< POV Freya >
Terlihat kalau didepan meja makan saat ini terdapat beberapa makanan kelas tinggi yang telah aku siapkan khusus untuk keluarga kami dengan bahan seadanya.
Tentu melihat masakan yang telah aku persiapkan memenuhi ekspetasiku, dimana kami semua makan bersama dimeja ini dengan senyum bahagia kami masing masing.
Memikirnya saja sudah membuatku tertawa dengan sendirinya.
"Hehehe.. melihat hasil buruan putraku, akhirnya kami bisa makan makanan enak lagi setelah sekian lama"
"Namun.. bagaimana caranya ia menangkap Burung Pkok itu ?"
Benar.. bagaimana bisa putraku itu memburu Burung Pekok ini sendirian, dan ketika aku memeriksa tubuh burung itu bisa aku pastikan kalau benda yang membunuh burung itu tidak lain adalah sebuah pedang.
Tapi yang menjadi masalahnya adalah dari mana ia mendapatkan senjata seperti itu ?.
Tidak, yang lebih penting lagi adalah betapa tidak normalnya putraku ini.
Seharusnya anak seumuran sepertinya bermain dengan penuh ceria bersama anak anak lain, namun putraku itu memilih untuk bermain dengan sebuah pedang ketika ia menginjak umur 7 tahun.
Aku tidak tahu dari mana ia mendapatkan motivasinya untuk belajar seni pedang seperti ayahnya itu, walau kondisi tubuhnya terlihat buruk waktu itu.
Atau jangan jangan ia ingin menjadi seorang pahlawan seperti yang ada dibuku cerita yang aku berikan padanya waktu itu ?.
"Aiyaahhh.. pantas saja ia terobsesi dengan seni pedang setiap harinya"
Kraaacckk !!
Ketika aku memikirkan itu tiba tiba saja pintu terbuka dan menunjukkan kalau orang yang membuka pintu rumah ini tidak lain adalah suamiku Evan dan putraku Criss.
Terlihat kalau Criss sepertinya saat ini sedang mengucek ngucek matanya, mungkin ia baru saja bangun dari tidurnya.
Namun yang menjadi masalah adalah Evan, ia terlihat serius ketika ia melihat Criss saat ini.
Tapi kenapa ?.
Ketika aku melihatnya kembali aku merasakan kalau Criss saat ini terlihat mengeluarkan aura dewasa walau tubuhnya saat ini adalah tubuh anak kecil.
'Apa mungkin..'
"Hmm ? wahhhh !! Ibu masaknya banyak sekali hari ini !!" teriak Criss yang staminanya mulai penuh kembali melihat ia bersemangat seperti sebelumnya.
Dengan segera ia duduk dikursi yang telah disediakan disana bersama Evan yang juga akan duduk tepat disebelahku tempat dimana aku duduki saat ini.
'Meskipun ia terlihat dewasa sebelumnya, namun tetap saja dia hanyalah anak anak' Aku yang hanya bisa tersenyum ketika melihat tingkah Criss saat ini dan segera duduk dikursiku.
"Hehe.. tentu saja hari ini merupakan hari yang spesial karena hari ini adalah hari pernikahan kita"
BRAAKK !!
Terlihat kalau Evan terjatuh dari kursinya sebelum ia akan duduk dikursinya.
"H.. Hari Pernikahan kita !?" tanya Evan dengan wajah panik.
....
Tunggu.. jangan bilang..
"Sayang.. jangan bilang kalau kau lupa ?" tanyaku dengan senyum bersahabat padanya, tentu Evan yang melihat senyum bersahabatku mulai merinding sembari menoleh kearah lain.
Tentu melihat tingkahnya ini membuatku semakin kesal.
"DASAR BODOH !!"
PLAAAKKK !!
***
"Huah.. masakan ibu memang masakan terbaik yang pernah aku makan sampai sekarang" ujar Criss dengan perutnya yang buncit itu setelah ia makan sebelumnya.
'Hehehe.. lucunya' aku yang gemas melihat ekspresi bahagianya Criss.
Ingin sekali ku cubit dan cium pipinya itu.
"Ugghh.. sa.. sayang.. apa kau masih marah ?" tanya Evan dengan nada canggung.
Namun meskipun begitu aku tidak akan pernah memaafkannya karena ia melupakan hari penting kita selama ini dan memilih untuk melihat betapa lucunya putraku yang satu ini.
Jika saja aku memiliki 2 anak mungkin suasana dirumah ini akan lebih ramai.
"Ibu.. bolehkan jika aku tidur sekarang ? aku sudah mengantuk.." ujar Criss dengan nada lelahnya, bahkan ia terlihat mulai mengucek matanya saat ini.
'KYAAA !! IMUTNYA !!' Aku yang ingin sekali mencubit pipinya itu.
"U.. Uhumm.. sebelum itu pergilah ke kamar mandi untuk buang air kecilmu, Criss.. kau tidak mau bukan kalau kasurmu itu basah ?" balasku dengan senyum ramah yang biasa ku pakai.
"Baiklah.." balas Criss yang mulai pergi ke kamar mandi dengan begitu lambatnya.
Setelah Criss pergi dari ruang makan aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak berteriak melihat keimutan putraku yang satu itu.
"KYAAAA !! sudah kuduga kalau putraku itu benar benar imut !!"
"Aku yakin dimasa depan nanti ia akan mendapatkan istri yang cantik !! KYAAA !! aku tidak sabar untuk melihat cucuku nantinya !!"
"Sa.. Sayang aku rasa kau terlalu berpikir jauh soal it-"
"Lebih baik kau diam saja, dasar tidak berguna.." potongku dengan tatapan dingin ketika Evan mengganggu momenku soal Criss.
"Ugghh !!"
Bisa kulihat kalau ia sepertinya ia terkena serangan mental setelah aku mengatakan sesuatu yang cukup buruk mengenai dirinya.
Entah kenapa sepertinya aku berlebihan padanya.
"Ayolah Sayang.. aku minta maaf soal itu, lagipula aku memang benar benar tidak mengingatnya"
"Hmph !! baiklah kali ini aku maafkanmu, tapi jika kejadian ini terulang lagi maka aku tidak akan memaafkanmu"
Evan yang mendengar ini mulai menghela nafas dan segera menganggukkan kepalanya, yang mana membuatku tersenyum ketika melihatnya.
"Ngomong ngomong Freya, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu"
Kali ini terdengar kalau nada suara Evan mulai lebih serius dari biasanya bahkan suasana sekitar ruang tamu pun ikut berubah akan keseriusannya, melihat Evan yang serius kali ini berarti ada suatu hal yang tidak terduga sedang terjadi.
"Apa itu ?"
"Ini mengenai Criss"
"Criss ?"
***
< POV Orang ke 3 >
Setelah makan malam spesial yang diselenggarakan oleh keluarga Criss selesai, ia mulai pergi kekamarnya dan mulai tidur dengan begitu nyenyaknya.
Namun setelah ia tertidur tiba tiba saja Criss sudah kembali ke tempat dimana Rian berada saat ini.
"Yo, Criss.. sepertinya kau sudah tiba"
Mendengar suara Rian ia mulai menoleh kearah suara itu dan mulai menghampirinya.
"Hmm.. tadi makan malamnya sungguh terasa nikmat loh Kak, jika saja Kakak disana aku yakin Kakak akan menikmati masakan ibu disana" ujar Criss dengan senyum diwajahnya.
"Kalau soal itu kau tenang saja.."
"Asalkan kau makan makanan apapun yang masuk kedalam tubuhmu itu maka aku pun juga dapat merasakan semua makanan yang kau makan itu" Rian mulai merangkul pundaknya Criss.
"Ehh !! benarkah !? hebat !!" teriak Criss yang tidak percaya akan apa yang ia dengar dari kakaknya itu.
"Tentu saja, tapi aku masih tidak menyangka kalau kau sebodoh itu baru bisa menyadarinya, jadi.. apa kau sudah memutuskannya ?" tanya Rian yang mulai serius soal melatih Criss sebelumnya.
Criss yang mendengar ini mulai berpikir keras dengan persetujuan yang diajukan oleh Rian padanya, melihat ini Rian tahu kalau Criss tidak akan punya pilihan lain selain menerima tawaran.
Karena dirinya sudah ikut berkontribusi dalam cerita novelnya itu, pilihan yang bisa ia pilih saat ini hanyalah satu dan itu adalah melatih Criss, jika Criss kuat maka ia pun juga akan ikut kuat sebab mereka berada dalam 1 tubuh yang sama saat ini.
Jika tubuh ini hilang maka mereka pun juga akan hilang dari dunia ini dan benar benar akan mati.
"Hmm.. baiklah aku setuju" balas Criss yang sepertinya sudah membulatkan tekadnya, mendengar ini Rian mulai menghela nafas karena Criss cukup pintar untuk tidak menolak tawaran ini.
"Tapi sebagai gantinya, aku ingin Kakak untuk bertemu dengan Ayah dan Ibu nanti"
"Aku yakin mereka akan senang jika mereka mengetahui keberadaan Kakak dan akan mengakui kalau kita adalah saudara nanti"
Mendengar permintaan Criss tentu membuatnya terdiam, sebab permintaannya itu bisa menjadi ancaman nyawanya.
Mengapa Rian berpikir seperti itu ? karena jika mereka berdua mengetahui kalau Rian memiliki niat buruk pada Criss maka kedua orang tuanya Criss tidak punya pilihan lain selain menghapus keberadaannya.
'Ughh.. apa ini tidak apa apa ?' batin Rian yang kembali melihat Criss dengan tatapan berbinar.
"Ha.. baiklah.." balas Rian dengan nada lelahnya.
"Yeaayy !!" teriak Criss dengan bahagia ketika rencana untuk menunjukkan keberadaan Kakaknya pada mereka.
Melihat ini Rian hanya bisa tersenyum dan mulai mengelus kepalanya.
"Karena sudah larut sebaiknya kau tidur dan kita akan lanjutkan besok saja"
"Baiklah !!"
Tepat setelah mengatakan itu Criss mulai menghilang dari gurun pasir itu meninggalkan Rian sendirian disana.
Melihat ia sendiri lagi ditempat yang membosankan ini Rian hanya bisa duduk sembari melihat langit sore yang ada di Reality Marbles miliknya itu.
"Semoga saja besok berjalan dengan lancar.."
***
Keesokan harinya dikamar terlihat kalau Criss saat ini masih tidur dengan posisi tidurnya yang acak acak, dimana bantalnya saat ini ia gunakan untuk menyandarkan kakinya.
Lalu selimutnya ia peluk layaknya guling itu sendiri, bahkan ekspresi yang ia tunjukkan ketika tidur pun menunjukkan kalau ia saat ini sedang bermimpi indah dalam tidurnya itu.
"Hehehe.."
Namun ketika ia masih tidur tiba tiba saja pintu kamarnya terbuka dan terlihat kalau yang memasuki kamarnya tidak lain adalah Freya, ibunya.
"Criss.. bangun sudah pagi waktunya sarapan" ujar Freya yang mulai menghampiri putranya yang masih tidur saat ini.
Tentu Criss yang mendengar suara ibunya mulai menggeram dan segera membuka matanya, dapat dilihat kalau ibunya saat ini sedang berusaha untuk membangunkannya kali ini.
"Ibu ? apa ini sudah pagi ?" tanya Criss yang mulai bangun dari tidurnya dan mulai duduk diatas kasur sembari mengucek matanya itu.
"Ya, ini sudah pagi, sebaiknya kau segera mencuci wajahmu, juga ada yang ingin ibu bicarakan denganmu" balas Freya dengan serius.
"???"
***
Setelah Criss mencuci wajahnya ia segera ke meja makan tempat dimana kedua orang tuanya menunggu saat ini.
Tepat ketika Criss tiba ia mendapati kalau saat ini tidak ada makanan diatas meja, melainkan kedua orang tuanya yang sedang duduk bersebelah sambil menunggunya.
"Ibu ? Ayah ? dimana makanannya ?" tanya Criss yang tidak melihat satupun makanan yang dimasak ibu saat ini.
"Criss.. bisakah kau duduk dulu, ada yang ingin Ayah bicarakan denganmu" balas Evan yang terlihat serius kali ini.
Melihat kedua orang tuanya sangat serius kali ini tentu Criss bingung dan mulai duduk didepan mereka dengan polosnya tanpa mengetahui apa yang mereka inginkan padanya.
"Criss, apa ada yang ingin kau tunjukkan pada kami ?"
"Hmm ?"
Mendengar ini tentu Criss bingung dengan maksud ayahnya itu, disisi lain Rian yang melihat ini mulai memasang wajah serius.
'Sepertinya mereka berdua sudah menyadari kejanggalan jiwa kami ditubuh ini' batin Rian yang merasa gugup saat ini.
Apalagi ketika ia melihat wajah orang tuanya serius kali ini, ia merasa bisa mati kapanpun bila ia salah ucap nantinya.
"Hmm.. ahh !! benar !! ikuti aku !!" teriak Criss dengan semangat keluar rumah meninggalkan Evan dan Freya yang bingung dengan situasinya saat ini termasuk Rian yang berada didalam tubuhnya.
"???"
"???"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Ull Ullah
/Smile//Smile//Smile//Smile//Smile/
2024-03-29
0
XuanYi
bagus ceritanya
2024-03-20
0