Bab 6 - Mimpi Lagi

Tami tampak lahap memakan nasi bungkus. Walaupun tidak berselera, ia telan-telankan saja makanan itu. Ia tidak boleh terus sakit karena tidak punya keluarga. Siapa yang akan mengurusnya.

Mata Tami berkaca-kaca dan air matanya berjatuhan. Segera ia menghapusnya. Kalau sudah sakit begini, bawaannya jadi mewek.

Jadi ingat saat Aldo yang begitu khawatir saat ia sakit. Bahkan sampai meminta izin ibu kost untuk menjaga dirinya semalaman. Kost-annya Tami khusus wanita, jadi pria tidak boleh masuk. Tapi karena Aldo memohon, makanya diizinkan dengan syarat mereka tidak boleh macam-macam atau sampai melakukan perbuatan asusila di kamar kost.

Tami yang setengah sadar itu, menyadari keningnya yang sering dikompres. Sepertinya Aldo melakukannya sepanjang malam.

Saat bangun pagi, Tami melihat Aldo yang tersenyum manis.

"Sudah tidak panas lagi. Ayo, bangun. Kita sarapan setelah itu minum obat." ucap Aldo dengan menarik nafas lega. Demam Tami sudah mereda.

Tami hanya melihati Aldo. Mata pria itu tampak letih dan menahan kantuk. Apa semalaman tidak tidur sama sekali?

"Mas, tidak tidur ya?" tanya Tami jadi merasa tidak enak hati. Aldo bisa kelelahan karenanya.

"Tidur. Sudah tidak usah kamu pikirkan!" ucapnya santai. Bukan tidur sih, cuma terpejam saja. Ia harus tetap menjaga Tami. Takut-takut terjadi sesuatu.

"Tidurlah dulu, Mas." Ucap Tami akan bangkit dari ranjangnya. Biar gantian Aldo yang berbaring. Ia sudah cukup mendingan dan sembuh. Tubuhnya tidak menggigil lagi.

"Tidak usah. Sekarang kamu makan, biar sembuh dan sehat. Aku tidak mau kamu sakit lagi." ucap Aldo seraya mengelus kepala Tami dengan sayang. Sungguh, ia sangat menyayangi wanita itu.

Diperlakuan seperti itu membuat Tami mulai mewek. Aldo sangat perhatian padanya.

Tami tersedak dan segera meminum air. Ia kembali ke kenyataan. Di kost-an ini ia sendirian.

Hati Tami masih sakit dengan berakhirnya hubungan mereka. Aldo memutuskan hubungan itu sepihak. Bahkan tidak memberi gelagat atau kode-kode menjelang hubungan itu berakhir.

Jadi bingung, kenapa Aldo tiba-tiba seperti itu. Selama 5 tahun ini, pria itu begitu perhatian padanya dan begitu sangat mencintainya. Masa itu hanya kebohongan?

Setelah menyelesaikan makannya, Tami mencoba menelepon Aldo kembali. Dan tetap saja, tidak terhubung lagi.

Akan mencoba datang atau menemui Aldo. Bicara baik-baik dari hati ke hati. Ia akan datang ke kantornya saja. Tami ingat Aldo pernah bilang bekerja di sebuah perusahaan. Semoga saja ia bisa bertemu dengan Aldo lagi.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Eh," ucap Dewa kaget saat menyadari tubuhnya memeluk seseorang.

'Apa wanita itu? Apa aku sedang bermimpi?' Dewa mengedarkan pandangan. Mereka berada di kamarnya. Ia membawa masuk wanita ke kamarnya? Ia dan seorang wanita berada di kamarnya. Hanya berduaan. Berduaan? Bagaimana bisa? Kapan dan bagaimana?

Dewa akan melonggarkan pelukannya dan ingin melihat siapa wanita itu. Apa wanita cantik itu atau ada wanita lain lagi? Siapa ini?

Tapi wanita itu malah makin mengeratkan pelukannya, seolah tidak mau melepaskan dirinya.

Tidak tahu memeluk siapa, tapi Dewa merasa senang. Pelukan ini terasa hangat dan menenangkan. Ia pun makin memeluknya, hingga merasakan sesuatu yang kenyal terasa di tubuhnya.

"Siapa namamu?" tanya Dewa sambil berbisik di telinganya. Ingin tahu siapa wanita yang dipeluknya itu.

Perlahan pelukan melonggar. Wajah Dewa tersenyum lebar saat melihatnya.

"Kamu." Dewa begitu senang bertemu wanita itu lagi. Bukan, lebih tepatnya memimpikan wanita itu.

"Tapi, apa ini mimpi?" tanya Dewa memastikan. Merasa tidak sedang bermimpi. Tapi mungkin itu hanya perasaannya saja. Aduh, jadi bingung sendiri.

Wanita itu menatapnya saja dan tidak menjawab pertanyaannya.

"Kenapa kamu diam saja? Kenapa kamu bisa terus-terusan masuk ke dalam mimpiku?" tanya Dewa. Pasti ia sedang bermimpi, meyakinkan dirinya.

Dan wanita itu malah diam menatapnya. Tidak ada mengucapkan satu kata pun.

Posisi mereka masih saling berhadapan. Dewa memandangi wajah wanita itu. Wajahnya kini penuh senyuman, tidak mewek seperti sebelumnya.

Keduanya saling menatap. Menatap dengan pandangan lembut dan mendalam.

Dewa sedikit menunduk dan mulai memajukan wajahnya, bibir merah itu memancingnya. Ada keinginan untuk merasakannya. Ia pun dekat dan semakin dekat.

'Manis.' batin Dewa saat mulai melu-mat bibir itu.

Dewa meresap rasa manis yang lembut seperti gula kapas. Pria itu juga tersenyum saat wanita itu mulai membalas deca pan nya.

Yang semula ciuman lembut kini kian menuntut. Ada hasrat yang mulai bergelut.

'Aku menginginkannya!' Gairahnya mulai menguasainya. Ia menginginkan lebih dari sebuah ciuman.

Dewa pun menggendong wanita itu dan membaringkan di tempat tidur empuknya. Ia menatap wanita yang sudah berada di bawah kuasanya yang makin cantik dan begitu menggoda.

'Dewa, kau tidak boleh melakukan hal itu!' pikirannya mengingatkan. Ia tidak boleh merusak seorang wanita. Saat ini hanya ada nafsu yang menguasainya. Harus bisa menahan dirinya. Tapi,

Dewa diam sejenak sambil berpikir. 'Aku kan cuma mimpi.'

Itu yang diyakininya. Mimpi enak kok ditolak. Dewa pun kembali menjamah bibir itu.

'Wah... Wah... Wah...' Dewa tidak mengira, wanita cantik itu agresif sekali. Di tengah ciuman mereka, wanita itu tangannya malah mulai melepas kancing kemejanya.

Dewa tersenyum sambil melepas kemeja dan membuangnya asal. Ia melihat wajah yang kini mengedipkan mata nakalnya.

Mulai tertantang, Dewa mengukungnya kembali. Dan wanita itu membalikkan posisi. Kini berada di atasnya.

Wanita itu benar-benar menggodanya. Dan Dewa membalikkan posisinya lagi, ia pria jadi harus mendominasi. Tapi wanita itu sepertinya tidak mau kalah, kini membalikkan posisi dan berada di atas sekarang.

"Kamu!" Dewa jadi gemas sendiri.

Dewa berada di atasnya lagi, lalu wanita itu membalikkan posisi lagi. Sebentar di atas, sebentar di bawah, di atas lagi, di bawah lagi. Karena tidak ada yang mau mengalah, mereka berdua pun jadi berguling-guling di tempat tidur dan akhirnya,

Gubrak;

Dewa membuka mata dan memegangi pinggangnya. Kini ia berada di lantai kamarnya. Kembali jatuh dari tempat tidur.

"Akh!" Dewa kesal sekali. Ia tidak sempat menjamah wanita itu.

Menatap langit-langit kamarnya, seraya kembali mengingat mimpinya. Dewa memegang bibirnya saat mengingat ciuman itu. Lalu saat mereka bertatapan di tempat tidur. Dan saling berganti-ganti posisi.

Glek... Dewa menelan salivanya dengan susah payah, tatkala kembali mengingat wajah menggoda itu.

"Astaga!" Dewa kini merasakan adik kecilnya menggeliat. Seperti menginginkan sentuhan dari wanita itu.

'Apa aku harus tidur lagi? Biar mimpinya berlanjut?' batinnya bertanya. Mungkin mimpi akan berlanjut dan mereka berdua saling bergelut dalam peluh.

'Otakmu, Dewa!' umpatnya. Malah memikirkan melakukan hal seperti itu.

Perlahan Dewa bangkit dari lantai itu dan berjalan ke kamar mandi. Akan menuntaskan hasratnya di sana, sekaligus membersihkan kepalanya dari pikiran yang menjerumus.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sri

Sri

besok-besok si dewa mesti ke tukang urut kayaknya
tiap hari jatuh berkali2 gak sakit pinggang apa ya ?💀

2024-10-23

0

Ira Rachmad

Ira Rachmad

kwkkwkkw

2024-08-13

0

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

🤣🤣🤣😅ada ada aja Dewa mimpi mu

2024-05-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Harapan
2 Bab 2 - Mimpi
3 Bab 3 - Maafkan Aku
4 Bab 4 - Sakit
5 Bab 5 - Kenangan
6 Bab 6 - Mimpi Lagi
7 Bab 7 - Kecewa
8 Bab 8 - Hari Berlalu
9 Bab 9 - Hari Sial
10 Bab 10 - Gendeng
11 Bab 11 - Deg
12 Bab 12 - Kamu Mau?
13 Bab 13 - Ayo, Kita Menikah!
14 Bab 14 - Terus Memaksa
15 Bab 15 - Malam Ini
16 Bab 16 - Istriku
17 Bab 17 - Suami Sendiri
18 Bab 18 - Ini Nyata
19 Bab 19 - Transfer
20 Bab 20 - Suka Kamu
21 Bab 21 - Demi Kamu
22 Bab 22 - Boleh Cium?
23 Bab 23 - Mak Tami
24 Bab 24 - Mas Dewa
25 Bab 25 - 3 Hari
26 Bab 26 - Ikut Aku
27 Bab 27 - Tante
28 Bab 28 -Jangan Memaksa
29 Bab 29 - Menginginkanmu
30 Bab 30 - Penghangat Ranjang
31 Bab 31 - Ke Rumah Rona
32 Bab 32 - Ceraikan Dia
33 Bab 33 - Hanya Masa Lalu
34 Bab 34 - Pikiran Aldo
35 Bab 35 - Kita Perlu Bicara
36 Bab 36 - Siapa Mantanmu?
37 Bab 37 - Kejujuran
38 Bab 38 - Tidak Terima
39 Bab 39 - Penuh Cinta
40 Bab 40 - Php
41 Bab 41 - Tolong
42 Bab 42 - Kerasukan
43 Bab 43 - Hati-hati
44 Bab 44 - Sudah Terukir
45 Bab 45 - Pingit
46 Bab 46 - Hari Bahagia
47 Bab 47 - Berlayar
48 Bab 48 - Bulan Madu
49 Bab 49 - Percaya Kamu
50 Bab 50 - Tentang Masa Lalu
51 Bab 51 - Penjelasan
52 Bab 52 - Sudah Pergi
53 Bab 53 - Semakin Dekat
54 Bab 54 - Adik Sepupu
55 Bab 55 - Begitu Manis
56 Bab 56 - Apapun Itu
57 Bab 57 - Gelap Mata
58 Bab 58 - Salah Target
59 Bab 59 - Menyesal
60 Bab 60 - Sudah Sadar
61 Bab 61 - Berusaha Tegar
62 Bab 62 - Mulai Stres
63 Bab 63 - Butuh Waktu
64 Bab 64 - Galau Sendiri
65 Bab 65 - Rasa Bersalah
66 Bab 66 - Aku Mencintaimu
67 Bab 67 - Penjelasan Dewa
68 Bab 68 - Aku Mau Pulang
69 Bab 69 - Bertemu
70 Bab 70 - Akhirnya
71 Promo
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 - Harapan
2
Bab 2 - Mimpi
3
Bab 3 - Maafkan Aku
4
Bab 4 - Sakit
5
Bab 5 - Kenangan
6
Bab 6 - Mimpi Lagi
7
Bab 7 - Kecewa
8
Bab 8 - Hari Berlalu
9
Bab 9 - Hari Sial
10
Bab 10 - Gendeng
11
Bab 11 - Deg
12
Bab 12 - Kamu Mau?
13
Bab 13 - Ayo, Kita Menikah!
14
Bab 14 - Terus Memaksa
15
Bab 15 - Malam Ini
16
Bab 16 - Istriku
17
Bab 17 - Suami Sendiri
18
Bab 18 - Ini Nyata
19
Bab 19 - Transfer
20
Bab 20 - Suka Kamu
21
Bab 21 - Demi Kamu
22
Bab 22 - Boleh Cium?
23
Bab 23 - Mak Tami
24
Bab 24 - Mas Dewa
25
Bab 25 - 3 Hari
26
Bab 26 - Ikut Aku
27
Bab 27 - Tante
28
Bab 28 -Jangan Memaksa
29
Bab 29 - Menginginkanmu
30
Bab 30 - Penghangat Ranjang
31
Bab 31 - Ke Rumah Rona
32
Bab 32 - Ceraikan Dia
33
Bab 33 - Hanya Masa Lalu
34
Bab 34 - Pikiran Aldo
35
Bab 35 - Kita Perlu Bicara
36
Bab 36 - Siapa Mantanmu?
37
Bab 37 - Kejujuran
38
Bab 38 - Tidak Terima
39
Bab 39 - Penuh Cinta
40
Bab 40 - Php
41
Bab 41 - Tolong
42
Bab 42 - Kerasukan
43
Bab 43 - Hati-hati
44
Bab 44 - Sudah Terukir
45
Bab 45 - Pingit
46
Bab 46 - Hari Bahagia
47
Bab 47 - Berlayar
48
Bab 48 - Bulan Madu
49
Bab 49 - Percaya Kamu
50
Bab 50 - Tentang Masa Lalu
51
Bab 51 - Penjelasan
52
Bab 52 - Sudah Pergi
53
Bab 53 - Semakin Dekat
54
Bab 54 - Adik Sepupu
55
Bab 55 - Begitu Manis
56
Bab 56 - Apapun Itu
57
Bab 57 - Gelap Mata
58
Bab 58 - Salah Target
59
Bab 59 - Menyesal
60
Bab 60 - Sudah Sadar
61
Bab 61 - Berusaha Tegar
62
Bab 62 - Mulai Stres
63
Bab 63 - Butuh Waktu
64
Bab 64 - Galau Sendiri
65
Bab 65 - Rasa Bersalah
66
Bab 66 - Aku Mencintaimu
67
Bab 67 - Penjelasan Dewa
68
Bab 68 - Aku Mau Pulang
69
Bab 69 - Bertemu
70
Bab 70 - Akhirnya
71
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!