Chapter 13

Terlihat disebuah rumah kayu terdapat sepasangan suami istri yang saat ini sedang melihat apa yang sedang anak mereka bawa dikediaman mereka.

Tentu mereka tidak lain adalah orang tua Criss, sang ayah bernama Evan dan ibunya bernama Freya.

Evan memiliki rambut berwarna hitam panjang yang ia ikat dan ia juga memiliki bola mata berwarna merah, sedangkan ibunya memiliki rambut berwarna putih terurai dengan bola mata berwarna biru.

"APA !! KAU MENANGKAP INI SENDIRIAN LAGI !!" teriak Freya yang terkejut melihat putranya menangkap burung besar itu sendirian.

"Hmm.. aku menangkap burung ini sendirian" balas Criss dengan mata polosnya ketika ia berbicara dengan ibunya saat ini.

Melihat ekspresi putranya tentu membuat Freya terdiam membeku dan segera menarik pipinya Criss dengan senyum diwajahnya itu.

"Ahh !! i.. ibu !! sa.. sakit !! sakit !!" teriak Criss yang kesakitan saat ini.

"Apa kau tahu kalau ibumu ini sangat khawatir bila terjadi sesuatu padamu, bukan ? lalu kenapa kau tiba tiba pergi kehutan dan berburu burung itu sendirian, ha ?" tanya Freya yang masih menarik pipi putranya yang satu ini.

"I.. Itu !! sebenarnya aku ingin ibu memasak burung ini agar kita bisa makan makanan enak malam ini !!

"A.. Apa ibu tidak senang !?" tanya Criss sembari menahan rasa sakitnya saat ini.

"Tentu saja ibu senang melihat kamu membawa burung sebesar ini, tapi ibu tidak senang ketika melihat anak seumuran seperti kamu ini pergi berburu kedalam hutan sendirian" ujar Freya yang benar benar kesal dengan sikap polos anaknya ini.

"Sudahlah, Sayang.. lagipula ia tidak terlalu jauh menelusuri hutan ini kok, melihat ia berburu Burung Pkok ini" ujar Evan yang mencoba untuk menenangkan istrinya sambil melihat hasil buruan putranya itu.

"Tapi dia adalah putraku, Sayang.. meskipun ia pintar dan kuat namun tetap saja aku khawatir bila ia tidak memiliki teman karena kebiasaannya itu" Freya cemberut ketika Evan mencoba memisahkan mereka saat ini.

Selama mereka membesarkan Criss, mereka selalu dikejutkan akan kecepatan berkembang putranya yang tidak wajar itu.

Ketika Criss menginjak umur 4 tahun ia sudah memahami semua isi buku yang ada dirumah mereka dengan sangat pesat, bahkan ia bisa berbicara dengan begitu lancarnya setelah mereka membaca buku tersebut padanya.

Bukan itu saja bahkan ketika ia menginjak umur 7 tahun pun ia sudah bisa menguasai ilmu pedang yang ayahnya ajarkan hanya dalam kurun waktu 1 tahun, walau hanya sekitar 64% saja yang bisa ia kuasai waktu itu.

Tentu mereka yang mendapat karunia seorang anak jenius seperti Criss sangat bahagia sekaligus khawatir dengannya.

Mereka berpikir bila Criss besar nanti mungkin ia akan menjadi sombong atas apa yang ia raih dengan begitu mudahnya, namun mereka dikejutkan dengan tingkah lakunya yang berbeda jauh dari apa yang mereka bayangkan saat itu.

Mereka berdua tidak menyangka kalau Criss akan menjadi anak yang amat sangatlah polos bila ia melihat sesuatu hal yang baru baginya.

Hal tersebut tentu membuat mereka lega, karena selama ini mereka mendidik putranya dengan sangat baik, sampai sampai mereka pun tidak tahu dari mana sifat anak ini berasal.

Rian sendiri terlihat mulai menutup wajahnya dengan tangannya itu sambil menatap Criss dengan serius.

'Apa aku beneran lupa untuk mengajari Criss soal caranya komunikasi ? '

'Kakak !!' batin Criss yang malu ketika melihat tingkah Rian saat ini.

"Tidak apa apa, Sayang.. aku yakin kalau ia akan mendapatkan temannya melalui caranya sendiri, meskipun itu membutuhkan waktu yang lama baginya" balas Evan yang tersenyum ketika melihat sifat istrinya yang begitu khawatiran.

'Waktu yang lama ya..' batin Rian yang saat ini sedang melayang ketika mendengar ucapan Evan padanya.

'KA.. KAKAK !!' batin Criss yang benar benar malu ketika ia ditertawakan oleh kakaknya saat ini.

"Hmph.. kau terlalu memanjakan putramu, Evan.." gumam Freya yang mulai melepas pipinya Criss.

"Bukankah kau yang terlalu memanjakannya, ya.." gumam Evan dengan canggung nya.

Criss sendiri yang melihat ibunya mulai melepas tarikannya mulai mengelus bekasnya yang masih memerah ditambah ia malu dengan perkataan Rian sebelumnya.

"Ibu akan memaafkan kesalahan yang kamu buat kali ini, namun Ibu tidak mau melihat kamu mengulangi hal ini lagi mengerti ?" tanya Freya yang mulai melipat kedua tangannya ketika berbicara dengan putranya itu.

"H.. Hmm.. aku mengerti.." gumam Criss yang menganggukkan kepalanya ketika mendengar pernyataan Freya padanya.

"Bagus, kalau begitu ibu mau memasak Burung Pkok ini, jadi jangan berbuat hal yang aneh aneh ketika kamu dalam pengawasan Ayahmu ini, mengerti ?" lanjut Freya yang membuat Evan terdiam ketika mendengar ini.

"Ha ?"

"Ya !! aku mengerti !!" balas Criss sambil mengangkat tangannya dengan semangat.

Mendengar ini tentu membuat Freya tersenyum dan mulai mengelus kepala Criss dengan lembut, dan dengan cepat ia mulai membawa burung itu kedalam rumah untuk dimasak menjadi makan malam mereka nantinya.

"Ahh.. dan juga Sayang, jaga putra kita selama aku memasak, mengerti ?"

"Jika saja ada sedikit gores padanya, kau pasti tahu apa maksudku bukan ?" ujar Freya yang tersenyum sembari mengeluarkan aura mengerikan yang tertuju kearah Evan saat ini.

"A.. Aku mengerti.." balas Evan dengan gugup, bahkan tubuhnya bergetar ketika merasakan aura istrinya itu termasuk Criss dan Rian yang juga dapat merasakannya.

Tentu mendengar ini membuat Freya senang dan mulai masuk sembari menutup pintu itu dengan kerasnya.

"...."

"...."

'Ughh.. sudah kuduga kalau ibu benar benar mengerikan kalau dia marah' gumam Rian yang mulai menggigil ketika melihat apa yang terjadi pada mereka sebelumnya.

'Ka.. Kau benar, Kak..' batin Criss yang juga merasakan hal yang sama seperti kakaknya.

"U.. Uhmm.. karena Ibumu akan memasak makan malam untuk kita nantinya, bagaimana.. jika kita berlatih pedang saja sekarang juga ?" ucap Evan yang masih gugup ketika melihat kengerian istrinya itu.

"E.. Ehmm.. baiklah..."

***

Dihamparan rumput yang tidak jauh dari rumah Criss terlihat kalau ayahnya Evan saat ini sedang memegang pedang kayu dengan santainya, sedangkan didepannya ada Criss yang saat ini sedang memasang kuda kuda bertarung untuk melawan Criss saat ini.

"Apa kau sudah siap ? kalau begitu majulah" ucap Evan yang mulai mengarahkan pedang kayunya kearah Criss.

Mendengar ini dengan cepat Criss mulai berlari kearah Evan sembari menyerangnya.

TRAAAKK !!

Benturan antara pedang kayu miliknya dan juga Evan mulai terjadi, melihat putranya menyerang dengan segera Evan mulai menahan serangan Criss sembari menghindari tiap serangannya itu dengan mudah.

Terlihat pedang kayu mereka berdua mulai saling beradu satu sama lain, walau saat ini terlihat kalau Evan lah yang sedang bermain main dengan anaknya saat ini.

Criss yang sedang berlatih tanding dengan Evan pun tentu secara bertahap mulai merasa lelah, hal ini terjadi dikarenakan jauhnya kekuatan dan stamina Criss bila dibandingkan oleh Evan saat ini.

Disaat Criss masih menyerang sembari menghindari tiap serangan yang Evan lancarkan padanya secara tiba tiba saja ia mulai memberikan pujian kepadanya.

"Dibandingkan sebelumnya, kau bisa bertahan lebih lama, Criss.."

"Namun.."

Dengan cepat Evan segera menangkap tangannya Criss dan mulai membantingnya hingga ia terbaring diatas hamparan rumput itu dengan keras.

"UGGHHH !!"

"Langkah kakimu tidak seimbang" ujar Evan yang mulai menghampiri Criss yang tergeletak diatas tanah saat ini.

Dengan segera Evan mulai jongkok tepat dihadapan Criss sembari menancapkan pedang kayunya sembari tersenyum kearah putranya saat ini.

"Apa kamu baik baik saja ?" tanya Evan yang khawatir dengan ancaman Freya sebelumnya.

"A.. Aku baik baik saja.." balas Criss yang berusaha untuk bangun ketika ia dibanting sebelumnya.

"Baiklah.. mari kita akhiri disini saja" ujar Evan yang mulai berdiri dari tempatnya dengan nafas lega.

"Tu.. Tunggu Ayah, aku masih bisa lanjut" ucap Criss yang masih berusaha berdiri dengan bantuan pedang kayunya saat ini.

"Jangan memaksakan dirimu, Criss.. sebaiknya kau beristirahat hingga waktunya makan malam tiba" balas Evan yang mulai pergi meninggalkan Criss disana.

"Te.. Terima kasih banyak.." Criss yang mulai melepas pedang kayunya itu dan membiarkan tubuhnya itu berbaring diatas hamparan rumput.

"Haa.. sudah kuduga kalau ayah itu kuat.." gumam Criss yang mulai membalikkan tubuhnya hingga ia dapat melihat langitnya yang telah berubah menjadi jingga.

Tentu Criss yang melihat ini mulai menikmati pemandangan langit sorenya ditemani oleh angin sejuk yang datang dari arah barat yang membuatnya merasa mengantuk.

"Hari berlalu.. dengan.. begitu cepat.. nya.." ujar Criss yang secara perlahan mulai menutup matanya dan mulai tertidur disana.

***

"Dimana ini ?" gumam Criss yang kebingungan saat ini.

Saat ini terlihat kalau Criss sedang berdiri tepat ditengah gurun pasir yang disetiap areanya terdapat berbagai jenis senjata menancap disana.

Tentu Criss yang melihat berbagai jenis pedang yang ada disekitarnya mulai tercengang, apalagi ia juga melihat beberapa pedang legendaris yang pernah ia baca dibuku cerita milik Ayahnya.

"Yo.. akhirnya kau bangun juga.."

"Criss.."

Mendengar suara yang cukup familiar baginya tentu membuat Criss seketika menoleh kearah suara tersebut.

Ketika ia berbalik terlihat seseorang memakai pakaian yang sama dengan nya namun memiliki rambut dan warna matanya yang berbeda.

Jika rambutnya berwarna hitam maka orang yang didepannya memiliki rambut berwarna abu, lalu warna mata Heterochromia nya memiliki posisi yang berbeda, jika mata kanan Criss berwarna merah maka orang mata kanan orang itu berwarna biru dan sebaliknya.

Tentu orang itu tidak lain adalah kakaknya, Rian Akayuki tidak.. mungkin ia sekarang dipanggil Rian Moonlight karena ia terlahir bersamanya.

"Ka.. Kakak !?" Criss terkejut ketika melihat Rian menyapa saat ini.

"Di.. Dimana kita sekarang ? mengapa kita bisa berada disini ?"

Criss yang saat ini benar benar bingung dengan kondisinya mulai bertanya pada Rian, Rian sendiri yang melihat Criss panik justru terlihat biasa saja dengan segera ia mulai menjelaskan dimana mereka saat ini.

"Tidak usah panik, saat ini kau berada didalam 'Reality Marbles' milikku yang kunamai 'Infinity Sword' "

"Reality Marbles ? apa itu ?" tanya Criss.

"Reality Marbles adalah kondisi dimana seseorang dapat membuat dunia pribadinya bila ia mengalami kondisi mental yang tidak sesuai dengan tubuh aslinya didunia nyata" jelas Rian sembari tersenyum dengan bangganya.

"Kau tahu 'Reality Marbles' ini sangatlah susah dan juga langka, karena untuk membuatnya kau harus memiliki 2 jiwa didalam satu tubuh itu dan secara kebetulan kita dapat memenuhi kondisi tersebut" lanjut Rian.

Tentu Reality Marbles ini dijelaskan didalam novel yang ia buat selama didunia asalnya.

Menurut Rian, Reality Marbles itu sendiri merupakan sebuah konsep ruang spiritual bagi pengguna Sorcery yang terlalu bergantung dengan Sirkuit Mana, bahkan tempat ini bisa digunakan untuk tempat bertarung juga.

Contoh orang yang terlalu bergantung dengan Sirkuit Mana tidak lain adalah orang seperti dirinya ( Heart of Creation) dan orang yang memiliki Sorcery Langka lainnya yaitu Heart of Sagacity walau jarang itu juga.

Kenapa bisa disebut langka karena kekuatannya yang dapat menyaingi Dewa sekaligus, bila orang itu tahu cara menggunakan Reality Marbles miliknya dengan baik dan benar.

"He.. Hebat.." gumam Criss yang bertepuk tangan pada Rian dengan mata berbinar miliknya itu.

"E.. Ehmm.. cukup sampai disitu, tujuan aku mengundangmu kemari tidak lain karena aku ingin membicarakan hal penting mengenai dirimu, Criss" Rian yang mulai malu dengan tingkah adiknya yang satu ini.

"Sesuatu yang penting ?" tanya Criss.

"Ahh.. Ini soal Sorcery mu yang sebentar lagi akan bangkit"

Terpopuler

Comments

Ull Ullah

Ull Ullah

akwkwkwkwk
pantasm noble nya archer
di fate staynight UBW

2024-03-29

0

XuanYi

XuanYi

Jadi dimasa depan gimana bakal ketemu yahh

2024-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 ( Arc 1 )
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55 ( Arc 2 )
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1 ( Arc 1 )
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55 ( Arc 2 )
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!