Dokter Nelson pun segera mengobati luka gigitan dilengan Darius, sambil menahan tawa dia berkata, "Tak kusangka ternyata istri bodohmu itu punya kemampuan seperti ini.
Seingatku, sepuluh orang pembunuh bayaran bahkan tidak bisa melukaimu, bukan?" ucap Nelson sambil membereskan peralatan medisnya.
Dokter Nelson mendengar kabar tentang kejadian di pesta ulang tahun Hector Fergus dimana Scarlet memainkan piano. Permainan piano wanita itu dikabarkan sangat bagus bahkan berada dilevel profesional untuk seorang pianis. Bagaimana mungkin seorang yang bodoh bisa bermain piano sebagus itu?
"Nelson, apakah menurutmu ada sesuatu yang aneh dengan wanita itu?" tanya Darius sambil mengubah posisi duduknya di sofa. Darius duduk bersandar sambil memperhatikan reaksi dokter pribadinya itu.
"Ya, kurasa juga begitu. Sepertinya memang ada yang tidak wajar! Pasti ada yang tidak kita ketahui tentangnya." Nelson menjawab dengan cepat karena dia juga merasakan adanya kejanggalan pada Scarlet.
Darius memicingkan matanya menatap dokter itu dan berkata, "Hmm, kalau menurutmu begitu, kenapa kau tidak pergi menemuinya untuk memeriksanya?"
"Baiklah! Tidak masalah kalau memang itu maumu." Nelson sudah selesai mengobati luka Darius dan tanpa dia sadari jika Darius menjebaknya. Hingga setelah Nelson berjalan keluar dari ruang kerja, dokter itupun tersadar.
'Jika wanita itu mudah dikendalikan, tidak mungkin Darius membiarkannya tinggal disini lebih lama. Pasti sudah sejak awal dia menendang wanita itu keluar.' Nelson berpikir. Dia merasa kalau masalah ini tidak sesederhana kelihatannya.
"Tuan Fergus, maafkan saya. Tiba-tiba saja saya mendapatkan kabar ada sesuatu yang terjadi dirumah. Aku harus segera kembali." Nelson bicara sambil bergegas meninggalkan tempat itu tanpa menoleh ke belakang.
Namun baru beberapa langkah keluar dari ruang kerja Darius, dia sudah bertabrakan dengan Miller yang memegang sebuah USB berwarna hitam ditangannya. Saat tubuh mereka bertubrukan, USB itu pun terjatuh tepat dibawah kaki Scarlet yang baru saja keluar dari kamarnya.
Dengan cepat Miller segera berjalan hendak memungut USB tersebut namun saat dia melihat Scarlet berada tepat dihadapannya, dia menatap ke mata wanita itu. Dia teringat dengan ekspresi wajah Scarlet di rekaman CCTV.
"Nona Scarlet." sapa Miller dengan hormat.
Scarlet menatap asisten itu sambil menggertakkan giginya dan tertawa, "He he he he......he he he he...."
Miller merasa bingung, dia masih terus mengingat rekaman CCTV itu. Tanpa menunggu lama lagi dia segera membungkuk dan mengambil USB itu.
Lalu Miller berbalik dan melangkah menuju keruang kerja Darius tanpa mempedulikan Scarlet. Saat melihat Miller memasuki ruang kerja Darius, senyum diwajah Scarlet pun langsung menghilang dan tatapannya berubah menjadi tajam.
Dia merasakan ada sesuatu yang terjadi dan menebak jika USB yang diambil Miller pasti berisi info penting yang kemungkinan ada kaitannya dengan dirinya.
Bagaimanapun, selama dia ingin mengetahui sesuatu maka dia pasti akan mendapatkan dan tidak akan ada yang bisa menghentikannya. Karena rasa penasaran, Scarlet berbalik dan kembali ke kamarnya.
Dia langsung mengunci pintu, membuka pintu lemari dan mengambil laptop yang disembunyikannya dibawa tas koper.
Scarlet menyalakan laptop dan jari jemarinya dengan ceat bergerak di keyboard sampai muncul sebuah notifikasi dilayar. Dia berhasil menghack dan masuk ke jaringan komputer milik Darius tanpa sepengetahuannya.
Scarlet menatap layar komputer Darius sambil tersenyum. Ternyata Darius menyelidiki rekaman CCTV dari hotel. Scarlet mendengus dan merasa lega karena dia sudah mempersiapkan semuanya dengan matang.
Setelah dia meninggalkan hotel, dia langsung menghubungi rekannya yang juga seorang Hacker. Scarlet meminta temannya agar menghapus semua rekaman CCTV hotel yang menunjukkan kehadirannya di hotel itu dan mengedit rekamannya kembali.
Tidak ada seorangpun yang mengira jika rekaman CCTV hotel itu sudah diedit. "Ternyata kau berusaha keras untuk mengambil keuntungan dariku. Benar-benar tak kusangka kau masih sangat ingin menghancurkanku." gumam Scarlet.
Tiba-tiba sebuah ide muncul dibenaknya membuat Scarlet tersenyum lebar, "Kenapa aku tidak memberimu sesuatu yang menyenangkan untuk dikerjakan? Aku menghargai semua kerja kerasmu hari ini."
Scarlet pun langsung menjalankan rencananya setelah dia memikirkannya sejenak. Dia pun mengetik dengan gerakan cepat di laptonya dan sebuah notifikasi pun kembali muncul dilayar laptop.
Dia meregangkan tubuhnya dan menghapus informasi di laptop agar tidak bisa diidentifikasi oleh siapapun. Lalu dia memadamkan laptop dan menyembunyikannya kembali didalam kabinet. Merasa tubuhnya agak letih, dia pun berbaring di ranjang.
Disaat bersamaan, Darius yang masih berada di ruang kerja sedang duduk didepan komputernya dengan tatapan fokus memperhatikan rekaman CCTV hotel. Namun tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah gelap saat suara-suara aneh terdengar dari komputernya.
Diakhir rekaman CCTV, rekaman itu tiba-tiba berubah menampilkan pertunjukan yang tidak senonoh. Terdengar suara desahan dan erangan sepasang kekasih yang cukup kuat dan menggema memenuhi ruang kerja itu.
"Uhmmmm....ahhhh....ahhh.....uhmmmm......." suara desahan terdengar dari rekaman CCTV.
Miller yang berdiri disebelah Darius tertegun lalu tersadar dan dengan cepat dia menarik USB dari komputer. Sekejap seluruh ruang kerja pun kembali dalam keheningan.
Miller menyadari kalau dia sudah membuat kesalahan dan memutuskan untuk meminta maaf terlebih dahulu.
"Tuan Fergus. Ini adalah kesalahan saya, silahkan menghukum saya atas kesalahan yang telah saya perbuat." ujar Miller menundukkan kepala.
Darius tidak merespon dan matanya terpaku ke layar komputer, setelah diam sejenak sesuatu muncul dibenaknya. Namun sayangnya dia sudah terlambat menyadari sesuatu setelah menonton rekaman CCTV itu. Orang yang dicurigainya berhasil lolos dari pengamatannya.
Tapi Darius masih memiliki banyak cara untuk mencari tahu. Meskipun informasi yang didapatkan saat ini tidak cukup namun dia berhasil menemukan IP address sang hacker. Lalu dia menuliskan diatas kertas dan memberikan pada Miller.
"Temukan hacker itu, telusuri IP address ini! Jangan biarkan dia lolos!" perintahnya dengan tegas.
Miller segera bergegas melaksanakan perintah majikannya. Melihat ekspresi wajah Darius, sang asisten tahu jika majikannya itu pasti sudah mencurigai seseorang.
Keesokan paginya, setelah mendapatkan tidur yang cukup tanpa gangguan apapun, Scarlet terbangun lalu membasuh wajahnya dan membersihkan tubuhnya seperti biasa.
Dia merias wajahnya seadanya lalu turun menuju ke ruang makan untuk sarapan. Namun, saat dia menuruni tangga, dia merasakan suasana rumah sedikit aneh hari ini.
Para pelayan yang biasanya terlihat santai dan menggosip, tapi kali ini semua pelayan terlihat sibuk mengerjakan tugas masing-masing. Scarlet berhenti ditengah tangga dan mengalihkan pandangan kearah ruang keluarga.
Dia melihat Darius duduk di sofa sedang membaca majalah bisnis ditangannya. Scarlet terkejut karena sejak dia pindah kerumah ini, untuk pertama kalinya dia melihat Darius di pagi hari.
Pria itu terlihat santai dengan pakaian kasual yang dikenakannya. Darius memakai kaus berwarna putih dengan bagian kerah yang memperlihatkan lehernya yang tegas.
Dengan setelan celana berwarna abu-abu memperlihatkan bentuk kakinya yang panjang. Dengan penampilannya yang memukau dan agak santai.
Dia terlihat semakin mempesona dan tidak terlihat dingin seperti penampilan biasanya. Melihat pemandangan yang mempesona di pagi hari seperti ini membuat Scarlet menelan salivanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Lidya Waney
baru membaca ceritamu ini Thor tpi jujur aku sgt suka dgn cerita seperti ini.
2024-04-05
1
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘ok
2024-02-03
1