Scarlet tahu jika setiap kali dia menunjukkan keintiman dengan Darius, pria itu tidak bisa menolaknya dan kehilangan kemampuan untuk berpikir secara logis.
Gadis itu bahkan semakin agresif dengan menggesekkan wajahnya ke leher Darius. Semua debu diwajahnya mengotori kemeja dan wajah Darius.
Saat Miller melihat adegan didepannya, dia langsung memejamkan matanya mencoba tidak melihat. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan reaksi Darius.
"Sayang, kau wangi sekali." ujar Scarlet semakin berani lalu dia menggosokkan hidungnya ke tubuh Darius. Scarlet mengetahui jika pria itu akan segera menjauhkannya.
Jadi dia berinisiatif untuk bertindak dengan cepat, semakin menggesekkan tubuhnya pada tubuh Darius. Namun anehnya, meskipun Darius menatap tajam pada Scarlet tetapi sorot matanya terlihat lembut.
Dia mengingat terakhir kali dia melihat warna kulit dibagian telinga gadis itu sangat berbeda dengan warna kulit wajahnya.
'Apakah wanita ini menyembunyikan sesuatu? Kenapa warna kulit di belakang telinga terlihat putih mulus dan berbeda dengan warna kulit wajah dan tubuhnya?' batin Darius.
Setelah beberapa saat, Scarlet tidak mendapatkan respon apapun dari Darius, pria itu tidak menghindarinya dan malah diam seolah sedang menikmati sentuhannya. Scarlet benar-benar kaget.
Scarlet mendongak menatap Darius dengan ekspresi bingung. "Sayang, aku mau cium." ujarnya seraya mendekatkan bibirnya ke wajah pria itu.
Darius menatapnya dengan datar dan dingin membuat Scarlet sedikit ragu jika pria itu akan mendorongnya dan ciuman pertamanya akan gagal.
Saat bibirnya akan menyentuh wajah Darius, tiba-tiba saja Scarlet menangis. "Sayang......perutku sakit sekali. Hiks hiks hiks."
Darius yang tadinya terpaku dan menunggu ciuman Scarlet pun tiba-tiba tersadar dari lamunannya. Dia menghela napas dalam-dalam dan mendorong Scarlet yang duduk dipangkuannya dengan tatapan jijik. "Menyingkir dariku!"
"Huaaa.......jangan marah sayang. Aku akan menciummu setelah aku kembali dari kamar mandi." Scarlet tersenyum polos dan mengusap wajah Darius dengan tangannya.
Darius kembali mendorong Scarlet menjauhinya. Darius tersadar kembali dan semakin menjauhkan wanita itu darinya. Tatapan matanya berubah semakin tajam dan jijik.
Dia tidak tahu jika sikapnya itu karena dia membenci gadis bodoh itu atau karena dia membenci dirinya sendiri yang jatuh dalam perangkap gadis itu beberapa waktu lalu.
Scarlet pergi meninggalkan Darius dan masuk ke kamarnya. Sesaat setelah dia menutup pintu dan menguncinya, dia menghempaskan napas kasar dan langsung mengusap wajahnya dengan kedua tangan.
Wajahnya memanas dan merona merah. Dia merasa setiap kali dia berdekatan dengan Darius dan napas pria itu menyentuh kulitnya membuat tubuhnya menegang.
Meskipun dia menggunakan riasan diwajahnya tapi dia masih bisa merasakan sensasi panas dikulitnya. Dia merasa jika Darius sangat berbahaya. 'Aku harus lebih berhati-hati saat berdekatan dengannya. Aku tidak boleh terpesona pada pria itu.' batinnya.
Masih ada tiga hari lagi sebelum hari jumat. Scarlet menghabiskan hampir seluruh waktunya berbaring di atas ranjang sambil memikirkan rencana selanjutnya.
Hari berikutnya, tiba-tiba saja Scarlet merasakan tubuhnya didorong dari ranjang dan terhempas ke lantai yang berlapis karpet tebal. Dia membuka matanya dan melihat Darius berdiri dihadapannya lalu melemparkan pakaian padanya.
"Ganti pakaianmu!" ucap Darius dengan nada datar.
Scarlet belum sepenuhnya tersadar namun saat dia mendengar suara Darius, dia langsung menatapnya dan mengikuti arah pandangan pria itu.
Saat dia melihat sebuah pakaian yang bagus, dia tersenyum tipis lalu berkata, "Wow, bajunya indah sekali...sayang! Sayang.....kau manis sekali padaku."
Scarlet melebarkan tangannya dan mencoba memeluk tubuh Darius. Namun pria itu langsung memerintahkan pelayan untuk mengawasi Scarlet lalu dia meninggalkan kamar itu dengan tergesa.
Setengah jam kemudian, Scarlet berjalan keluar kamar dengan berpakaian rapi. Saat mendengar suara langkah kaki, Darius mendongak dan menatap tajam kearahnya. Dia terpukau menatap Scarlet.
Meskipun gadis itu masih terlihat seperti sebelumnya, tetapi dia terlihat menawan. Kulitnya cerah dan wajahnya bersinar memperlihatkan kecantikan yang sempurna.
Darius berpikir seandainya dia bisa melupakan jika gadis itu adalah bodoh dan polos. Didalam hatinya Darius tak bisa memungkiri jika gadis itu memiliki kecantikan yang luar biasa.
"Sayang, aku sudah siap! Apa kau akan membawaku bermain diluar?" Scarlet bicara sambil melemparkan dirinya pada Darius dan memeluk lengan pria itu sambil tersenyum polos. "Baju ini cantik sekali. Aku sangat menyukainya."
Ketika Darius mendengar perkatan gadis itu, dengan nada dingin dia berkata, "Ya, aku akan membawamu keluar tapi saat kita berada diluar jangan pernah memanggilku suami, memegang tanganku atau memelukku."
"Kenapa?" tanya Scarlet dengan ekspresi wajah bingung. Dengan nada marah dia berkata, "Aku ingat melihat seorang wanita memeluk lenganmu!"
"Kalau kau tidak setuju, sebaiknya kau tinggal dirumah saja! Jangan memberiku alasan!" Darius menatapnya dengan tak sabar.
Mendengar nada bicara Darius yang dingin, Scarlet hanya bisa mengutuki suaminya didalam hati. Tapi dia tidak punya pilihan selain menyetujui permintaan Darius. Dia harus pergi hari ini untuk melancarkan rencananya.
Kemarin, setelah Scarlet mengetahui jika Cindy dan ibunya berencana ingin menyakiti Tuan Besar Fergus membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang.
Scarlet menarik tangannya dan dengan marah berkata, "Baiklah, kalau kau tidak mau aku memegang tanganmu maka mulai saat ini aku tidak akan menyukaimu lagi!" ucapnya dengan sikap kekanak-kanakan.
Namun Darius tidak mempedulikan ancaman Scarlet. Hari ini dia akan menghadiri perjamuan bisnis yang akan dihadiri banyak perusahaan yang ingin bekerjasama dengan keluarga Fergus.
"Bersikap baik dan jangan membuat kekacauan di perjamuan nanti!" tegas Darius memberi perintah pada Scarlet yang dijawab gadis itu dengan anggukan.
Sementara itu ditempat diselenggarakannya perjamuan bisnis, Tuan Besar Fergus dan seluruh anggota keluarga Fergus hadir di sana. Meskipun sebelumnya terjadi insiden di pesta ulang tahun Tuan Besar Fergus terjadi insiden yang membuat Tuan Besar Fergus membatalkan semua kerjasama dengan Keluarga Balthazar.
Namun Keaton berusaha mendamaikan hingga akhirnya hubungan kedua keluarga pun secara perlahan pulih kembali. Bahkan hari ini bukan hanya Keaton saja yang hadir di perjamuan bisnis ini tetapi juga Cindy dan ibunya datang.
Ketika Darius dan Scarlet memasuki tempat perjamuan, semua orang menatap pasangan itu. Darius terlihat sangat tampan meskipun ekspresi wajahnya dingin dan datar tetapi dia memiliki aura yang kuat.
Sedangkan wanita yang berada disisinya terlihat sangat cantik dan mereka terlihat seperti pasangan yang sempurna. Melihat kedua orang itu berjalan berdampingin membuat Cindy terpaku.
Wajahnya memucat sambil menggertakkan rahangnya seraya menatap tajam kearah Scarlet. Saat Jenni melihat pasangan itu, dia langsung mencengkeram pergelangan tangan Cindy dan memperingatkannya, "Tahan dirimu! Jangan lupa tujuan kita datang kesini."
Darius membawa Scarlet menuju tempat dimana Tuan Besar Fergus berada. Pria tua itu yang baru saja keluar dari rumah sakit masih terlihat sedikit lemah.
Namun saat dia melihat Scarlet, dia tersenyum lebar dan langsung berdiri menyambutnya.
"Kakek!" Scarlet melepaskan tangannya dari lengan Darius dan langsung menghampiri Hector Fergus lalu memeluk lengannya dengan manja. Ekspresi wajah Scarlet nampak bahagia dengan tersenyum sumringah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sri Rahayu
semoga tdk terjadi insiden lg....dan tuan Hector aman2 aja
2024-02-06
1