Bab 17 - Suami Sendiri

'Apa yang sudah kulakukan?' ronta Tami dalam hati. Mencoba menyadarkan dirinya.

Wanita itu sudah berada di dalam mobil, ia menjedut-jedutan pelan kepalanya. Tidak mengerti, kenapa bisa secepat ini. Statusnya kini sudah berubah saja. Sudah menikah dengan pria yang mengemudi di sebelahnya. Ia adalah istri orang sekarang.

"Sayang, kamu tidur?" tanya Dewa sambil melirik wanita yang menyandarkan kepala di pintu mobil.

Tami diam memejamkan matanya dan berpikir panjang. Pasti pria yang menikahinya, pria yang bisa menghipnotis. Meski menolak, ujung-ujungnya ia setuju juga. Pesona pria itu menghipnotis dirinya.

Tami membuka mata dan pura-pura menggeliat, seolah baru bangun tidur.

"Kita mau ke mana?" tanya Tami melihat jalanan di depannya.

"Ke apartemenku. Mulai sekarang kamu akan tinggal bersamaku." jelas Dewa. Tami sudah menjadi tanggung jawabnya. Jadi sebagai suami tampan, ia harus melindungi sang istri dengan jiwa dan raganya.

"A-aku tinggal di kost-an saja." ucap Tami gugup.

Dewa pun menggeleng dan mengacak rambut Tami. "Mulai sekarang kamu tanggung jawabku. Tami, jangan canggung begitu sama suami sendiri!"

'Akhhh!' Tami meronta dalam benaknya. Apa-apaan perkataan pria itu, buat baper saja. Mana rambutnya yang diacak-acak tapi hatinya yang tidak karuan.

"Ta-tapi pakaianku di sana semua." ucap Tami kembali.

"Biarkan saja. Aku akan membelikan pakaian baru!"

"Barang-barangku semua ada di sana!" jelas Tami masa mau ditinggalkan begitu saja.

"Ya, sudah. Besok kita ke sana untuk mengambil semua barang-barangmu." Ucap Dewa akan mengalah. Mungkin ada barang kenangan Tami dengan orang tuanya.

"Ta-tapi aku tidak punya baju ganti untuk malam ini."

"Sudah disiapkan semua. Kamu tenang saja, sayang. Percaya sama suami tampan kamu ini." jelas Dewa. Ia sudah memikirkan kebutuhan sang istri.

Tak lama sampailah Tami di apartemen pria itu. Ia mengedarkan pandangannya ke semua penjuru. Apartemen ini sangat luas dan perabotannya mewah semua. Sepertinya pria itu orang kaya.

"Ayo, kita ke kamar!" aja Dewa akan meraih tangan Tami.

"Apa?" dengan cepat wanita itu menyilangkan tangan di dadanya. Pria itu tanpa basa basi mau ngajak ke kamar saja. Meskipun mereka sudah menikah, tapi pakai pemanasan dululah.

"Aku ingin menunjukkan di mana kamar kita. Kalau kamu belum siap melakukannya sekarang, aku akan sabar menunggu." jelas Dewa menjawab wajah terkejut Tami. Istrinya itu pasti masih butuh adaptasi dengan dirinya.

Baru diajak ke kamar saja, ekspresinya sudah begitu. Bagaimana jika ia meminta hak malam ini, bisa-bisa wanita itu tantrum jadinya.

"Kita akan melakukannya di saat kamu siap. Siap menjadi istriku seutuhnya." jelas Dewa akan bersabar. Semua butuh proses. Ia ingin Tami menerima dan tidak terpaksa nanti saat melakukannya.

"Sudah, jangan dipikirkan lagi!" Dewa menggandeng sang istri ke kamarnya.

"I-ini kamar siapa?" tanya Tami. Kamarnya besar sekali.

"Kamar kita."

"Kita?" memastikan dengan mata mendelik.

Dewa mengangguk. "Kita akan tidur di kamar yang sama, di tempat tidur yang sama. Kamu tenang saja, aku akan menunggu sampai kamu siap,"

Bisa bertemu wanita itu dalam mimpinya saja, Dewa sudah sangat bersyukur. Apalagi menikahinya, ia tidak mau membuat Tami tidak nyaman padanya.

"Siap untuk disentuh." sambung Dewa kembali.

Glek... Tami menelan salivanya dengan susah. Siap untuk disentuh? Memikirnya saja sudah membuatnya bergidik ngeri.

"Tapi selama menunggu kamu siap untuk disentuh, aku tidak mau kita pisah ranjang!" jelas Dewa.

"Ma-mana pakaianku? Aku mau mandi!" Tami merasa gerah, ucapan pria itu dari tadi menjerumus ke sana terus.

"Sebelah sini!" Dewa membuka lemari pakaian dan menunjukkan pada Tami. Ia tadi sudah meminta Zol menyiapkan semuanya.

"A-apa ini?" tanya Tami membelalakkan matanya. Di lemari itu tergantung pakaian kurang bahan semua. Pakaian dinas malam. Pakaian penggoda iman.

Mulai dari berongga, tali satu, tembus pandang. Pakaian itu membuat Tami sesak nafas. Tidak ada kaos di sana.

Dewa tersenyum melihat isi lemari itu. Zol benar-benar sangat pengertian sekali. Sepertinya asistennya itu sudah berpengalaman. Padahal belum menikah, pasti Zol banyak menonton film panas.

"A-apa tidak ada pakaian lain?" tanya Tami. Jika ia memakai pakaian itu, sama saja memancing pria itu. Meski katanya pria itu akan sabar menunggu, tapi jika pakaiannya begitu, bisa saja pria itu jadi tidak sabaran.

"Besok lah, kita akan beli pakaian untuk kamu." ucap Dewa. Ia akan memenuhi apa yang kurang hari ini.

"Terus malam ini aku pakai apa, Pak?" tanya Tami. Tidak mungkin ia tidur memakai kebaya ini. Mana baju hitam putihnya tah ke mana lagi.

Dewa menunjuk dengan bibirnya ke arah pakaian wah-wah itu.

"Aku tidak mau memakai itu!" tolak Tami. Seumur-umur ia tidak pernah memakai pakaian begitu. Yang benar saja.

"Itu yang ada. Atau kamu tidak usah berpakaian saja." goda Dewa. Ia senang-senang saja jika Tami tampil tanpa busana.

"Apa?" Tami makin membelalak. Lagi-lagi ucapan pria itu terus menjerumus ke sana.

Dewa jadi terkekeh geli. Tami benar-benar sangat menggemaskan.

"Apa kamu malu, sayang? Sama suami sendiri ngapain malu." ucap Dewa seolah hal tersebut biasa. Padahal saat mengatakan itu dan membayangkannya, ada yang menggeliat di bawah sana.

Malas berdebat lagi, Tami membuka lemari di sampingnya. Ia akan memakai pakaian pria itu saja. Mengambil kaos berlengan pendek dan celana training. Lalu berlalu ke kamar mandi.

Tak lama,

"Astaga, sayang." Dewa terkekeh geli melihat Tami keluar dari kamar mandi. Memakai pakaiannya yang seakan tenggelam.

Tami mendengus, ia hanya memakai kaos pria itu. Yang di tubuhnya panjang kaosnya sampai lutut. Tidak jadi memakai training suaminya itu, karena training itu bisa boncengan dua orang.

"Jangan tertawa terus!" kesal Tami. Apa penampilannya sangat lucu. Biasanya kalau pakaian selututkan biasa dipakai emak-emak.

"Aku mandi dulu ya." Dewa mengelus kepala Tami, lalu masuk ke kamar mandi.

Setelah Dewa masuk ke kamar mandi, Tami membaringkan diri di tempat tidur empuk itu. Ia menyelimuti dirinya. Rasanya letih sekali seharian ini.

'Kenapa empuk sekali?' batin Tami. Tidak pernah merasakan tidur di tempat tidur seperti ini. Sudah empuk lembut lagi. Rasanya nyaman sekali.

Mata Tami pun sayup-sayup mulai tertutup. Ia mulai tidur.

"Sayang, kamu sudah tidur?" tanya Dewa setelah selesai mandi. Ia melirik Tami yang sudah berbaring saja.

Dewa ikut naik ke tempat tidur dan membawa tubuh Tami ke dalam pelukannya. Mengecup kening itu cukup lama dan memeluk istrinya dengan begitu erat. Seolah takut kehilangan wanita itu lagi.

'Istriku, aku harap ini nyata dan bukanlah mimpi.'

.

.

.

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

semiga nyata ya Wa biar g kecewa km🤣🤣🤣🤣

2024-05-05

0

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

semiga nyata ya Wa biar g kecewa km🤣🤣🤣🤣

2024-05-05

0

atik

atik

lanjut thor... semangat

2024-02-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Harapan
2 Bab 2 - Mimpi
3 Bab 3 - Maafkan Aku
4 Bab 4 - Sakit
5 Bab 5 - Kenangan
6 Bab 6 - Mimpi Lagi
7 Bab 7 - Kecewa
8 Bab 8 - Hari Berlalu
9 Bab 9 - Hari Sial
10 Bab 10 - Gendeng
11 Bab 11 - Deg
12 Bab 12 - Kamu Mau?
13 Bab 13 - Ayo, Kita Menikah!
14 Bab 14 - Terus Memaksa
15 Bab 15 - Malam Ini
16 Bab 16 - Istriku
17 Bab 17 - Suami Sendiri
18 Bab 18 - Ini Nyata
19 Bab 19 - Transfer
20 Bab 20 - Suka Kamu
21 Bab 21 - Demi Kamu
22 Bab 22 - Boleh Cium?
23 Bab 23 - Mak Tami
24 Bab 24 - Mas Dewa
25 Bab 25 - 3 Hari
26 Bab 26 - Ikut Aku
27 Bab 27 - Tante
28 Bab 28 -Jangan Memaksa
29 Bab 29 - Menginginkanmu
30 Bab 30 - Penghangat Ranjang
31 Bab 31 - Ke Rumah Rona
32 Bab 32 - Ceraikan Dia
33 Bab 33 - Hanya Masa Lalu
34 Bab 34 - Pikiran Aldo
35 Bab 35 - Kita Perlu Bicara
36 Bab 36 - Siapa Mantanmu?
37 Bab 37 - Kejujuran
38 Bab 38 - Tidak Terima
39 Bab 39 - Penuh Cinta
40 Bab 40 - Php
41 Bab 41 - Tolong
42 Bab 42 - Kerasukan
43 Bab 43 - Hati-hati
44 Bab 44 - Sudah Terukir
45 Bab 45 - Pingit
46 Bab 46 - Hari Bahagia
47 Bab 47 - Berlayar
48 Bab 48 - Bulan Madu
49 Bab 49 - Percaya Kamu
50 Bab 50 - Tentang Masa Lalu
51 Bab 51 - Penjelasan
52 Bab 52 - Sudah Pergi
53 Bab 53 - Semakin Dekat
54 Bab 54 - Adik Sepupu
55 Bab 55 - Begitu Manis
56 Bab 56 - Apapun Itu
57 Bab 57 - Gelap Mata
58 Bab 58 - Salah Target
59 Bab 59 - Menyesal
60 Bab 60 - Sudah Sadar
61 Bab 61 - Berusaha Tegar
62 Bab 62 - Mulai Stres
63 Bab 63 - Butuh Waktu
64 Bab 64 - Galau Sendiri
65 Bab 65 - Rasa Bersalah
66 Bab 66 - Aku Mencintaimu
67 Bab 67 - Penjelasan Dewa
68 Bab 68 - Aku Mau Pulang
69 Bab 69 - Bertemu
70 Bab 70 - Akhirnya
71 Promo
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 - Harapan
2
Bab 2 - Mimpi
3
Bab 3 - Maafkan Aku
4
Bab 4 - Sakit
5
Bab 5 - Kenangan
6
Bab 6 - Mimpi Lagi
7
Bab 7 - Kecewa
8
Bab 8 - Hari Berlalu
9
Bab 9 - Hari Sial
10
Bab 10 - Gendeng
11
Bab 11 - Deg
12
Bab 12 - Kamu Mau?
13
Bab 13 - Ayo, Kita Menikah!
14
Bab 14 - Terus Memaksa
15
Bab 15 - Malam Ini
16
Bab 16 - Istriku
17
Bab 17 - Suami Sendiri
18
Bab 18 - Ini Nyata
19
Bab 19 - Transfer
20
Bab 20 - Suka Kamu
21
Bab 21 - Demi Kamu
22
Bab 22 - Boleh Cium?
23
Bab 23 - Mak Tami
24
Bab 24 - Mas Dewa
25
Bab 25 - 3 Hari
26
Bab 26 - Ikut Aku
27
Bab 27 - Tante
28
Bab 28 -Jangan Memaksa
29
Bab 29 - Menginginkanmu
30
Bab 30 - Penghangat Ranjang
31
Bab 31 - Ke Rumah Rona
32
Bab 32 - Ceraikan Dia
33
Bab 33 - Hanya Masa Lalu
34
Bab 34 - Pikiran Aldo
35
Bab 35 - Kita Perlu Bicara
36
Bab 36 - Siapa Mantanmu?
37
Bab 37 - Kejujuran
38
Bab 38 - Tidak Terima
39
Bab 39 - Penuh Cinta
40
Bab 40 - Php
41
Bab 41 - Tolong
42
Bab 42 - Kerasukan
43
Bab 43 - Hati-hati
44
Bab 44 - Sudah Terukir
45
Bab 45 - Pingit
46
Bab 46 - Hari Bahagia
47
Bab 47 - Berlayar
48
Bab 48 - Bulan Madu
49
Bab 49 - Percaya Kamu
50
Bab 50 - Tentang Masa Lalu
51
Bab 51 - Penjelasan
52
Bab 52 - Sudah Pergi
53
Bab 53 - Semakin Dekat
54
Bab 54 - Adik Sepupu
55
Bab 55 - Begitu Manis
56
Bab 56 - Apapun Itu
57
Bab 57 - Gelap Mata
58
Bab 58 - Salah Target
59
Bab 59 - Menyesal
60
Bab 60 - Sudah Sadar
61
Bab 61 - Berusaha Tegar
62
Bab 62 - Mulai Stres
63
Bab 63 - Butuh Waktu
64
Bab 64 - Galau Sendiri
65
Bab 65 - Rasa Bersalah
66
Bab 66 - Aku Mencintaimu
67
Bab 67 - Penjelasan Dewa
68
Bab 68 - Aku Mau Pulang
69
Bab 69 - Bertemu
70
Bab 70 - Akhirnya
71
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!