Malam hari yang indah di istana dojae, Nara berdiri di teras kamar sambil memandangi bintang di langit.
"sudah hampir lima belas hari, dia tidak juga kembali. bagaimana kondisi mereka di sana? "
Syutt...
Mata Nara langsung membulat ketika melihat bintang jatuh, dengan cepat dia langsung merapat kan kedua tangan nya sambil menunduk.
"ya Tuhan.. sembuhkan ayah dan lindungi keluargaku, aku percaya kalau kakak kakak ku masih ada sampai sekarang. meskipun kami terpisah aku berharap suatu saat dapat melihat kakak ku, ya Tuhan aku menyayangi mereka lindungi mereka dan jaga mereka aku sangat merindukan mereka dan momen bersama mereka.
ya Tuhan.. lindungi lah tuan dojae hanya dia yang aku punya di sini dan dia sedang perang bersama ayana dan yang lainnya, tolong jaga mereka dan lindungi mereka.
semoga tuan dojae baik baik saja dan segera pulang, entah mengapa rasa nya begitu kosong tidak melihat dia selama beberapa hari. aku ingin mereka segera pulang dan jangan ada perang lagi, aku merindu-"
Nara terdiam beberapa saat, lalu dengan segera dia menggeleng kan kepala nya dan lanjut berdoa sampai selesai.
"kenapa aku mau mengatakan hal seperti itu? aku tidak mungkin merindukan tuan dojae. " batin Nara.
"doa yang bagus! "
Mendengar suara yang familiar Nara langsung berbalik dan terkejut melihat dojae sudah ada di belakang nya, dojae langsung menggerakkan satu tangan nya yang membuat tubuh Nara langsung tertarik ke arah nya.
Terlihat Nara masih membeku karena merasa terjebak, di satu sisi dia merasa senang bahkan bahagia melihat dojae kembali dan di sisi lain dia tiba-tiba merasa gugup dan jantung nya berpacu cepat menatap pria tampan ini.
"tu-"
"shut.. "
Dojae menekan Nara ke dalam pelukan nya, Nara benar-benar dapat merasakan kehangatan dari tubuh dojae yang membuat nya merasakan aman dan nyaman.
Perlahan Nara mendongak untuk menatap wajah raja vampir, mata biru dojae terlihat begitu dingin dan damai "kau bisa minta apa yang kau mau, " ucap dojae pelan.
Nara langsung menarik dirinya dari zona kehangatan tersebut, dia mengerut kan keningnya tidak tau apa yang di maksud oleh dojae.
"apa kau terluka? "
Raja vampir di depan nya menggeleng kan kepala nya. "perang 80% ada di bawah kendali ku sekarang itu sebab nya aku datang ke sini. " ucap dojae sambil menatap mata Nara yang seperti nya ingin mengatakan sesuatu.
"katakan apa yang ingin kau minta, anggap saja aku bintang jatuh nya. "
Senyuman muncul di wajah Nara yang sedang menahan dirinya untuk melangkah ke dalam dekapan dojae dan mengatakan bahwa dia bahagia melihat dojae kembali.
Namun dia langsung menepis keinginan nya tersebut dan merasa ini adalah kesempatan nya untuk pergi jauh meskipun enggan, di satu sisi dia ingin pergi mencari kakak kakak nya dan berkumpul dengan keluarga nya namun di satu sisi yang lain dia merasa tidak mau jauh dari dojae yang selalu ada di sisi nya.
Di ambang kebingungan Nara kembali merasakan kehangatan karena dojae mengusap rambut nya "besok aku tunggu keputusan mu, sekarang aku ingin mandi. bagaimana pelayan pribadi ku? " dojae menaikan satu alisnya.
Mendengar keinginan dojae, Nara langsung mengangguk dan pergi menyiapkan air untuk dojae mandi. setelah selesai dia duduk di samping raja vampir sambil membasuh tangan raja vampir dengan lembut, hati nya benar-benar tidak tenang dan gelisah sekarang.
"apakah aku menyukai nya? " batin Nara.
Sudut bibir dojae bergerak membentuk senyum tipis yang tidak terlihat, dia perlahan menoleh ke arah Nara yang sedang memandikan nya.
Pantulan cahaya bulan yang mengarah ke air mandinya mengenai wajah Nara yang membuat gadis tersebut terlihat semakin cantik dengan wajah polos nya, Nara semakin gugup ketika sadar dojae sedang memperhatikan nya.
"damn it Nara!! kau itu peliharaan nya dan kau juga manusia ini bukan tempat mu, kau harus pergi. " Nara berperang melawan dirinya sendiri sekarang.
"apakah aku mencintai tuan dojae? " tanya Nara di dalam hati dengan perasaan yang campur aduk.
****
"aku ingin melihat rumah ku, "ucap Nara setelah selesai sarapan bersama dojae, raja vampir tersebut langsung terdiam sejenak lalu mengangguk.
" hanya melihat! "tegas dojae.
Nara menatap dojae sebentar lalu mengalihkan pandangan nya ke arah lain " tetap ingat pada posisi mu. "tegas dojae " ya! sebentar. "sahut Nara dengan yakin.
Dia tidak mau menatap dojae seperti biasanya karena begitu menatap dojae semua keinginan nya untuk lari langsung menghilang, kali ini dia ingin fokus pada pelarian nya .
" ayo! "
"sungguh tuan? "
Dojae mengangguk pelan sambil berdiri dan menggerakkan kedua tangan nya ke lantai "datang ke sini! " Nara langsung berdiri dan mendekati dojae.
Perlahan lantai membentuk segel yang sangat indah dengan cahaya yang menyilaukan mata, perlahan cahaya meredup dan Nara membuka mata nya.
degg!!
Betapa terkejut nya dia ketika melihat dia ada di sebuah rumah dengan lantai keramik dan... ya! dia ada di dalam rumah nya tepat nya di lantai dua.
"maafkan aku tuan, "
Nara menunduk mengusap air mata nya dengan berat karena setelah ini dia akan mencari cara agar dojae tidak menemukan nya lagi lalu dia akan hidup dengan keluarga nya seperti sebelumnya sambil mencari ketiga kakak nya.
"terimakasih tuhan! "
Setelah menarik nafas panjang Nara langsung melanjutkan langkah nya, dia melihat kamar nya dan ruangan lain.
"oke.. tidak boleh lengah! aku harus cari ayah dan bunda! "
Nara naik ke lantai lain namun tidak ada siapapun di sana maka nya dia langsung memutuskan untuk ke lantai satu, sayup-sayup terdengar suara tawa dari satu ruangan.
Nara menjadi sangat bersemangat dan mempercepat langkahnya, "tidak masalah bukan, ayah sembuh. waktu itu aku berharap dia tewas tapi aku sadar itu bukan salah ayah tapi salah Nara! dia perempuan satu satunya maka nya ayah terus memperhatikan nya dan mau menyerah kan semuanya ke dia. " Nara berhenti di depan pintu.
"benar! ayah mau mewariskan saham perusahaan da juga rumah serta beberapa tempat usaha nya ke Nara karena tau dia sakit parah. sedang kan kita? kita cuma dapat sisanya! tapi untung lah ayah sembuh dan sudah bisa menerima kenyataan bahwa kita adalah anak anak nya yang harus dia sayangi. "
"hahahahha.. untung nya kita sudah membuang Nara, adik yang polos itu pasti sudah ke alam baka. "
"aku yakin itu, ingat tidak bagaimana kita lari tunggang langgang melihat mahluk aneh. belum lagi mahluk yang mirip harimau itu. hii... aku ingat pas aku lari sepatu ku sampai lepas. "
"aku tidak tau kalau di dunia ada tempat seperti itu, untuk nya aku lihat lihat di internet. tapi orang suruhan kita untuk melihat hutan itu buat memastikan Nara tewas belum juga kembali sudah tiga orang kita utus ke sana. "
"lagian lu bego mahen! pasti nya mereka tewas di sana kalau gak di serang mahluk aneh mereka mati di cekik akar hidup. "
"kalau gak tewas karena ke hisap lumpur hidup hahaha santai saja mahen aku yakin adik kita yang kecil itu tidak akan kembali. "
"tidak ada saingan lagi! kita akan menjadi pewaris keluarga Ashton, "
Mata Nara terasa panas dan mulai berair, ternyata dari awal dia di bawa bukan untuk piknik dan ketiga kakak kakak nya pergi meninggalkan nya dengan sengaja di hutan hitam itu dengan alasan lain.
"sekarang jangan bahas dia lagi, nanti bunda sedih lagi. kita harus fokus ke acara besok di mana hari ulang tahun pernikahan ayah dan bunda. "
"kakak pertama benar! lagian semuanya sudah kembali normal, kau saja mahen selalu cemas. "
"kalian ini benar benar psikopat, jelas aku masih ada rasa iba karena dia adik kita. "
"lupakan itu mahen, kau lihat ayah sekarang sudah senang kita fikir kan saja hadiah apa yang akan kita beri besok. "
"benar itu! ayolah mahen kenapa kau jadi penakut? Nara sudah tidak ada lagian dia tidak berguna. dari legenda zaman dulu sampai sekarang hanya anak pria lah yang lebih di butuhkan anak perempuan harus di buang. "
Tangan Nara meremas dada nya sambil melangkah mundur, kakak kakak yang selalu dia sayangi ternyata malah sebaliknya.
Perasaan Nara hancur merasa di khianati dan di bohongin, dia tidak menyangka kalau dia akan mengalami hal seperti ini di mana kakak kakak yang dia kira selalu menyayangi nya ternyata merencanakan hal keji untuk nya.
"ayolah mahen! apa lagi yang kau takut kan cctv aman sudah kita ubah kita rekayasa, dia juga sudah tidak ada, sekarang fokus pada kehidupan baru. dan di sini sudah tidak ada CCTV lagi dan tidak ada bukti kuat kalau kita pelakunya,"
Nara menggeleng kan kepala nya merasakan rasa sakit yang tiada tara, semua kenangan bersama saudara dan keluarga nya musnah.
Semua doa, harapan dan ketakutan nya selama ini salah karena selama ini semua saudara nya ada di tempat yang aman.
Gadis itu mulai menangis sesegukan "tuan.. tuan dojae.. TUAN DOJAE!!! " ketiga saudara Nara terkejut mendengar suara Nara.
Segel di leher Nara mengeluarkan cahaya yang menyilaukan mata, ketiga saudara Nara lari keluar melihat sekitar.
"aku dengar suara Nara! "
"aku juga!! "
"periksa tempat ini!! "
Bliizztt.. klap!
Tubuh Nara muncul di dalam kamar dojae , dengan air mata berlinang dia menatap dojae dan langsung lari ke arah raja vampir tersebut dengan tangisan yang semakin menjadi jadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments