Semua tamu undangan menatap adegan itu dengan tatapan menjijikkan namun Hector Fergus terlihat bahagia dan tak mempedulikan para tamu.
Hector Fergus menepuk pundak Darius sambil berkata, "Kamu bertindak benar, Darius! Scarlet adalah istri sahmu dan sudah seharusnya kau memperlakukannya dengan baik. Jika kau tidak menyayangi dan melindunginya lalu siapa yang akan melakukannya?"
"Hehehee.....kakek, suamiku sangat mencintaiku." sahut Scarlet menatap kearah Darius dengan sorot mata lembut seraya memegang tangannya.
Darius terpaku dan hendak menepis tangan Scarlet saat dia mendengar suara seseorang bicara dari arah belakangnya.
"Halo Darius, kakek!"
Mereka menoleh kebelakang dan melihat Cindy bersama ibunya berjalan saling bergandengan tangan dengan memasang senyum ramah diwajah mereka.
Senyum diwajah Hector Fergus langsung menghilang dan dengan nada dingin berkata, "Apa yang kalian lakukan disini?"
"Kami datang kesini untuk meminta maaf pada anda dan Scarlet." Jenni menjawab dengan cepat seraya tersenyum.
Cindy meremas tangan ibunya dan berusaha tetap tersenyum tetapi perhatiannya tidak terpaku pada Tuan Besar Fergus. Matanya mengitari sekelilingnya seolah dia sedang mencari sesuatu.
Meskipun Scarlet bersikap seperti orang bodoh, tetapi dia memperhatikan gerak gerik Cindy dari sudut matanya. Saat dia melihat Cindy seperti sedang merencanakan sesuatu, Scarlet semakin was-was.
Sayangnya, Tuan Besar Fergus tidak menyadari sikap Cindy dan ibunya yang mencurigakan. Dia memegang tongkatnya erat dan berkata, "Tidak perlu! Pergi dari sini! Keluar!"
Sesaat setelah dia selesai bicara tiba-tiba saja terdengar suara teriakan yang memenuhi ruangan itu. Terlihat para tamu langsung berhambur dan berlarian menyelamatkan diri kesegala arah.
Pada itu Cindy dan Tuan Besar Fergus sedang berbicara dan berdiri di tengah ruangan tepat dibawah lampu kristal berukuran besar yang menggantung tepat ditengah ruangan.
Scarlet menyadari apa yang terjadi saat dia mendengar suara berderit dari arah atas. Tepat saat itu, lampu kristal yang berada tepat diatasnya pun bergoyang beberapa kali dan akhirnya padam.
Semuanya terjadi begitu cepat membuat tidak ada seorang pun yang sempat bereaksi. Kecuali Cindy dan ibunya yang sudah merencanakan ini. Mereka menyadari apa yang akan terjadi dan selalu bersikap was-was sejak awal.
Semua orang yang berada ditengah ruangan merasakan hembusan angin kencang dan suara berderak dari arah langit-langit ruangan, mereka pun berteriak ketakutan.
Tanpa pikir panjang Scarlet berbalik dan langsung memeluk Tuan Besar Fergus. Dia melindungi pria tua itu dengan tubuhnya. Disaat bersamaan Cindy mengambil kesempatan dalam ruangan yang gelap dan mendekati Darius.
Dia melemparkan dirinya kedalam pelukan Darius dengan panik berkata, "Darius, selamatkan aku!"
Darius yang menyadari adanya bahaya tanpa sadar langsung memeluk Cindy dan melangkah mundur ke belakang untuk melindunginya dari bahaya.
Namun Scarlet tidak beruntung, meskipun dia sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi ini, tetapi semuanya terjadi terlalu cepat. Dia mengeratkan pelukannya dan menghempaskan dirinya ke lantai dengan Tuan Besar Fergus berada dalam pelukannya.
Terdengar suara dentaman keras dan lampu kristal berukuran besar itu jatuh ke lantai dan hancur berkeping-keping. Pecahannya berserakan memenuhi lantai.
Tuan Besar Fergus yang terhempas ke lantai terlihat panik dan ketakutan. Tiba-tiba dia mendengar suara tangisan kencang. "Huaaa..........sakit.....sakit sekali!"
Saat itu juga dia mengingat jika Scarlet mendorongnya menjauh dan dia terhempas ke lantai dengan keras. Dengan cepat dia memerintahkan, "Cepat nyalakan lampu darurat!"
Ketika lampu darurat menyala, ruangan yang tadinya gelap gulita berubah terang. Semua mata memandang kearah tempat kejadian dan kaget.
Tampak Scarlet masih memeluk Tuan Besar Fergus dan melindunginya. Pria tua itu selamat namun Scarlet terluka parah. Darah mengalir memenuhi lantai disekitarnya.
Sedangkan disisi lain, Darius memeluk seorang wanita dalam pelukannya. Wanita itu tampak pucat dan panik, mengeratkan pelukannya di pinggang Darius.
Sementara Darius melindungi tubuh wanita itu dari pecahan kaca. Dia terlihat memeluknya erat didalam dekapannya. Semua orang menatap mereka dengan ekspresi terkejut.
Tidak ada yang menyangka jika Darius malah melindungi Cindy. Kedua orang itu saling berpelukan dan tak menyadari sekelilingnnya.
Saat semua orang terpaku menatap kejadian dihadapannya, suara tangisan menyadarkan mereka kembali.
"Huaaaa..........kakiku sakit sekali. Huaaaaa........aku hampir mati! Tolonggggggg aku berdarah!"
Semua orang menatap kearah Scarlet dan melihat Scarlet memegangi kakinya yang terluka. Gadis itu menangis kencang, airmata membasahi wajahnya.
Para tamu undangan terdiam terpaku karena terkejut dan tak mampu berkata-kata. Hector Fergus langsung tersadar dari keterkejutannya. Dia menatap tajam kearah Darius dan Cindy yang berada dalam pelukannya.
Ekspresi wajahnya semakin menggelap sambil mengertakkan giginya menahan amarah. "Apa yang kau tunggu? Cepat bawa istrimu ke rumah sakit!" Hector Fergus menghentakkan tongkatnya dengan kuat ke lantai.
Darius terpaku dan menatap wanita didalam pelukannya. Dia merasakan ketidaknyamanan dan menatap wanita itu dengan tajam.
Dalam keadaan gelap, dia berpikir jika wanita yang berada dalam pelukannya adalah Scarlet. Dia berpikir bahwa Scarlet yang bodoh dan lemah pasti membutuhkan perlindungannya sehingga tanpa ragu dia langsung memeluknya.
Darius langsung mendorong Cindy menjauh. Dibawah tatapan tajam Tuan Besar Fergus, Darius bergegas menghampiri Scarlet dan mengulurkan tangan padanya, "Apa kau bisa berdiri?"
Scarlet menghapus airmatanya dan menatap tajam Darius. Dia menepis tangan pria itu dengan marah berkata, "Aku tidak membutuhkanmu! Kau tidak memeluk dan melindungiku! Kau malah memeluk dan melindungi wanita tua itu! Aku tidak menginginkamu lagi! Pergi!"
Begitu dia selesai bicara, ekspresi wajah Tuan Besar Fergus dan Darius menggelap. Tuan Besar Fergus menatap tajam Darius dan sorot matanya dipenuhi amarah.
Darius menatap Scarlet dengan tatapan dingin dan tanpa ekspresi. Dia menyadari perasaan tak nyaman didalam hatinya. Darius membungkuk dan langsung menggendongnya. "Jangan membuatku kehilangan kesabaran!"
Scarlet meronta hendak melepaskan diri dari pelukan Darius, pria itu menatapnya penuh ancaman. Scarlet balas menatap Darius dengan tatapan sedih dan berhenti meronta.
Tatapan semua orang mengikuti Darius yang bergegas membawa Scarlet keluar dari ruangan dan menuju ke rumah sakit. Cindy yang berdiri terpaku menatap kearah perginya Darius.
Dia menggertakkan giginya menahan amarah melihat Scarlet yang berada dalam pelukan Darius. Saat insiden itu terjadi, dia sengaja memeluk Darius agar pria itu tidak bisa melindungi dan menyelamatkan Tuan Besar Fergus.
Cindy tidak menyangka jika Scarlet kembali mengacaukan rencananya untuk menyingkirkan Tuan Besar Fergus. Baginya Scarlet benar-benar pembawa sial!
Namun wanita itu berpikir bahwa dia masih punya banyak waktu untuk menyusun rencana berikutnya. Dia masih punya kesempatan di masa depan untuk menyingkirkan pria tua itu dan menikahi Darius.
Memikirkan hal baik yang akan terjadi dalam waktu dekat, Cindy melirik kearah ibunya sambil tersenyum tipis. Dia tahu ibunya pasti sudah punya rencana lain setelah ini.
Sementara itu dirumah sakit, semua luka ditubuh Scarlet pun selesai ditangani. Darius menggendongnya keluar dari rumah sakit setelah seluruh luka ditubuh Scarlet diobati.
Meskipun gadis itu terluka parah dan kehilangan banyak darah, namun tidak ada tulang yang patah dan bagian dalam tubuhnya yang terluka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments