yang segera mengangkat apelnya dan mulai pergi dari sana sambil menarik tangannya Ruby.
"Ehh ! Aisha tu.. tunggu pelan pelan !" ucap Ruby yang terkejut dengan tingkahnya Aisha.
"Aku tidak sudi berada disisi orang lemah.." gumam Aisha yang merasa mereka sudah cukup jauh dari Rian agar ia tidak dapat mendengar gumamannya itu.
Disisi lain Rian yang melihat Aisha menyeret Ruby tentu terdiam, meskipun apa yang digumamkan oleh Aisha tidak terdengar oleh orang lain.
Namun bagi Rian sendiri ia justru dapat mendengar gumamannya itu layaknya ia mendengar suara orang berbicara tepat didepannya.
"...."
Tentu mendengar perkataannya Aisha membuat Rian kembali mengingat masa masanya ketika ia berada didunia sebelumnya, Bumi.
Sebelum ia berpindah kedalam 'Novel' ini pun ia telah dikucilkan karena betapa lemahnya ia dulu didunia sebelumnya.
Bahkan ia sempat membuat janji dengan teman temannya termasuk teman masa kecilnya yang berakhir dengan penyesalan karena mereka dilindungi oleh orang lemah sepertinya.
Dan itu sama persis seperti yang dikatakan oleh Aisha padanya sebelumnya.
Penghinaan dan Pembulian adalah makanan sehari harinya ketika masih disana, namun siapa menyangka kalau didunia ini pun ia juga masih dikucilkan hanya karena sebuah Edeya lemah ini.
Mengingat masa lalunya yang seperti itu ia dengan segera pergi kearah luar desa ini, yang awalnya hanyalah jalan kaki, namun lama kelamaan ia mulai berlari dengan sekuat tenaganya.
Rian hanya mengikuti arah kemana ia berlari saat ini tanpa memperdulikan apa yang ada didepannya, bahkan ketika cuaca sedang mendung sekalipun.
'Untuk apa aku berteman dengan orang lemah sepertimu ?'
'Lebih baik kau tidak usah berteman denganku'
'Sebaiknya kau jangan dekat dekat denganku' '
Bahkan ia saat ini dapat mendengar semua perkataan itu dibenaknya, dan secara tiba tiba saja ia mulai melambat hingga secara perlahan ia berhenti tepat disebuah pohon besar saat ini.
"AKU LEMAH KARENA AKU TIDAK INGIN SIALAAN !!"
Terlihat kalau Rian mulai mencurahkan semua rasa kekesalan yang ada didalam hatinya saat ini dengan cara berteriak sekeras kerasnya tepat dihadapan pohon besar itu.
Tepat setelah ia berteriak dengan sekencang kencangnya tiba tiba saja hujan mulai turun dengan cukup deras, yang mana hal ini membuat dirinya kehujanan dengan kepala tertunduk saat ini.
"Jika saja aku kuat.. mungkin aku tidak akan berada disini.."
"Jika saja aku kuat.. mungkin aku sudah punya banyak teman.."
Ketika ia menggumamkan kata kata itu tanpa Rian sadari kalau ia mulai menoleh kearah pohon yang ada didepannya itu dengan tatapan kosongnya.
Bahkan tanpa Rian sadari air matanya mulai mengalir bersamaan dengan hujan hari ini, yang mana air matanya itu tidaklah kelihatan dikarenakan tertutupi oleh air hujan tersebut.
"Jika saja aku kuat.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Otaku
hwahahahhahahaha bazoka, tank,pistol dan senjata lainnya membayangkannya saja membuatku bersemangat hahahahahaha/Grin//Curse/
2024-05-29
0
Ull Ullah
seharusnya tinggalkan aj tuh orang di hutan
gak tau terimakasih
2024-03-29
0
XuanYi
Hehehe, aku tahu apa yang kamu pikirkan😁
2024-03-20
0