"Barry, Tuan Besar Fergus mendadak sakit keras dan ini merupakan kesempatan bagus untuk kita. Jika kita bisa menemukan seseorang yang bisa menyembuhkannya......"
Sebelum Jenni menyelesaikan kalimatnya, Barry menatapnya dengan tatapan penuh kemarahan. Dengan ketus dia berkata, "Apa kau pikir status dan reputasi keluarga Fergus itu main-main? Jika Darius tidak bisa menemukan orang yang bisa menyembuhkan Tuan Besar Fergus, apa menurutmu kita bisa?"
Jenni merasa tidak senang dimarahi oleh suaminya. Dengan suara lirih dia bergumam pelan, "Aku hanya mengatakan itu untuk kebaikan keluarga ini! Aku tidak memiliki maksud lain."
"Huh!" Barry mendengus kesal. Sepasang suami istri itu tidak mengatakan apapun lagi dan hanya duduk diam. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
Sedangkan Cindy merasa jika Tuan Besar Hector jatuh sakit di waktu yang tepat. Setelah kematian pria tua itu maka dia akan bisa bersanding dengan Darius lagi. Selama ini Tuan Besar Hector yang menjadi penghalang hubungan mereka.
Cindy merasa sangat senang memikirkan tentang hal itu dan dia berharap pria tua itu mati secepatnya. Cindy lalu mengambil sebotol sampanye untuk merayakan.
"Jika pengobatan modern tidak berhasil, mungkin kita bisa mencoba pengobatan tradisional." sebuah suara tiba-tiba terdengar di ruang tamu yang tadinya hening.
"Bibi Aretha, apa yang kau katakan barusan?" Jenni mendongakkan kepala dan menatap pelayan paruh baya yang sedang membersihkan lantai tak jauh dari mereka.
Bibi Aretha menghentikan pekerjaannya dan berkata, "Nyonya, bukankah anda tadi mengatakan kalau ada keluarga anda yang sedang sakit parah? Aku mendengar ada seorang dokter hebat di kota kami yang mampu menghidupkan orang mati."
Setelah Bibi Aretha selesai bicara, tak ada seorangpun yang merasa tertarik. Wanita paruh baya itupun semakin penasaran lalu berkata, "Apa yang kukatakan benar! Dulu ada anggota keluargaku yang sedang memperbaiki rumah. Dia jatuh dari ketinggian dua puluh meter dan hampir meninggal di tempat."
Pelayan itu berhenti sejenak dan memperhatikan ekspresi wajah majikannya lalu melanjutkan, "Tapi dia sangat beruntung karena waktu itu dokter hebat itu sedang berada di kota dan dia memberinya beberapa suntikan. Setelah itu, saudaraku itu dikirim kerumah sakit dan selamat. Dia dalam keadaan sehat sampai sekarang."
"Bukankah itu terdengar aneh?" ujar Cindy yang merasa tertarik setelah mendengarkan cerita pelayan wanita itu.
"Ya benar sekali Nona. Dokter itu sangat terkenal di kota kami. Dia bahkan mampu menyelamatkan binatang apapun, apalagi manusia! Dia sangat hebat dan orang-orang memanggilnya dengan sebutan dokter ajaib!" Bibi Aretha bicara dengan bersemangat.
Barry dan Jenni yang merasa kalau Bibi Aretha tidak berbohong mulai menaruh perhatian padanya. "Bibi Aretha, dimana kota asalmu?"
"Kota asalku bernama Kota Persik. Sekitar tiga ratus kilometer dari sini." jawab Bibi Aretha.
"Baiklah. Perjalanan pergi dan balik kesana bisa ditempuh dalam sehari." ujar Barry dengan suara senang. Sebuah rencana pun muncul dibenaknya disertai senyum lebar menghiasi wajahnya.
Sementara itu di mansion keluarga Fergus. Tampak Darius yang terlihat murung dan tidak tahu apa yang akan dilakukannya untuk kesembuhan kakeknya. Saat dia tenggelam dalam pikirannya, kepala pelayan menghampiri.
"Tuan Darius, Nona Balthazar ada disini." ucap kepala pelayan itu.
Darius tidak menanggapi dan sikapnya seolah tidak ingin melihat wanita itu. Kemudian kepala pelayan itupun berkata lagi, "Nona Balthazar meengatakan kalau dia sudah menemukan seseorang yang bisa menyembuhkan Tuan Besar Fergus."
Darius menatap kepala pelayan dengan alis mengerut, "Bawa dia masuk."
Tak berapa lama, Cindy memasuki mansion itu. Untuk menarik perhatian Darius agar terlihat menarik, Cindy mengubah riasan wajahnya sebelumnya.
"Darius, bagaimana keadaanmu selama dua hari ini?" tanya Cindy dengan suara lembut.
Tetapi Darius hanya diam dan tak menanggapi seolah-olah dia tidak mendengar ucapan Cindy. Lalu dia pun langsung bertanya, "Bukankah kau mengatakan kalau sudah menemukan seseorang yang bisa mengobati kakek?"
"Iya benar sekali. Seorang pria yang dikenal sebagai dokter ajaib. Dia telah menyembuhkan kakekku beberapa tahun yang lalu." ucap Cindy berbohong dengan mengatasnamakan kakeknya.
"Dokter ajaib?" Darius merasa tak percaya dan sedikit meragukan perkataan Cindy.
"Iya benar. Mereka memanggilnya sebagai dokter ajaib. Nama belakangnya adalah Johanson. Beberapa tahun yang lalu kakekku sakit keras dan kebetulan sekali dia bertemu sang dokter dan konsultasi dengannya. Sekarang kondisi kakekku membaik dan dia masih bepergian keliling dunia."
"Nama belakangnya Johanson?" Darius mencoba mengingat-ingat jika dia pernah mendengar nama itu.
Namun setelah mencoba mengingat, Darius teringat pada seorang dokter spesialis pengobatan tradisional yang berada di negara lain. Nama belakang dokter itu juga Johanson. Namun tidak ada yang mengetahui keberadaan dokter itu.
Sekian lama tidak ada yang mengetahui maupun pernah melihat dokter itu. "Apa kau mengetahui dimana keberadaannya?" Darius menggerakkan tubuhnya untuk mengatur posisi duduknya.
"Ya dia berada di sebuah kota kecil sekitar tiga ratus kilometer. Keluarga Balthazar menjalin hubungan yang baik dengan dokter ajaib ini. Jangan khawatir, dokter ajaib itu akan datang besok untuk memulai perawatan pada Tuan Besar Fergus." ucap Cindy penuh keyakinan.
Cindy tidak ragu untuk berbohong untuk menarik perhatian Darius. Dia tak segan untuk melakukan apapun demi mendapatkan pria pujaannya itu.
"Baiklah. Kalau begitu aku terpaksa merepotkanmu Nona Balthazar." ucap Darius yang mulai terlihat lega.
Tanpa mereka ketahui jika percakapan di ruang tamu itu didengar oleh Scarlet yang bersembunyi dibalik dinding pembatas. Dia mengerucutkan bibirnya dan tersenyum sinis.
'Cih! Ternyata Cindy tidak sesederhana yang kukira. Untuk bisa kembali ke sisi Darius, dia bahkan berusaha menemukan keberadaan guruku.' gumam hati Scarlet.
'Tapi sayang sekali.....kali ini Cindy akan kembali dengan tangan kosong! Dia tidak akan bisa menemukan dokter ajaib yang dicarinya.' seringai muncul di wajah Scarlet.
Scarlet tetap berdiri dibalik dinding dan terus mendengarkan percakapan selanjutnya. Namun sayangnya, Darius terlihat tidak berminat untuk berlama-lama di ruang tamu.
Dengan sikap dingin dan datarnya Darius meninggalkan Cindy begitu saja dan pergi ke ruang kerja. Cindy mengepalkan tangan mencoba menahan diri atas perlakuan Darius padanya.
'Tidak apa-apa! Besok setelah aku berhasil membawa dokter ajaib itu untuk mengobati Tuan Besar Fergus, bukan hanya Darius saja yang akan kembali padaku. Tuan Besar Fergus pasti akan menganggapku penyelamatnya.'
Memikirkan semua rencananya berjalan lancar, Cindy dengan percaya diri meninggalkan kediaman keluarga Fergus. Sedangkan Scarlet diam-diam kembali ke kamarnya dan menyusun rencana untuk mengacaukan semua rencana Cindy.
Keesokan harinya, di rumah sakit tampak semua orang sedang menunggu kedatangan dokter ajaib. Mereka sangat antusias ingin melihat wajah asli dokter terkenal itu.
Namun sayangnya, mereka hanya melihat Cindy yang datang sendirian. Semua mata menatapnya dengan penasaran.
"Nona Balthazar, dimana dokter Johanson?" tanya pelayan paruh baya padanya.
Cindy terlihat bingung dan merasa malu. Dia menatap kearah Darius yang berdiri tidak jauh dan berkata, "Darius, maafkan aku. Aku tidak berhasil membawa dokter itu kemari."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2024-02-03
1
Sri Rahayu
gmn kamu bisa membawa dr ajaib itu kl kamu itu berbohong dan sebenarnya tdk tau ttg dr tersebut....Cindy....Cindy 🤣🤣🤣🙃🙃🙃
2024-02-03
1