Darius menatap kearah jendela yang terbuka. Tiba-tiba sebuah pemikiran muncul dibenaknya. Mungkin Scarlet melarikan diri lewat jendela itu.
Dia berjalan kearah jendela lalu menatap kebawah namun dia tidak menemukan apapun disana. Tidak ada seorangpun dibawah sana.
Matanya memicing saat melihat ada gerakan di kolam renang. Darius menajamkan pandangannya kearah kolam renang dan melihat sesosok wanita bertubuh langsing sedang berenang.
Scarlet berenang layaknya seekor ikan dan terlihat sangat lincah. Setelah menyelamagak dalam, dia pun langsung menghilang dari pandangan.
Saat dia menyelam, dengan cepat dia bergerak menuju kearah sudut kolam renang. Dia pun muncul di permukaan dan mengibas-ngibaskan rambut panjangnya. Tetapi tiba-tiba saja dia berhenti lalu menoleh keatas kearah kamar dimana Darius berada.
Mata mereka bertemu! Dalam sekejap, tatapan mata Darius yang tenang berubah! Pancaran sinar matahari tepat di wajah Scarlet yang tampak polos tanpa riasan. Dia terlihat sangat cantik, kecantikan yang sempurna! Dia terlihat polos dan mempesona! Benar-benar kecantikan yang luar biasa!
Wajah wanita itu sama persis seperti wajah seorang wanita yang selalu ada didalam ingatan Darius! Tanpa sadar pria itu mengumamkan sebuah nama dengan lirih. Dia tidak bisa menahan gejolak yang dirasakannya, jantungnya berdebar kencang. Dia berbalik dan melangkah meninggalkan kamar itu.
Saat dia tiba di kolam renang, tidak ada siapapun disana!
"Tuan Fergus?" Miller belum pernah melihat Darius yang terlihat cemas dan khawatir.
"Amankan seluruh area hotel ini! Periksa setiap sudut dan jangan ada yang terlewatkan!" perintah Darius dengan tegas.
"Baik Tuan!"
Miller tidak berani menanyakan alasannya, dia pun langsung melaksanakan perintah atasannya itu. Namun, setelah menyusuri seluruh area hotel, mereka tidak bisa menemukan orang yang dimaksud oleh Darius.
Pada saat bersamaan, pelayan di mansion menelepon. "Tuan Fergus, kami sudah menemukan Nyonya Fergus! Dia ada disini bersama kami!"
Setelah mendengarkan perkataan pelayannya, ekspresi wajah Darius menjadi dingin, dengan suara datar dia berkata, "Awasi dia! Tunggu sampai aku kembali!"
Darius langsung memutuskan panggilan telepon sambil mengetatkan rahangnya.
Hanya dengan melihat ekspresi wajah atasannya itu, Miller pun langsung mengerti lalu berkata, "Tuan Fergus, jangan khawatir! Aku akan segera meminta mereka mengirimkan rekaman kamera pengawas padamu."
"Baiklah! Lakukan segera!" Darius berbalik dan pergi.
Setengah jam kemudian, semua orang berdiri diruang tamu menunggu Darius berbicara.
"Mereka semua bodoh! Mereka tidak tahu caranya bermain-main." ujar Scarlet yang duduk dilantai dengan sekujur tubuhnya dipenuhi debu.
Dia berbicara dengan suara seperti anak kecil sambil menatap Darius yang duduk di sofa. Pria itu memperhatikan gerak gerik Scarlet. Mata Scarlet tampak cerah dan polos. Sepertinya dia tidak tahu apa yang terjadi hari ini.
"Dimana kalian menemukan dia?" tanya Darius menatap serius pada Scarlet lalu menoleh kepada kepala pelayan.
"Kami menemukan Nyonya di gudang kecil yang berada di bangunan belakang." jawab kepala pelayan itu dengan gugup.
Dia dan seluruh pelayan sudah mencari kepenjuru mansion itu tapi tidak menemukan Scarlet. Apakah dia telah membuat kesalahan dalam pekerjaannya? Padahal mereka juga mencari ke gudang kecil itu tadi.
Darius tidak mengatakan apapun, dia kembali menatap Scarlet dengan tatapan dingin. Seluruh tubuh gadis itu dipenuhi debu, mulai dari rambut, pakaian dan sepatunya kotor.
Di halaman belakang ada sebuah bangunan berlantai tiga, tidak ada siapapun yang tinggal disana sehingga bangunan itu dijadikan gudang tempat penyimpanan barang-barang tak terpakai lagi.
Biasanya, tak ada seorangpun yang pergi kesana dan tidak ada kamera pengawas juga disana. Apakah Scarlet melarikan diri dari tempat itu tadi?
"Sayang, balkon kecil diatas gedung itu sangat menyenangkan! Aku mau pergi kesana lagi!" Scarlet berdiri dan membuyarkan lamunan Darius. Dia meraih tangan Darius dan menggoyangkannya sambil berkata, "Sayang, ayo bermain petak umpet! Aku mau kau mencariku saat aku bersembunyi!"
"Cukup! Hentikan semua omong kosongmu!" teriak Darius melepaskan tangannya dari genggaman Scarlet.. Dia sangat marah dan menatap tajam Scarlet. Darius adalah orang yang sangat mementingkan kebersihan.
"Huuuuaaaa.........sayangku memarahiku! Huuuaaa.......aku takut sekali." Scarlet menangis tersedu-sedu. Airmata membasahi pipinya.
Kepala pelayan merasa sakit kepala melihat tingkah Scarlet. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, lagipula dia tidak bisa menyinggung kedua majikannya itu. Dia pun memilih diam dan tak melakukan apapun untuk menenangkan Scarlet.
Darius mengira mungkin dia terlalu banyak berpikiran buruk tentang Scarlet. Bisa saja wanita itu memang bodoh dan sedang tidak berpura-pura! Melihat Scarlet yang bersikap bodoh seperti biasanya, wajah Darius pun memucat. Dia tidak bisa melakukan apapun pada Scarlet karena akan membuat kakeknya marah.
Mencoba menahan diri, Darius yang memperhatikan Scarlet pun menyadari jika wanita itu memiliki tinggi tubuh hanya sekitar 1,65 meter dengan tangan dan bahu ramping. Tanpa bantuan alat apapun, mustahil baginya untuk melompati tembok setinggi dua meter.
Darius hanya berharap bahwa Scarlet memang benar-benar seorang bodoh dan memang tidak pernah meninggalkan rumah hari ini. Saat pria itu memperhatikan mata bulat Scarlet yang meneteskan airmata, dia merasa sedikit bersalah karena sudah bertindak berlebihan.
Dia pun berusaha meredakan amarahnya dan berkata pada kepala pelayan, "Bawa dia ke kamarnya dan suruh pelayan untuk memandikan dan mengganti pakaiannya."
"Baik Tuan!" jawab kepala pelayan. Lalu dia menoleh kepada Scarlet, "Mari Nyonya, ikut dengan saya."
Kepala pelayan menghela napas lega dan membantu Scarlet berdiri dari lantai. Tapi dia kembali terkejut mendengar wanita itu kembali menangis terisak.
"Huuaaaa........." Scarlet merasa sedih dan menolak untuk pergi. Saat semua orang berpikir bahwa situasi sudah terkendali, tiba-tiba saja Scarlet berbalik dan berlari kearah Darius.
Sebelum ada yang bisa mencegah, Scarlet membuka mulutnya dan menggigit lengan Darius! Dia menggigit lengan pria itu dengan kuat yang langsung membuat wajah Darius berkerut kesakitan.
Tiga orang pelayan pun berlari lalu berusaha menarik Scarlet agar menjauh dari Darius. "Hmmmm kau membully ku! Aku akan menggigitmu sampai mati!" teriaknya marah. Dia menggertakkan gigi dan menunjukkan gigi putih nan tajam yang siap menerkam Darius.
Ekspresi wajah Darius menggelap karena amarah. Bertepatan saat Scarlet ingin menerkam Darius lagi, kepala pelayan memberi kode pada pelayan agar segera membawa Scarlet dari sana. Tiga orang pelayan memegangi Scarlet dan membawanya naik ke kamarnya dilantai atas.
"Cepat panggil dokter Nelson!" ucap kepala pelayan dengan tegas memberi perintah. Tak berapa lama, dokter keluarga yang juga teman baik Darius pun tiba disana. Saat Nelson melihat noda darah di lengan Darius, dia pun terkejut lalu berkata, "Apakah kau baru digigit seekor anjing?"
Wajah Darius langsung gelap dan tak mengatakan apapun.
"Hmmm......Nona Scarlet yang melakukannya." ucap si kepala pelayan menjelaskan dengan berhati-hati.
"Puffffff!" Dokter Nelson tidak bisa menahan tawa lagi. Dengan bercanda dia pun berkata, "Apakah gigi Nona Scarlet terbuat dari besi? Bekas gigitannya dalam! Sepertinya giginya tajam ya!"
Kepala pelayan itu menundukkan kepala menahan senyum seraya melirik kearah Darius. Tatapan mereka bertemu membuat kepala pelayan itu langsung terdiam dan pergi ketakutan. Gigitan manusia tidak jadi masalah, Nelson hanya perlu mengobati luka gigitan di lengan Darius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2024-02-03
1
Sri Rahayu
makasih Thorr....cerita bagus bikin kepo pengen baca terus 😘😘😘🤩🤩🤩
2024-02-02
2
Meta Janush IG@Meta_Janush
sudah up 3 bab ya
2024-02-01
1