Dewa membuka mata dan melihat sekitarnya, ia berada di atas tempat tidur. Melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 7.
"Kenapa aku tidak pernah mimpi wanita itu lagi?" kesal Dewa seraya mengusap wajahnya. Ia kecewa. Setiap malam tidak pernah bermimpi wanita itu lagi. Masuk ke mimpi siapa wanita itu? Kenapa meninggalkannya begitu saja?
Tak lama, Dewa kini berada di kursi kebesarannya. Ia kembali mengingat wanita itu dalam mimpinya. Ketika mereka berciuman, rasa itu masih terasa.
Ada keinginan untuk merasakan rasa itu lagi. Sepertinya ia sudah kecanduan.
"... Itu semua jadwal anda hari ini, Pak." ucap Zol sambil melirik pria yang diam saja. Tah dengar tah tidak. Tidak tahu lah.
Dewa melihat ke arah Zol. Ia baru sadar ada orang di dekatnya.
"Saya permisi, Pak." ucap Zol akan undur diri. Sudah tidak ada yang perlu disampaikan pada Dewa lagi.
"Zol, cari informasi tentang seseorang!" pinta Dewa. Ia ingin mencari wanita dalam mimpinya itu. Meyakini jika wanita itu ada dalam dunia nyata ini.
"Baik, Pak. Siapa seseorang itu?" tanya Zol akan menjalankan perintah. Mencari informasi orang bukan perkara yang sulit.
"Saya tidak tahu, Zol. Makanya saya mau kamu cari informasi tentang dia!" ucap Dewa sedikit kesal. Zol malah tanya siapa, mana lah dia tahu.
Huft... Zol membuang nafasnya pelan.
"Apa anda punya fotonya, Pak?" tanya Zol kemudian. Ia bisa mencari tahu dengan itu.
Dewa menggelengkan kepala. Ia tidak punya foto wanita itu. Seharusnya saat mimpi, ia mengambil foto mereka bersama. Jadi menyesal kan.
"Jadi bagaimana saya mencari informasi jika tidak ada petunjuk, Pak?" Zol jadi kesal sendiri. Siapa yang mau dicari? Siapa? Siapa?
"Dia seorang wanita." ucap Dewa sambil tersenyum mengingat saat wanita dalam mimpinya itu tersenyum. Senyuman manis yang menghangatkan hati.
Zol mengangguk. Sepertinya atasannya itu sedang dekat dengan seorang wanita. Kok tumben? Biasanya Dewa sibuk bekerja keras bagai kuda.
"Apa wanita itu kekasih anda?" tebak Zol. Pasti seperti itu.
"Bukan!" sanggah Dewa.
Zol menunggu perkataan selanjutnya.
"Teman saya."
"Oh, teman apa teman?" ucap Zol dengan nada mencibir.
Mata Dewa menatap tajam asistennya itu dan seketika itu juga Zol menundukkan kepala.
"Segera kamu cari tahu informasi tentangnya!" pinta Dewa.
Zol terbengong. Petunjuk yang diberi Dewa sangat tidak jelas.
"Ada petunjuk yang lain, Pak? Misal namanya? Atau alamatnya?"
"Kalau saya tahu itu, buat apa saya cari informasi lagi!" jawab Dewa sambil merapatkan giginya. Zol buat emosi saja.
"Tapi, Pak-"
"Segera cari tahu dia!"
Zol mendumel dalam hati. Dewa sangat menyebalkan sekali.
"Ah iya, Pak. Anda bertemu kapan?" tanya Zol. Mencari petunjuk sendiri.
"Saya bertemu dengannya 3 hari berturut-turut. Terakhir seminggu yang lalu kalau tidak salah." ucap Dewa mengingat-ingat.
"Anda bertemu di mana?" Zol akan mencari wanita itu dari cctv, akan memutar seminggu ke belakang saat Dewa bersama wanita itu.
Dewa tampak berpikir. Apa dia akan memberitahu.
"Saya bertemu dia-, bertemu dia di dalam mimpi." ucap Dewa dengan cepat.
Seketika gagak pun lewat.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Astaga!" Zol mengusap wajahnya setelah mendengar cerita Dewa.
Dewa sudah menceritakan perihal mimpinya bertemu wanita itu. Hanya bertemu tiga malam berturut-turut. Menceritakan itu saja, tidak menceritakan jika ia berciuman dengan wanita dalam mimpi itu dan bahkan hampir memadu kasih.
"Jadi tolong kamu bantu saya mencari dia!" ucap Dewa menatap serius ke arah Zol. Ia sudah kehilangan wanita itu bahkan sebelum mengenalnya.
"Tapi, Pak. Apa wanita dalam mimpi anda itu benar-benar ada? Mungkin saja itu makhluk alam lain. Alien atau hantu?" Zol mengemukakan pemikirannya. Jika bermimpi kan berada di alam lain. Mungkin saja begitu.
"Alien? Hantu?" Dewa menghembuskan nafas berat, Zol sok tahu. "Kamu cari saja dulu dia!"
Harus dicari dan dipastikan dulu. Jika memang tidak ada di dunia ini, ya sudahlah berarti wanita itu makhluk alam lain. Tapi kok cantik sekali? Dewa jadi meronta dalam hati.
Zol menggaruk kepalanya, tiba-tiba terasa gatal. Bagaimana mau mencari wanita dalam mimpi atasannya? Tapi namanya perintah, jika ia tidak bisa melaksanakannya, Zol akan merasa dirinya tidak berguna.
"Jika kamu bisa menemukannya, akan saya lipat gandakan bonusmu. Bisa 10 kali lipat!"
"10 kali lipat?" Otak Zol mulai berpikir. Minimal ia harus berusaha dulu. Semua demi bonus menggiurkan itu.
"Bisakah anda menggambar wanita itu?" Zol memikirkan ide lain.
"Menggambar?"
Zol mengangguk. Ia mengambil kertas dan pena. "Anda ingat wanita itu, lalu gambar di sini."
"Saya tidak bisa menggambar!" ucap Dewa.
"Anda gambar saja bagaimana wanita itu, Pak!" paksa Zol. Jadi ada petunjuk lainnya.
Dewa pun mencoret-coret kertas itu.
"Astaga, Pak!" Zol terpelongo. Dewa menggambar wanita itu seperti orang-orangan sawah. Gambaran anak SD.
"Sudah saya bilang tidak bisa menggambar!" Dewa mendengus kesal. Zol malah mengucap segala.
Zol menarik nafasnya panjang, lalu membuangnya pelan. Ia akan mencari cara lagi.
"Anda katakan secata detil bagaimana wajah wanita itu!" ucap Zol. Ia nanti bisa menyuruh orang untuk menggambarkan sesuai deskripsi atasannya.
"Dia cantik."
"Namanya wanita ya pasti cantik. Pria itu tampan." dumel Zol berusaha sabar. Yang ditanya apa yang dijawab apa.
"Kamu bilang apa?" Dewa menatap tajam.
"Tidak, Pak." geleng Zol sambil tersenyum tipis.
"Ok, Pak. Wanita itu cantik. Bagaimana bentuk matanya?"
"Matanya melihat ke arahku!" jawab Dewa mengingat tatapan wanita itu yang membuatnya berdebar.
"Maksud saya, apa matanya besar, cipit, bulat atau bagaimana bentuk matanya, Pak?"tanya Zol mulai emosi. Jadi meninggikan nada bicaranya.
Dewa menatap tajam, Zol berani meninggikan suara padanya.
"Saya tidak memperhatikan. Saya hanya melihat tatapan mendalam dari matanya!" Ucap Dewa. Memang begitulah. Mana sempat lagi melihat detilnya.
"Ok, seorang wanita cantik yang matanya menatap anda. Lalu bagaimana hidungnya, mancung atau pesek?" tanya Zol langsung saja. Dari pada jawabannya ngawur lagi.
"Sudah saya bilang, saya hanya melihat tatapannya saja. Saya tidak melihat yang lain-lain! Fokus saya hanya pada tatapannya!"
Zol membuang nafasnya dengan kasar. Atasannya sungguh terlalu, menyuruhnya mencari wanita ghaib itu.
"Ayo... Kita tidur, Pak!" ucap Zol memegang lengan Dewa. Semua demi bonusnya.
Dewa menepis tangan Zol dan berwajah kaget. Kenapa ngajak tidur bersama? Memang dia pria apaan?
"Ma-maaf, Pak. Mak-maksud saya-" Zol jadi gelagapan. Padahal tidak bermaksud begitu, tapi ekspresi Dewa seperti memikirkan yang tidak-tidak.
"Mak-maksud saya, kita tidur dan mana tahu saya ikut masuk ke mimpi anda. Jadi saya bisa mencari tahu wanita itu." Jelas Zol. Jika bisa ia akan menjadi saksi mimpi itu.
"Kamu jangan mengada-ngada, Zol. Mana bisa mimpi ngajak-ngajak orang!" Dewa merasa saran Zol aneh-aneh saja dari tadi.
Zol mencoba berpikir jernih. Gara-gara bonus 10x lipat dia jadi absurd begini.
"Saran saya, Pak. Anda lupakan saja wanita itu. Wanita itu hanya mimpi, Pak!" tegas Zol. Ia tidak mau mencari informasi wanita ghaib itu. Bisa gila sendiri.
"Zol!" Dewa jadi kesal.
"Maaf, Pak. Saya tidak bisa membantu anda!" Zol mengibarkan bendera putih. Ia menyerah pada perintah aneh itu.
"Zol-Zol, Kamu harus bantu saya!" ucap Dewa masih berharap.
"Maafkan saya, Pak." Zol menundukkan kepala sejenak, lalu berlalu pergi.
'Dasar Pak Dewa gendeng!'
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Lanjar Lestari
ya memang Gendeng gadis hanya bertemu dlm mimpi di suruh caru g tahu lah Zol kl Dewa g bisa gambar wajah wanita itu Zol sang assiten pun ikut gendeng🤣🤣🤣🤣
2024-05-05
1
Elaine73
akupun ikut emosi jadinya,wkwkwk
2024-04-19
0
Elaine73
tugas yg berat dan aneh/Smile/
2024-04-19
0