Bab 11 - Deg

Tami bangun dari tidurnya, ia menatap jam dinding yang sudah pukul 7 pagi. Diam sejenak mengumpulkan jiwa raga.

'Aku sudah jadi pengangguran!' batin Tami berteriak. Biasanya di jam segini ia sudah bersiap berangkat kerja.

Sudah seminggu Tami berdiam diri di kost-an nya. Ia sudah tidak bekerja lagi, kontrak kerjanya tidak diperpanjang.

Tami sudah mencoba melamar ke beberapa perusahaan, tapi belum ada juga panggilan. Meski syarat pelamar tidak sesuai, tetap dikirimnya saja lamaran. Mana tahu diterima, karena melihat pengalamannya yang banyak selama ini.

Wanita itu tampak berpikir panjang, ia harus segera menemukan pekerjaan. Tabungannya hanya bisa bertahan 3-4 bulan ke depan. Itu pun harus hemat-hemat.

Kruk... Suara perutnya memanggil.

Tami pun bergegas mandi, ia akan membeli sarapan.

Tak lama wanita itu duduk di warung. Ia makan lontong. Makan dengan lahap sambil melihat orang-orang lewat yang mau berangkat kerja.

"Tami." ucap seseorang menepuk pundaknya.

"Ibu. Makan, Bu." tawar Tami. Ternyata Ibu kost-nya.

"Punya ibu lagi dibungkus." ucap wanita paruh baya itu.

Tami mengangguk.

"Kamu tidak bekerja?" tanya ibu kost. Melihat Tami berpakaian rumah.

"Sudah tidak lagi, Bu. Kontrak Tami tidak diperpanjang. Sudah seminggu jadi pengangguran, kirim lamaran belum ada panggilan, Bu." ucap Tami yang malah jadi curhat panjang.

Ibu kost seperti tampak berpikir sesuatu.

"Tam, sepertinya di tempat kerja anak Ibu lagi buka lowongan. Coba saja kamu melamar ke sana!" Saran Ibu Kost itu. Tidak ada salahnya mencoba. Mana tahu rezeki.

"Di mana, Bu?" tanya Tami antusias. Ia akan mencoba lagi. Di mana ada usaha di situ ada jalan kan.

"Nanti Ibu tanya sama anak ibu." ucap Ibu kost.

"Terima kasih, Bu. Ibu memang sangat cantik, baik hati dan tidak sombong." ucap Tami seraya memuji. Walau terkenal galak, kadang Ibu kost punya sisi baiknya juga.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Tami menatap dirinya dalam pantulan cermin. ia sudah berpakaian rapi. Wajahnya juga sudah fresh dengan sapuan makeup tipis dan rambut juga diikat ekor kuda.

Hari ini Tami akan walk in interview di kantor anaknya ibu kost. Katanya akan merekrut banyak orang.

'Ok. Semoga aku bisa diterima.' harapnya Tami.

Tami menghembuskan nafasnya berkali-kali. Ia kini telah sampai di depan sebuah perusahaan. Setelah turun dari ojek, ia mendongak melihat gedung menjulang tinggi.

'Apa aku bisa diterima ya?' mendadak ciut seketika.

Apalagi saat melihat para pelamar yang sudah berdatangan sangat banyak dan masih muda-muda.

Tami melihat sekitar, sepertinya belum dimulai. Mereka masih berada di halaman perusahaan. Menunggu instruksi selanjutnya.

Wanita itu pun berjalan ke arah security, bertanya di mana toilet. Ia ingin buang air kecil.

Setelah selesai buang air kecil, Tami membenarkan penampilannya terlebih dahulu. Kembali mendempul wajahnya dan memoleskan lipstik tipis-tipis. Jangan sampai menor lah.

Saat Tami kembali, ia terkejut di halaman sudah sepi. Ke mana perginya pelamar yang lain? Dia kok ditinggal.

Wanita itu kembali menemui security untuk bertanya dan security mengatakan di mana ruangan interviewnya.

Tami pun berjalan cepat menuju ke ruangan itu. Security sudah memberinya arah. Wanita itu berjalan sambil melihat sekitar, mencari mungkin ada pelamar lain yang telat seperti dirinya juga.

"Aduh-duh-duh!" rintih Tami saat dirinya menabrak tubuh seseorang. Ia langsung mundur, tapi malah tersandung sendiri dan akan terjatuh.

Hap... dengan sigap pinggangnya ditahan seseorang. Dan seketika pandangan keduanya bertemu.

Deg...

"Ma-maafkan saya, saya tidak sengaja." ucap Tami kemudian. Ia membenarkan posisi berdirinya kembali.

"Ma-maaf maaf. Saya permisi." Tami pun segera pergi, ia sudah terlambat untuk ikut interview.

Seseorang yang tidak sengaja ditabrak masih diam dan melihati wanita itu. Wanita yang sudah berlalu pergi.

'Apa aku sedang bermimpi?' batinnya mulai bingung.

"Pak Dewa." ucap Zol menepuk pundak pria itu. Ia melihat tatapan Dewa terus tertuju pada wanita cantik yang tidak sengaja bertabrakan dengannya.

Dewa tersadar dan melihat sekitarnya, ia berada di kantor. Apa bermimpi wanita itu di kantor?

"Zol, bisa kamu cubit saya?" tanya Dewa. Ia merasa ini nyata, tapi merasa juga mimpi. Jadi mau memastikan.

"Maksudnya, Pak?" Zol bingung. Kenapa minta dicubit?

"Cubit saya cepat!" pinta Dewa. Zol banyak tanya.

Zol mengangguk. Dewa memberi perintah, maka ia pun mencubit lengan pria itu.

"Aduh!" ringis Dewa. "Kenapa kamu cubit saya begitu kuat? Apa kamu punya dendam pribadi dengan saya, Zol?"

Dewa memelototi Zol. Cubitan Zol terasa hingga ke tulangnya. Langsung sadar jika ia sedang tidak bermimpi.

"Ma-maaf, Pak." Zol menundukkan kepala. Salah lagi dia.

Dewa mendengus sesaat lalu kembali mengingat wanita tadi.

"Zol, tadi siapa yang nabrak saya?" tanya Dewa. Mungkin itu salah satu karyawannya.

"Sepertinya pelamar kerja, Pak." jawab Zol. Melihat pakaian hitam putih yang dipakai wanita itu.

"Pelamar kerja?" gumam Dewa lalu tersenyum tipis. Tipis sekali setipis tisu.

"Saya mau interview dia langsung. Kamu bawa dia ke ruangan saya!" pinta Dewa.

Dewa tidak menyangka ternyata wanita dalam mimpinya itu nyata. Padahal sudah lama sekali, ia tidak pernah lagi memimpikan wanita itu. Tapi, tiba-tiba mendadak mereka bisa bertemu. Maka tidak boleh dilewatkan.

"Jam berapa, Pak?"

"Sekarang, Zol!" Dewa merapatkan giginya. Memang banyak tanya asistennya itu.

"Tapi, Pak. Sekarang kita ada rapat dengan divisi keuangan." Zol mengingatkan. Saat ini mereka akan berjalan ke ruang rapat.

Dewa baru ingat akan rapat. Tapi itu bisa diatur. Bukan masalah besar. "Undur sampai jam 2."

Zol masih terdiam. Dewa mau menginterview pelamar itu, padahal kan sudah ada staff HRD. Apa atasannya itu tertarik dengan wanita itu?

"Saya tunggu 5 menit, wanita tadi harus sudah ada di ruangan saya!" Dewa mengingatkan.

Setelah mengatakan itu. Dewa pun berlalu pergi. Ia bergerak cepat menuju ruangannya.

Dewa tampak sibuk membenarkan berkas di mejanya, agar tidak kelihatan berantakan. Ia juga melihat sekitar. Lantainya sangat bersih dan kinclong. Ruangannya juga terasa adem.

Dewa duduk di kursi kebesarannya. Berkali-kali membenarkan posisi duduknya. Agar tampak nyaman dan berwibawa. Ia juga membenarkan pakaiannya supaya rapi. Tingkah Dewa seperti mau bertemu dengan orang penting.

"Tes tes tes." mulai tes suara. Jangan sampai suaranya nyangkut pula. Bisa menjatuhkan imagenya sebagai pria tampan yang cool dan keren.

Tok... Tok... Tok...

Dewa menarik nafas panjang lalu membuangnya pelan. Pasti Zol yang datang membawa wanita itu. Cepat juga kerja asistennya itu. Perlulah ditambahkan bonusnya.

"Masuk." Ucap Dewa dengan suara baritonnya. Jangan lupakan wajahnya yang serius.

Mata Dewa melihat orang yang masuk. Zol masuk terlebih dahulu dan di belakangnya ada seseorang.

Dan, satu dua tiga,

Deg

'Apa aku mimpi?'

.

.

.

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

Tami dan Dewa bertemu,Tam lupakan Aldo mu sang mantan ya Jodohmu ada di depan mata akan bawa km ke bahagia yg sejati

2024-05-05

0

Rina Azzahra

Rina Azzahra

akhirnya ketemu

2024-02-08

1

Halim Sya'diyah

Halim Sya'diyah

hayuk segera up lagi thorrr penasaran nih

2024-02-08

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 55 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!