Tak ada konsep 'Level Up' dalam novel ini.
Pada dasarnya Rian tidak bisa meningkatkan stats sesukanya, dan satu satunya metode untuk melakukannya melalui 'Poin'.
'Poin' merupakan resource atau sumber yang sangat berharga bagi para 'Hero', dan kalau Rian menggunakan sebagian stats - nya.
"Maka salah satu caranya adalah dengan cara menginvestasikan itu terletak pada 'Luck' " gumam Rian dengan wajah serius soal poin yang akan digunakannya nanti.
Luck tidak terbatas pada peluang menemukan item hadiah dalam dungeon, Luck berguna dalam segala aspek.
Mendapatkan uang, bonus stats, hubungan interpersonal, dan lain lainnya, Hal itu merupakan sebuah stats 'Cheat' yang berpengaruh disetiap bagian dalam kehidupan.
'Tentu invariable stats seperti Luck dibuat agar tidak dapat ditingkatkan oleh poin, tapi..' batin Rian yang kemudian melihat bagian dalam kurung pada penjelasan SP.
'Bukankah itu akan menjadi mungkin kalau aku mengubah Poin ku menjadi sebuah SP ?'
Tanpa menunggu lama lagi langsung saja ia mengkonversikan 10 Poin nya untuk diubah menjadi SP.
[ Anda telah mengkonversikan 10 Poin untuk 10.000 SP ]
[ Menginvestasikan 9.000 SP pada Luck ]
[ Mengubah Luck menjadi 9.0 ]
[ Keberuntungan misterius mulai berlaku ]
[ Mengubah Luck menjadi 9.1 ]
[ Name : Rian Akayuki
Age : 7 year old
Race : Human
Variable Atribute :
Strength : 5
Vitality : 5
Endurance : 4
Agility : 4
Ability Power : 3.2
Attack Power : 2.2
Invariable Atribute :
Intelligence : 4.7 / 10
Charisma : 3.8 / 10
Luck : 6.7 / 10 >> 9.1 /10
Talent : Observation, Browser, ???
SP : 1.000
Poin : 90 ]
"Ohh.. Luck bahkan dapat memengaruhinya, yahh.." gumam Rian dengan wajah terkejut ketika melihat ini.
'Stats Ability Power milik Cain Sang Protagonis sendiri adalah 9.0'
'Jadi.. ini adalah hasil yang sungguh luar biasa'
Melihat perubahan ini tentu Rian sangat senang dan mencoba untuk menambahkan sisa SP nya pada stats yang lainnya.
'Akan aku investasikan sisanya pada Intelligence.. agar aku dapat mengingat sesuatu nantinya..' batin Rian yang mulai menggerakan jarinya pada stats window nya.
[ Keberuntungan misterius mulai berlaku ]
[ Intelligence meningkat dari 4.7 menjadi 6.7 ]
"Hehehe.. Luck memanglah penting" tawa Rian seolah ia adalah penjahat itu sendiri.
Tepat ketika ia bahagia ketika melihat ini tiba tiba saja stats windownya mulai mengalami Glitch hingga memunculkan window peringatan untuknya.
[ WARNING !! ]
[ Sebuah Error yang dapat mempengaruhi plot telah ditemukan ]
"EHH !?"
[ Mulai saat ini Invariable tidak dapat diubah menggunakan SP ]
"Tidak adil.." Rian kecewa ketika melihat ini bahkan ia juga mengeluarkan aura kelam nan pekat dari dirinya.
"Ha.. sepertinya memang ada batasan dalam melakukan trik, aku pikir itu berjalan terlalu mulus"
"Tetap saja aku berhasil meningkatkan Luck dan Intelligence ku.."
Ketika memikirkan ini tiba tiba saja ia teringat dengan Talent yang bisa ia dapatkan secara gratis itu.
"Aku baru ingat kalau aku masih memiliki 10.000 SP dari Pertimbangan Pemula" gumam Rian yang kembali serius soal Pertimbangan Pemula ini.
"....."
"Mungkin aku harusnya memikirkan ini matang matang sebelum menggunakannya"
"Namun.. sepertinya ada yang aneh disini"
Tiba tiba saja Rian terpikirkan soal novelnya setelah dirinya selesai mengatur status windownya, seolah olah ia merasa kalau Rian telah melewatkan sesuatu yang sangat penting dalam novelnya ini.
"Tapi apa.."
***
Beberapa menit kemudian hujan mulai turun dari atas langit, tidak punya pilihan lain Rian mulai kembali ke panti asuhan yang ia tinggali saat ini.
Sembari melupakan masalah tersebut pada dirinya dimasa depan nanti.
Namun ketika baru beberapa langkah ia berjalan ia melihat seorang anak kecil sedang menangis dengan tudung sambil memeluk kakinya.
"Hikss.. Hikss.."
Melihat ini Rian mulai berjalan kearah gadis itu dan mulai jongkok tepat didepannya.
"Hei.. sedang apa kau disini ?"
Pertanyaan Rian seketika membuat gadis itu menoleh kearah Rian dengan air mata yang mengalir deras diwajahnya itu.
"Hikss.. kakakku.. hikss.. dia terbunuh oleh bandit ketika kami.. hikss.. kemari.."
Mendengar perkataan gadis itu tentu membuat raut wajah Rian mulai berubah menjadi serius, ia tahu kalau dunia ini memanglah kejam walau ia sendiri yang membuatnya.
Namun mendengar perkataan gadis itu ia segera menenangkan dirinya dan mulai berbicara padanya dengan senyum diwajah.
"Kau tahu.. tidak baik seorang gadis sepertimu berada didalam hutan seperti ini sendirian, bagaimana kalau kita pergi dari hutan ini saja ?"
"Hmm.." balas gadis itu yang menganggukkan kepalanya ketika mendengar perkataannya Rian tanpa melihat ia tersenyum kearah dirinya.
"Tapi kenapa kau juga berada dihutan ini sendirian, bukankah itu berbahaya ?" tanya gadis itu dengan penasaran sembari mengelap air matanya.
"Ahh.. i.. itu.. aku sedang mencari air disungai hutan ini, tapi siapa yang menyangka kalau aku diberi air langsung dari atas langit itu sendiri" Rian mencoba memberikan lelucon pada gadis itu.
"A.. Ahaha.. Ahah.. "
Mendengar ini seketika dia terdiam akan apa yang ia dengar saat ini, bahkan Rian yang melihat gadis itu terdiam ikut diam juga.
"....."
***
Dan 2 minggu telah berlalu setelah kejadian itu Rian dimarahi oleh Veronica secara habis habisan, hal itu karena ia tidak sarapan terlebih dahulu dan kabur karena tidak mengikutinya ke gereja pusat kala itu.
Bukan dia saja bahkan Cain dan Ruby pun ikut dimarahi karena mereka mencari Rian sampai larut malam tanpa memberitahunya terlebih dahulu.
Mereka bertiga dimarahi secara habis habisan hingga Veronica lelah ketika ia memarahi mereka.
Setelah insiden itu Rian kemudian menceritakan tentang apa yang terjadi padanya hingga berakhir menemukan gadis yang berada dihutan itu padanya.
Tentu gadis yang dibawah oleh Rian itu adalah anak mantan bangsawan yang bernama Aisha Rhaa Silver.
Ia memiliki rambut silver dengan iris matanya yang berbeda warna, yang satu berwarna kuning disebelah kiri dan biru disebelah kanan.
Tentu pada ceritanya Rian, ia tidak menceritakan soal Enlightenment miliknya dan status anehnya pada Veronica.
Namun Rian masih tidak menyangka kalau salah satu karakter yang ia buat ada disini.
Dan orang itu tidak lain adalah Aisha itu sendiri, ditambah lagi ia adalah salah satu Villain dalam 'Novel' ini.
Dikisahkan kalau Aisha adalah seorang bangsawan yang gelarnya telah dicabut atas tuduhan palsu yang dibuat oleh para bangsawan lain untuk menjatuhkannya.
Setelah status keluarga bangsawan mereka dicabut keluarga mereka diusir ke Desa Trellik tempat mereka diasingkan saat ini.
Namun siapa yang menyangka kalau gerobak milik mereka akan diserang oleh para bandit dan hanya menyisakan dirinya saja yang berhasil kabur berkat kakak laki lakinya.
Dihari ia berhasil meloloskan diri ia bertemu dengan seorang penyihir hitam yang mengangkat dirinya sebagai muridnya.
Dari situlah Aisha menjadi sosok Villian yang akan mengganggu perjalanan Sang Protagonis dan membuat si MC ini bertambah kuat.
Namun siapa yang menduga kalau apa yang dilakukan oleh Rian telah mengubah seluruh alur cerita dalam 'Novel' ini.
'Bagaimana ini bisa terjadi..' batin Rian yang melihat situasi nya saat ini.
Terlihat kalau ia saat ini sedang mencoba tidur diatas kasur dengan mata tertutup.
Namun disampingnya adalah seorang gadis yang terlihat seumuran dengannya sedang memeluknya dengan senyum diwajahnya.
"Huehehehe.. Kak Rian.." gumam Aisha yang sedang mengigau tentang Rian.
'Apa yang sebenarnya terjadi disini !?'
***
Kembali pada Rian setelah 1 hari ia bertemu Aisha dihutan.
Saat ini mereka sedang sarapan ditemani oleh Veronica yang sedang menatap Rian saat ini, tentu Veronica menerima kehadiran Aisha setelah mendengar cerita langsung dari mulutnya.
'Habiskan makananmu atau aku akan memarahimu lagi'
Itulah kata kata yang tersirat melalui raut wajahnya, meskipun ia terlihat sedang tersenyum saat ini juga.
Rian yang melihat ini tidak punya pilihan selain memakan makanannya, namun sebelum ia memakan rotinya tiba tiba saja Aisha yang duduk disebelahnya mulai terjatuh dari kursinya.
BRUUUKK !!
Hal ini tentu membuat mereka semua yang sedang makan terkejut, apalagi Rian yang berada disampingnya saat ini.
"Aisha !! apa kau baik baik saja !?" ujar Rian yang langsung melihat kondisinya Aisha.
"Ughh.."
Terlihat kalau wajah Aisha begitu pucat setelah memakan roti yang disediakan oleh Veronica, Veronica yang melihat tentu mulai mendekati Aisha dan segera memeriksanya.
"Dia seperti sakit perut setelah memakan roti itu, biar aku yang mengantarkan Aisha ke kamarnya" Veronica dengan segera mengangkat Aisha menuju kamarnya.
Melihat ini langsung saja suasana menjadi panik ketika melihat Aisha yang keracunan makanan tersebut.
Rian yang melihat ini hanya mengabaikannya dan segera melihat roti dan sup yang Aisha makan sebelumnya.
'Seperti yang aku duga kalau makanan ini memanglah tidak cocok untuk anak yang lahir dari keluarga bangsawan'
'Dan mau berapa kali dilihat pun sudah jelas kalau itu sudah kadaluarsa'
'Untung saja aku belum memakannya' batin Rian yang mulai mengelap keringat dinginnya.
"Rian.. apa yang kau pikirkan ? apa jangan jangan kau ingin seperti Aisha dan memakannya ?" tanya Ruby dengan mata polosnya.
Tentu hal ini membuat Rian terdiam dan menatap Ruby dengan aneh, bahkan Cain yang duduk disebelahnya pun harus menepuk keningnya ketika melihat tingkah temannya itu.
Ia tahu kalau Ruby itu bodoh ketika membaca suasana disekitar dirinya, namun Rian tidak menyangka kalau ia sebodoh ini.
"Tentu saja tidak, mana mungkin aku akan memakan roti berjamur dan sup yang terlihat seperti racun ini" ujar Rian dengan jujur apa yang ia lihat saat ini.
"A.. Aku tahu kalau Kak Veronica memang tidak bisa memasak, tapi aku yakin Kak Veronica tidak bermaksud untuk meracuni Aisha.." ucap Cain dengan menyesal atas perbuatan kakaknya.
"Ha.. tidak apa apa itu wajar, kalau begitu aku akan kedapur saja" ujar Rian yang segera berbalik menuju dapur panti asuhan ini.
"Untuk apa kau ke dapur Rian ?" tanya Ruby dengan bingung, begitu juga dengan Cain.
"Tentu saja memasak sesuatu untuk Aisha" balas Rian yang pergi tanpa memperdulikan mereka berdua.
'Seharusnya bahan bahannya cukup untuk membuat bubur, setelah aku mengunjungi dapur terakhir kalinya' batin Rian dengan wajah serius.
"KAU BISA MEMASAK !?"
'Ah.. aku lupa..'
***
"Dengan begini seharusnya kau baik baik saja, Aisha" ujar Veronica yang terlihat mengusap keringat pada keningnya.
"Walau itu memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk menyembuhkan sakit perutmu itu" ucap Veronica dengan perasaan lega.
"Hmm.. terima kasih banyak Kak Veronica karena sudah menyembuhkanku, aku baik baik saja sekarang" balas Aisha dengan senyum lega diwajahnya.
Terlihat kalau ia kembali seperti semula setelah disembuhkan oleh Veronica, tentu Veronica menggunakan Element Air miliknya untuk menyembuhkan sakit perutnya Aisha.
KRUUUUYYYYYUUUKKKK !!
Terdengar suara perut keroncong ditelinga mereka berdua, Aisha yang mendengar ini seketika memegang perutnya dengan malu karena bunyi perutnya terdengar begitu keras.
Veronica yang mendengar ini tentu mulai tertawa kecil yang membuat Aisha bertambah malu ketika mendengar ini.
"Karena perutmu berbunyi akan aku bawakan makanan lain untukmu, bagaimana ?" tanya Veronica dengan senyum lembut diwajahnya.
"Ba.. Baiklah.." gumam Aisha dengan rona merah dipipinya ketika menunjukkan hal yang paling memalukan pada orang lain.
Mendengar ini Veronica mulai menganggukkan kepalanya dan segera berdiri dari tempat tidurnya untuk memasak makanan lain untuk Aisha.
Namun ketika ia berdiri tiba tiba saja pintu kamar terbuka dan menampilkan 3 anak kecil masuk kedalam sana, mereka tidak lain adalah Rian, Cain dan Ruby.
Terlihat kalau Rian saat ini membawa semangkuk bubur dengan toping wortel dan bayam diatas nampan.
"Rian ? kenapa kau kesini ? begitu juga dengan kalian berdua.. " tanya Veronica yang melihat Rian dan yang lainnya kemari.
"Tentu saja memberikan bubur ini pada Aisha, aku yakin setelah memakan masakan Kak Veronica yang terlihat menakjubkan itu pasti akan membuat Aisha lapar" balas Rian yang tak melihat ekspresi wajah Veronica sedang kesal saat ini.
"Makanya aku kemari untuk memberikan bubur ini padanya" ujar Rian yang langsung duduk diatas kasur sembari menyendoki bubur tersebut untuk Aisha.
"Kalau begitu buka mulutmu.." ujar Rian dengan wajah datar.
"Ehh ?" ujar Aisha yang terkejut ketika melihat ini.
"Udah cepat buka mulutmu kau pasti sudah lapar, kan ?" tanya Rian yang masih mempertahankan wajah datarnya.
"Ta- Hmph !!"
Belum menyelesaikan perkataannya langsung saja Rian segera memasukkan satu sendok bubur itu pada Aisha yang kemudian ia kunyah dengan wajah memerah.
" 'Gulp..' I.. Ini enak.." gumam Aisha yang sudah selesai memakan suapan bubur yang diberikan oleh Rian.
"Apa !?" teriak Veronica yang segera mengambil sendok dari Rian.
"Oii !!"
Melihat ini tentu Rian kesal karena merebut makanan orang yang sedang sakit, tanpa memperdulikan kekesalan Rian, Veronica segera memakan bubur tersebut.
"I.. Ini enak, siapa yang memasaknya ?" tanya Veronica dengan mata terbuka lebar akan apa yang ia makan saat ini.
Cain dan Ruby yang mendengar ini seketika menatap satu sama lain dan segera menunjuk kearah Rian yang saat ini sedang menatap Veronica dengan kesal.
"Sudah selesai ? bisakah aku mendapatkan kembali sendoknya itu ?" tanya Rian sambil menyodorkan tangannya pada Veronica.
Veronica yang melihat ini memberikan kembali sendok tersebut pada Rian, disisi lain Rian yang mendapatkan sendok tersebut segera menyuapi Aisha kembali.
"Aku tahu kalau selera makan kau dan kami itu berbeda karena kau adalah mantan bangsawan.."
"Maka dari itu aku akan memasak makanan untukmu mulai kedepannya, makanlah masakanku sesuka hatimu, dan akan aku usahakan memasak apapun yang kau mau selama aku ada disisimu, Aisha" ujar Rian dengan wajah datarnya.
Tentu kata kata yang Rian katakan membuat Veronica terperangah akan apa yang ia dengar darinya, segera ia mulai melihat Aisha yang menatap Rian dengan wajah terkejut.
Aisha yang mendengar ini pun seketika mulai memerah dan segera menundukkan kepalanya ketika mendengar perkataannya Rian.
Ia hanya menganggukkan kepalanya ketika mendengar perkataan Rian sebelumnya dengan malu malu.
Melihat ini Rian mulai menyuapi Aisha kembali dan Aisha mulai memakan buburnya itu dengan wajah memerah.
Tentu Veronica yang melihat ini mulai tersenyum lembut kearah mereka, walau ia tidak menyangka kalau Rian memiliki keahlian menggoda wanita dengan kata katanya itu.
Disisi lain Cain dan Ruby yang melihat ini justru tidak mengerti akan apa yang diucapkan oleh Rian pada Aisha dan hanya memiringkan kepala mereka dengan bingungnya.
"A.. Anu.. bisakah aku memanggilmu, K.. Kak Rian.. untuk kedepannya" gumam Aisha yang saat ini terlihat masih menundukkan kepalanya ketika ia disuapi oleh Rian.
"Hmm ? terserah kau saja ? lagipula aku tidak mempermasalahkan soal itu.." ujar Rian yang tidak terlalu peduli mengenai nama panggilan itu.
Tentu Aisha yang mendengar ini segera mengangkat kepalanya sambil menatapnya dengan tatapan tidak percaya.
Seketika Aisha mulai tersenyum kearahnya dan mulai memakan bubur buatan Rian dengan senyum diwajahnya.
[ Selamat atas perubahan alur cerita 'Novel' anda ]
[ Anda mendapatkan 1.000 SP sebagai hadiah ]
[ Karakter 'Aisha Rhaa Silver' memiliki ketertarikan pada anda ]
[ Anda mendapatkan 1.000 SP sebagai hadiah ]
Tepat ketika Rian melihat ini dia seketika menghentikan kegiatannya dengan wajah pucatnya itu.
"Ha ?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
XuanYi
wkwkwkw
2024-03-20
0