"Kenapa kau bicara dengan si bodoh itu! Bawa dia!" teriak salah satu pria lebih tua yang sudah tak sabaran. Dia hendak menangkap Scarlet tapi gadis itu sangat lincah.
Dengan cepat Scarlet menghindari pria itu, saat bersamaan pria satunya ingin membantu rekannya untuk menangkap Scarlet tetapi dia tidak bisa menangkapnya.
"Dia lincah sekali menghindariku!" ucap pria pertama.
"Dasar bodoh! Kau tidak bisa menangkap gadis bodoh itu! Ayo kita tangkap sama-sama!" sahut rekannya.
Kedua pria itu saling pandang lalu bergegas mendekati Scarlet. mereka tidak percaya betapa sulitnya menangkap gadis itu. Tidak disangka saat tangan mereka menyentuh lengan Scarlet, gadis itu membalikkan badan dan mencengkeram lengan kedua pria itu secara bersamaan.
Dengan satu gerakan cepat dia memelintir lalu mematahkan lengan kedua pria itu. Lalu Scarlet melemparkan kedua pria itu satu demi satu seperti karung sampah.
"Arrrggggggggg............" teriak kedua pria itu bersamaan. Mereka kesakitan dengan lengan patah, saking sakitnya kedua pria itu sampai menangis.
Kedua pria bertubuh besar dan kekar itu terbaring di tanah memegangi lengan mereka yang patah dan meringis kesakitan.
"Ckckck! Segitu saja kemampuan kalian? Padahal aku masih pemanasan! Aku tidak tahu orang bodoh mana yang menyewa kalian berdua." Scarlet berdiri dengan bersidekap.
Scarlet menatap tajam kedua pria yang tergeletak di tanah. Meskipun Scarlet sudah bisa menebak siapa orang yang menyewa kedua pria itu, siapa lagi kalau bukan Cindy? Scarlet tersenyum sinis, dia bukan lagi Scarlet yang dulu bisa dengan mudah dibully.
"Hei.....apa yang kau lakukan disini?" suara seseorang menyadarkan Scarlet dari lamunannya. Sebuah tangan besar memegangi bahunya dari belakang dan menutup mulut dan hidungnya. Seketika itu juga Scarlet bisa mencium bau menyengat dari tangan yang menutupi mulutnya. Chloroform! Orang itu membiusnya!
'Sial! Aku tidak berhati-hati!' kutuknya didalam hati sebelum dia pingsan.
"Dasar bodoh! Kalian berdua benar-benar tidak berguna! Kalian bahkan tidak bisa menangani wanita bodoh ini!" Keaton mengungkapkan wajah aslinya dibelakang Scarlet saat dia pingsan.
Kedua pria besar itupun menoleh menatap Keaton dengan kebingungan. 'Apakah pria itu yakin jika gadis itu memang bodoh? Sepertinya gadis itu normal! Tidak mungkin orang bodoh memiliki kekuatan besar seperti itu dan melumpuhkan mereka dengan mudah!' pikir kedua pria itu.
Keaton tiba disana terlambat, dia tidak tahu apa yang telah dilakukan Scarlet pada kedua pria itu. Keaton berpikir jika dia menyewa dua pria bodoh yang tidak sanggup menangani seorang gadis bodoh.
"Mengapa kalian berdua masih berbaring disitu, hah? Bangun dan bawa si bodoh ini kedalam mobil!" perintah Keaton.
Kedua pria itupun tidak ingin mempermalukan diri sendiri. Apa yang akan terjadi pada mereka jika sampai ada yang tahu kalau mereka dikalahkan oleh seorang gadis bodoh?
Keduanya pun ingin menyimpan rahasia itu sendiri. Itu adalah hal paling memalukan bagi mereka berdua. Keduanya mengangkat tubuh Scarlet dan melemparkannya kedalam mobil van. Lalu mengendarai mobil itu meninggalkan lokasi.
Saat mereka sudah pergi, mobil yang dikendarai Darius tiba disana. Ekspresi wajahnya terlihat sangat kejam dan menakutkan. Dia turun dari mobil, membuat semua orang gemetar ketakutan. Para pelayan dan pengawal berdiri sambil menunggu hukuman.
Tidak ada seorangpun yang mengetahui bagaimana Scarlet bisa menghilang. Bahkan kamera pengawas tidak menampakkan jejak hilangnya Scarlet. Hanya ada kemungkinan, dia melarikan diri atau masih berada disekitaran mansion itu.
Darius hampir kehilangan kendali dirinya saat dia memikirkan bagaimana Scarlet bisa hilang dibawah pengawasannya. Saat bersamaan, Miller menghampiri dan berbisik, "Tuan Fergus, sepertinya mobil itu adalah milik adikmu."
Mendengar itu, Darius terdiam dan menatap kearah layar tablet. Meskipun plat mobil itu tidak terlihat, tapi dia bisa mengenali warna ungu dan hijau mobil itu. Satu-satunya mobil berwarna seperti itu di kota ini adalah milik saudara laki-lakinya.
"Apakah Keeaton ada datang kesini hari ini?" tanya Darius menatap kearah pelayan dengan ekspresi dingin.
"Tuan Keaton? Tidak, dia tidak ada datang kesini." kepala pelayan menjawab setelah berpikir sejenak.
Mendengar perkataan kepala pelayan itu, Darius hanya bisa memikirkan satu kemungkinan menghilangnya Scarlet.
"Miller, pergi dan cari tahu kemana perginya Keaton sekarang!" perintah Darius dengan memicingkan matanya.
Sementara itu di tempat lain. Mobil van yang membawa Scarlet tiba disebuah hotel dan berhenti di belakang hotel. Keaton turun dari mobil lalu membuka pintu belakang mobil. Dia menatap Scarlet yang masih pingsan dan dia merasa bangga pada dirinya sendiri.
"Kau bawa dia keatas!" perintah Keaton menunjuk kepada pria bertubuh paling besar.
Pria itupun langsung meletakkan tubuh Scarlet diatas bahunya bak karung lalu berjalan memasuki pintu belakang hotel. Pria itu berjalan mengikuti Keaton. Setelah masuk kedalam hotel, pria satunya diperintahkan untuk tetap menunggu di depan lift untuk berjaga-jaga.
Namun, tiba-tiba saja mata Scarlet terbuka lebar. Dia mengedipkan satu matanya pada pria yang berada diluar lift. Mata pria itu melotot ketakutan dengan ekspresi wajah berubah drastis dan tubuhnya gemetaran.
"Hei........dia..." jarinya gemetar menunjuk kearah Scarlet.
Untungnya pria besar yang memanggul Scarlet tidak mendengar ucapan rekannya itu saat pintu lift tertutup. Tak berapa lama Katon dan pria besar itu memasuki sebuah kamar dan Scarlet dilemparkan dengan kasar keatas ranjang.
Pria besar itu langsung pergi setelah dia memeriksa kamar dan memastikan kamar itu aman. Saat itu ponsel Keaton berdering dan dia menjawabnya dengan santai seolah tidak ada orang lain disana.
"Ya, benar! Kamar nomor 6880" senyum muncul diwajahnya. "Cepatlah datang! Sebelum pengaruh obat biusnya habis!"
Setelah mematikan teleponnya, Keaton menoleh kearah Scarlet dengan percaya diri dan rasa bangga. Dia seolah-olah sedang memenangkan sebuah pertandingan. "Aku sangat pintar! Aku mendapatkan Cindy dan menghancurkan Darius sekaligus!"
Keaton tersenyum penuh kebanggaan atas apa yang sudah berhasil dilakukannya. Tanpa sepengetahuannya Scarlet sudah sadar dan duduk diatas ranjang sambil menatap punggung pria itu. Saat Keaton membalikkan tubuhnya, semua rasa senang dan bahagia diwajah Keaton pun menghilang.
Woossssss!
Scarlet melompat dari atas ranjang dan menendang Keaton dengan kuat. Tanpa memberikan kesempatan pada Keaton untuk bereaksi, Scarlet melumpuhkan pria itu. "Kau ingin mencelakaiku, huh? Aku bukan tandinganmu! Kau salah memilih lawan!"
Scarlet sangat ahli di bidang pengobatan, dia sering menghabiskan waktu di laboratorium membuat obat-obatan. Seringkali dia mencoba obat-obatan buatannya sendiri sehingga tubuhnya kebal terhadap racun.
Hanya obat bius dosis rendah seperti itu tidak akan mampu melukainya. Tidak ada satu obat biuspun yang bisa melumpuhkan Scarlet.
Itulah alasannya dia berpura-pura pingsan untuk mengetahui alasan Keaton menculiknya. Padahal dia tidak mengenal pria itu dan belum pernah bertemu dengan Keatom sebelumnya.
Sial bagi pria itu karena Scarlet bukan tandingannya. Dia sudah membuat kesalahan besar dengan mencoba mencelakai Scarlet.
Scarlet pun menyeret tubuh Keaton keatas ranjang lalu melepaskan semua pakaiannya lalu membiusnya. Tak berapa lama, pintu kamar terbuka dan seorang pria bayaran memasuki kamar itu.
Sebelum dia sempat mengamati sekitarnya, pria itu bergegas masuk tanpa menyadari seseorang berada dibalik pintu kamar.
Dengan cepat Scarlet memukul pria bayaran itu sampai pingsan. Scarlet menyeret tubuh pria itu keatas ranjang bersebelahan dengan Keaton.
Lalu dia melucuti semua pakaian pria itu. Scarlet sudah membius kedua pria itu lalu membuat keduanya saling berpelukan dalam kondisi polos.
Scarlet mencibir dan menatap kedua pria itu dengan tatapan menjijikkan. "Ck ck ck...dasar bodoh! Kalian pikir semudah itu menangkapku, heh?"
Scarlet bisa membayangkan reaksi Keaton saat dia sadar nanti. Dia tidak bisa menahan senyum diwajahnya, puas! Ini masih permulaan! Dia tidak akan membiarkan siapapun mencelakainya.
Kemudian Scarlet mengambil beberapa foto dan video kedua pria itu yang tampak mesra. Lalu dia mengirimkan semua foto dan video itu kepada seseorang. Puas dengan hasil kerjanya, Scarlet memasukkan ponsel kedalam saku bajunya. Sudah waktunya untuk kembali ke mansion itu.
Tapi, saat dia hendak meninggalkan kamar itu. Terdengar suara langkah kaki diluar. Sepertinya suara langkah itu menuju ke kamar tempatnya berada. Jumlahnya banyak, mungkin ada beberapa orang. Sulit mengetahui, apakah orang-orang itu adalah musuh atau bukan.
"Tuan Fergus! Ini kamarnya."
"Buka pintunya!" suara Darius terdengar.
'Tunggu dulu! Sepertinya itu suara Darius? Kenapa dia bisa ada disini? Apa yang dilakukannya di hotel ini?' gumam Scarlet. Dia tidak mau penyamarannya terbongkar didepan Darius. Ini masih terlalu awal untuk mengungkapkan identitasnya. Tetapi kamar itu tidak banyak tempat untuk bersembunyi.
Setelah berpikir sejenak, Scarlet melangkah ke jendela dan melihat kebawah. Tepat dibawah sana ada kolam renang, jaraknya sekitar tujuh atau delapan meter dibawah kamar itu.
Scarlet menarik napas dalam-dalam dan berencana untuk melompat ke kolam itu dengan harapan dia bisa jatuh tepat di kolam renang itu.
Tepat saat dia melompat, pintu kamar itu ditendang hingga terbuka! Darius masuk dan melihat dua pria dalam keadaan polos saling berpelukan diatas ranjang. Dia menatap kedua manusia biadab itu tanpa ekspresi. Miller yang berdiri dibelakang Darius merasa saat melihat apa yang ada didepannya.
"Tuan Fergus! Nyonya Fergus tidak ada di kamar ini." ujar seorang pengawal yang menyusuri kamar itu mencari keberadaan Scarlet.
"Ini...." Miller sangat terkejut. Saat dia memasuki hotel itu, dia sudah bertanya pada resepsionis dan mereka memberitahunya kalau melihat seseorang datang sambil memikul seorang gadis masuk ke kamar itu.
Tapi kenapa wanita itu tidak ada disana? Saat semua orang sedang kebingungan, angin berhembus sehingga tirai jendela tersingkap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘ok
2024-02-03
0
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2024-02-03
1