di antara harapan dan keinginan

Syut.....

Tubuh dojae muncul tiba tiba di halaman istana bersama beberapa vampir lainnya, perlahan tubuh dojae melayang masuk ke dalam istana. dia benar-benar merasa lelah karena mengurus semua pekerjaan nya mengatur semua vampir yang ada di bawah kekuasaan nya, sesampainya di dalam kamar dia hanya menemukan seikat bunga di atas meja namun gadis peliharaan tidak terlihat sedikit pun.

"pelayan!! "

"siap tuan, apakah ada yang anda inginkan? "

"di mana gadis manusia itu? "

"oh, nona Nara sedang ada di taman dengan beberapa pelayan lainya. "

Dalam sekejap tubuh dojae langsung menghilang dan muncul kembali di taman, dia menatap Nara sedang memetik beberapa bunga sambil bersenandung riang dan beberapa pelayan yang bersama nya terlihat terhibur dan senang dengan keberadaan Nara.

"keliatan nya manusia seperti mu sangat suka bernyanyi, nona Nara. "

"hahahha terkadang untuk mengisi kesunyian, manusia seperti ku akan bernyanyi atau berpuisi. seperti ini, di antara ribuan bunga yang indah aku menemukan nya sedang berdiri seorang diri, bersamaan dengan belaian angin yang menerpa lembut rambut nya dia menatap ku. " Nara berpuisi sambil mengayunkan bunga di tangan nya, sementara semua pelayan terdiam dan terlihat takut.

"mata nya yang indah membuat ku membisu seketika, tiada kata yang keluar melainkan tatapan yang saling bertemu dan bicara dalam sanubari. pria tampan itu mendekati ku perlahan dan aku hanya bisa terdiam, aku berpaling da-tuan! "

Puisi Nara langsung terhenti ketika dia berbalik dan menemukan dojae sudah ada di belakang nya, "pria tampan. " ucap dojae dengan nada tidak senang "ya.. itu tadi puisi untuk -" Nara menunjuk ke arah pelayan yang bersama nya namun mereka sudah tidak ada!

"pria tampan.. lalu? "

"hehhe.. aku.. aku akan pergi menyiapkan air mandi mu. "

Tangan Nara langsung di tarik oleh dojae. "belum selesai, " ucap dojae dengan tatapan tajam "waduh.. dia marah nih. " batin Nara dengan takut.

"siapa pria tampan itu? " tanya dojae.

"Pria tampan bermata biru, berdiri di hadapan ku dengan di saksikan ratusan bunga. bukan manusia tapi dia begitu menawan dan tampan, kebahagiaan seakan mentertawakan ku karena pipi ku yang merona di hadapan nya.

tiada kata yang berani aku katakan, hanya jantung ini yang terus berdetak semakin kencang. dia menatap ku dengan damai ku hanya bisa menunduk dengan perasaan tidak menentu, mahkota di kepala nya berkilauan di terpa cahaya mentari tubuh nya yang tinggi besar seperti seorang ksatria.

oh raja vampir, pria tampan yang baik hati. ku rasakan sentuhan tangan besar nya yang membelai rambut ku, dengan jahat nya dia menggigit leher ku dan menghisap darah ku. "

Dojae mencoba menahan senyuman nya melihat tingkah Nara yang seperti nya sedang menggoda dirinya. "sekarang boleh pergi? " tanya Nara sambil melemparkan bunga ke atas kepala dojae sambil tersenyum.

"apa seperti itu manusia berpuisi? "

"iya, kenapa? bagus kan ya kan... "

"menyanjung lalu menjatuhkan, "

"menjatuhkan? tidak kok. "

"lalu kata jahat itu apa? "

Seketika Nara tersenyum. "itu.. kata kiasan tuan, kau ini tidak tau apa apa. " kilah Nara sambil memetik beberapa mawar lagi.

"benarkah? "

"iya, aku tidak berbohong kok. "

Perlahan dojae menunduk sambil memegang leher Nara, dia mendekat kan wajahnya dengan wajah gadis berdarah suci tersebut sambil menyeringai.

"pekerjaan membuat ku lelah, seluruh tenaga ku terkuras habis seperti Mustika tanpa daya. ku menatap gadis di hadapan ku dengan penuh selera, bersama nya aku melepaskan lelah dan dahaga. ku menarik nya untuk menghis-"

"tu. tuan.. "

Merasakan dojae semakin mendekat, Nara langsung menahan tubuh besar milik dojae. "kenapa? " tanya dojae dengan senyuman meledek karena melihat Nara ketakutan.

"bukankah seperti itu puisi nya? "

"ya.. tapi.. aku.. aku harus pergi menyiapkan air untuk mu bukan.. kau.. ka-"

"kau takut? "

"mampus aku.. seharusnya aku tidak mengatakan dia jahat, " batin Nara dengan menyesal.

"di dunia mu ada kata kiasan, di sini tidak ada. " bisik dojae yang terdengar sangat menakutkan, "aku.. aku ganti tuan, puisi nya aku ralat. " kata Nara sambil terus mendorong tubuh dojae agar raja vampir itu menjauh.

"tidak perlu. "

"baiklah.. kalau begitu aku.. aku akan siap ka-"

"siapakan saja dirimu, aku benar-benar butuh darah mu malam ini. "

glekk!

Rasa sesal memang selalu datang terlambat, Nara merasa benar-benar menyesal sekarang. "darah ku habis tuan, nih lihat aku pucat dan akan mati sebentar lagi karena ulah mu. " ucap Nara sambil pura-pura sakit.

"benarkah? aku bisa mengigit mu sekarang jika aku mau. "

"ja.. jangan dong, aku bercanda tuan. kau ini serius sekali, tidak baik terlalu serius nanti cepat naik darah dan stroke. "

"stroke? "

Nara mengangguk pelan. "stoke itu penyakit parah, di mana penderita nya tidak bisa bergerak jad-" ucapan Nara langsung di potong oleh dojae.

"lalu kau mau aku seperti itu? "

"bukan... bukan begitu. "

"lalu? ku tanya pada mu sekarang, kau ini seorang pelayan atau penasihat? "

"pelayan pribadi mu tuan. "

"lalu kenapa kau banyak bicara? kau cukup mengatakan dua kata. 'ya' dan 'tidak' namun semakin lama ku perhatikan kau banyak bicara lebih dari biasanya. "

Wajah Nara langsung memerah karena malu, namun dia langsung cepat cepat tersenyum. "maaf tuan, permisi. " Nara langsung menunduk lalu lari pergi meninggalkan dojae yang tersenyum kecil karena ulah gadis berdarah suci tersebut.

                   *******

Malam hari nya...

Sorot cahaya bulan mengenai wajah Nara yang berdiri di sampai dojae, dari teras kamar mereka menikmati pemandangan langit malam yang di hiasi jutaan bintang yang bersinar terang.

syutt....

Raut wajah Nara berubah menjadi riang ketika melihat ada bintang yang meluncur dari tempat nya. "tuan! tuan.. itu... itu lihat ada bintang jatuh! ayo buat permohonan. " Nara langsung menunduk dengan kedua tangan menyatu di dekat wajahnya.

Di samping Nara, dojae hanya diam dan memperhatikan apa yang sedang di lakukan mahluk kecil yang ada di samping nya.

"itu hanya bintang jatuh kenapa dia sampai seperti ini? manusia benar-benar aneh. "

"ya Tuhan ku.. lindungi ketiga kakak ku selamat mereka dari segala ancaman dan bahaya. lindungi dan tabahkan hati kedua orang tua ku dan sembuh kan penyakit ayah dan semoga aku bisa pulang meskipun entah kapan. amin.. " doa Nara dalam hati.

Setelah selesai, Nara langsung menatap dojae yang sedang memperhatikan nya. "kau sudah membuat harapan tuan? setidaknya berdoa. " ucap Nara sambil memalingkan pandangan nya ke arah lain.

"apa manusia hanya akan berdoa di saat ada bintang jatuh? sungguh mahluk aneh. "

Nara langsung menautkan kedua alisnya. "tidak juga, kami tuh rajin berdoa tapi hal seperti ini adalah bentuk kebahagiaan. bisa di bilang hiburan semata untuk mengurangi beban fikiran, "kata Nara.

" benarkah? "

"begini ya, aku kasih penjelasan sedikit. terkadang di dalam kehidupan kita tidak mendapatkan apa yang kita mau atau jalan takdir kita berbalik hm... hancur atau kacau.

kita tau Tuhan selalu punya rencana dan pasti akan menolong kita meski pun butuh waktu, dan sambil menunggu Tuhan setidaknya kita tidak diam meratapi nasib. kita harus cari hiburan seperti bintang jatuh tadi, aku tau itu hanya bintang dan tidak akan mengabulkan keinginan namun ketika kakak ku mengatakan kita meminta harapan di saat bintang jatuh itu jangan lihat hal sepele nya.

tapi perhatikan bintang itu yang melesat cepat, anggap itu harapan kita yang sedang terbang menuju tempat Tuhan berada." Nara tersenyum kecil dengan tatapan lurus ke langit.

"meskipun harapan itu masih lama terwujud setidaknya kita merasa tenang melihat nya pergi melesat dengan cepat. "

"kedengaran nya sangat menyedihkan menjadi manusia seperti mu. "

Nara tersenyum dan tidak membantah perkataan dojae, apalagi mengingat nasib hidup nya yang sekarang terpisah dari keluarga nya dan hidup dengan vampir.

"tapi tidak juga tuan, semua itu tergantung cara pandang seseorang dalam menikmati hidup nya. "

"ku harap kau menikmati hidup mu sekarang. "

"apa? "

"kenapa? bukan kau baru mengatakan nya, semua tergantung cara pandang seseorang. apa kau tidak menikmati hidup mu? di tempat mu tidak ada istana seperti ini bukan? "

"tidak juga, di tempat ku ada istana cuma bentuk nya tidak seperti ini. "

"aku pernah ke dunia manusia bersama saudara ku saat perang, kami bertugas untuk mencari manusia seperti mu. "

Seketika Nara langsung menoleh. "dapat tuan? " tanya Nara dengan antusias, "dapat sekitar dua orang, " jawab dojae dengan tatapan kosong.

"lalu kemana mereka sekarang? "

"mereka pergi, bangsa ku sebelum nya menawarkan hadiah dan memperlakukan baik dua orang itu . namun mereka melarikan diri dan di tangkap vampir lain, "

"mati? "

"jelas, vampir benar-benar suka darah suci dan darah suci benar-benar membantu bangsa kami. kau tau selanjutnya bukan? " dojae menatap Nara "selanjutnya? " tanya Nara tidak mengerti.

"jangan pergi dari sisi ku. "

Raja vampir itu langsung menarik Nara dan memeluk tubuh kecil gadis manusia itu, dengan lembut dia menancapkan giginya dan perlahan menghisap darah Nara "tetap lah di sisi ku manusia. " bisik dojae lalu dia lanjut mengisap darah Nara dengan tenang dan keliahatan nya Nara tidak merasa kesakitan seperti pertama kalinya dojae menghisap darah nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!