Chapter 11

"Tu.. Tuan Kamael !! kenapa anda kemari !?" teriak Dewi Nikke yang terlihat panik ketika melihat pria itu.

"Yahh.. aku datang kemari hanya untuk melihat lihat saja" balasnya dengan senyum cerah tepat diwajahnya.

Tapi tetap saja aku penasaran, siapa pria itu ? kenapa Dewi Nikke sampai terlihat panik ketika bertemu dengannya ?, apakah dia.. seorang Dewa sepertinya ?.

"Namun siapa sangka aku akan melihat Ujian Terakhir nak Rian dengan begitu cepatnya"

"Sudah kuduga dari bocah jenius.."

Bahkan ia memanggil Kak Rian seolah ia adalah bocah itu sendiri.

Tunggu Ujian Terakhir ?.

WOOOSSHHH !!

Tepat ketika seluruh debu itu menghalangi pemandangan kami, terlihat kalau ia mulai berlari kearah wanita itu dengan tangan kanannya yang masih mengeluarkan sinar birunya saat ini.

Tentu serangan wanita itu belumlah selesai bahkan semakin banyak bola cahaya yang menyerang Kak Rian saat ini.

Ketika salah satu bola cahaya itu menyerang Kak Rian, ia dengan cepat menahannya menggunakan tangan kanannya itu sembari terus berlari kearahnya, bahkan ia menghindari setiap serangan yang tidak bisa ia tahan dengan tangannya itu.

Melihat Kak Rian yang terus berlari sembari menghindari tiap serangan itu membuatku terdiam.

Apakah Kak Rian melakukan hal seperti ini selama 1500 tahun..

Sendirian...

Namun yang membuatku semakin terkejut ketika melihat apa yang sedang terjadi berikutnya.

Ketika melihat Kak Rian sudah hampir sampai didepan wanita itu, terlihat kalau wanita itu mulai mengubah serangannya dan terlihat kalau tombaknya mulai menusuk kearah Kak Rian.

Tentu Kak Rian dengan cepat mengarahkan tangannya kedepan untuk menghalangi serangan wanita itu, namun serangan itu bukanlah serangan dari tombaknya melainkan serangan tipe petir lah yang keluar dari tombak itu.

BOOOOMM !!

Kak Rian yang menahan serangan itu dengan tangannya pun harus terdorong sejauh beberapa meter oleh serangan wanita itu.

'Ku.. Kuat sekali !!'

Dapat dilihat kalau dampak serangan yang dikeluarkan wanita itu jauh lebih besar dari pertarungan yang kita alami didungeon itu.

Aku yakin jika ia bertarung bersama kami, maka Dungeon Terakhir itu dapat dipastikan 89% berhasil untuk kita selesaikan dengan mudah.

"Aku rasa sudah waktunya.."

Tentu mendengar ini aku segera menoleh kearah pria itu yang terlihat masih memasang senyum cerah ketika ia mengucapkan kalimat itu dan segera menoleh kearah pertarungannya Kak Rian.

Terlihat kalau serangan yang dikeluarkan oleh wanita itu jauh lebih kuat dari yang sebelumnya dan mulai terarah ke tempat Kak Rian berada.

"Sial.. aku tidak punya pilihan lain.."

Namun tiba tiba saja tangan kanan Kak Rian mulai mengeluarkan cahaya yang berbeda, jika sebelumnya berwarna biru maka yang kali ini justru berwarna kuning keemasan.

Dengan cepat Kak Rian mulai menahan serangan berikutnya yang dikeluarkan oleh wanita itu.

BOOOMMMM !!

"AARRGGGHH !!"

Terlihat sebuah ledakan besar ketika Kak Rian menahan serangan tersebut, bahkan ia terlempar jauh sampai terguling guling ditanah ketika menahan serangan itu.

"Ca.. Cahaya itu.."

Sepertinya bukan aku saja yang mendengar wanita itu berbicara, bahkan Dewi Nikke pun terkejut ketika ia dapat mendengar wanita itu bisa berbicara terutama ketika wanita itu mulai melontarkan kata kata selanjutnya.

"Ba.. Balmung.."

'Ehh ? wanita itu.. baru saja berbicara ? ia membicarakan soal apa ?'

"Ahh.. sepertinya aku tidak bisa menyembunyikan ini lebih lama lagi"

Terlihat kalau Kak Rian mulai berdiri dengan begitu sulitnya sambil memegang tangan kanannya yang terus mengeluarkan cahaya kuning keemasan itu.

"Siapa kau.."

"Benda itu.."

Disisi lain wanita itu terlihat mulai mengeluarkan aura yang berbeda ketika mengatakan 'Balmung'.

Terlihat kalau tombak miliknya yang sebelumnya mengeluarkan cahaya kuning telah berubah menjadi warna merah dengan beberapa petir merah yang ikut keluar dari tombaknya itu.

Seolah olah ia tidak bisa mengendalikan kekuatannya saat ini.

"BENDA ITU SEHARUSNYA MILIKKU !!"

Wanita itu berteriak dengan kencangnya sambil mengarahkan senjatanya kearah langit dan secara mengejutkan mengubah pemandangan yang asalnya langit biru berubah menjadi merah gelap dengan beberapa cahaya menjalar keluar dari tombaknya itu.

Terlihat kalau cahaya yang keluar dari tombak itu mulai menyerang seluruh tempat dan yang ada disekitarnya dan mulai menjalar layaknya petir itu sendiri.

"Ahh.. sepertinya aku memang ditakdirkan untuk tidak memiliki senjata ini"

Terlihat kalau Kak Rian berjalan kearah wanita itu dengan tangannya yang masih bercahaya, walau saat ini aku bingung dengan apa yang sedang dibicarakan Kak Rian saat ini.

Namun tiba tiba saja ia mengangkat tangan kanannya itu dan membuat tangannya itu mengeluarkan cahaya yang lebih terang dibalik sela sela tangan besinya itu.

PRAAANNGGG !!

Terlihat sebuah pedang kuning keemasan keluar dimana Kak Rian mengangkat tangan sebelumnya, bahkan tangan kanannya Kak Rian kini mengeluarkan cahaya yang sama seperti pedang tersebut.

"Pe.. Pedang !?"

Melihat pedang itu melayang dengan cepat Kak Rian mulai mengambil pedang tersebut dengan tangan kanannya itu dan mulai mengambil ancang ancangnya.

Disisi lain terlihat kalau salah satu dari cahaya itu mulai menyerang Kak Rian.

Namun dengan cepatnya ia menahan serangan itu menggunakan pedang tersebut hingga cahaya itu terbelah menjadi dua hingga melewatinya.

Ketika ia menahan serangan itu tentu Kak Rian juga mulai berlari kearah wanita itu.

Namun ketika hampir tiba didepannya tiba tiba saja dibawahnya muncul sebuah tulang berduri yang membuatnya tertusuk hingga Kak Rian tidak bisa bergerak.

Aku yang melihat ini semakin khawatir dengan keadaannya Kak Rian dan ingin menolongnya, namun aku juga dapat melihat kalau Dewi Nikke sepertinya panik juga ketika melihat ini.

"Kita harus menghentikan Ujian ini Tuan Kamael !! jika seperti ini ter-"

"Jangan.." potong pria itu dengan lembut, namun aku bisa merasakan adanya amarah dibalik kata katanya itu meskipun ia tersenyum saat ini.

Dewi Nikke yang mendengar ini hanya bisa tertegun dan mulai memasang ekspresi putus asa karena tidak bisa melakukan apapun tanpa izinnya.

Bahkan aku yang melihat ini ingin sekali menolong Kak Rian, namun sebelum aku melakukannya.

"Diam dan lihat saja.. meskipun kau mau membantunya pun aku tidak akan mengizinkan kalian melakukan itu, mengerti ?" balas pria itu tanpa menoleh kearah kami sama sekali.

Sudah kuduga kalau aku tidak bisa ikut campur dalam ujiannya Kak Rian, karena orang yang memegang hak untuk mencampuri urusan Kak Rian adalah dia, Dewa yang memiliki otoritas lebih tinggi dari Dewi Nikke.

"Ughh..."

"ARGGGHHH !!" teriak Kak Rian yang tubuhnya tertusuk saat ini, dengan cepat Kak Rian mulai mengangkat pedangnya dan segera menyerang apa yang ada didepannya saat ini.

PRAAAANGG !!

Tentu wanita itu yang melihat semua serangan yang ia luncurkan pada Kak Rian dapat dihentikan olehnya mulai tertegun, apalagi ia bisa melihat Kak Rian terus berjalan kearahnya dengan kondisi tubuhnya yang sudah diambang batas itu.

Tepat ketika Kak Rian sudah berada didepannya secara mengejutkan wanita itu mulai menyerangnya dan segera menusuk kearah jantungnya.

JLEEBB !!

Tentu hal ini membuatku yang melihat pemandangan ini benar benar terdiam.

Kak Rian..

Membiarkan dirinya ditusuk oleh tombak itu..

Kenapa ?.

"S.. Siapa kamu ?"

Tepat ketika wanita itu bertanya pada Kak Rian seluruh pemandangan yang asalnya merah gelap mulai berubah kembali menjadi warna kuning keemasan secara perlahan.

Bahkan serangan yang wanita itu buat sebelumnya pun ikut hilang secara perlahan.

"Ke.. Kenapa kau melakukan hal sejauh itu ?" tanya wanita itu yang kemudian mulai melepas tombak spiral miliknya.

"Itu karena aku tidak pantas.."

"Aku yang menggunakan seluruh kekuatanku hanya untuk membuat pedang terkuat yang kau miliki ini.."

"Dan aku.. masihlah tidak cocok untuk menggunakan maupun meminjam senjata terkuatmu ini.."

Kak Rian secara tiba tiba mulai berlutut didepan wanita itu dan segera mengangkat pedang yang ia bawa selama ini kepada wanita itu.

"Rajaku.. Raja Arthur.."

Ketika Kak Rian mulai berbicara padanya, secara perlahan tubuhnya mulai terkelupas seolah olah ia mulai menghilang dari dunia ini.

"Aku.. sebagai manusia biasa tidaklah pantas menggunakan maupun membuat pedangmu yang berharga ini.."

Terutama tangan kanannya itu mulai menghilang dengan cepat dibandingkan tubuhnya saat ini.

"Meskipun begitu.. aku tetap berterima kasih berkat pedangmu aku bisa sampai disini dan memberikannya langsung pada pengguna aslinya"

"Aku.. Rian.. Rian Akayuki.. menyerahkan.. pedang.. Balmung ini.. padamu.."

"Raja Arthur.."

"Aku mohon.. terima pedang ini.. dan kutuklah.. orang yang mengambil.. pedangmu ini tanpa seizinmu.."

"Terima ka-"

PRAAANNGGG !!

Terlihat kalau Kak Rian sudah menghilang dari tempatnya dengan pedang yang masih melayang tepat dihadapan wanita itu sebelum ia dapat menyelesaikan perkataannya itu.

"Ka.. Kak.. Rian.."

Aku tidak percaya kalau aku.. akan kehilangan Kak Rian untuk kedua kalinya tepat dihadapanku.

Aku..

***

< POV Orang ke 3 >

Tepat setelah Rian menghilang dari sana terlihat kalau Aisha mulai terduduk diatas tanah dengan tatapan kosong miliknya, sebab ia harus kehilangan orang yang selama ini ia cari tepat dihadapannya.

Melihat Aisha yang terduduk disana sambil mengeluarkan air matanya, dengan cepat Dewi Nikke menghampirinya dan segera memeluknya.

"Maafkan aku.. anakku.."

Mendengar ini Aisha hanya bisa menangis dengan sekeras kerasnya sembari memeluk Dewi Nikke.

Disisi lain Kamael yang melihat situasi ini mulai menghampiri Raja Arthur yang masih tertegun ketika ia melihat pedang Balmung miliknya saat ini.

"Jadi.. apa yang akan kamu lakukan selanjutnya Arthur- tidak, Elysia.. Elysia Apocalypse?" tanya Kamael dengan senyum sedihnya ketika ia melihat pedang Balmung yang dibuat oleh Rian masih melayang saat ini.

Bukan itu saja bahkan sarung pedang Avalon pun ikut melayang tepat dimana Rian menghilang saat ini.

"Aku.. aku tidak mengerti, kenapa aku bisa disini ?"

"Tapi kenapa.. aura pria itu terlihat sama seperti-"

"Criss.." potong Kamael yang membuat Mel terkejut ketika ia mendengar nama itu.

"Tentu saja mereka adalah orang yang sama, orang yang telah menyalamatkanmu ketika kau pertama kali bertemu dengannya dimasa depan nanti, Elysia.." lanjut Kamael yang mulai berjalan kearah pedang Balmung dan juga Judgement Shield miliknya itu.

"Dia.. adalah orang yang akan menyalamatkanmu dari keterpurukan dan orang yang pasti akan menolongmu dari gelapnya jurang yang ada didalam hatimu itu" lanjut Kamael yang mulai berjalan kearah Mel yang masih tertegun karena ucapannya.

"Dia.. Criss Moonlight, patner berhargamu yang akan menjadi penerang hidupmu setelah kau bertemu dengannya dimasa depan nanti, Elysia" ujar Kamael sambil memberikan kedua benda itu pada Mel.

Elysia yang melihat ini mulai mengambil pedang itu dengan ragu, namun ketika ia menyentuh pedang itu sekilas ia melihat semua memori yang tersimpan didalam pedang itu mulai mengalir padanya.

Didalam memorinya itu semua perjuangan yang dilakukan oleh Rian untuk mengalahkan semua pahlawan pahlawan dimasa lalu sampai sekarang mulai terlintas dibenaknya.

Bahkan ia bisa melihat berapa banyak Rian mati ditangan para pahlawan itu ketika ia melawannya seorang diri dengan kekuatannya itu.

"C.. Criss.." gumam Elysia yang seketika menitikkan air matanya setelah memegang pedangnya itu.

"Terima kasih.."

Melihat Elysia menangis tentu membuat Kamae ikut bersedih atas kepergian Rian tepat dihadapan wanita yang sudah ditakdirkan olehnya itu, langsung saja Kamael mulai menjelaskan tujuannya padanya.

"Tujuanku memanggilmu kesini sudah selesai"

"Aku memanggilmu kemari sebenarnya bertujuan untuk melatihnya, baik fisik maupun mentalnya" ujar Kamael yang mulai mengungkapkan tujuan sebenarnya pada Mel.

"Jadi.. aku mohon.. selamatkan dunia ini dari Penjajah dengannya bersama pahlawan lain dimasa depan nanti"

"Elysia Apocalypse.."

Mendengar ini Elysia mulai membersihkan bekas air matanya dan mulai menatap kearah Kamael dengan tatapan penuh tekad miliknya itu dan mulai mengangguk anggukan kepalanya.

Melihat ini Kamael mulai tersenyum dengan lembut dan segera mengulurkan tangannya kearah Elysia sembari mengeluarkan cahaya terang yang begitu hangat melalui tangannya itu.

"Aku akan mengirimmu kembali ketempat kau berada , namun ingatanmu saat ini akan aku segel hingga waktu yang ditentukan sudah tiba"

"Jadi.. berjuanglah.."

"Wahai Pahlawan Masa Depan.."

Terpopuler

Comments

°Itsuuki°~°Kun°

°Itsuuki°~°Kun°

👍

2024-10-19

1

XuanYi

XuanYi

koment lah ketika melewati chapter ini

2024-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 ( Arc 1 )
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55 ( Arc 2 )
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1 ( Arc 1 )
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55 ( Arc 2 )
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!