Meskipun Scarlet tidak menyukai ekspresi wajah Darius yang selalu dingin dan datar, tapi bukan berarti dia tidak menyukai penampilan fisik pria itu yang mempesona.
Scarlet menggelengkan kepalanya berusaha menjernihkan pikirannya. Dia mengerutkan dahinya saat teringat pada Cindy yang tidak pernah lagi terlihat bersama Darius sejak insiden di pesta waktu itu.
Dia langsung menebak pasti hati Darius sedingin penampilannya. Pasti pria itu mencampakkan Cindy setelah insiden memalukan malam itu.
Scarlet teringat bagaimana dia mengerjai Darius tadi malam membuat Scarlet ingin tahu bagaimana pria itu mengatasi masalah itu.
Namun, hanya dengan melihat ekspresi wajah Darius, dia sangat yakin jika pria itu sedang kesal. Memikirkan semua yang dilakukannya tadi malam membuat Scarlet tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa diam-diam.
"Apa kau sudah puas memandangiku?" Darius tiba-tiba mendongak menatap kearah Scarlet dengan tatapan dingin.
Saat itu juga Scarlet merasa kalau dia tertangkap basah namun dengan cepat dia sadar. Dia kembali bertingkah seperti gadis bodoh dan menghampiri Darius seraya berkata, "Sayang! Ayo peluk aku! Aku sangat merindukanmu sayangku!"
"Oh!" Scarlet terjatuh sebelum dia bisa menjatuhkan dirinya ke pelukan Darius. Tiba-tiba saja pria itu berdiri dan mencengkeram kerah baju Scarlet dan mendorongnya sehingga terjatuh.
Telinga Scarlet memerah dan darahnya berdesir menahan amarah. Sebenarnya sangat mudah bagi Scarlet untuk melumpuhkan sepuluh pria seperti Darius hanya dengan satu tangan. Sayangnya situasi kali ini tidak memungkinan Scarlet melakukan itu.
Dia hanya bisa tetap berpura-pura menjadi gadis bodoh dan membiarkan Darius melakukan apapun padanya.
"Huaaa........huaaaa............" Scarlet menangis terisak-isak seperti yang biasa dilakoninya. Sedangkan Darius yang berada tepat dihadapannya, entah mengapa tidak merasa terganggu dengan suara tangisan gadis itu.
Dia memperhatikan Scarlet dengan seksama dan mendapati warna kulit dibagian leher dan wajahnya berwarna gelap tetapi bagian telinganya berwarna lebih putih. Tubuh gadis itu juga beraroma wangi dan manis yang sangat disukai Darius.
Darius pun langsung berpikir jika wajah Scarlet palsu, gadis itu pasti memakai pewarna kulit untuk menutupi wajah aslinya. Darius semakin penasaran dengan Scarlet. Namun saat dia ingin lebih memperhatikan gadis itu, tiba-tiba kepala pelayan bergegas menghampiri.
"Tuan Fergus, Tuan Besar Fergus memanggil anda untuk segera kembali." ujar kepala pelayan mengalihkan perhatian Darius dari Scarlet.
"Apa dia mengatakan sesuatu?"" Darius pun menatap serius kepala pelayan dan segera melupakan tentang Scarlet.
Kepala pelayan menggelengkan kepala lalu berkata, "Beliau tidak ada mengatakan apapun. Tetapi dari nada bicaranya sepertinya ada sesuatu hal yang penting sedang terjadi."
"Siapkan mobil!" perintah Darius lalu melangkah menuju keluar. Namun tiba-tiba dia berhenti lalu menoleh kearah Scarlet dan berkata, "Kau ikutlah denganku."
Dia tidak peduli jika Scarlet sebenarnya seorang bodoh atau bukan tetapi gadis itulah yang sudah menolong kakeknya dan sang kakek juga sangat menyukai Scarlet.
'Aku rasa memang sebaiknya membawa Scarlet ke mansion. Aku khawatir dia akan melarikan diri dari rumah jika ditinggalkan sendirian disini.' gumam Darius didalam hati.
Scarlet merasa senang Darius mengajaknya pergi. Ini pertama kalinya Darius bersikap baik padanya sehingga Scarlet pun dengan patuh mengikuti Darius dibelakangnya.
Setengah jam kemudian mereka tiba di mansion utama, saat mereka memasuki ruang keluarga disana sudah dipenuhi banyak orang. Tuan Hector Fergus duduk di kursi paling ujung dengan wajah pucat.
Tampak seseorang berlutut di hadapannya. Ternyata orang itu adalah Keaton, dia berlutut dan mendongakkan kepala saat dia mendengar suara orang memasuki ruangan. Saat matanya bertautan dengan Scarlet, ekspresi wajahnya langsung berubah draktis.
"Itu dia! Wanita bodoh itu yang melakukan semua ini!" teriak Keaton.
Scarlet pun langsung menebak apa yang sebenarnya terjadi. Meskipun dia tidak melihat berita yang sedang viral di internet tapi mengingat foto-foto yang diunggahnya di internet pasti sudah membuat kekacauan besar dan memalukan.
"Aku takut!" ucap Scarlet berpura-pura ketakutan dan bersembunyi dibelakang Darius.
"Jangan pura-pura bodoh! Kakek, percayalah padaku. Semua foto-foto yang beredar di internet adalah ulah gadis itu! Dia yang melakukannya untuk mempermalukanku!" Keaton berdiri dengan marah dan langsung menghampiri Scarlet.
Meskipun Darius tidak menyukai Scarlet tapi dia malah berdiri didepannya melindungi Scarlet dan langsung mencengkeram pergelangan tangan Keaton yang hendak memukul Scarlet.
"Kakak! Kenapa kau melindungi perempuan bodoh ini?" ucap Keaton dengan suara bergetar.
"Jaga bicaramu! Bagaimanapun dia adalah kakak iparmu!" ujar Darius dingin. Mendengar perkataan Darius membuat hati Scarlet hangat dan dia memperhatikan punggung Darius dari belakang.
"Tapi dia-----" Keaton masih ingin protes tapi ucapannya langsung dipotong.
"Cukup!" teriak Hector Fergus memukul meja didepannya dengan marah.
"Skandal memalukan menimpa keluarga besar Fergus hari ini dan tersebar luas! Keaton mengatakan kalau seseorang menjebaknya. Berhubung semua orang hadir disini, katakan padaku siapa yang melakukan itu?"
Begitu Hectur Fergus selesai bicara, ibunya Keaton pun tidak bisa menahan diri lagi untuk menolong putranya. "Ayah, Keaton adalah cucumu. Ayah sudah mengenalnya sejak kecil sampai dewasa. Tidakkah ayah mengetahui seperti apa Keaton?" kata Nadia.
"Dan bagi seseorang yang tak jelas latar belakangnya, siapa yang tahu jika dia memang benar-benar bodoh atau hanya berpura-pura saja?" ujar Nadia membuat semua orang memandang kearah Scarlet.
Scarlet tidak merasa takut sedikitpun mendengar perkataan Nadia. Sepanjang dia bisa tetap berpura-pura sebagai orang bodoh maka tidak akan ada siapapun yang akan mencurigainya.
"Tante Nadia, kau tidak berhak menilai istriku adalah orang bodoh atau bukan. Lagipula Keaton sudah dewasa dan jika ada seseorang yang ingin menjebaknya pasti membutuhkan kerja keras untuk melakukannya. Keuntungan apa yang didapat orang itu dari insiden ini?"
Darius bicara sambil duduk di sofa dengan tatapan mata tajam kearah Nadia yang membuat wanita paruh baya itu tidak dapat berkata-kata lagi. Dia bahkan tidak memiliki alasan yang tepat untuk menyalahkan Scarlet.
Tapi Nadia masih tak mau mengalah, lalu dia berkata lagi, "Ya.....gadis bodoh itu sengaja menjebak Keaton dan membuat masalah sebesar agar harga saham Fergus Group turun dan mempermalukan keluarga besar Fergus."
"Membuat harga saham Fergus Group turun? Apakah Keaton ada hubungannya dengan perusahaan?" Darius mengambil cangkir teh dan menyesapnya. Perkataan Darius kembali membungkam Nadia.
Semua orang tidak bodoh, hanya Darius yang berkuasa dikeluarga besar itu dan pewaris Fergus Group, dialah yang seharusnya paling punya pengaruh dalam hal naik turunnya saham perusahaan. Setelah meminum tehnya, Darius meletakkan kembali cangkir keatas meja dengan sikap tenang.
"Hanya Keaton yang tahu kebenarannya! Tapi sebelum kau mengatakan apapun, sebaiknya kau pikirkan baik-baik dan katakan yang sebenarnya tanpa ada yang terlupakan!" ujar Darius lagi.
Tak seorangpun yang menyangka seorang Darius yang biasanya diam dan tidak akan bicara banyak untuk membela seorang yang bodoh. Tapi sepertinya kali ini pria itu melindungi istri bodohnya.
Keaton terdiam sejenak setelah mendengar perkataan Darius. Sejak awal dia ingin menjebak Scarlet tetapi sekarang justru dialah yang terjebak dalam permainannya sendiri.
"Jangan takut! Jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja sekarang." ujar Nadia melihat putranya hanya diam tak bergeming.
Setelah beberapa saat berpikir Keaton merasa kalau dia tidak bisa melawan Darius. Dia harus mempersiapkan diri jika dia ingin menentang Darius. Jadi dia memilih untuk mengalah kali ini dan menyusun rencana yang lebih baik lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2024-02-03
1