Cukup lama mereka berada di sana untuk latihan, setelah selesai mereka pun akhirnya pulang ke rumah. Saat hari menjelang malam sang Ayah memberikan sebuah buku sihir kepada anaknya.
"Yuta, ini buku sihir untuk mu, pelajarilah beberapa sihir di dalam buku ini, Ayah sangat yakin bahwa kamu bisa menguasai semua sihir di dalam buku ini dan Yuta ingat!! Jangan kamu praktekan sekarang cukup di ingat saja tidak perlu mempraktekkannya."
"Karena jika kamu mempraktekan itu di sini, rumah kita bisa saja akan hancur dalam sekejap. Ayah benar benar penasaran seberapa banyak mana yang kamu miliki."
•Arti dari Mana sendiri adalah energi yang ada dalam tubuh manusia.
"Yasudah kalau begitu Ayah kembali ke kamar terlebih dahulu" ucap sang Ayah sambil berlalu pergi keluar dari kamar sang anak.
"Ibu tidak menyusul Ayah?" tanya Yuta pada sang Ibu yang tampak sedang duduk di depan sebuah cermin sembari melamun.
"Apa yang sedang Ibu pikirkan?".
"Ibu hanya kepikiran saja karena beberapa tahun lagi kamu akan memasuki sekolah akademi sihir, tepatnya 2 tahun lagi. Karena itu Ibu merasa sedikit takut jika ada yang mengetahui kekuatan mu nantinya."
"Ibu benar benar khawatir jika nanti kamu akan di incar oleh suatu organisasi sebab di negara kita ini ada sebuah organisasi yang sangat berbahaya sayang."
"Organisasi??" ucap Yuta mengulanginya.
"Iya sayang, organisasi itu bernama Rosemary, organisasi Rosemary merupakan salah satu organisasi yang memiliki anggota penyihir dan kesatria sekelas kerajaan, mungkin hanya beberapa tapi tetap saja itu sangat membahayakan."
"Yuta!! Berjanjilah pada Ibu kamu harus bisa menjaga dirimu dan jangan pernah menunjukkan kekuatan mu secara terang terangan kepada orang lain."
Mendengar hal itu Yuta mulai mengerti apa yang Ibunya khawatirkan namun di sisi lain Yuta yang melihat Ibunya terlalu memikirkan organisasi Rosemary itu merasa sedikit kesal dan jengkel karena sang Ibu jadi merasa was was dan khawatir.
"Sepertinya ini pertama kalinya aku kesal terhadap sesuatu. Organisasi Rosemary? Lihat saja suatu hari nanti akan akan menghancurkan organisasi itu hingga ke akar akarnya."
Yeah benar, di usianya yang terbilang masih begitu muda. Yuta Akiyama memiliki kepintaran dan kecerdasan akan pemikirannya terhadap sesuatu yang mungkin anak seumurannya tidak akan bisa terpikirkan mengenai hal itu.
Tidak lama kemudian, sang Ibu beranjak keluar dari kamarnya. Yuta masih terdiam dengan isi pikirannya namun buku yang barusaja di berikan oleh sang Ayah itu menarik jiwa semangatnya untuk membaca.
Yuta Akiyama mulai membuka buku itu lalu membacanya.
****
Keesokan harinya.
Di siang hari, Yuta sudah berada di depan pintu tempat pengecekan sihir Nona Rin.
TOK.
TOK.
TOK.
Yuta mengetuk pintu yang ada di depannya itu dengan cukup kuat.
"Apa Kak Rin belum bangun?" pikir Yuta.
TOK.
TOK.
TOK.
"KAKAK!!! KAK RIN!! INI YUTA KAK" teriak Yuta di depan pintu.
Yuta yang merasa lelah karena Kak Rin tak kunjung keluar dan membukakan pintu, akhirnya.
"Summon Hammer."
DUAARRR.
Yuta mendobrak pintu itu hingga rusak dan membuat Nona Rin yang masih tertidur pulas itu dalam sekejap langsung terbangun dan terkejut dengan apa yang barusaja ia dengar.
"ADA APA INI!! APA ADA MUSUH?? ELEMEN SIHIR, ELEMEN AIR" teriak Nona Rin yang masih setengah sadar.
"Kak Rin!!!" teriak Yuta kesal.
"Eh Yuta?".
"Iya Kak!! Ini Yuta, dari tadi Yuta terus memanggil Kakak tapi Kakak tidak bangun bangun, ini sudah siang. Ayo Kak Rin, kita pergi ke tempat pelatihan prajurit sekarang!!".
"Heh Iyaya, aku kan ingin mengajak mu pergi ke tempat para prajurit, ehehe maaf Yuta sepertinya aku lupa dengan ajakan ku itu."
"Jadi apakah ini alasan mengapa Ayah kemarin mendobrak pintu itu dengan keras" batin Yuta sembari mengingat kejadian semalam di saat Ayahnya dengan keras mendobrak pintu Nona Rin.
"Yasudah ayo Yuta kita kesana sekarang."
Mereka berdua akhirnya menuju ke tempat para prajurit, Yuta terlihat sangat senang sekali dan Nona Rin tampak mulai begitu khawatir karena ia takut jika Yuta mencoba untuk meniru salah satu sihir dari prajurit itu, pasti akan menyebabkan kekacauan nantinya.
...⚔️⚔️⚔️⚔️...
Beberapa menit kemudian.
"Anu Yuta, sudah ya lihat lihat sihirnya kita ke prajurit perang atau kesatria sekarang."
Nona Rin buru buru mengajak Yuta ke tempat para kesatria karena Nona Rin takut Yuta akan melakukan sihir yang gila, jadi Nona Rin memilih pergi ke tempat kesatria karena mungkin Yuta tidak akan melakukan hal gila di sana.
Tanpa berlama lama lagi Nona Rin serta Yuta bergegas pergi ke tempat para kesatria.
"Wahhhh Kak Rin, mereka terlihat kuat, lihat ototnya Kak Rin besar besar.. Kak Rin aku juga ingin mencoba pedang itu!!" ucap Yuta seraya memperagakan nya.
"Ehh? Yuta ingin mencoba menggunakan pedang juga? Hmm bagaimana ya, Kak Rin sih sebenarnya tidak masalah jika kamu ingin mencobanya tapi nanti takutnya Ibu mu akan marah pada ku, kalau Ayah mu sih ya begitulah dia kan mantan seorang kesatria, sepertinya tidak apa" ucap Nona Rin sembari berpikir keras.
"Ayolah!! Kak Rin... Aku juga ingin mencobanya" Yuta mulai merengek sembari memegang tangan Nona Rin dengan tangan mungilnya itu.
"Aduh!! dasar anak ini, yasudah yasudah tapi Yuta gunakan pedang kayu saja ya."
"Umm baik Kak Rin."
Nona Rin pun lalu meminjam 2 buah pedang kayu dari para kesatria yang berada di dekat mereka.
"Nah Yuta pegang ini, kamu gunakan ini ya" ucap Nona Rin yang langsung memberikan sebuah pedang kayu pada Yuta begitupun juga dengannya yang menggunakan pedang kayu.
"Kak Rin bisa menggunakan pedang??" tanya Yuta yang tampak terkejut melihat Nona Rin juga memegang pedang kayu itu di tangannya.
Mendengar hal itu Nona Rin sontak tertawa, "Hahaha aku tidak terlalu mahir menggunakan pedang tapi kalau untuk mengajarimu aku bisa" jawab Nona Rin dengan percaya diri.
"Begitu, baiklah."
"Oke Yuta, sekarang ayo serang aku" ucap Nona Rin seraya mulai bersiap.
Yuta pun lalu bersiap siap dan berlari menghampiri Nona Rin yang tampak sudah begitu siap.
HIYAAA.
Setelah Yuta mendekat Yuta mulai menebaskan pedangnya kearah Nona Rin, yang membuat Nona Rin pun langsung menangkisnya dengan pedang kayu yang di gunakan nya itu namun secara mengejutkan.
DEG.
"Tunggu!! Aku melupakan sesuatu!! Anak ini kan di beri anugerah dewa perang!!" ucap Nona Rin dalam hati.
Dengan serangan yang Yuta lakukan padanya, hingga pada akhirnya Nona Rin pun berhasil terlempar kearah sebuah tembok yang membuat tembok itu mulai hancur.
"Kak Rin!! Kakak!! Aduh ini salah ku" Yuta yang melihat hal itu langsung bergegas menghampiri Nona Rin yang sudah tampak pingsan di antar puing puing tembok yang hancur itu.
"Kakak!!" teriak Yuta seraya menggoyang goyangkan tubuh Nona Rin. Lalu tiba tiba sesuatu terlintas di pikiran Yuta.
"Heal.. S—Sihir penyembuhan."
Yuta yang tadi malam membaca buku sihir pemberian sang Ayah, mengingat tentang sihir penyembuhan itu lalu mempraktekkan nya sekarang.
"C—Cure Mega Cure."
Meski sambil terbata bata Yuta akhirnya berhasil mengucapkan sihir itu dengan sempurna. Hingga munculah sebuah lingkaran sihir penyembuhan tingkat Raja, sihir itu muncul dan menyelimuti hampir satu Kota wilayah kekuasaan Akiyama.
"Aghh" Nona Rin merintih seraya membuka matanya.
"Tunggu!! A—Apa!!" Nona Rin yang melihat ke langit di buat terkejut dengan sebuah lingkaran sihir yang tampak jelas di atas sana.
"Mega Cure??" teriak Nona Rin seraya mencoba bangkit.
"Y—Yuta, Yuta apa kamu yang melakukannya?" tanya Nona Rin masih dengan wajah terkejut.
"Yuta hentikan itu, sudah cukup, aku baik baik saja, aku sudah sembuh sekarang" ucap Nona Rin seraya memegang Yuta dengan erat.
Yuta yang sedari tadi menangis akhirnya mulai mencoba untuk melihat Nona Rin, melihat bagaimana kondisi Nona Rin sekarang. Nona Rin juga mencoba untuk membuat Yuta tenang dan mengatakan tidak perlu terlalu mengkhawatirkan dirinya.
Tidak berapa lama kemudian, lingkaran sihir Raja tersebut akhirnya hilang.
"Yuta, jangan menangis ya, aku tidak apa apa sekarang, sudah jangan menangis."
"Hiks.. Tapi, aku sudah membuat Kak Rin terluka, aku minta maaf" ucap Yuta pelan, ia masih terlihat tersendu sendu seraya mulai menghentikan tangisannya.
"Dasar anak ini, kamu itu ya lucu sekali!! Sudah sudah, aku tidak apa apa sekarang waktunya kita istirahat ya" ucap Nona Rin sembari membantu menghapus air mata Yuta.
Namun, tanpa mereka berdua sadari. Sihir Mega Cure yang di buat oleh Yuta ternyata secara tidak langsung berhasil menyembuhkan seluruh prajurit yang terluka, baik yang terluka parah ataupun yang terluka ringan.
Bahkan untuk beberapa prajurit yang kehilangan lengan mereka. Serta sihir itu juga mulai menyembuhkan warga wilayah Akiyama dari semua penyakit.
Menyadari kesembuhan yang mereka dapatkan, para prajurit pun terlihat senang kembali apalagi untuk mereka yang mengalami lengan buntung, lengan buntung yang mereka dapatkan dari perang antar wilayah kekuasaan itu.
Mereka merasa kembali pulih dan warga warga yang terkena penyakit serius pun ikut bersyukur.
Para prajurit dan warga yang sembuh tidak akan menyadari kalau mereka di sembuhkan oleh sihir yang Yuta keluarkan. Karena sihir yang Yuta gunakan tanpa Yuta sadari pun ternyata ia berhasil menggabungkan sihir itu dengan segel sihir dewa.
Segel sihir dewa yang Yuta gunakan adalah memperkuat kualitas dan kuantitas sihir penyembuhan Mega Cure (sihir tingkat kerajaan) dan segel sihir dewa hanya bisa di lihat oleh orang yang mempunyai salah satu anugerah dari dewa sihir kegelapan atau dewa sihir cahaya yang sangat jarang ada orang yang memilikinya.
Meskipun mereka bisa menggunakan sihir kegelapan atau sihir cahaya, itu hanyalah sebatas sihir biasa atau jika seseorang berbakat dan giat menekuni sihir mereka bisa mencapai sihir tingkat elite. Namun, akan tetapi tidak bisa mencapai sihir tingkat Raja dan Dewa.
Karena syarat untuk menggunakan sihir kegelapan atau cahaya tingkat Raja ataupun Dewa itu membutuhkan anugerah dari dewa tersebut.
Seperti contohnya Tsukasa Akiyama dan Ichika Akiyama (orangtua Yuta) mereka berdua memiliki sihir elemental dan sihir cahaya tetapi tidak mencapai tingkat Raja dan itu hanya sebatas sihir biasa.
...✨✨✨✨...
Di sisi Kota lain di wilayah Yoshino.
Anak bernama Yuna Yoshino, sedang tampak memandangi langit di atas sana, ia terus memperhatikan apa yang ada di atas sana sekarang dan itu adalah sebuah segel penyembuhan dari Yuta Akiyama.
"Ibu!! Ibu lihat!! Itu cahaya, cahaya terang" ucap Yuna seraya menarik narik tangan sang Ibu.
"Cahaya? Cahaya apa Nak? Ibu tidak melihat apapun?".
"Tadi ada cahaya di atas sana Bu."
Yuna Yoshino yang tidak mengerti cahaya apa itu, terus melihat dan menatap kearah langit yang bercahaya atas sihir Yuta Akiyama itu, yang kian mulai menghilang.
****
Ya itulah sedikit cerita dari masalalu ku dan sudah 10 tahun lamanya sejak kejadian Mega Cure itu banyak hal yang telah terjadi dari mulai sewaktu aku sekolah dasar serta masa masa smp ku yang sejujurnya aku belum pernah bertemu dengan orang orang selain dari wilayah Akiyama sendiri.
Karena sekolah ku dulu dekat dengan rumah kekuasaan Ayah ku lebih tepatnya aku belajar private dengan Kak Rin. Sampai pada akhirnya aku harus bersekolah di sini.
Di SMA Kerajaan atau yang sering di kenal dengan SMA milik salah satu Raja yang mengayomi seluruh wilayah di negeri ini, sekarang usia ku sudah 15 tahun dan ini akan menjadi hari pertama aku masuk ke sekolah.
"Aku Yuta Akiyama pewaris anugerah dewa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🎀
MC nya dari kecil udah OP, penasaran gimana kelanjutannya, nambah ga ya kekuatannya
2024-05-09
1
nina_alyno
selalu hadir buat mendukung karya mu kak semangat terus mudahan semakin banyak yang baca
2024-04-23
3
®️ed 🔱hite
wah seru/Good//Good//Good//Good/
2024-04-22
0