Kini dia punya kesempatan untuk menyelidiki hilangnya sang kakek. Scarlet menggunakan kesempatan di hari Jumat, untuk memulai penyelidikan tentang hilangnya Gerald Balthazar.
Scarlet yakin jika kepergian Cindy dan ibunya keluar kota setiap hari jumat pasti ada hubungannya dengan Gerald Balthazar. Memikirkan kemungkinan ibu dan anak itu terlibat penculikan kakeknya membuat Scarlet semakin geram.
Dengan cepat dia meninggalkan mansion itu, Scarlet berjalan mengitari bangunan dengan mengendap-endap menghindari kamera pengawas. Dia berjalan menuju kesisi lain mansion itu.
Sambil berjalan dia melepaskan cadar dan jaketnya. Saat dia sudah berada dibawah jendela, dia pun memanjat perlahan. Sedangkan di ruangan lain Darius memerintahkan para pelayan membersihkan kamar Scarlet lalu pergi bersama Miller.
Kedua pria itu menuju ke ruang belajar. Saat mereka berada di koridor, Miller bertanya pada Darius, "Tuan Fergus, apakah anda tidak ingin mencari dimana Nyonya Fergus?"
"Tidak perlu! Karena dia suka melarikan diri, tidak perlu mengkhawatirkannya. Biarkan saja dia, dan minta seseorang untuk selalu mengawasi seluruh mansion ini." ujar Darius.
Saat mendengar itu, Miller merasa terkejut dengan mata membelalak tak percaya. Akibat kejadian ini, kecurigaan Darius pada Scarlet pun memudar.
Seperti yang dikatakan dokter tadi jika membutuhkan waktu lama untuk mempelajari penyakit Scarlet dan kemungkinan besar dia tidak akan punya waktu banyak.
Setelah mereka berada diruang belajar, Darius pun teringat sesuatu lalu bertanya, "Bagaimana dengan IP address yang kuminta untuk kau selidiki? Apakah sudah ada hasil?"
"Saya sudah menyelidiki tetapi sepertinya si pelaku sangat pintar. Tidak akan mudah untuk menyelidikinya dalam waktu dekat. Berikan aku waktu lagi untuk mencari orang itu."
Darius meletakkan tangannya diatas meja kayu dan perlahan mengetukkan tangannya. Hanya suara ketukan tangannya yang terdengar didalam ruangan itu.
Suasana ruang belajar tiba-tiba mencekam. Keringat dingin mulai membasahi kening Miller tetapi dia tidak berani mengangkat tangannya untuk menghapus keringat di keningnya.
Darius selalu mengutamakan waktu tetapi kali ini tampaknya pria itu butuh waktu lebih lama untuk berpikir. Sedangkan Miller belum menemukan pemilik IP address itu. Dia berpikir jika Darius pasti sedang marah.
"Tuan Fergus, jangan khawatir. Berikan aku waktu tiga hari. Saya pasti akan mene-----"
"Sepertinya kau tidak terlalu fokus akhir-akhir ini. Untuk sementara waktu tidak perlu mengawasi Scarlet. Kirimkan lebih banyak orang untuk menyelidiki IP address itu dan temukan pelakunya."
Miller terdiam sejenak tetapi dia tidak berani mengatakan apapun. Dia menundukkan kepala dengan ekspresi panik diwajahnya dan berkata, "Baiklah Tuan."
Sementara itu ditempat lain, Scarlet memanjat tembok dan memasuki ruang penyimpanan yang dingin. Tempat ini ada tempat penyimpanan makanan segar. Tempat ini tidak berada dalam jangkauan kamera pengawas sehingga tidak mudah bagi Darius jika ingin mencari tahu apa yang terjadi disana.
Meskipun tempat itu bagus tetapi agak dingin. Saat Scarlet memasuki ruang pendingin, dia langsung menggigil kedinginan. Ruangan itu benar-benar dingin! Hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk membuat seseorang mati kedinginan.
Scarlet tidak ingin membuang lebih banyak waktu disana. Dia langsung mengeluarkan laptop mini dari balik jaketnya dan menyambungkan ke modem data dan mulai mengoperasikan komputer.
Beberapa menit kemudian, rekaman kamera pengawas muncul di layar laptopnya. Scarlet menghela napas lega anda bersandar ke dinding sambil tersenyum.
Di dalam layar memperlihatkan dua orang wanita yang ternyata adalah Cindy dan Jenni. Nampak Jenni sedang duduk di sofa dengan ekspresi datar. Sedangkan Cindy berdiri disebelahnya dengan satu tangan menyandar di atas meja.
"Bu, apa yang akan kita lakukan sekarang? Apakah kita hanya diam dan melihat perempuan bodoh itu menaiki posisi tinggi di keluarga Fergus?" ujar Cindy menggertakkan giginya merasa geram.
Jenni mencoba untuk menenangkannya dan berkata, "Jangan khawatir, sekalipun dia menikahi Darius tapi dia tetaplah perempuan bodoh! Darius memiliki perasaan mendalam padamu sejak lama, kau hanya perlu mengatakan hal-hal manis padanya untuk menyenangkan hatinya."
"Tapi, jika Tuan Besar Fergus masih hidup maka aku tidak ada kesempatan untuk mendekati Darius." protes Cindy.
Mendengar perkataan putrinya, Jenni tersenyum dengan seringai jahat muncul diwajahnya. "Kalau begitu, lenyapkan saja Tuan Fergus dari dunia ini!"
Jantung Scarlet berdetak kencang dan terkejut mendengar ucapan Jenni. "Sepasang ibu dan anak jahat ini benar-benar ingin menyakiti kakek Fergus, heh?"
Meskipun kakek Fergus tidak sepenting kakek Gerald dihatinya tetapi kakek mertuanya itu yang memberinya peluang untuk membalas dendam! Dia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti pria tua itu.
Scarlet terus mendengarkan percakapan kedua wanita itu dengan sabar dan ingin mendengar rencana apa yang mereka susun untuk menyakiti kakek Fergus.
Tetapi, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki disusul dengan suara Darius yang berkata, "Nyonya Fergus belum kembali?"
Pelayan menjawab dengan panik, "Belum, Tuan!"
Darius terdiam menatap pelayan itu dengan tatapan dingin dan tajam. Tadinya dia berpikir jika Scarlet melarikan diri dan bersembunyi karena takut suntikan. Dia sama sekali tidak menyangka jika istri bodohnya itu ternyata belum kembali.
"Pergi dan cari dia sampai ketemu!" perintah Darius.
Headset yang dipakai Scarlet terhubung dengan sistem monitor yang berada diluar, saat dia mendengar percakapan Darius dan pelayan itu dia langsung menggertakkan giginya.
Scarlet menatap kembali layar laptop lalu mematikannya. Masih banyak waktu untuk menyelidiki Cindy dan ibunya, yang terpenting saat ini adalah dia tidak boleh membuat Darius mencurigainya.
Setelah menyembunyikan laptopnya ke tempat rahasia, lalu dia membuka pintu ruang pendingin. Saat dia melangah keluar dari ruangan itu tiba-tiba saja tubuhnya menggigil kedinginan.
Ruang pendingin terhubung langsung ke pintu dapur. Setelah berpikir sejenak, dia pun tersenyum dan berjalan menuju ke arah dapur. Terdengar suara keras dari arah dapur membuat para pelayan terkejut dan bergegas menuju ke dapur.
Darius juga mendengar suara keributan itu dan langsung bergegas kesana. Saat dia tiba di dapur, dia langsung melihat kondisi dapur yang berantakan. Dapur dipenuhi oleh air dan sayur yang di potong-potong.
Panci sudah berubah warna menjadi hitam dan ada bau menusuk sekali memenuhi dapur. Tampak Scarlet sedang memegang piring yang berisi sesuatu berwarna hitam.
Dia menatap Darius lalu menghampirinya dengan senyum polos. Seluruh wajah dan pakaiannya terlihat sangat kotor, hanya matanya yang nampak bersih dan berkilau indah.
Scarlet memegangi piring dengan erat sambil memandangi Darius lalu dengan suara lembut dia berkata, "Sayang, ayo kita makan...."
Darius memijit pelipisnya sambil berdiri mengamati Scarlet. Saat tatapannya jatuh di telinga Scarlet, sinar matanya langsung berubah.
Scarlet merasa tidak nyaman dengan tatapan Darius. Untuk mengalihkan perhatian Darius, dia bergegas menghampiri dan berkata, "Sayang.....coba makan ini. Aku memasaknya sendiri."
Dengan bangga dia menyodorkan piring kehadapan Darius. Pria mencium aroma busuk dan menusuk dari makanan di depannya. Dengan marah dia menepis tangan Scarlet hingga piring ditangannya jatuh dan pecah berkeping dilantai.
Scarlet menatap sedih kearah piring yang pecah dilantai. Mata indahnya dipenuhi kabut menahan airmata yang akan menetes. Melihat ekspresi sedih diwajah Scarlet membuat Darius merasa bersalah, dengan suara pelan dia pun bertanya.
"Kemana tadi kau pergi? Semua orang mencarimu!"
Scarlet menggigit bibir bawahnya seraya menyatukan jemarinya sambil menundukkan wajah memasang ekspresi bersalah, "Aku takut di suntik." jawabnya.
Saat dia bicara terlihat jika dia masih ketakutan. Namun, tiba-tiba saja dia mendekati Darius dan mengalungkan kedua lengannya di leher Darius. Tubuh Darius langsung menengang dan langsung bereaksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Cahaya yani
aiyaaaa mulai jtuh cinta tuh si darius
2024-02-05
1