Part 18. Jangan Menganggunya lagi.

Akhir pekan telah tiba, dan malam ini Ezra pergi ke daerah Norrmalm, yang merupakan distrik pusat kota Stockholm. Dimana distrik ini merupakan pusat dan belanja ibu kota. Biasanya di jalan-jalan utama seperti Drottninggatan ramai dengan pejalan kaki yang berbelanja di berbagai toko dan pusat perbelanjaan. Namun, kali ini tujuan utama pria berbalut long coat panjang itu, bukan untuk belanja. Melainkan bertemu seseorang, yang Ezra pikir harus diberi sedikit nasihat.

Setelah turun dari Tesla warna putih tulangnya, pria bernetra biru itu melangkah memasuki sebuah gang yang tidak terlalu sempit. Sambil berjalan Ezra tidak lupa memakai masker hitam dan topi, supaya penampilannya tidak terlalu mencolok.

Ezra memasuki sebuah gedung, yang tidak terlalu besar. Ras`s Bar, tempat yang dijadikan untuk hiburan warga sekitar. Langkah pertama memasuki gedung itu Ezra disambut suara Mesin slot yang berdering, dan mengeluarkan melodi khas mereka menciptakan latar belakang yang khas di kasino. Suara-suara kartu yang diaduk, chip yang dijatuhkan, dan mesin-mesin permainan lainnya memberikan suasana audio yang khas. Pria-pria dengan rokok yang dijepit di pinggir bibirnya, sehingga aroma rokok dan alkohol yang sangat mendominasi tempat ini. Beberapa wanita bergaun pendek berada di tengah meja untuk membagikan kartu, dan sebagian lagi sebagai penghiburan untuk tamu-tamu yang datang.

Namanya Robert Lionel, hanya pengangguran yang gila judi, mabuk dan bermain wanita. Kau bisa mencarinya di Rass Bar jika mau,` jelas Carlen yang kemarin memberi sedikit informasi mengenai ayah Ivy.

“Selamat datang Tuan tampan, ada yang bisa saya bantu,” salah seorang wanita berpakaian mini menyambut Ezra dengan nada genit.

“Aku mencari Robert Lionel,” jawab Ezra dingin, tanpa memandang wanita itu.

Wanita berlipstik pink cetar itu langsung menunjukkan sosok Robert dengan dagunya, “Itu Tuan, pria berambut putih, yang sedang memangku wanita,” kata wanita itu.

Manik terang Ezra menatap ke arah sosok pria rambut putih, dengan ekspresi setengah mabuk sambil melakukan hal tidak senonoh yang membuat Ezra ingin muntah melihatnya.

Ezra lalu datang menghampiri Robert. “Selamat malam Tuan Lionel,” sapanya dingin.

Robert dengan mata setengah merah menatap bingung sosok di depannya. “Siapa kau?” ketusnya lalu mengabaikan Ezra.

Dasar tua bangka, tidak tahu malu. geramnya dalam hati.

“Saya punya sesuatu yang menguntungkan Anda,” lanjut Ezra mencoba bernegosiasi meskipun sudah mulai muak melihat pemandangan ini.

Robert menatapnya lagi, sedikit menimbang lalu mendengus. “Baiklah,” jawabnya singkat lalu dia mengelus paha mulus wanita yang berada di pangkuannya.

“Honey tunggulah sebentar ya,” ucapnya genit.

Ezra berlalu duluan, kemudian disusul Robert dengan langkah tergopoh-gopoh mengikuti langkah Ezra.

Sampailah di depan mobil Ezra, lalu pria itu berbalik dan menatap pria tua yang sayang sekali di masa depan akan menjadi mertuanya.

“Jadi ada apa, kau menganggu kesenanganku!” ucap Robert mengeluarkan sebatang rokok lalu menyalakannya.

“Lalu sebenarnya siapa kau! Sok kenal sekali denganku,” lanjutnya menatap Ezra dengan curiga.

Ezra menatap pria ini dingin. “Aku tidak ingin basa-basi denganmu Tuan, aku ingin kau jangan menganggu Ivy lagi,” tegas Ezra, menggigit pipinya dari dalam.

“Dan Anda tidak perlu tahu siapa diriku.” Manik biru Ezra berkilat-kilat menampakkan dominasi yang tidak ingin dibantah.

Robert menatap sengit pria bermasker di depannya ini, lalu meludah tidak sopan.

“Memangnya siapa kau brengsek! Aku ayahnya jika kau tahu!” bentak Robert tidak terima dengan sikap kurang ajar pria yang tidak jelas ini.

Ezra menyunggingkan senyum remeh di balik maskernya, “Ayah? Apakah Anda pantas disebut Ayah? Seorang Ayah yang hanya menjadi beban putrinya,” ejek Ezra menatap tajam Robert.

“Tahu apa kau bocah tengik!” mata cokelat Robert hampir keluar menatap Ezra.

Ezra tertawa parau. “Kau tidak tahu putrimu banting tulang bekerja keras untuk bisa bertahan hidup, dan kau terus menerus memerasnya hanya untuk bersenang-senang. Pantaskah kau disebut Ayah?” suara Ezra tertahan oleh tenggorokan karena menahan amarah. Tangannya mengepal hingga kuku-kukunya menancap di telapak.

Robert membusungkan tubuhnya sombong. “Itu sudah kewajibannya. Anak harus patuh dengan orang tua! Apa kau selalu kurang ajar dengan orang tua!”

“Sayangnya, orang tuaku mengajari bagaimana menjadi pria yang bertanggung jawab, dan berbudi luhur. Dan mereka tidak pernah membebani anaknya, karena mereka tahu tugas orang tua adalah memberikan kehidupan yang layak untuk anak-anaknya,” ucap Ezra panjang lebar, kemudian pria itu mengeluarkan dua tas besar lalu meletakkannya di bawah kaki Robert.

“Semuanya 1000.000.000. krona, pakailah uang itu untuk kebutuhan hidupmu. Tapi dengan satu syarat, jangan ganggu lagi putrimu,” Ezra berkata dengan dingin.

(Sama dengan 1 Miliyar Rupiah)

Seketika bola mata Robert langsung bersinar melihat uang sebanyak ini, “Astaga! Apakah ini nyata? Siapa kau sebenarnya?” tanyanya riang, lalu membuka isi tas tersebut dan benar-benar uang asli yang jumlahnya sangat banyak, bahkan Robert belum pernah melihat uang sebanyak ini.

“Oh, uangku!!Aku jadi kaya raya sekarang!” racau Robert kalap mata, kini dia persis seperti orang tidak waras.

“Jangan ganggu dan meminta uang pada putrimu lagi, hiduplah dengan baik. Dan sekarang biar aku yang membahagiakannya,” hardik Ezra berusaha memperingatkan dengan nada mengancam.

Lihatlah ini, seorang penjudi akan melakukan hal apapun untuk bisa membayar kekalahan nya, bahkan keluarganya saja bisa dijual demi kesenangan semata.

“Dan untuk putramu, pendidikannya juga biar aku yang mengurus,” lontar Ezra, lalu masuk ke dalam mobilnya, dan meninggalkan pria tidak berguna itu bergerumbul dengan uang yang diberinya.

“Heyy Nak!! Siapapun kau, aku sangat senang malam ini..Yuhu!” teriak Robert ketika mobil Tesla Ezra sudah menjauh.

Sepanjang perjalanan menuju Ezra menatap dingin jalanan, dia lalu membuka masker hitamnya. Kepalanya tiba-tiba saja terasa sakit, seperti dipukul dengan tongkat baseball, rasa mual juga mulai merangkak. “Kenapa denganku,” lirih Ezra sambil memijat keningnya. Dengan sisa tenaga dia memijak pedal gasnya kencang, supaya cepat sampai di apartemen.

Sampai di apartemen, Ezra memuntahkan isi perutnya, kepalanya terasa berputar. Padahal tadi pagi dia baik-baik saja, tapi kenapa tiba-tiba tubuhnya tidak enak begini? “Apa karena tempat kotor tadi? Memang bar kecil tadi tempatnya sangat kotor,” gumam Ezra pelan, kini dia merebahkan diri di ranjang tanpa berganti pakaian, satu lengannya menutupi kedua matanya. Kepalanya terus berdenyut kencang, dan kini dia merasakan keringat dingin keluar dari tubuhnya.

“Aku harus menghubunginya,” monolog Ezra lalu dia merogoh ponsel di sakunya.

Mendial nomor yang selalu menjadi prioritasnya. Dering terus terdengar hingga bunyi suara pelan.

Hallo Tuan? suara Ivy menyapa telinga Ezra.

“Tolong datang ke apartemenku sekarang Vy, aku sedang sekarat,” ucap Ezra dengan lemas lalu tidak sengaja menjatuhkan ponselnya ke lantai.

---

Semoga terhibur ya guys hehehe

Komen dan Like dong klo boleh

Terpopuler

Comments

Mei Pratiwi

Mei Pratiwi

Lagi thor.... Mau Ezra banyak banyak

2024-02-22

1

Ayu Kerti

Ayu Kerti

sakit ezra, sekarat terlalu berlebihan.

2024-02-20

1

Illa Darrel

Illa Darrel

Ezra alergi nih masuk ke bar kecil & kotor . . biasa ke bar bintang 5 ya 😁🤭🤭 thor kok berasa dikit bgt ya . . baru baca tau2 udh kelar 😁😉

2024-02-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!