Sesampainya di rumah.
Aku melihat Ibu dan Bibi Ami menyambut ke pulangan ku dengan sebuah senyuman.
"Sayang, bagaimana hari pertama di sekolahnya?" tanya Ibu antusias.
"Biasa saja Bu, sebenarnya tidak ada yang istimewa. Tetapi aku sangat senang karena ada begitu banyak pelajaran mengenai sihir yang lebih luas."
"Ya sudah, sekarang pergilah ke kamar mu dan ganti pakaian mu lalu kembali lah ke sini untuk makan bersama Ayah dan Ibu."
Aku mengiyakan apa yang barusaja Ibu ucapkan dan langsung pergi ke kamar ku.
Setelah selesai berganti pakaian, aku bergegas menyusul ke meja makan. Aku duduk di sana seraya Ibu menyiapkan beberapa lauk keatas piring ku.
"Ayah? Ada apa? Ayah baik baik saja? Apa ada sesuatu yang tidak beres hari ini?" tanya ku yang melihat Ayah tampak lemas dan lesu.
"Tidak apa apa Yuta namun hanya saja kepala sekolah mu menghubungi Ayah dan mengatakan, mengapa wilayah Akiyama mengirim seorang anak yang jumlah mana nya berada di bawah 300rb."
"Aduh, maafkan aku Ayah, sebenarnya aku sendiri tidak tahu kalau ternyata jumlah mana 170rb itu terlalu rendah dan aku benar benar tidak menyangka jika anak anak yang lain ternyata berada di atas 300rb, maafkan aku Ayah, ini salah ku."
"Tidak apa apa Yuta, untuk sekarang tidak masalah namun ingat lah kamu harus bisa membuktikan bahwa keluarga Akiyama adalah keluarga yang kuat, kamu harus menjuarai ujian pertarungan sihir agar Akiyama tidak terlihat buruk di mata kepala sekolah dan pemimpin negeri ini tapi ingatlah untuk jangan berlebihan" ucap Ayah kembali mengingatkan.
"Baik Ayah, aku akan menjuarai ujian pertarungan sihir itu dan aku akan melakukan yang terbaik."
Setelah selesai makan aku kembali berjalan menuju ke kamar, aku masuk dan mencoba duduk di kursi belajar seraya kembali membaca buku buku sihir lainnya.
Hingga, hari menjelang malam.
"Aghhh" aku merasakan punggung ku yang terasa begitu sakit karena terlalu lama duduk.
Aku berdiri dari sana lalu berjalan hingga menatap kearah luar jendela. "Ada bintang" gumam ku pelan seraya memperhatikan bintang yang tampak begitu indah itu.
Hingga tidak lama kemudian, aku mendengar sesuatu.
BOOMMM.
"Ledakan? Aku mendengarnya, ledakan apa itu!" dengan sigap aku turun dengan melompati jendela kamar ku ini dan mencoba untuk menggunakan sihir terbang lalu bergegas pergi menuju kearah letak suara ledakan tadi berasal. Aku melihat letak dari ledakan itu, itu bertepatan di sebuah hutan, hutan Akiyama yang posisinya berlawanan arah dengan kota.
Sebenarnya, sihir tebang hanya bisa di kuasai oleh penyihir tingkat kerajaan dan elite saja, itupun hanya ada beberapa saja yang bisa menguasainya.
"Semoga tidak ada yang melihat ku terbang."
Karena akan sangat berbahaya jika seseorang mengetahui bahwa aku menguasai sihir tingkat kerajaan.
****
Sesampainya di lokasi ledakan itu berasal, aku kemudian turun dan melihat situasi di dalam hutan ini.
"Sihir elemen Fire Ball!!".
"Suara seseorang? Sepertinya ada seorang yang sedang menggunakan sihirnya di sini dan yang aku dengar adalah suara seorang wanita?".
Aku bergegas mencoba untuk menyusuri di mana suara itu berasal.
"Tolong!!" teriaknya.
Aku menemukan nya, aku berlari dengan cepat menuju kearahnya dan yang aku lihat adalah seekor Red Ogre yang terlihat mulai mendekati wanita tersebut hingga membuat wanita tersebut tersungkur ke tanah.
"Kak apa yang kamu lakukan di sini? Cepat lari!!" teriak ku padanya.
Wanita itu kemudian menoleh kearah ku dan mulai mengisyaratkan bahwa ia meminta pertolongan.
"Tolong!!!".
Dengan cepat aku langsung bergegas menggunakan atau mengeluarkan sihir elemen untuk menyerang Red Ogre yang tampak mulai semakin mendekat kearah wanita itu.
"Sihir elemen Rock Bullet!!".
Aku membuat batu yang runcing dan menembakkan batu batu runcing itu kearah Red Ogre seperti layaknya senjata api.
Sepertinya wanita itu sebelumnya telah menggunakan sihir elemen dan tidak bekerja kepada Red Ogre begitu juga dengan sihir ku.
"Ini pertama kalinya sihir ku tidak bekerja, apa karena monster ini termasuk monster elite?" gumamku pelan.
Kalau begitu.
"Sihir elemen dewa segel, sihir Meteor Bullet!!!".
Aku membuat beberapa meteor yang berkobar dan melesatkan nya kearah Red Ogre dengan cepat.
DUARRR.
DUARRR.
BOOOMMM.
DUARRRR.
Ledakan demi ledakan membuat tanah mulai ikut bergetar.
"Tunggu!! Kakak itu, aku harus menyelamatkan nya dari zona sihir ku!! Sihir cahaya gerakan cahaya!!".
Aku menggunakan sihir cahaya untuk mempercepat gerakan ku, kemudian aku menggendong wanita itu dan membawanya keluar dari zona sihir ku.
Setelah keluar dari hutan aku kembali mencoba untuk melihat kearah hutan dan melihat Meteor Bullet ku yang masih tampak meledak ledak.
"Aduh!! Aku sedikit berlebihan, padahal aku sudah menekan jumlah mananya dan aku juga sudah mengikuti petunjuk di buku sihir kalau jumlah mana yang di butuhkan untuk sihir dewa Meteor Bullet paling kecil adalah 1jt an tapi mengapa efeknya bisa sebesar itu arghhh jika Ayah tahu Ayah pasti akan memarahi ku."
"Terima kasih karena sudah menyelamatkan ku."
"Kak, kamu tidak apa-apa? Sepertinya kamu terluka."
"Tidak, aku tidak apa apa" sahutnya.
"Siapa nama mu?".
"Oh nama ku Yuta, Yuta Akiyama, kalau aku boleh tahu, nama Kakak siapa?".
"Aku Hanami" sahutnya lembut.
"Kakak kamu terluka lumayan parah tapi tenang saja aku bisa menyembuhkannya."
"Sihir Penyembuhan Cure!!".
Luka luka pada Hanami seketika sembuh.
"Wah luka ku benar benar sembuh, terima kasih Yuta, kamu hebat sekali karena bisa menggunakan sihir penyembuhan, sihir cahaya dan juga sihir segel de.."
Sebelum ia selesai mengatakan apa yang ingin ia ucapkan itu, aku langsung memotongnya dan mengatakan, "Hey lihat!! Hutannya terbakar."
Hanami pun langsung menoleh kearah hutan yang aku tunjuk itu, dan aku memanfaatkan situasi ini untuk menghilang dan pergi dari sini.
Karena akan sangat berbahaya jika seseorang tahu jika aku bisa menggunakan sihir segel dewa.
Aku mulai menggunakan sihir teleportasi ke arah kamar ku.
"Untung saja aku selamat."
Aku merebahkan badan ku di atas kasur sembari kembali mengingat apa yang barusaja terjadi. Hanami, untuk sesaat sepertinya tadi aku melihat mata refleksi ada padanya, dia bukan sembarang penyihir.
•Mata refleksi adalah sihir peningkatan penglihatan yang mampu melihat semua gerakan sihir baik sihir cahaya ataupun kegelapan akan tetapi mata refleksi tidak bisa membaca teleportasi.
"Aghh sudahlah aku harus segera tidur, besok pagi aku harus bangun untuk pergi ke sekolah, bisa bisa nanti aku akan di marahi Ibu lagi."
Disisi lain.
"Bagaimana bisa anak itu mempunyai 3 anugerah dewa sihir. Benar benar mustahil. Bagaimana bisa dia mempunyai 3 anugerah dewa sihir, sebenarnya siapa anak itu? Dia menggunakan segel dewa sihir dan menggabungkannya dengan sihir elemen kemudian dia juga menggunakan sihir cahaya tingkat dewa dan barusan dia menggunakan sihir teleportasi!! Apa apaan anak itu, tidak hanya berbakat dia juga pintar. Sepertinya dia juga mengetahui mata refleksi milik ku ini. Itulah mengapa dia menggunakan sihir teleportasi untuk mengelabuhi ku. Arhh sepertinya aku jatuh cinta padanya, Yuta ya ... aku akan mencari mu sampai dapat."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Amelia
❤️❤️❤️❤️
2024-04-30
0
nina_alyno
cinta datang di waktu yang tak terduga
2024-04-29
0
marrydiana
mampir thor, mampir juga di karya aku (Transmigrasi menjadi nyonya terabaikan)😄
2024-02-10
0