Disisi lain Veronica saat ini sedang didapur untuk memasak sarapan anak anak dipanti dengan wajah khawatir karena hari ini terlihat mendung walaupun ini musim panas.
"Kemana perginya mereka bertiga ya ? kenapa lama sekali ?"
Terlihat kalau ia saat ini sedang memasak bubur yang ia buat dengan bahan sisa yang Rian simpan dilemari ketika ia membuat bubur untuk Aisha.
"Semoga tidak terjadi apa apa pada mereka.."
Namun ketika ia sedang memotong wortelnya tiba tiba saja ia teringat soal kejadian kemarin.
'Apa waktu itu.. aku berlebihan padanya ?' batin Veronica ketika tangannya mulai berhenti memotong wortel ditangannya saat ini.
Ia masih memikirkan kejadian kemarin setelah mengatakan hal hal yang kejam pada Rian soal dirinya yang harus mengubah jalan hidupnya.
Ia tahu kalau Rian sebenarnya iri dengan Cain yang memiliki bakat yang lebih tinggi darinya, melihat Cain yang lebih berbakat dari pada dirinya.
Selama ia mengawasi anak anak ia tidak luput juga untuk mengawasi Rian, selama beberapa hari terakhir semenjak sikapnya mulai berubah.
Ia jadi terlihat lebih serius dari biasanya, bahkan Rian pun sudah mulai jarang berbicara dengan Cain dan Ruby yang selalu didekatnya itu, bahkan ia pun sesekali mengawasi mereka berdua dari kejauhan.
'Apa yang aku lakukan ini sudah benar ?' batin Veronica ketika memikirkan kejadian itu.
Tepat ketika ia memikirkan itu tiba tiba saja pintu dibelakangnya terbuka dan menampakkan 2 orang yang sedang Veronica pikirkan saat ini, tentu orang itu tidak lain adalah Ruby dan Aisha.
"Kak Veronica !! kami pulang !!"
Ruby yang berteriak ketika tubuhnya basah kuyup saat ini, begitu juga dengan Aisha yang sedang membawa sekeranjang apel dikedua tangannya.
"Ruby, Aisha, kenapa kalian lama sekali ? lihat baju kalian berdua, sampai basah seperti itu" balas Veronica yang menyimpan pisaunya dan mulai mengambilkan handuk untuk mereka berdua.
"Hahaha.. maafkan kami Kak Veronica, kami berdua kesulitan saat membawa apel apel ini" tawa Ruby dengan canggung sambil menggaruk kepalanya yang basah itu.
"Ha.. padahal aku sudah menyuruh Rian untuk membantu kalian berdua, kemana anak itu pergi.." gumam Veronica ketika ia mendengar perkataan Ruby.
"!!!"
Sedangkan Ruby dan Aisha yang mendengar ini tentu terkejut, karena Veronica lah yang menyuruh Rian untuk membantu mereka.
"Jadi, dimana dia sekarang ?" tanya Veronica.
"I.. Itu-"
Namun sebelum Ruby menjawab pertanyaan Veronica tiba tiba saja Cain mendobrak masuk kedalam dapur dengan terburu buru.
"Kak Veronica !! gawat !!"
Tentu mereka yang mendengar ini terkejut dan segera menoleh kearah Cain, terlihat kalau ia saat ini sedang panik seakan akan ia telah melihat sesuatu yang cukup buruk dalam hidupnya.
"Cain ? ada apa kenapa kau terlihat panik seperti itu ?" tanya Veronica yang ikut khawatir ketika melihat kondisinya Cain.
"Ri.. Rian.. aku melihat Rian memasuki Hutan Trellik !!"
"Apa !? "
***
Disisi lain Rian sendiri sekarang ini masih berdiri didepan pohon besar sambil memandangnya dengan tatapan kosongnya itu, namun dengan cepat ia segera menenangkan pikirannya.
"Ha.. harusnya kau tidak boleh kehilangan kendali, Rian.. tenanglah.."
"Ingat siapa dirimu.."
Saat ini ia benar benar tidak tahu apa yang terjadi padanya, seolah olah ia bukan dirinya sendiri melainkan orang lainlah yang sedang mengendalikannya.
"Ngomong ngomong.. ini dimana ya ?"
"Bahkan aku tidak melihat monster satu sama sekalipun dihutan ini" gumam Rian yang mulai melihat sekelilingnya dengan waspada.
"Apa jangan jangan karena status 'Luck' milikku yang tidak normal itu.." lanjutnya sambil berjalan kearah pohon besar untuk segera berteduh dibawahnya.
Tepat ketika ia berjalan tanpa disengaja ia tersandung hingga tersungkur ketanah karena tidak memperhatikan jalannya.
BRUUUKKK !!
"Aduhh.. sepertinya aku terlalu cepat mengambil kesimpulan.." gumam Rian yang mulai duduk ditanah sembari mengelus kepalanya.
"Dan lagi aku tersandung apa coba.."
Langsung saja ia menoleh ketempat dimana ia tersandung sebelumnya, terlihat tulang belulang orang dewasa yang sudah mati dengan sebuah tongkat kayu berwarna hitam yang ada didekat tubuhnya.
"Hii !!" pekik Rian yang sempat terkejut ketika melihat tubuh orang mati, langsung saja ia bersembunyi dibalik pohon yang ada dibelakangnya saat ini.
Setelah beberapa saat ia mulai mengintip sambil mengambil ranting pohon yang ada disampingnya dan segera berjalan kearah tubuh orang itu.
Tukk !! Tukk !!
Terlihat kalau Rian saat ini sedang mengetuk ngetuk tengkorak tersebut dengan ranting dan memastikan kalau tengkorak itu bukanlah monster sejenis undead.
"Ha.. aku kira itu Monster jenis Skeleton, tapi syukurlah tidak terjadi apa apa padaku.."
Setelah memastikan kalau semuanya baik baik saja Rian segera menghela nafas lega membuang ranting pohon yang ia bawa sebelumnya.
"Tapi bagaimana bisa ada mayat disini ?"
"Mungkin sebaiknya aku menggunakan Talent 'Browser' ku saja"
Langsung saja Rian menggunakan Talent 'Browser' miliknya itu, terlihat layar hologram dan juga keyboard hologram tepat dihadapannya, melihat ini ia mulai mencari posisinya saat ini dengan bantuan Talent miliknya.
Bisa dibilang kalau Talent ini dapat mencari apapun didunia ini, baik itu jenis monster, dungeon, tumbuhan, artefak, senjata, dan lain sebagainya.
Talent ini hanya dimiliki Rian seorang saja, sebab ia tidak pernah membuat Talent didalam novelnya ini, setelah cukup lama ia menunggu akhirnya tempat yang Rian cari muncul pada layar hologram itu.
"Mari lihat.. saat ini aku berada di.. Hu.. Hutan Trellik !!" teriak Rian yang terkejut ketika melihat ini.
"Sial.. sejauh apa aku berlari sebenarnya, dan sepertinya aku cukup beruntung karena bisa selamat saat ini, mungkin ini karena status 'Luck' ku.."
"Harusnya orang orang tahu kalau hutan ini cukup berbahaya untuk dikunjungi, begitu juga denganku.."
"....."
"Yahh.. siapa yang peduli, waktunya mengumpul item drop" ujar Rian yang tidak peduli dengan apa yang terjadi pada mayat tersebut dan mulai mengambil sesuatu yang ada didepannya.
Setelah beberapa saat ia mengumpulkan item yang ada didepannya, terlihat kalau Rian saat ini hanya bisa mendapatkan 3 item saja.
Yang pertama adalah cincin berwarna hitam dengan berlian kecil berwarna putih disana, lalu sebuah buku yang sudah terlihat sangat tua, dan yang terakhir adalah sebuah tongkat berwarna hitam yang melebihi ukuran tubuhnya saat ini.
"Tidak buruk untuk hasil rampasan, tapi.."
"Bukankah ini 'Storage Ring' ?" gumam Rian sambil melihat cincin yang ada ditangannya itu.
Melihat cincin tersebut langsung saja dia mulai memakainya, tepat ketika memakai cincin tersebut tiba tiba saja dia merasakan aliran yang masuk kedalam otaknya hingga Rian merasakan nyeri pada kepalanya.
"UGGGHHH !!"
Tentu aliran aliran itu tidak lain adalah sebuah informasi mengenai cincin yang ia pakai saat ini.
"Ha.. Ha.. gila itu benar benar sakit dan sepertinya cincin ini benar benar menyimpan suatu yang berharga didalamnya" gumam Rian dengan nafas terengah engah.
Tanpa pikir panjang lagi langsung saja ia mencoba untuk mengeluarkan sesuatu dari dalam Storage Ring nya itu dengan cara mengambil sesuatu dari cincin tersebut.
Tepat ketika ia melakukan itu keluar beberapa barang didalamnya, mulai dari segala macam senjata dilanjutkan dengan tumpukan daging, tumbuhan herbal, tumpukan baju serta celana, lalu beberapa kantong uang, berlian, dan yang terakhir beberapa bijih besi.
"Uwah.. jackpot, siapa yang akan menyangka kalau 'Luck' ku bekerja dengan baik, mungkin sebaiknya aku simpan saja semuanya didalam"
Langsung saja Rian mulai memasukkan semuanya kedalam Storage Ringnya, kecuali tongkat yang ada dihadapannya saat ini.
"Hmm.. mau berapa kali dilihatpun tetap saja ini adalah tongkat alat bantu jalan, tapi aku merasa ada sesuatu yang tidak aku ketahui mengenai tongkat ini"
Tanpa pikir panjang langsung saja Rian menyentuh tongkat itu, namun tepat ketika dirinya menyentuh tongkat tersebut terdapat sebuah kilatan kecil mulai menyetrumnya yang mana itu membuatnya terkejut.
"Arrgghhh.. apa apaan itu.." gumam Rian yang kemudian mulai mengambil kembali tongkat itu.
"Ini.."
Tepat ketika ia menyentuh tongkat tersebut tentu saja ia terkejut, sebab tongkat itu mulai mengikuti ukurannya sesuai tubuh Rian saat ini.
"Tunggu jangan jangan.." gumam Rian yang langsung menggunakan Talent 'Browser' miliknya.
Tepat ketika ia menggunakan Talentnya tiba tiba saja sebuah bidang bidikan muncul dimata kirinya dan mulai memunculkan informasi pedang kayu yang ada ditangannya itu.
[ Divine Key of Star ( Rank ??? ) : Sebuah Tongkat Misterius yang akan mengikuti perkembangan pemilik senjata ini (Rian Akayuki), semakin kuat pengguna maka akan semakin kuat ]
"I.. Ini.. Artifact Misterius !! dan lagi Artifact ini tipe berkembang sesuai kemampuan pemiliknya !!" teriak Rian yang benar benar terkejut ketika melihat ini.
Tentu saja ia terkejut sebab tingkatan Artifact dibagi menjadi 3 yaitu biasa, langka dan misterius, namun ia tidak menyangka kalau akan menemukan Artifact Misterius disini.
Sebab Artifact miliknya saja sudah terbilang salah satu dari ke 3 Artifact paling berbahaya untuk dimiliki, bahkan memiliki kemampuan diluar nalar.
Di novelnya dijelaskan kalau Artifact Misterius ini bisa membuat penggunanya memiliki kekuatan setara dengan Dewa didunia ini.
Dan Rian sudah termasuk ke dalam jajaran para pengguna Artifact Misterius ini.
"Ini.. benar benar sebuah keajaiban, tapi aku harus berhati hati untuk menunjukkan Artifact ini nanti.."
"Sebaiknya aku bawa saja ini bersamaku meskipun aku tidak tahu kegunaannya"
Setelah memutuskan pilihannya ia mulai menoleh kearah mayat yang masih ada didekat pohon tersebut, melihat ini Rian hanya bisa menghela nafas dan segera mengubur mayat tersebut.
Setelah cukup lama Rian membuat tempat kuburan akhirnya ia menyelesaikan tempat kuburan tersebut dan mulai membuat batu nisan dengan menumpuk batu batu yang ada disana dekat kuburannya.
Selesai menyusun batu itu Rian langsung mendoakan mayat yang ia kubur disana.
"Aku akan menjaga semua barang bawaanmu ini, maaf bila terdengar aku mengambilnya darimu.."
"Tapi yang pasti semoga jiwamu bisa tenang dialam sana, tuan.." gumam Rian yang sudah selesai mendoakannya.
Langsung saja ia mulai pergi melanjutkan perjalanannya sembari melihat buku yang ia bawa saat ini.
"Aku lupa untuk mengecek buku yang satu ini.."
Tepat ketika ia membuka buku tersebut sebuah cahaya kecil keluar dari buku itu dan mulai masuk kedalam keningnya Rian.
Setelah cahaya itu masuk kedalam keningnya, tiba tiba saja Rian tersungkur diatas hingga ia menjatuhkan buku dan pedang kayu yang ia pegang saat ini.
***
"Di.. Dimana ini ?" tanya Rian pada dirinya ketika melihat ia sedang melayang ditempat gelap saat ini.
"Bukannya aku sedang membuka buku itu ? kenapa aku bisa kemari ?"
"Itu karena kau sekarang ada dialam mimpimu, nak.."
"!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
ule_keke (IG: ule_keke26)
makin bagus thor, padahal aku ga suka loh novel kaya gini. Lanjut thor, makin suka🥰
2024-02-05
0