Scarlet butuh beberapa hari istirahat untuk pulih. Dalam perjalan pulang ke kediaman Fergus, Scarlet memasang ekspresi datar dan menolak bicara dengan Darius.
Darius menyadarinya, sesekali dia melirik Scarlet dan menatap kearah lengan serta kakinya yang diperban. Dia merasa bersalah karena tidak melindungi istrinya. Gadis itu yang menyelamatkan nyawa kakeknya untuk kedua kalinya.
Darius berdeham dan berkata dengan suara lembut, "Apa kau masih marah?"
Scarlet mendengus kesal dan mengacuhkannya. Namun Darius tidak menyerah begitu saja, dia kembali bicara, "Situasinya sangat berbahaya. Bagaimana bisa kau bereaksi cepat untuk menyelamatkan kakek?"
Darius menatap wajah Scarlet yang terlihat marah dan penuh kebencian. Insiden itu terjadi sangat cepat bahkanTuan Besar Fergus tidak bisa bereaksi tepat waktu. Darius berpikir bagaimana bisa seorang gadis bodoh bisa menyadari adanya gbahaya dan bereaksi secepat itu.
Hati Scarlet terluka mendengar perkataan Darius. Dia langsung menyadari jika Darius mulai mencurigainya lagi. Bahkan kecurigaan pria itu semakin terlihat.
Scarlet tidak pernah menyangka jika Darius akan secepat itu mencurigainya. Namun gadis itu memilih diam dan mengacuhkan Darius. Dengan ekspresi datar dia berkata dengan suara lirih, "Kaki ku.....sakit....aku mau seseorang meniup lukaku."
Sambil bicara dia mengangkat kakinya. Scarlet mengenakan gaun pendek hari ini dan saat dia mengangkat kakinya, gaunnya tertarik memperlihatkan kaki dan pahanya yang jenjang.
Mata Darius menatap kearah paha lalu menurunkan gaun gadis itu. "Duduk dengan benar!" tegasnya dengan ekspresi dingin.
Scarlet tidak bisa menahan tawa didalam hatinya saat dia melihat wajah Darius memerah. Dia mulai mengetahui kelemahan Darius, apalagi saat mata pria itu melihat pahanya yang terekspos. Dia merasakan pria itu menahan napas sejenak.
Darius meniup perban yang menutupi luka di kaki Scarlet sepanjang perjalanan. Tanpa terasa waktu berlalu dan mobil yang mereka tumpangi berhenti didepan pintu utama mansion.
Darius kembali menggendong tubuh Scarlet memasuki mansion. Saat mereka memasuki ruang keluarga, tiba-tiba terdengar suara berat yang terdengar marah dihadapan mereka.
"Berlutut!"
Scarlet kaget dan menoleh kearah datangnya suara dan melihat Tuan Besar Fergus duduk di sofa. Ekspresi wajahnya gelap dan tatapan mata tajam dipenuhi amarah.
"Kenapa aku harus berlutut?" tanya Darius yang menyadari jika kakeknya bicara padanya.
"Dalam kondisi bahaya, kau justru memilih untuk melindungi wanita lain bukannya istrimu! Atas tindakanmu itu kau layak mendapatkan hukuman cambuk!" ujarnya. "Berlutut!"
Scarlet bergetar dan terisak, "Kakek, tolong jangan hukum suamiku.........dia tidak sengaja."
Scarlet ingin melindungi Darius untuk mendapatkan perhatiannya. Namun dia tidak menyangka jika pria itu benar-benar tidak menghargai niat baiknya. Darius mendudukkan Scarlet di sofa lalu berlutut dihadapan kakeknya.
Darius adalah sosok pria yang dominan dan selalu menuruti perkataan kakeknya. Tuan Besar Fergus tidak menyia-yiakan waktunya. Menatap kearah Miller seraya mengayunkan tangannya memberi perintah.
"Laksanakan hukuman sesuai tradisi keluarga!" perintahnya.
Scarlet mematung tak percaya mendengar perkataan kakek mertuanya. Meskipun Miller merasa enggan namun dia tidak berani menolak perintah Tuan Besar Fergus.
Dalam sekejap dia sudah menyodorkan sebuah cambuk ditangannya kepada Hector Fergus. Pria tua itu mengambil cambuk dari tangan Miller lalu berjalan menghampiri Darius yang masih dalam posisi berlutut.
Dia sendiri yang akan menghukum cucunya. Darius yang berlutut langsung melurukan punggungnya, dia terlihat seolah tidak bersalah yang membuat Tuan Besar Fergus semakin marah.
Dia mengayunkan cambuk dan mencambuk tubuh Darius dengan kuat. Suara cambukan terdengar keras menghantam punggung Darius memenuhi ruangan.
Darius menggigit bibirnya menahan sakit, wajahnya memucat dan keringat membasahi keningnya. Meskipun Hector Fergus sudah tua namun dia masih kuat. Cambukan yang kuat membuat setelan jas yang dikenakan Darius pun sobek dan memperlihatkan kulit punggungnya.
Scarlet tidak tahan lagi melihat pemandangan dihadapannya. Dia kesulitan saat hendak berdiri karena kakinya yang terluka, lalu dia mendekati Hector Fergus.
"Kakek, jangan mencambuk suamiku lagi! Lihatlah, sayangku kesakitan!" ucap Scarlet dengan suara bergetar.
"Anak baik, aku ingin memberinya pelajaran!" sahut Hector Fergus dengan suara lembut. Lalu dia membalikkan tubuh dan kembali mencambuk Darius.
Mendengar suara cambukan yang kuat, Scarlet tidak bisa membayangkan rasa sakit yang diderita Darius. Dia menatap Darius dan melihat suaminya menggigit bibir menahan rasa sakit.
Namun Darius terlihat enggan untuk mengakui kesalahannya. Melihat reaksi pria itu membuat Scarlet merasa ketidaknyamanan dihatinya. 'Lupakan! Meskipun aku harus menahan rasa sakit! Itu lebih baik untuk membuat Darius berhutang budi padaku!' bisik hatinya.
Saat Tuan Besar Fergus hendak mengayunkan cambuknya lagi, tiba-tiba saja Scarlet bergegas memeluk Darius dan berteriak, "Sayang, jangan takut! Aku akan melindungimu!"
Muncul keterkejutan diwajah Darius. Bahkan Tuan Besar Fergus pun terkejut melihat sikap Scarlet yang berusaha melindungi Darius. Namun terlambat, karena dia sudah mengayunkan cambuknya dan mengenai tubuh Scarlet.
Meskipun cambukannya tidak sekuat sebelumnya namun tubuh Scarlet sangat lemah dan tidak bisa menahan sakit. Scarlet terbatuk mengeluarkan darah dari mulutnya.
'Dasar sial!' Scarlet mengumpati dirinya sendiri. 'Ough....sakit!'
Darius yang terkejut langsung memeluk tubuh Scarlet dalam dekapannya. Melihat insiden itu, Tuan Besar Fergus langsung berhenti memberikan hukuman pada Darius.
Darius mengangkat tubuh Scarlet dengan ekspresi wajah kaget dan panik. Dia berkata pada Miller, "Perintahkan dokter Nelson segera datang ke kamarku!"
Dia bergegas membawa tubuh Scarlet menuju ke kamarnya di lantai dua. Tak berapa lama sang dokter tiba, dia melihat Scarlet yang terbaring diatas ranjang Darius, kondisi gadis itu terlihat menggenaskan seolah akan mati.
Ada keterkejutan di sorot mata dokter Nelsin. Dia tahu jika Darius sangat mengutamakan kebersihan, bahkan tak pernah mengijinkan siapapun memasuki kamarnya apalagi berbaring di ranjangnya.
Hanyut dalam pikirannya, dokter Nelson mendengar suara dingin dan datar dari arah belakangnya, "Selamatkan dia!"
Nelson tersadar dengan tubuh bergetar hebat lantas bergegas mengambil peralatan medisnya untuk membersihkan luka di tubuh Scarlet.
Dua puluh menit kemudian, seluruh bekas luka di punggung Scarlet sudah dibersihkan dan diolesi obat. Gadis itu dalam keadaan tidak sadarkan diri. Nelson mengusap dahinya yang berkeringat dingin sambil menghela napas lega setelah selesai merawat luka di punggung Scarlet.
Ketika dia membalikkan badan, dia melihat luka di punggung Darius. "Ck! Tuan Besar Fergus benar-benar kejam!" ucapnya. "Tuan Darius, biar saya obati luka di punggungmu."
"Baiklah!" Darius mengangguk tanpa banyak basi basi langsung melepaskan pakaiannya.
*********
Keesokan paginya, Scarlet terbangun dengan mata setengah terpejam. Dia berbalik dan mencoba menggapai sesuatu namun tangannya tidak menyentuh apapun.
"Dimana boneka besar milikku? Kenapa aku tidak bisa menyentuhnya?" pikir Scarlet. Dia tersadar lalu membuka matanya lebar-lebar setelah mengerjap.
Matanya terpelotot menatap sepasang mata yang sedang terpajam didepannya. 'Kenapa dia ada dikamarku?' tanya hatinya.
Scarlet menyelimuti tubuhnya lalu perlahan duduk. Dia memandangi sekelilingnya dan menemukan kalau dirinya berada didalam kamar Darius.
'Ah! Apakah aku tidur dikamar ini bersamanya sepanjang malam?' batinnya. Satu tangannya menutupi mulutnya yang terbuka lebar karena terkejut. 'Bukankah pria ini mengidap mysophobia?'
"Kau sudah bangun?"Darius membuka matanya seraya menatap Scarlet.
Scarlet memandang luka yang ada ditubuh Darius lalu bergegas melemparkan dirinya pada pria itu. "Sayang, apa kau merasa sakit? Aku akan meniup lukamu...."
Sambil bicara, Scarlet hendak meniup tubuh Darius namun pria itu langsung menjauhkan wajahnya dengan tatapan jijik pada Scarlet. "Meskipun kau itu seorang bodoh tapi kau sudah menyelamatkan kakekku semalam. Maka aku akan----"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments