Beberapa tahun kemudian.
Scarlet sedang berlari pagi kearah bukit. Kegiatan setiap pagi yang rutin dilakukannya selama ini sejak kepergian Padre yang menghilang tiba-tiba dan hanya meninggalkan sepucuk surat untuknya.
Pria tua itu mengatakan bahwa dia harus melanjutkan perjalanan dan tugasnya sudah selesai mendidik Scarlet dan mempersiapkannya untuk masa depan.
Sebulan sudah Scarlet tinggal sendirian di rumah besar itu. Dia hanya dalam lamunan memikirkan rencana selanjutnya. Dia tidak bisa berlama-lama tinggal disana, dia sudah memiliki kemampuan dan keterampilan luar biasa sekarang.
Samar-samar dia mendengar suara rintihan dari arah sebuah pohon besar yang dipenuhi semak-semak. Scarlet berjalan mendekat dan suara rintihan itu semakin jelas terlihat.
Dengan berlari dia melihat seorang pria yang sedang merintih kesakitan sembari duduk bersandar di pohon besar itu.
"Tuan.....? Anda kenapa?" tanya Scarlet menghampiri lalu berjongkok. Dia bisa melihat ekspresi terkejut diwajah pria itu.
"Ah! Kakiku sakit sekali, sepertinya ada yang patah." jawabnya. Dia memperhatikan wajah gadis itu yang sangat cantik. 'Siapa gadis ini? Apa dia manusia? Kenapa ada ditempat seperti ini?' batinnya.
Scarlet memegang pergelangan kaki pria itu yang ternyata terluka parah. Pergelangan kakinya bengkak dan sepertinya patah.
"Tuan, apa anda keberatan jika kubawa kerumahku? Aku tinggal didesa dibawah bukit ini. Aku seorang dokter, aku bisa mengobatimu." ujar Scarlet.
Pria itu tampak merasa lega mendengar perkataan Scarlet. Lagipula mana mungkin gadis muda dan cantik ini seorang penjahat?
Dia mengangguk, dia terus memperhatikan gerak gerik Scarlet yang mengambil sebatang kayu untuk dijadikan penyangga kakinya.
Scarlet membantu pria tua itu berdiri lalu menggendongnya. Pria itu terkejut, melihat tubuh kecil gadis itu rasanya tak mungkin akan sanggup menggendongnya.
Seolah mengetahui pikiran pria tua itu, Scarlet tersenyum dan berkata, "Tuan, jangan khawatir. Aku cukup kuat untuk menggendongmu." ujarnya sambil berjalan.
Satu tangannya memegang tongkat yang dia gunakan untuk mengibaskan ilalang disepanjang jalan yang dilaluinya. Kekuatannya luar biasa, setelah melewati padang ilalang dia pun mulai berlari menuruni bukit.
Sesampainya di rumah, dia membaringkan pria tua itu lalu memberinya minum. "Tuan, aku akan menyiapkan obat dan makanan untukmu." ucapnya lalu pergi ke dapur.
Setelah beberapa saat, Scarlet kembali dengan nampan berisi makanan dan obat. Dia meletakkan nampan diatas meja disamping tempat tidur.
"Tuan, makanlah dulu. Anda pasti sudah kelaparan."
Pria itu menatap Scarlet dengan tatapan yang sulit diartikan. Lalu dia mengangguk saat Scarlet mulai menyuapinya. "Namaku Hector Fergus."
Scarlet terdiam mendengar nama itu. Meskipun dia tinggal di desa terpencil namun dia selalu mengikuti perkembangan berita terbaru. Dia juga mengetahui tentang nama keluarga Fergus.
"Apakah Tuan ada hubungannya dengan......"
"Ya, aku adalah kepala keluarga Fergus." sahutnya menyela ucapan Scarlet. "Panggil saja namaku. Kau sudah menyelamatkanku jadi tidak perlu sungkan."
"Hehe......rasanya tidak sopan jika saya memanggil nama." ujar Scarlet. Dia mengoleskan obat ke pergelangan kaki Hector sambil terus berbincang. "Bagaimana kalau ku panggil kakek saja."
"Ya bagus juga. Aku akan menganggapmu sebagai cucuku. Aku tidak punya cucu perempuan dan karena kau telah menolongku maka aku akan mengangkatmu sebagai cucuku, bagaimana?"
Scarlet hanya tersenyum dan mengajak pria itu berbincang. Hingga----
"Aaaaaggggggg............." teriakan kencang pria itu saat Scarlet yang tadi mengurut pergelangan kaki itu, tiba-tiba saja menarik pergelangan kakinya mengembalikan ke posisi semula.
"Maaf kakek." ucapnya.
Hector menarik napas dalam-dalam, rasa sakitnya bahkan hampir membuatnya pingsan. Namun dia merasakan sakit itu perlahan hilang. Dia mencoba menggerakkan pergelangan kakinya namun langsung ditahan oleh tangan Scarlet.
"Sabar kakek. Kakimu baru saja kuobati. Tunggu sampai besok baru boleh digerakkan." ucapnya.
*********
Seorang gadis dengan keranjang dipunggungnya tampak menaiki bukit. Dia hendak mengambil beberapa tumbuhan liar untuk dijadikan obat. Tiba-tiba dia mendengar suara dengung helikopter dari atas.
Dia mendongak dan melihat sebuah helikopter yang melintas diatasnya. Untungnya bukit itu ditumbuhi banyak pepohonan sehingga tidak ada yang bisa melihat keberadaan gadis itu. Dia bergegas menuju ke puncak bukit, setelah mengumpulkan beberapa tumbuhan yang dibutuhkannya dia pun segera pergi.
'Siapa orang-orang itu? Belum pernah aku melihat helikopter melintasi area ini.' gumam batinnya. Muncul rasa cemas dihatinya, dia pun mempercepat langkahnya hingga sampai di kaki bukit.
Tanpa mempedulikan kakinya yang berdarah akibat tergores kayu saat berjalan menuruni bukit. Dia hanya ingin segera sampai dirumah dan memastikan sesuatu.
KREKKKK!
Pintu kayu terbuka, dia langsung menutup dan menguncinya. Dia berjalan kearah ranjang dimana sesosok pria tua terbaring dan sedang mengorok.
"Ck! Sepertinya kondisinya sudah benar-benar membaik selama beberapa hari ini."
"Kau sudah kembali?" tiba-tiba pria tua itu membuka matanya.
"Hm....."
Pria itu memperhatikan ekspresi wajah gadis dihadapannya. "Ada apa?"
"Tadi aku melihat ada helikopter saat aku naik ke atas bukit. Apa mungkin mereka adalah orang-orang yang mencarimu?" tanya Scarlet. "Kondisimu juga sudah membaik! Aku rasa sudah saatnya anda kembali ke kota."
"Baiklah! Lalu? Bagaimana denganmu? Apa kau tidak ingin ikut denganku? Aku bisa melindungimu." ujar pria tua itu.
"Apa maksudmu?" gadis itu mengeryitkan keningnya.
"Aku adalah Hector Fergus! Bukankah kau ingin membalas dendam pada orang yang sudah menyakitimu? Jika kau setuju dengan persyaratan yang kuberikan, maka aku berjanji akan melindungimu dan membantumu."
"Syarat? Hehe.....pak tua, anda benar-benar pandai bernegosiasi." ujar Scarlet terkekeh.
"Aku serius! Menikahlah dengan cucuku! Aku jamin perlindungan tanpa batas dan segala sumber daya yang kau butuhkan! Aku hanya memberimu satu kesempatan dan anggaplah ini sebagai balas budiku padamu karena sudah menolongku."
Scarlet terdiam sejenak dan memikirkan semua perkataan pria tua itu. Ya, dia memang ingin membalaskan dendamnya.
Dia mengetahui tentang keluarga Fergus yang memegang kekuasaan. Meskipun selama ini dia hidup dalam bayang-bayang tanpa ada seorangpun yang tahu identitas sebenarnya tapi Scarlet sudah banyak berubah.
"Bagaimana?"
"Baiklah! Aku setuju tapi aku juga punya syarat." Scarlet tidak mau menikahi pria yang tidak dikenal apalagi dicintainya. Dengan wajah cantiknya, dia yakin tidak ada pria yang bisa menahan diri saat berada didekatnya.
"Katakan apa syaratmu." Hector Fergu bicara dengan ekspresi serius.
"Anda tidak boleh membocorkan rahasiaku, identitasku! Aku akan merubah penampilanku, hanya dengan cara itu aku bisa dengan mudah melancarkan rencanaku tanpa ada yang curiga."
"Hahahaha.....gadis pintar! Aku setuju!" Hector Fergus menatap wajah gadis itu seraya menghela napas panjang. 'Semoga saja kelak cucuku yang keras kepala itu bisa kau kendalikan dan jatuh cinta padamu.' batinnya.
Setelah berkemas-kemas dan membawa beberapa barang penting saja mereka meninggalkan tempat itu dan menuju ke kota kecil yang berada tak jauh disana.
Scarlet membawa pria tua itu menuju ke terminal bis dan menaiki bis menuju ke ibukota. Kehidupan baru dan rencana balas dendamnya akan segera terlaksana setelah menunggu sekian tahun.
*******
Di kediaman mewah milik keluarga Fergus. Setelah Hector Fergus membawa Scarlet pulang bersamanya, dia langsung memerintahkan pengawal untuk membawa Scarlet ke kediaman Darius.
Tampak Scarlet yang mengenakan gaun yang indah berwarna biru, dengan kulit putih mulus, wajahnya sangat cantik dan mungil serta tampak polos seperti layaknya wajah anak-anak.
Dia mengotak-atik gelas di atas meja kopi dan dengan bodohnya mengangkatnya kearah orang yang duduk di hadapannya. "Kaa…..kaca..." ucapnya seraya tertawa seperti orang bodoh.
Ekspresi wajahnya sangat antusias memandang setiap barang yang berada disekitarnya. Dia memandang gelas itu sambil berulang-ulang mengucapkan kata, “Kaca…..ka….kacaaa…..ya kaca.”
Dia benar-benar terlihat seperti anak kecil yang kesenangan melihat sesuatu yang baru. Bahkan dia memiringkan kepalanya memperhatikan gelas kaca itu dengan seksama.
Saat dia berbicara air liur menetes dari sudut mulutnya. Ada bekas luka berbentuk salib di wajahnya bahkan lebih sulit untuk diabaikan. Menatap bekas luka itu saja sudah membuat orang merasa jijik.
"Untuk menunjukkan rasa terima kasihnya, dia benar-benar memintaku menikah dengan orang bodoh ini?" ujar Darius sama sekali tidak memperhatikan istri barunya. “Argggghhh!” umpatnya.
Dia dengan cepat memeriksa semua laporan di tangannya dan membuangnya. Dia tidak mungkin mengalami ini. Apalagi saat dia membaca laporan berisi informasi lengkap gadis itu, matanya melotot saat dia melihat tingkat IQ-nya hanya 50?
Hal itu yang membuatnya semakin kesal. ‘Arggg! Ini benar-benar gila! Mana mungkin aku menikahi wanita bodoh?’ geramnya didalam hati. Darius melemparkan berkas itu ke meja.
Wanita ini berkulit putih dan cantik, tapi dia tidak bisa berhenti meneteskan air liur dari sudut mulutnya. Pandangan matanya juga terlihat liar dan memberontak. Lalu apa gunanya berwajah cantik tapi bodoh? Dan sekarang wanita ini adalah istri Darius? Dia akan jadi tertawaan musuh-musuhnya dan mungkin semua orang pasti akan menertawakannya diam-diam.
Kepala pelayan yang melihat reaksi Darius yang emosi pun menjelaskan, "Kakek anda mengatakan bahwa Nona Scarlet lah yang telah menyelamatkan nyawanya.….jadi..." pelayan itu tidak melanjutkan kalimatnya saat melihat ekspresi wajah Darius yang terlihat sangat marah.
“Apa kakek masih waras? Apa dia mengalami Alzheimer dini? Oh Tuhan….lihatlah gadis bodoh itu. Aku tidak tahan melihatnya!” Darius mendengus kesal dan sinis. "Aku tidak mau gadis itu disini!" bentaknya marah.
Darius benar-benar tidak menyangka jika kakeknya senekat itu membawa pulang seorang gadis gila dan bodoh untuk dijadikan istrinya. Darius bahkan tidak tahu apa-apa tentang hal itu membuatnya semakin marah.
Sebulan yang lalu, Tuan Hector Fergus kembali ke kampung halamannya untuk refreshing, tetapi dia tersesat di pegunungan yang dalam. Saat itu tanpa sengaja dia terluka dan ditemukan oleh seorang gadis.
Keluarga Fergus mengirimkan regu pencari selama beberapa hari dan beberapa malam, tetapi mereka tidak dapat menemukannya. Setelah hujan reda, Tuan Hector Fergus dibawa pulang oleh seorang wanita dan dia dalam keadaan sehat.
Wanita itu adalah Scarlet Grazinia Balthazar.
"Jadi dia menggunakan pernikahanku sebagai barter?" tanya Darius dengan nada tak senang, Darius mendongak dengan dingin dan dengan cepat bangkit dari sofa. Dia bahkan tidak repot-repot memandang Scarlet.
Lalu Darius memerintahkan pada pelayan, "Bawa dia keluar! Aku tidak mau melihatnya disini!"
"Tuan Darius... tapi... tapi Nona Scarlet sudah menjadi istrimu sekarang!" ujar kepala pelayan.
“Siapa yang bilang dia istriku? Apa aku memberikan izin dan menerimanya sebagai istriku?” bentak Darius dengan nada marah.
“Tapi Tuan Hector yang sudah mengatur semuanya untuk anda Tuan! Nona Scarlet adalah istri anda sekarang dan dia akan tinggal dirumah ini mulai hari ini! Saya hanya menuruti perintah dari Tuan Hector. Jika anda keberatan, silahkan bicarakan hal ini dengan Tuan Hector!”
Saat kepala pelayan berbicara, dia dengan cepat mengeluarkan surat nikah dari dalam sakunya. Dia tahu Darius tidak akan setuju, jadi Tuan Hector telah menyiapkan akta nikah terlebih dahulu. Artinya masalah ini sudah diputuskan dan tidak ada ruang untuk negosiasi.
Suasana di ruang tamu tiba-tiba menjadi sunyi. Darius mengambil surat nikah dari tangan kepala pelayan dan memeriksanya. Dia sangat marah dan ingin merobek sertifikat itu menjadi beberapa bagian dengan tangannya.
Kepala pelayan itu menundukkan kepalanya, tampak tak berdaya. Dikalangan luas semua orang mengenal Darius sebagai sosok yang kuat dan tak terkalahkan di dunia bisnis, tetapi pada usia tiga puluh dua tahun, dia masih lajang.
Ada desas-desus yang mengatakan bahwa dia menyukai pria. Tindakan Tuan Hector Fergus untuk menghancurkan rumor tersebut. Namun, siapa sangka jika Tuan Hector justru akan mengatur orang bodoh untuk menjadi istrinya!
Tiba-tiba wanita bodoh itu menatap Darius sambil tersenyum dan berkata, “Sayang, apakah kamu mau minum? Kau pasti haus bukan? Biasanya orang marah-marah tenggorokannya kering. Aku ambilkan minum ya?”
“Diam! Aku tidak mau minum!” teriak Darius marah seraya menatap Scarlet dengan jijik.
"Jika kau tidak ingin minum apa pun, apakah kau ingin permen?" tanya Scarlet dengan wajah polosnya sambil mengerjapkan matanya yang indah.
“Aku punya permen, enak loh! Aku akan membaginya untukmu! Ini….coba kau makan, rasanya manis, sayang.” ujar Scarlet yang sedang memegang permen lolipop ditangannya sambil menjilat dan air liurnya ikut menetes.
Scarlet yang berada di samping meja kopi, tiba-tiba menghampiri Darius. Sambil memegang permen lolipop di tangannya dan menatap Darius dengan mata cerah. Begitu kedua mata mereka saling bertautan, Darius merasakan sekujur tubuhnya merinding.
Scarlet langsung memegang tangannya karena dia tidak menyukai benda manis dan lengket. Darius adalah orang yang terobsesi dengan kebersihan. Jika permen lolipop menyentuhnya, dia akan menjadi gila, apalagi permen itu sudah dijilati.
"Hei, mengapa kau masih berdiri di sana? Segera bawa dia pergi! Pergi dan bersihkan dia! Aku tidak mau melihat wanita jorok ini didepanku!" ucap Darius memerintahkan kepala pelayan dengan suara dingin.
Darius ingin sekali melemparkan Scarlet dan meremukkan tulang-tulang wanita itu. Tapi sebelum pelayan itu bisa melakukan apapun, Scarlet tiba-tiba memeluk lengan Darius dan menangis.
"Sayang, apa kau tidak menginginkanku lagi? Huaaa……Aku hanya ingin memberimu makan! Huaaaa….." Scarlet menyeka air mata dan ingusnya dengan punggung tangannya sambil menangis. Lalu dia menyeka air mata dan ingusnya di jas mahal Darius.
Darius terkejut. ‘Brengsek! Berani sekali wanita ini! Arggg....benar-benar wanita gila dan tak tahu malu!’ geramnya didalam hati. Kepala pelayan ingin tertawa tetapi tidak berani.
Kepala pelayan itu mencoba yang terbaik untuk menahan tawanya dengan menundukkan kepala menyembunyikan tawa. Bahkan beberapa pelayan yang berdiri tak jauh dari sana pun menundukkan kepala mereka menahan tawa.
"Sayang, jangan bawa aku pergi. Aku akan menjadi gadis yang baik dan mendengarkanmu!" ujar Scarlet tanpa merasa bersalah sedikitpun. Dia terus saja menjilati permen lolipopnya dengan ekspresi polos.
Tangannya masih memegangi lengan Darius dengan kuat seolah dia tidak enggan berjauhan dengan pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu.
“Berhenti memanggilku seperti itu! Kau pikir kau itu siapa? Minggir sana!” Darius mendorong Scarlet dan satu tangannya berusaha melepaskan pelukan Scarlet dilengannya.
“Sayang……aku sayang kamu! Tidak boleh kasar-kasar sama istri! Apa kau tidak takut kalau aku gigit ya? Tapi aku gigitnya tidak kuat-kuat kok sayang.” ujar Scarlet dengan suara kekanakan. Mendengar perkataan wanita itu membuat Darius semakin geram dan marah.
Scarlet mungkin terlihat lemah, tapi dia sebenarnya cukup kuat. Dia sangat kuat sehingga Darius tidak bisa menggerakkan lengannya dan lengannya bahkan serasa mati rasa karena penjepitnya yang kuat.
Ekspresi wajahnya semakin gelap setiap kali dia mendengar Scarlet memanggilnya "sayang". wanita itu tak henti-hentinya memanggilnya ‘sayang’ seolah Darius adalah pria satu-satunya dan paling dicintainya didunia ini.
Darius yang sudah kesal berusaha keras melepaskan tangan Scarlet dari lengannya tapi gagal. ‘Argggh! Kenapa wanita bodoh ini kuat sekali? Apa dia tidak tahu berapa harga jas ku? Seenaknya saja dia mengelap ingusnya di jas ku! Ingin rasanya aku mematahkan leher wanita ini!” geramnya didalam hati. Sedangkan Scarlet sama sekali tak terpengaruh dengan sikap Darius.
“Sayang, apa kau tidak menyayangiku ya? Kenapa wajahmu marah? Huaaa……aku tidak salah! Kenapa kau marah padaku, sayang? Huaaa……” Scarlet semakin menangis dan membenamkan wajahnya yang dipenuhi airmata dan ingus dilengan Darius sambil menggesek-gesekkan wajahnya.
“Minggir!” Darius mencoba mendorong Scarlet namun wanita itu malah mempererat pelukannya.
“Kenapa kalian diam saja? Cepat bawa wanita bodoh ini pergi! Menjijikkan!” teriak Darius memelototi kepala pelayan dan para pelayan yang berada disana.
“Tuan Darius, mohon perlakukan Nona Scarlet dengan baik! Anda tahu kalau dia…..kami tidak berani berlaku kasar padanya Tuan, takutnya akan mempengaruhi kejiwaannya dan bisa saja dia akan menyerang semua orang.” ucap kepala pelayan itu berusaha menenangkan Darius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Nurhayati
😂😂😂LuCu DariUS
2024-12-23
0
Junairiah 07
hahaahaaaaaa....
ini cerita banget2...
lanjut thorrrr....
hahahaaaaaaaa.
atit piyut atu thurrrr.......
2024-08-20
1
Ririn Santi
ya ampun aktingmu Scarlett, jangankan Darius yg ada di dekapanmu, aku yg baca aja meringis jijik sekaligus ketawa bayanginnya
2024-07-08
0