Saat ini tepatnya dihalaman rumah pagi ini, terlihat Evan dan Freya sedang berada didepan Criss, sepertinya ia sedang melakukan peregangan saat ini.
"Criss, sebenarnya apa yang ingin kau tunjukkan pada kami ?" tanya Evan yang bingung begitu juga dengan Freya.
"Hehe.. kalian pasti terkejut, sebab kemarin sore aku telah membangkitkan Sorcery ku" ujar Criss dengan bangganya.
"Apa !!" tentu hal ini membuat mereka berdua sangat terkejut, sebab Sorcery memiliki sebuah syarat untuk membangkitkannya, dimana orang itu setidaknya harus berusia 10 tahun.
Bagaimana mereka tidak terkejut sebab Criss telah membangkitkan Sorcery ketika ia masih berumur 9 tahun.
"La.. Lalu Sorcery jenis apa yang kau bangkitkan itu, Criss ?" tanya Freya yang penasaran dengan Sorcery putranya.
"Yahh.. itu adalah 'Mystic Eye of Analistical' sama persis seperti yang Kakak ucapkan sebelumnya" balas Criss sembari menggaruk garuk pipinya.
Namun ketika Evan dan Freya yang mendengar jenis Sorcery mereka terlihat biasa saja, namun yang membuat mereka merasa janggal adalah apa yang diucapkan Criss sebelumnya.
'Kakak ?' batin Evan yang bingung dengan apa yang diucapkan oleh Criss sebelumnya.
'Apa ini yang dimaksud oleh Evan sebelumnya ?' batin Freya yang mulai menatap Evan yang kebingungan saat ini.
"Kalau begitu Criss.. bisakah kami bertemu dengan Kakakmu ?" tanya Freya dengan penasaran begitu juga Evan.
"Ahh.." gumam Criss yang secara tidak sengaja mengucapkan 'Kakak' pada mereka berdua.
'Terima kasih, Criss.. sebab kecerobohan mu rahasia kita akhirnya terbongkar.. sepertinya kita tidak bisa menyembunyikan ini lebih lama lagi' ucap Rian yang menghela nafasnya ketika melihat ini.
"Ahahaha.." tawa Criss dengan canggung karena ia berencana untuk memberitahukan mereka nanti.
"Bagaimana ? apakah kami bisa bertemu dengannya, Criss ?" tanya Evan yang mulai penasaran dengan sosok 'Kakak' yang Criss katakan sebelumnya.
"Ba.. Baiklah.."
Langsung saja Criss mulai mengangkat satu tangannya kedepan dan mulai membacakan sebuah mantra yang membuat mereka bertiga terkejut.
"Aku yang terbuat dari sebutir tanah.."
Tiba tiba saja sebuah mana besar mulai keluar dari tubuhnya Criss, tentu hal ini membuat mereka berdua khawatir dengan keadaan Criss.
"Lalu menjadi sebuah batu hingga berubah menjadi senjata terbaik dimuka bumi ini.."
"Tidak mengenal kematian, maupun kehidupan.."
Tepat ketika Criss merapal tanah yang Evan dan Freya pijaki mulai bergetar.
"Dan akan kembali ketika waktu yang ditentukan telah tiba.."
"World of Infinity Sword !!"
Langsung saja lonjakan mana besar mulai mengelilingi tempat dimana keberadaan mereka bertiga saat ini.
Bahkan Evan dan Freya yang melihat ini harus menutupi mata mereka karena gelombang dari lonjakan mana Criss membuat mereka tidak bisa melihat untuk sementara waktu.
Tepat setelah lonjakan mana itu berhenti mereka segera membuka mata mereka masing masing, setelah mereka membuka mata Evan dan Freya dikejutkan dengan apa yang ada didepan mereka saat ini.
Terlihat kalau mereka saat ini sudah berada ditempat yang berbeda, dimana mereka sekarang ini berada disebuah gurun pasir dengan berbagai jenis senjata menancap disana.
"I.. Ini.. dimana ini" gumam Freya yang tidak percaya akan apa yang ia lihat dengan kedua matanya.
Evan sendiri yang melihat ini pun juga sama terkejutnya dengan Freya, bahkan ia bisa melihat beberapa senjata yang cukup familiar menurutnya.
"Pedang pedang itu.." gumam Evan yang benar benar terdiam melihat pemandangan diluar nalar ini.
Disisi lain Criss yang sudah menyelesaikan mantranya mulai melihat ekspresi kedua orang tuanya yang terkejut, hal ini tentu membuatnya senang.
Namun tujuannya menggunakan mantra itu bukan untuk menunjukkan pemandangan ini pada mereka, melainkan sesuatu yang cukup penting untuk mereka ketahui apa yang ia ingin tunjukkan pada kedua orang tuanya.
"Kakak !! apa kau lihat !? akhirnya aku bisa menunjukkan ini pada kalian !!" teriak Criss tepat dibelakang kedua orang tuanya saat ini.
"!!!"
"!!!"
Evan dan Freya yang mendengar ucapan Criss mulai menengok kebelakang dan mendapati kalau ada seseorang disana selain mereka, tentu ia tidak lain adalah Rian yang sedang menatap mereka dengan tatapan tidak percayanya.
Evan yang melihat anak seumuran dengan Criss tentu terdiam, apalagi ia memiliki wujud menyerupai anaknya yang membedakannya dengan Criss adalah warna mata dan juga warna rambutnya yang berbeda itu.
Sedangkan Freya yang melihat ini mulai menutup mulutnya, ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini sebab ia bisa merasakan koneksi antara dirinya dengan anak didepannya itu.
Rian yang melihat ini mulai berjalan kearah mereka yang membuat Evan waspada kecuali Freya yang masih terdiam ketika melihat penampilannya Rian.
Namun ketika Rian berjalan kearah mereka justru ia melewati mereka dan mulai berjalan kearah Criss dengan cepatnya.
"Kakak ?" tanya Criss yang bingung kenapa kakaknya berjalan kearahnya.
BUUUGGHHH !!
Tepat setelah Rian didepan Criss ia dengan segera mulai melayangkan tinjunya tepat diwajahnya hingga Criss terjatuh.
"!!!"
Melihat ini tentu Evan terkejut dan ingin menghentikan anak berambut abu itu, namun sebelum ia dapat melakukannya tiba tiba saja tangannya ditahan oleh Freya.
"Freya !?" teriak Evan yang terkejut dengan tingkah istrinya saat ini.
"Evan.. kumohon tunggu sebentar saja.." balas Freya mulai menatap matanya Evan.
"Tap-"
"Evan.."
Suara Freya terdengar lemah dan serius ketika ia mengucapkan namanya, tidak punya pilihan Evan hanya bisa terdiam dan mulai menonton apa yang dilakukan oleh mereka saat ini.
Ia tidak menyangka kalau Freya akan bertingkah aneh ketika melihat seorang anak kecil yang mirip dengan anaknya itu.
"DASAR BODOH !! DARI MANA KAU MEMPELAJARI MANTRA ITU, HA !?" teriak Rian dengan penuh rasa kesal.
"Ka.. Kakak ?" gumam Criss yang tidak percaya dengan apa yang dilakukan kakaknya padanya, ia segera memegang pipinya itu.
Namun sebelum Criss bertanya tiba tiba saja kerah bajunya ditarik oleh Rian hingga membuatnya terkejut, bahkan terlihat kalau Rian saat ini benar benar marah dengan tingkahnya Criss.
"CEPAT HILANGKAN MANTRA INI !! KAU MASIH BELUM KUAT UNTUK MENAHAN DAMPAKNYA !!" teriak Rian dengan wajah serius, bahkan ia terlihat khawatir dengan adiknya saat ini.
"A.. Apa maksudmu Ka-"
DUUUUGGGHHH !!
"UGGGHHHH !!" teriak Criss yang dadanya mulai merasakan rasa sakit luar biasa.
"!!!"
Tentu melihat ini membuat Rian, Evan, dan Freya terkejut dengan kejadian ini, dengan segera Evan dan Freya mulai menghampiri Criss yang sedang kesakitan saat ini.
"AARRRRGGGHHHH !!"
"CRISS !!" teriak Freya yang khawatir melihat kondisi putranya saat ini, bahkan Freya terlihat seakan akan ia akan menangis kapan saja.
"CRISS !! NAK APA YANG TERJADI PADAMU !?" Evan sendiri yang melihat ini mulai merangkul putranya yang sedang memegang dadanya saat ini, bahkan ia bisa melihat beberapa garis pembuluh darahnya mulai membengkak hingga menjalar menuju kepalanya.
Itu disebabkan karena kelebihan mana dari Sirkuit Mana nya.
"CRISS !! BERTAHANLAH !!" teriak Rian yang melihat ekspresi kesakitan Criss saat ini.
"Ayah !! cepat salurkan sebagian Mana mu padanya !!" pinta Rian yang sangat khawatir pada Criss saat ini.
"Ha ? ap-"
"CEPAT !! KITA TIDAK PUNYA WAKTU LAGI !!" potong Rian yang kesal melihat Evan ragu ragu saat ini.
Mendengar ini Evan tidak punya pilihan lain selain meletakkan tangannya di dada Criss dan mulai memberikan sebagian Mana nya pada Criss.
Terlihat kalau jalur Sirkuit Mana Criss secara perlahan mulai melambat, namun meskipun begitu tetap saja kalau Sirkuit Mana nya itu tetap bergerak menuju ke kepalanya.
"Cihh.. masih kurang, sepertinya aku tidak punya pilihan lain" gumam Rian yang terlihat frustasi ketika ia melihat jalur Sirkuit Mana itu masih bergerak menuju kepalanya Criss.
Dengan segera ia mengangkat tangannya keatas dan mulai mengumpulkan Mana tersebut, tepat setelah beberapa saat Mana itu mulai berubah menjadi Bola Mana disana.
"Switch.. On.."
WOSSSHHHH !!
Tentu hal ini membuat Evan dan Freya terkejut ketika melihat pemandangan ini, sebab mana yang dikeluarkan oleh Rian sudah terbilang cukup banyak untuk para pengguna Sorcery itu sendiri.
Meskipun Evan sempat berhenti karena melihat ini, namun ia tetap memasukkan mananya seperti yang dikatakan oleh anak itu padanya.
"Durandel.."
Tepat setelah mengucapkan mantra tersebut terlihat sebuah pedang satu tangan berwarna hitam gelap dengan ornamen tengkorak dibagian pelindung pedangnya juga bagian ujung pegangannya.
"Du.. Durandel !!" gumam Freya yang tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.
Menurut informasi yang Freya ketahui kalau Durandel merupakan sebuah senjata yang digunakan bukan untuk memotong tubuh fisik melainkan memotong sihir atau lebih tepatnya memotong peningkatan (Buff) pada musuhnya itu.
Tepat setelah Rian menggenggam pedang tersebut ia mulai melihat tubuh Criss yang disekitarnya terdapat beberapa Sirkuit Mana yang sedang melayang kesana kemari tidak jelas.
Melihat Sirkuit Mana itu menandakan kalau Criss saat ini sedang kehilangan kendalinya untuk mengendalikan Mana miliknya.
'Harusnya disini..' batin Rian yang sedang melihat garis garis yang masih bergerak kesana kemari.
Namun ketika melihat Rian masih mencari cari ia mulai melihat satu garis Mana yang hanya diam ditempat tidak seperti yang lainnya.
'KETEMU !!'
Dengan segera Rian mulai mengayunkan pedangnya itu dan mulai memotong garis tersebut menggunakan pedangnya, meskipun begitu memotong garis itu sangatlah sulit dikarenakan memerlukan mana yang cukup banyak untuk memotong garis tertentu.
"HAAAAA !!"
Tepat ketika Rian memotong tali itu tiba tiba saja Criss, Evan, dan Freya kembali ketempat dimana rumah mereka berada disini.
"I.. Ini.." gumam Evan yang terkejut ketika melihat kalau mereka telah kembali.
"CRISS !!" teriak Freya yang mulai melihat kondisi putranya, begitu juga dengan Evan.
Ketika mereka melihat kondisi Criss terlihat kalau ia saat ini wajahnya mulai pucat, bahkan suhu tubuhnya mulai naik.
"Freya, cepat bawa Criss kekamarnya !! aku akan memanggil Pendeta secepat mungkin !! tunggu aku"
Evan yang segera menyerahkan Criss pada Freya dan mulai berlari untuk mencari pendeta didesa ini, untuk Freya sendiri ia mulai membawa Criss ke kamarnya dan mulai membaringkan Criss yang terlihat kesakitan saat ini.
"Criss.. semoga kau baik baik saja.."
Disisi lain Evan terlihat sedabg berlari menuju gereja yang ada didesa ini, terlihat kalau geraja itu sudah terlihat tua dan gedung itu bisa runtuh kapan saja.
Tepat setelah Evan tiba disana dengan segera ia membuka pintu gereja tersebut dan mendapatkan seorang pendeta wanita yang umurnya hanya berbeda sekitar 2 tahun dengan Criss saat ini.
Terlihat kalau ia sepertinya saat ini sedang berdoa tanpa memperdulikan kondisi bangunan yang akan runtuh ini.
"Priest Veronica !!"
Mendengar suara Evan pendeta kecil itu mulai menoleh kearahnya, ia memiliki rambut kuning dengan warna iris matanya yang berwarna biru ketika menatap seorang masuk kedalam gereja ini dengan panik.
"Ya ? ada yang bisa ku bantu ? Tuan ?"
***
Reality Marbles, Infinity Sword.
Tepat setelah Criss jatuh pingsan akibat perbuatan yang ia lakukan sebelumnya terlihat kalau ia saat ini sedang duduk diatas batu dengan wajah pucatnya.
Saat ini ia terlihat ketakutan karena didepannya saat ini Kakaknya yaitu Rian sedang memegang senjata legendaris.
PLAAKK !!
PLAAKK !!
Sebuah senjata yang ditakuti oleh semua anak..
Benda itu tidak lain adalah sebuah..
Sandal..
"Jadi.. ada yang ingin kamu jelaskan, Adikku yang bodoh ?" Rian dengan senyum datarnya namun itu justru membuat Criss semakin takut padanya.
'Aku bersumpah tidak akan membuat Kakak marah lagi'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
SR07
awokawokawokawok sandal🤣
2024-03-10
0