Cindy langsung merubah ekspresi wajahnya, dia menyembunyikan niat busuknya dengan memasang wajah lembut dan dia berjalan menuju kedepan dengan sikap yang rendah hati.
Wajahnya tersenyum lembut dan berkata, “Mengapa aku tidak mencobanya?” Dia berjalan menuju keatas panggung dan memegang lengan Scarlet dengan tetap tersenyum lembut.
“Nona Scarlet, Aku……” Cindy belum sempat menyelesaikan kalimatnya saat Scarlet memalingkan wajah menatapnya. “Ah!” Cindy berteriak kaget saat dia melihat dengan jelas wajah Scarlet.
‘Tidak…..ini tidak mungkin! Bagaimana bisa dia ada disini?’ gumamnya dalam hati. Tanpa sadar Cindy berteriak dan wajahnya berubah pucat pasi.
Cindy mundur dua langkah kebelakang dengan eskpresi wajah tak percaya pada apa yang dilihatnya. Sebelumnya dia tidak melihat dengan jelas wajah Scarlet.
Tapi sekarang dia sudah bisa melihat dengan jelas karena jarak mereka sangat dekat dan Cindy sadar kalau Scarlet sangat mirip dengan wanita dari tiga tahun yang lalu! Yang berbeda hanyalah bekas luka diwajahnya!
Cindy menjadi ketakutan dan dengan cepat dia mengerjapkan matanya berulang kali untuk memastikan apa yang baru saja dilihatnya. Tapi itu memang orang yang sama, wajahnya juga persis sama!
“Hello, apa kau mau bermain denganku?” tanya Scarlet dengan wajah polos. Dia menatap Cindy sambil memiringkan kepalanya. Tingkahnya persis seperti anak kecil.
Sedangkan Cindy masih terpelongo, tiba-tiba dia mengingat nama lengkap Scarlet dan wajahnya! Dia sangat yakin kalau wanita itu adalah orang yang sama dengan wanita dari tiga tahun lalu.
Wanita itu bukan saja masih hidup tapi dia bahkan menikahi Darius Fergus? Gila! Ini benar-benar gila! Atau ini hanyalah halusinasinya saja? Bukankah wanita itu sudah mati tiga tahun lalu?
Hal itu membuat Cindy menjadi marah hingga dia menggertakkan rahangnya. Tapi saat ini dia tidak bisa melakukan apapun selain berusaha bersikap tenang dan memasang senyum.
“Iya benar sekali Nona Scarlet. Bisakah kita bermain bersama?” tanya Cindy tersenyum ramah. Di masa lalu Scarlet sudah kalah darinya dan Cindy yakin kalau kali ini dia akan menang dengan mudah mengingat kondisi Scarlet yang bodoh.
‘Apa itu memang dia? Tidak mungkin kan? Wanita itu sudah mati tiga tahun lalu! Bisa saja dia memang mirip wajahnya bukankah banyak orang yang memiliki kemiripan wajah didunia ini? Apa yang ku takutkan? Wanita itu sudah mati tiga tahun lalu! Tidak mungkin dia masih hidup!’ Cindy berusaha mengingatkan dan menenangkan dirinya sendiri.
“Baiklah! Kita bermain.” ucap Scarlet meneteskan air liur disudut bibirnya. Senyumnya sangat polos lalu dia berdiri untuk memberikan ruang pada Cindy. “Katakan padaku, apa yang akan kita mainkan?”
“Kau ikuti aku saja. Kita akan memainkan lagu bersama. Kamu paham?” ucap Cindy dengan sudut bibirnya yang melengkung.
Scarlet tidak tahu memainkan piano dan Cindy ingin mengambil kesempatan ini untuk mempermalukan Scarlet. Dengan begitu Scarlet akan mempermalukan keluarga Fergus dan Darius akan semakin membenci Scarlet.
Bukankah itu rencana yang sempurna? Cindy benar-benar merasa kalau keberuntungan berpihak padanya, sama seperti dimasa lalu. Dan kali inipun dia yakin akan berhasil menyingkirkan Scarlet lagi.
Cindy meletakkan jarinya di piano dan tatapan matanya penuh percaya diri kalau dia akan tampil memukau. Cindy sangat percaya diri dengan kemampuannya bermain piano.
Meskipun wanita bodoh itu duduk disampingnya, Cindy masih bisa memainkan piano secara profesional tanpa terganggu sedikitpun pada sekitarnya.
Jari jemarinya bermain dengan lincah diatas piano memainkan sebuah lagu. Kemampuan bermain piano Cindy cukup bagus yang membuatnya semakin bangga pada dirinya. Dan diakhir lagu terdengar suara tepuk tangan para tamu undangan memenuhi ruangan itu.
Penampilan dan kemahirannya bermain piano memukau semua tamu. Dalam sekejap Cindy menjadi pusat perhatian!
“Hari ini adalah ulang tahun Tuan Hector yang ke delapan puluh tahun. Aku mengucapkan selamat ulang tahun dan mendoakan Tuan hector selalu sehat dan bahagia serta panjang umur….” sebelum Cindy sempat menyelesaikan ucapannya, terdengar suara denting piano yang indah.
Dia belum pernah mendengar melodi itu sebelumnya. Tak butuh waktu lama, perhatian semua orang terpaku pada wanita yang sedang memainkan piano.
Melodi itu sangat indah, siapapun yang tidak tahu musik pasti akan menikmati keindahan nada-nada yang dimainkan Scarlet. Kemampuannya bermain musik bahkan sepuluh kali lebih baik daripada Cindy. Hal itu membuat Cindy tidak mempercayai pendengarannya.
Dia membalikkan tubuhnya dan melihat pada wanita bodoh yang duduk dihadapan piano. Jari jemarinya lentik bergerak lincah diantara tuts piano yang memainkan lagu nan indah. Bagaimana mungkin ini terjadi?
Sedangkan Scarlet bisa melihat tatapan tak percaya diwajah Cindy dan dia bergerak semakin cepat memainkan jemarinya diatas piano.
Scarlet tahu kalau Cindy memiliki rencana buruk saat Cindy membiarkannya duduk disampingnya saat dia bermain piano. Cindy hanya ingin memanfaatkan Scarlet, istri bodoh Darius untuk menunjukkan kemampuan dirinya dihadapan Tuan Hector.
Tapi sepertinya usahanya gagal! Darius menatap Scarlet yang duduk tegak dihadapan piano dengan cahaya yang tepat jatuh menyinarinya.
Matanya bergerak dan dalam sekejap dia menatap wanita yang terlihat familiar itu. Darius masih terpukau dan belum sepenuhnya sadar jika wanita yang sedang memainkan piano dengan nada indah itu adalah Scarlet, istrinya yang bodoh.
Dan diakhir lagu, suasana yang tadinya hening berubah dengan suara tepukan tangan dari para tamu. Para tamu terpukau dengan kemahiran Scarlet bermain piano.
“Dia hebat sekali! Bahkan pemain orkestra profesional tidak bisa memainkan lagu sebagus dia.” ucap seorang tamu. “Menurutku bahkan jika seorang pemain musik profesional yang melihat permainan pianonya pasti akan memuji kemampuan wanita itu.”
“Lagu yang dimainkannya sangat indah! Aku belum pernah mendengar melodi seindah itu!”
Cindy yang berdiri didekat orang yang bicara barusan hanya terdiam dan dia merasa seperti mendapatkan tamparan keras diwajahnya. Ini sangat menyakitkan dan memalukan!
Jika dibandingkan dengan lagu yang baru saja dimainkan Scarlet, penampilan Cindy tadi bukan apa-apa malah terdengar seperti permainan piano seorang anak kecil.
“Bagaimana mungkin?” dia merasa tidak senang lalu dia langung menarik Scarlet menjauh dari piano. “Nona Scarket, aku tidak menyangka kalau kau bisa…..”
Scarlet tak memberi kesempatan pada Cindy untuk bicara, dia langsung melepaskan tangannya dan berlari turun dari panggung. Dia berlari kearah Darius dan langsung memeluk lengannya. “Sayang!” Scarlet memeluk erat lengan Darius sambil menempelkan kepalanya dengan mesra.
Wajah Darius menggelap tetapi dia membiarkan Scrlet tetap memeluk lengannya. Cindy melihat semua yang terjadi didepannya dan dia menggertakkan rahang dan mengepal kedua tangannya erat.
Bagaimana bisa seorang wanita bodoh berada disisi Darius? Dan saat itu seorang pelayang berjalan membawa nampan berisi kue. Scarlet melihat kue itu dengan ekspresi seperti anak kecil.
“Sayang, aku mau makan kue itu!” ujar Scarlet menunjuk kearah pelayan tadi.
“Berhenti memanggilku, sayang!” Darius memperingatkan Scarlet dengan suara pelan karena saat itu semua orang sudah menyadari apa yang sedang terjadi. Sedangkan Hector merasa sangat bersemangat dan langsung memerintahkan pelayan membawakan kue pada Scarlet.
Lalu Hector bertanya, “Scarlet, kapan kau mulai belajar bermain piano?”
Scarlet memasukkan sepotong besar kue kedalam mulutnya sehingga bibir dan pipinya berlepotan krim. Lalu dia menunjuk kearah Cindy dan berkata, “Aku belajar piano dari wanita tua itu!”
“Apa katamu? Wanita tua? Berani sekali kau mengataiku?” Cindy sangat marah mendengar perkataan Scarlet namun dia berusaha menenangkan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Erni Kusumawati
puas bgt lihat aksi balas dendam Scarlet☺
2024-07-03
1
Helen Nirawan
wanita bau tanah tuh , dasar cewe gila , sono lu jauh2
2024-05-29
2
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2024-02-03
2