hari pertama sekolah

Di pagi hari yang cerah.

"Aghh silau."

"Selamat pagi Tuan muda Yuta, ayo bangun Tuan hari ini adalah hari pertama anda pergi ke sekolah kerajaan, ayo Tuan segera mandi, sarapan lalu berangkat" ucap pengasuh ku seraya menarik selimut berwarna putih yang menyelimuti tubuh ku.

Ami Natsuki adalah pengasuh ku, lebih tepatnya beliau adalah pengasuh yang dari kecil sudah menemani ku. Aku memanggilnya dengan sebutan bibi sekarang.

Aku mendengar suara Bibi dan menatapnya seraya mulai bangkit dan duduk di kasur ku ini.

"Iya Bibi, terima kasih sudah membangunkan ku, jika Bibi tidak membangunkan ku mungkin aku masih pulas tertidur dan melewatkan hari pertama aku pergi ke sekolah hari ini."

Selesai mandi. Aku bergegas mengenakan seragam sekolah ku lalu pergi ke ruang makan keluarga yang ternyata Ibu dan Ayah juga sudah ada di sana, mereka tersenyum seraya menunggu kedatangan ku.

"Pagi Ayah, pagi Ibu" sapa ku sembari mulai duduk di salah satu kursi makan itu.

"Pagi Nak, mengapa lama sekali? Apa kamu lupa bahwa hari ini adalah hari pertama kamu pergi ke sekolah kerajaan?" tanya Ibu dengan nada lembutnya yang membuat ku selalu merasa senang.

"Umm hahaha, tidak Bu aku tidak mungkin melupakan hari ini, aku hanya sedikit telat bangun saja dan untungnya Bibi membangunkan ku."

Karena memang sebenarnya Ibu ku sedikit agak menyeramkan jika sedang marah jadi sebaiknya jangan sampai salah bicara padanya.

"Yasudah cepat makan nak."

"Baik Bu" sahut ku seraya mulai menyantap makanan yang sudah di sediakan di atas piring ku.

"Yuta, ingatlah untuk selalu hati hati dan jangan terang terangan menggunakan kekuatan mu, tetap batasi penggunaan mana mu ke dalam sihir" ucap Ayah mengingatkan.

"Baik aku mengerti Ayah."

Untuk Ayah sepertinya aku sedikit menyadari bahwa panggilan Nak serta Yuta sayang sudah lama tidak aku dengar darinya, karena sepertinya Ayah pun juga sudah menganggap ku sebagai orang yang mulai beranjak dewasa. Namun, berbeda dengan Ibu yang seolah-olah masih melihat ku sebagai seorang anak kecil. Dan aku tidak keberatan dengan hal itu.

Setelah selesai makan aku berpamitan pada orang tua ku dan bergegas pergi mengambil sepeda ku. Aku lebih memilih menggunakan sepeda karena sepertinya aku menyukai momen momen di mana aku bisa mengayuh pedal sepeda itu di bandingkan menggunakan motor ataupun mobil.

"Tuan muda, berhati hatilah di jalan."

"Baik Bibi" sahut ku seraya mulai mengayuh sepeda.

****

Aku terus mengayuh sepeda ku ini hingga menyusuri jalan menuju ke tempat sekolah.

"Panah asmara tereret tet~ sudah katakan ... cinta, sudah ku bilang sayang~ namun kau~ emm apa ya? Aghh aku melupakan liriknya!!".

WUSHHHH.

Sebuah mobil dengan cepat menyalip ku hingga membuat ku mulai memperhatikan dan mencoba untuk melihat mobil itu. Dan saat aku mencoba memperhatikan mobil itu tiba tiba mata ku terfokuskan pada sebuah wajah yang berada di kursi belakang mobil itu.

"Cantik sekali Rambutnya berwarna pink? Woo manis sekali!!" gumam ku pelan seraya mengagumi kecantikannya.

"ADUH!!! AGHH!!".

Karena tidak fokus dengan jalan, aku menabrak sebuah tiang jalan yang membuat ku menghentikan sepeda ku ini. Lalu saat aku kembali menoleh kearah mobil yang mulai tampak semakin jauh dari ku itu. Aku melihat tawa yang lebar dari gadis yang ada di mobil itu.

"Tunggu!! Dia menertawai ku? Arghh memalukan."

"Gadis itu memiliki jumlah mana yang sepertinya lumayan ataukah mungkin dia mendapatkan salah satu dari anugerah dewa? Karena auranya benar benar lumayan kuat di bandingkan dengan penyihir penyihir pada umumnya, aghh sudahlah aku harus cepat cepat sampai ke sekolah."

Aku terus mengayuh sepeda ku dengan sangat cepat, bahkan kecepatan sepeda ku bisa mencapai 200km/jam, aku memang sengaja membawa sepeda karena aku bisa mengatur kecepatan sesuka yang aku inginkan.

Setelah lumayan dekat dengan sekolah aku mulai mengurangi kecepatan sepeda ku agar tidak terlalu mencolok ketika di lihat oleh siswa lain.

Di sisi lain.

"Eh bukankah dia laki laki yang menabrak tiang jalan tadi? Bagaimana bisa ia sampai secepat ini?" gumam Yuna Hoshino sembari kebingungan dengan apa yang ia lihat.

Yuna lalu turun dari mobilnya dan menuju ke aula penerimaan peserta didik baru, begitu juga dengan ku yang sudah memarkirkan sepeda dan menuju ke aula.

TENGG ... TENGG ... TENGG

"Di mohon untuk para peserta didik baru menuju ke aula sekarang juga karena acara akan segera di mulai."

****

"Aghhh badan ku rasanya pegal karena mendengar pidato dari kepala sekolah, aku baru tahu ternyata kita semua yang berada di aula ini ternyata merupakan siswa rujukan dari masing masing kekuasaan wilayah (anak penguasa wilayah/pilihan penguasa wilayah) dan ternyata lumayan banyak juga ya, ada sekitar 100 siswa yang artinya ada 100 wilayah kekuasaan di bawah naungan Raja negeri ini lumayan banyak juga."

"Baiklah untuk semuanya kalian semua akan di bagi menjadi 5 kelas berarti satu kelas kurang lebih ada 20 siswa, jadi untuk 20 siswa terbaik di antara kalian semua, akan masuk ke kelas bintang 5 dan seterusnya akan di tempatkan di bintang 4, bintang 3, 2 dan 1" ucap kepala sekolah.

"Ujian pemilihan kelas akan di laksanakan hari ini di mulai dari banyaknya jumlah mana, anugerah sihir dari dewa, fisik dan juga kepintaran. Jadi untuk semuanya sekarang waktunya menuju kelapangan dan persiapkan diri kalian" sambungnya.

"Emm jumlah mana ya, huh sepertinya aku harus menekan jumlah mana ku sekecil mungkin."

Di lapangan.

Sesampainya di area lapangan, tiba tiba saja mata ku kembali terfokuskan pada gadis cantik yang sebelumnya aku lihat di dalam mobil itu.

"Dia sangat cantik" lirih ku pelan seraya terus memperhatikannya.

"Aghh apa yang aku lakukan, aku di sini untuk belajar!!".

"Baiklah semuanya akan ada 10 petugas yang menjaga sebuah bola di meja, jadi berbarislah dan terserah kalian mau memilih meja yang mana untuk mengecek jumlah mana kalian sendiri."

Mendengar hal itu aku pun turut ikut berjalan ke salah satu meja yang ada di sana. Hingga dengan seketika nama nama pun mulai bermunculan di layar besar yang ada di belakang para petugas, angka dan jumlah mana juga terbaca dengan jelas, aku yang iseng juga mulai mencari cari gadis yang tadi karena aku penasaran dengan mana yang ia miliki.

"Itu dia ketemu!!".

Dia berada di meja nomer 7 dan aku di meja nomer 6, aku melihat proses pengecekan jumlah mana miliknya dan namanya adalah Yuna Hoshino.

"WOW ANGKA YANG LUAR BIASA, ITU JUMLAH MANA YANG SANGAT BESAR, ANGKANYA BERADA DI 1,1jt HAH BENAR BENAR JUMLAH MANA YANG SANGAT BESAR" Ucap salah seorang petugas yang ada di sana.

"Karena Yuna Hoshino memiliki jumlah mana terbesar, dia menjadi peringkat 1 dengan jumlah mana terbanyak di susul oleh Ayumi Sasaki yang juga mempunyai jumlah mana 1,05 jt perbedaan yang sangat tipis tapi mereka berdua memiliki jumlah mana di atas murid murid lainnya, yang hanya mempunyai jumlah mana di bawah 500rb saja" sambung petugas itu yang menginfokan ke seluruh peserta yang di susul sebuah tepuk tangan yang kompak untuk Yuna Hoshino dan Ayumi Sasaki.

"Lumayan, mereka berdua mempunyai mana di atas 1jt, pantas saja gadis itu (Yuna Hoshino) mempunyai aura yang kuat jadi karena mananya memang lumayan besar" ucapku mencoba memahami.

Sebentar lagi adalah giliran ku. Aku harus segera menyembunyikan jumlah mana asli ku.

Sihir kegelapan manipulation, yeah aku menggunakan sihir manipulasi untuk menyembunyikan jumlah asli mana ku. Dulu sewaktu aku mengecek jumlah mana ku dengan Nona Rin, jumlah mana ku berada di angka 1 milyar, itu benar benar angka yang sangat besar untuk jumlah mana bahkan bisa di bilang mustahil.

Jika mereka semua tahu dengan jumlah mana asli ku, mungkin akan terjadi terjadi keributan serta kekacauan nantinya. Hingga dengan santainya aku mulai mengubah data jumlah mana ku sendiri.

"10rb? Aghh tidak tidak itu terlalu kecil bisa bisa nanti Ayah ku akan di marahin oleh pemimpin negeri ini karena mengirim seorang murid dengan daya mana yang rendah. Oke 170rb aku rasa itu jumlah rata rata pada umumnya."

CRINGG.

Nama ku terpampang jelas di layar itu dan jumlah manaku benar 170rb di sana.

"Apa!! T—tunggu!! Aku berada di peringkat terendah jumlah mana? Dan mereka semua rata rata di angka 300-500rb? Sial aku salah mengira!! Aku pikir mereka berada di 100-500rb."

****

"Baiklah pengecekan jumlah mana telah berhasil di lakukan dan jumlah tertinggi mana di pegang oleh Yuna dari wilayah Hoshino dengan nilai 1,1jt dan jumlah mana terendah di pegang oleh Yuta dari wilayah Akiyama yaitu 170rb. Setelah ini kita akan melakukan pengecekan data anugerah dewa. Semuanya menuju ke kelas kalian masing masing yang sudah terpampang jelas di layar itu" ucapnya seraya menunjuk kearah layar.

"Yah aku masuk ke kelas bintang 1? Ah sudahlah tidak apa apa yang penting aku di sini untuk belajar sihir dan mendapatkan informasi dari organisasi Rosemary. Tunggu!! Sepertinya tadi aku sempat melihat orang aneh yang berada di salah satu gedung sekolah ini, sepertinya dia sedang menggali informasi tentang jumlah mana para siswa, sebenarnya apa yang ingin ia lakukan?".

Di kelas.

Semua siswa duduk di bangku yang sudah mereka pilih masing masing begitu juga dengan ku.

Hingga tidak lama kemudian seorang Guru sihir pun mendatangi kelas kami. Guru itu membawa sebuah patung sihir.

"Apakah patung itu alat untuk melihat anugerah dewa para siswa" ucapku dalam hati.

"Patung apa itu, jelek sekali bentuknya" ucapku spontan.

Di sisi lain, para dewa juga sedang memperhatikan Yuta Akiyama yang sedang menjalani kesehariannya bahkan hingga kegiatan di sekolah. Dewa segel sihir tampak kesal karena mendengar apa yang barusaja di ucapkan oleh Yuta mengenai patung dirinya.

"Jelek katamu? Yuta awas saja jika kita bertemu nanti!!" ucap sang dewa kesal, dan para dewa yang lain tampak mencoba untuk menenangkan nya.

Setiap siswa pun maju satu persatu dan di cek anugerah sihirnya dan ternyata tidak ada yang punya anugerah sihir dewa.

"Apa?!! Aku pikir anugerah sihir dewa bisa di miliki oleh beberapa orang namun ternyata tidak. Ternyata memang selangka itu, ini gawat tadinya aku ingin menunjukkan 2 anugerah sihir dewa karena takutnya nanti aku bisa saja di bully oleh siswa yang lain yang mempunyai jumlah mana yang lebih besar. Ya meskipun aku tidak masalah jika ada yang berani meremehkan ku tapi tetap saja itu akan merepotkan" ucapku dalam hati.

Aku kemudian kembali menggunakan sihir manipulasi lagi. "Sihir kegelapan sihir manipulation."

Aku kembali mengubah data dalam diriku menjadi 0 anugerah dewa dan untungnya aku selamat, aku selamat dari pengecekan alat sihir dewa itu.

Akan tetapi ternyata di kelas ini ada 1 anak yang mempunyai anugerah sihir dewa, anugerah tersebut dari dewa sihir elemen. Dengan itu dalam seketika siswa si pemilik anugerah dewa elemen itu mulai di pindahkan ke kelas bintang 5 dan siswa yang sebelumnya ada di kelas bintang 5 yang hanya mempunyai mana dengan jumlah besar dan tidak memiliki anugerah dewa harus di turunkan ke kelas bintang di bawahnya.

"Jadi begitu" pikirku.

Ini hampir mirip dengan perkastaan, terdengar tidak adil namun aku bersyukur karena setidaknya aku tenang di kelas ini.

"Baiklah semuanya kita akan mulai pelajaran sihirnya."

Beberapa jam kemudian.

TENGG ... TENGG ... TENGG

Bel istirahat sudah berbunyi, "Wah seru sekali!! Senang rasanya bisa masuk ke sekolah ini ternyata pembelajaran sihirnya lebih luas."

"Akhh aku lapar" ucapku seraya mulai berdiri dan beranjak dari kursi lalu mulai berjalan mengarah ke arah pintu kelas.

"Yutaa."

Seseorang di kelas ini memanggil nama ku dan aku segera menoleh kearahnya.

Dia siswa yang tempat duduknya berada tak jauh dari tempat duduk ku. Dia menghampiri ku seraya mengulurkan tangan sebagai tanda salam kenal darinya.

"Hai Yuta, salam kenal nama ku Tadashi Yamazaki."

"Oh iya salam kenal, aku Yuta Akiyama, senang mengenal mu" sahutku sembari membalas uluran tangannya.

"Emm ... Begini apa kamu mau ke kantin?" tanyanya.

"Iya aku baru ingin kesana."

"Kalo begitu kita bisa pergi kesana bersama" ajaknya yang langsung aku setujui.

Di kantin.

Kami berdua sampai di kantin dan sudah selesai mengambil makanan. Lalu kami mulai memilih tempat duduk yang akan menjadi tempat istirahat kami untuk menyantap makanan ini.

Beberapa menit kemudian.

Kami berdua menyelesaikan makan kami yang di akhiri dengan rasa kenyang serta nikmat.

"Aku kenyang, aku sangat kenyang Tadashi, makanan di sini juga sangat enak" ucapku jujur.

"Kamu benar Yuta, makanan di sini enak sekali, aku sendiri juga menyukainya, ini bahkan lebih enak dari masakan Ibu ku" ucapnya.

"Masakan ibu? Hmm tidak masakan Ibu tetap yang paling enak" ucapku dalam hati seraya memikirkan Ibu.

Lalu tidak lama kemudian.

"Oh jadi ini? Anak yang jumlah mananya hanya 100rb an saja? Terlihat dangat lemah dan tidak bisa apa apa hahaha."

Tiga orang siswa datang menghampiri meja kami dan salah satu dari mereka mengatakan hal itu pada ku secara terang terangan.

Mereka pun merupakan siswa laki laki dari kelas 10 bintang 3.

Tawa mereka yang terlihat menghina ku dan seperti sedang membully ku itu tidak membuat ku tertarik untuk meladeni mereka bertiga. Karena aku pikir ya sudahlah di beberapa sekolah hal ini bisa saja terjadi. Dan sepertinya wajar saja hal ini terjadi pada ku karena aku sudah menduga hal ini akan terjadi sebab jumlah mana ku yang ku buat terlalu rendah dan hal itu membuat aku bisa menjadi sasaran empuk bagi mereka.

Salah satu dari mereka mulai menarik kerah baju ku, "Hey bocah lemah, untuk apa kamu di sini, jumlah mana mu itu terlalu rendah dan kamu tidak pantas ada di sekolah ini, dasar lemah!!".

"HEY APA YANG KALIAN LAKUKAN!!".

Terdengar teriakan seseorang dari kejauhan .

Dia adalah Yuna Hoshino dan yang berada di sampingnya adalah Ayumi Sasaki, "Apa yang kalian lakukan!!" teriak Yuna lagi.

"Kamu selamat hari ini bocah lemah" bisiknya pada ku lalu mulai pergi menjauh dari kantin.

"Hey, apa kamu baik baik saja?" tanya Ayumi sasaki pada ku.

"I—iya, aku baik baik" sahut ku seraya memperhatikan wajahnya dengan seksama.

"Cantik sekali" ucapku dalam hati.

"Salam kenal nama ku Ayumi Sasaki" ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"Y—yuta Akiyama" sahutku sedikit gugup seraya membalas uluran tangannya.

"Yuta, salam kenal nama ku Yuna Hoshino" ucapnya ikut memperkenalkan diri.

Kami mengobrol cukup lama di sana hingga waktu istirahat pun berakhir. Kami masuk kembali ke kelas masing masing.

...✳️✳️✳️✳️...

Pembelajaran sihir di kelas berjalan dengan baik seperti sebelumnya. Kami belajar banyak hal yang belum kami pelajari bahkan belum kami pahami. Semuanya benar benar di jelaskan dan di ajarkan dengan baik.

Beberapa jam berlalu hingga akhirnya waktu pulang pun tiba.

"Waktunya pulang, yah meski aku senang dan masih ingin belajar lebih banyak lagi tentang sihir, ya mau bagaimana lagi" ucapku seraya beranjak pergi keluar dari kelas menuju tempat parkiran. Mengambil sepeda ku lalu mengayuhnya kembali menuju rumah.

Terpopuler

Comments

M. Luqman

M. Luqman

Niat hati mencoba merendah tapi nyata nya terlalu rendah wkwk

2024-05-04

1

Syiffitria

Syiffitria

aku mampir nih kak /Smile/

2024-04-23

0

Amelia

Amelia

semangat ❤️❤️❤️

2024-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 dunia sihir modern
2 Yuta Akiyama
3 hari pertama sekolah
4 seseorang mengetahui
5 informasi ujian pertarungan sihir
6 ujian pertarungan sihir
7 siapakah sebenarnya Yuta?
8 Yuta penyihir setengah dewa
9 Yuta penyihir terkuat
10 Yoshino & Sasaki VS Akame
11 Akiyama VS Yoshino & Sasaki (special episode)
12 Akiyama VS Yoshino & Sasaki (special episode)
13 mata mata Rosemary
14 berbicara dengan Dewa
15 roh angin
16 penyempurnaan mata dewa
17 Shilpy
18 kembali ke bukit
19 Lily, roh air
20 magic combination
21 masuk ke dunia dewa
22 berhasil atau mati
23 magic dimension
24 portal
25 tekanan mana
26 penyerahan hadiah
27 cincin artefak
28 penculikan Yuna & Ayumi (tragedi Midori)
29 kemunculan hewan Iblis (tragedi Midori)
30 puncak gedung (tragedi Midori)
31 rival (tragedi Midori)
32 kedatangan Yuta Akiyama (tragedi Midori)
33 Yuta Akiyama VS Raja Iblis (tragedi Midori)
34 Yuta Akiyama VS Raja Iblis (final tragedi Midori)
35 wilayah Akiyama
36 kebun yang mengejutkan
37 asosiasi penyihir elite
38 dimensi ruang dan waktu
39 pergi ke Kota Sasaki
40 masuk bersama
41 Blackus
42 Yuta Akiyama VS Kurayami Lord (penyihir kuno)
43 ciuman manis mendarat di pipi
44 peliharaan baru
45 Yuta Akiyama VS Black Spider
46 dunia di tulis ulang
47 bola energi
48 upaya perebutan wilayah
49 generasi penerus
50 regenerasi dewa sihir
51 pertemuan dengan Tadashi
52 bertanya pada Elizabeth
53 pergi ke dimensi Raja Iblis
Episodes

Updated 53 Episodes

1
dunia sihir modern
2
Yuta Akiyama
3
hari pertama sekolah
4
seseorang mengetahui
5
informasi ujian pertarungan sihir
6
ujian pertarungan sihir
7
siapakah sebenarnya Yuta?
8
Yuta penyihir setengah dewa
9
Yuta penyihir terkuat
10
Yoshino & Sasaki VS Akame
11
Akiyama VS Yoshino & Sasaki (special episode)
12
Akiyama VS Yoshino & Sasaki (special episode)
13
mata mata Rosemary
14
berbicara dengan Dewa
15
roh angin
16
penyempurnaan mata dewa
17
Shilpy
18
kembali ke bukit
19
Lily, roh air
20
magic combination
21
masuk ke dunia dewa
22
berhasil atau mati
23
magic dimension
24
portal
25
tekanan mana
26
penyerahan hadiah
27
cincin artefak
28
penculikan Yuna & Ayumi (tragedi Midori)
29
kemunculan hewan Iblis (tragedi Midori)
30
puncak gedung (tragedi Midori)
31
rival (tragedi Midori)
32
kedatangan Yuta Akiyama (tragedi Midori)
33
Yuta Akiyama VS Raja Iblis (tragedi Midori)
34
Yuta Akiyama VS Raja Iblis (final tragedi Midori)
35
wilayah Akiyama
36
kebun yang mengejutkan
37
asosiasi penyihir elite
38
dimensi ruang dan waktu
39
pergi ke Kota Sasaki
40
masuk bersama
41
Blackus
42
Yuta Akiyama VS Kurayami Lord (penyihir kuno)
43
ciuman manis mendarat di pipi
44
peliharaan baru
45
Yuta Akiyama VS Black Spider
46
dunia di tulis ulang
47
bola energi
48
upaya perebutan wilayah
49
generasi penerus
50
regenerasi dewa sihir
51
pertemuan dengan Tadashi
52
bertanya pada Elizabeth
53
pergi ke dimensi Raja Iblis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!