Darius tidak mengatakan apapun namun tatapan matanya terlihat sangat dingin dan tidak senang. Ditatap seperti itu membuat Cindy merasa jika kebohongannya telah diketahui oleh Darius.
Dia tidak mengharapkan hal ini terjadi. Dia sudah menyiapkan banyak uang untuk diberikan kepada dokter itu. Namun sayangnya, sang dokter ajaib itu bahkan tidak tertarik dan bahkan tidak menatapnya sedikitpun.
Dokter itu hanya berteriak kepadanya dari dalam ruangan, "Aku sudah mati! Aku sudah mati!"
Memikirkan hal itu membuat Cindy menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Darius, saat aku tiba disini dokter Johanson sudah pergi."
"Dia pergi? Apa maksudmu?" tanya Jenni yang mendengarkan perkataan Cindy pun merasa penasaran.
"Ya....dia sudah mati! Dokter Johanson sudah mati!" ucap Cindy singkat untuk mengakhiri pembicaraan. Dia berpikir bahwa dokter ajaib itu pastilah palsu dan bohong belaka.
"Apa? Apa katamu barusan? Dokter ajaib sudah meninggal?" tanya Barry kaget.
"Kapan dia meninggal?"
Saat semua orang mendengar perkataan Cindy, mereka tidak percaya dan terlihat kecewa. Sedangkan Darius tidak bereaksi apapun, ekspresi wajahnya sama sekali tidak berubah sedikitpun.
Melihat ekspresi wajah Darius seperti itu membuat Cindy serba salah. Dia tidak yakin jika ucapannya cukup menyakinkan bagi Darius.
"Tuan Darius, diluar ada seseorang yang mengaku sebagai dokter Johanson..." terdengar suara seorang pria berjalan tergesa.
Tiba-tiba kepala pelayan berjalan dengan cepat menghampiri Darius. Semua orang menoleh menatap kearah kepala pelayan. Dibelakang pria itu tampak seseorang yang berjalan sambil mengenakan masker wajah.
Sulit untuk mengetahui apakah orang tersebut seorang pria atau wanita.
"Huh!" terdengar tarikan napas serempak saat melihat kearah orang yang mengaku sebagai dokter ajaib itu.
Sekali lagi semua orang dibuat terkejut. Mereka menatap Cindy dan meminta penjelasan dari ucapan sebelumnya. Cindy juga kaget dan tidak menyangka hal ini.
Dia tidak berani mengatakan apapun dan menatap tajam kearah orang yang mengaku sebagai dokter Johanson.
"Apakah anda Tuan Darius Fergus dari keluarga Fergus?" tanya Scarlet yang memakai masker wajah. Dia berdiri tepat didepan Darius. Untuk menyamarkan identitasnya dia menggunakan alat pengubah suara agar tidak dikenali.
"Apa anda ini Dokter Johanson?" Barry yang berdiri tak jauh dari Scarlet pun bertanya sambil meneliti wanita itu. Pria itu sedikit cemas karena dia mungkin telah dijebak kali ini.
"Bukan." jawab Scarlet singkat. "Dokter Johansen adalah guru saya."
Cindy yang berdiri disisi lain segera menyadari jika orang didepannya adalah seorang wanita saat dia melihat kearah tangan orang itu. Dia pun langsung menunjuk kearah tangan itu dan berkata, "Dia berbohong! Dia ini palsu! Dokter Johansen adalah seorang pria tetapi dia ini adalah seorang wanita."
Setelah mendengar ucapan Cindy, semua orang pun mulai meragukan Scarlet. Semua orang mengetahui jika dokter ajaib itu memiliki dua orang murid hebat yang diketahui jika keduanya adalah pria.
"Untuk mengetahui kalau aku ini palsu atau tidak, kalian bisa mengetahui sebentar lagi." ujar Scarlet tanpa rasa takut sedikitpun. Saat ini yang ada di pikirannya hanyalah untuk segera memberikan perawatan pada Tuan Besar Fergus.
"Bagaimana anda bisa menyakinkanku kalau anda bukan dokter palsu?" tanya Darius yang sejak tadi diam.
Dibalik masker wajahnya, Scarlet tersenyum dan dengan suara tenang berkata, "Sangat mudah. Jika saya bisa menyembuhkan Tuan Hector Fergus, itu artinya saya adalah murid asli dari dokter ajaib. Jika aku tidak bisa menyembuhkannya berarti aku palsu."
Perkataan itu sontak membuat semua orang mulai mempercayainya. Tanpa berpikir panjang, Darius pun mengangguk setuju dan berkata, "Baiklah."
Jika ada orang yang berani membohonginya, Darius pasti akan membuat orang itu membayar harga yang mahal. Melihat Darius yang menyetujui orang itu memeriksa kakeknya membuat Cindy tidak senang.
"Darius! Jangan percaya padanta." Cindy ingin mengatakan sesuatu untuk menyelamatkan diri.
Tetapi sayangnya Darius tidak memberikan sedikitpun kesempatan padanya, lalu pria itu mengantarkan Scarler menuju keruang perawatan.
Karena ruang perawatan tidak terlalu besar sehingga yang lainnya tidak diijinkan masuk dan hanya bisa menunggu diluar dan melihat dari jendela kaca.
Scarlet berjalan mendekati Tuan Besar Fergus dan mulai memeriksanya. Pertama-tama dia memeriksa matanya dan kemudian memeriksa denyut nadi.
Gerakan Scarlet saat memeriksa pria tua itu terlihat sangat profesional. Tetapi itu tidak berarti apa-apa hingga saat Scarlet mengeluarkan peralatan medis dan membukanya.
Kotak medis itu berisi jarum berwarna silver dan semua orang bisa melihatnya dengan jelas. Beberapa dari mereka segera mengetahui jika jarum-jarum itu terlihat langka.
"Sepertinya jarum-jarum itu sangat mirip dengan yang dimiliki oleh dokter ajaib." ujar mereka.
Saat mendengar itu, Cindy pun merasa marah dan menggertakkan giginya, 'Dasar sialan! Apakah dokter ajaib ini sengaja mempermainkanku?' pikirnya.
"Setelah mengatakan kalau dokter ajaib telah meninggal, orang ini tiba-tiba muncul." geram Cindy lirih.
Didalam ruang perawatan, Scarlet menatap Darius dan berkata, "Tuan Fergus, saya akan memulai pengobatan dengan memberikan suntikan terlebih dahulu. Silahkan keluar sebentar."
Ekspresi wajah Darius berubah gelap mendengar perkataan Scarlet. Dia menatap wanita itu dan tanpa penolakan dia pun segera keluar dari ruang perawatan. Darius membiarkan Scarlet yang bertanggung jawab atas kesembuhan kakeknya.
Dibawah tatapan mata semua orang, Scarlet mengeluarkan dua buah jarum panjang berwarna silver dari dalam kotak yang berada ditangannya. Dia pun memberikan dua suntikan pada Tuan Besar Fergus.
Setelah memberikan dua suntikan, para dokter spesialis menganggap bahwa apa yang dilakukan Scarlet adalah hal biasa. Tidak ada yang istimewa dari caranya memberikan penanganan medis.
Tetapi mereka tidak memperhatikan dengan jelas bagaimana cara Scarlet menusuhkkan jarum dan menariknya kembali. Yang mereka lihat hanyalah bagaimana cara wanita itu melakukan semuanya dengan santai seolah sedang bermain-main.
Setenga jam kemudian, Tuan Besar Fergus yang berada dalam keadaan koma tiba-tiba saja menggerakkan jarinya yang membuat semua orang merasa gembira.
Saat melihat reaksi dari pria tua itu membuat Scarlet menghela napas lega dan perasaannya lebih tenang. Setelah mencabut jarum terakhir, dia beranja menuju pintu dan berjalan keluar.
"Tuan Besar Fergus mengalami luka dibagian kepala dan ada penggumpalan darah dibagian kepala. Setelah mendapatkan tindakan medis, aliran darahnya sudah kembali normal."
Lalu Scarlet memberikan secarik kertas lalu berkata, "Ini resep obat yang harus segera diambil. Berikan obat ini padanya tepat waktu sesuai yang tertulis di resep itu. Berikan obat itu sampai dia benar-benar pulih dan tubuhnya stabil."
Setelah apa yang baru saja terjadi, semua orang pun merasa kagum pada Scarlet. Sikap mereka pun langsung berubah dan mulai menghargainya.
Disaat bersamaan ekspresi wajah Darius yang tadinya tegang kini berubah rileks. Dia menatap Scarlet dan berkata, "Terima kasih sudah menyelamatkan kakekku, dokter! Katakan berapa yang harus ku bayar."
Mendengar itu Scarlet langsung menggelengkan kepalanya, "Saya tidak meminta bayaran untuk konsultasi kali ini. Guru ku yang mengobati Tuan Besar Fergus sebelumnya. Dan guru ku memintaku untuk datang kesini untuk menolongnya sebagai teman."
Kata-kata Scarlet langsung menyingkirkan keraguan semua orang. Scarlet mendongak dan melihatr Cindy yang berdiri dibelakang kerumunan orang. Scarlet berpikir jika memang Cindy benar-benar ingin menolong seseorang, dia seharusnya terus berusaha dan melakukan kebohongannya dengan sempurna.
'Kali ini aku pastikan Cindy tidak bisa menegakkan kepalanya dan berdiri dengan percaya diri disebelah Darius.' gumam Scarlet dalam hatinya. 'Aku akan membuat semua orang meragukannya.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘ok
2024-02-03
1