2.Peduli

Sementara Cyrene keluar dari ruang medis dengan langkah ringan tanpa menyadari dibalik pintu Carlo telah berdiri di sana dan mendengar apa yang dia katakan pada Glen. Mendesah pelan, ia pun masuk ke dalam.

"Apakah dia baik-baik saja?" tanya Carlo saat berada di dalam mendapati Glen tengah mencuci tangan setelah membereskan perlengkapan medisnya.

Glen menoleh dan tersenyum menyambut kedatangan Carlo.

Pria berperawakan tinggi dan besar dengan wajah garang serta berkulit coklat. Namun tidak ada yang bisa menyangka, Carlo justru menjadi lunak ketika menghadapi Cyrene.

Perubahan itu terjadi ketika Cyrene telah berada camp ditahun ketiganya.

"Lukanya terbuka lagi. Tidak bisakah kau melarangnya latihan? Hanya sampai jahitannya dilepas, bukan sampai lukanya mengering," ucap Glen.

"Kau tau persis bagaimana dia bukan?" balas Carlo bertanya seraya menjatuhkan tubuhnya disofa.

"Sikap kerasku padanya hanya akan menambah keras kepalanya dan mengambil resiko yang jauh lebih besar dari yang sudah dia dapatkan," Carlo menambahkan.

"Aku masih merasa bersalah membawanya bersamaku dalam misi sebelumnya," ungkap Carlo menangkupkan telapak tangan diwajahnya.

"Itu bukan kesalahanmu Carlo. Kondisi dia saat ini terjadi karena dia menyelamatkanku," ucap Glen.

"Sebenarnya, apa yang membuat dia bertindak seperti itu? Dia begitu mendorong dirinya sendiri melewati batasannya hingga tidak peduli apa yang akan terjadi dengan tubuhnya sendiri," tanya Glen.

"Entahlah," Carlo mengangkat bahunya.

"Mencintai seseorang mungkin," imbuhnya asal.

Glen tertawa, namun dari lubuk hatinya tak bisa menyangkal kemungkinan itu. Bayangan ketika Cyrene menyelamatkannya pun kembali muncul didepannya.

Sebuah pengejaran yang dilakukan Cyrene dan Carlo pada pengedar narkoba yang selalu lolos dari polisi. Dengan jebakan yang disusun Carlo, pengedar narkoba itu termakan umpan yang disiapkan Carlo.

Sayangnya mereka berhasil menarik Glen sebagai sandra mereka ketika Glen membantu korban yang terluka dan membawanya. Aksi saling mengejar pun berlangsung lama mengingat Glen ada bersama mereka.

"Serahkan Glen padaku, akan ku pastikan dia selamat," ucap Cyrene menambah kecepatan mobilnya mengejar mobil yang membawa Glen dengan Earphone terpasang di telinga kirinya.

"Kakak jalankan saja rencana awal, aku akan menggiring mereka," ucap Cyrene lagi.

"Terlalu beresiko Cyrene, kita pikirkan cara lain," jawab Carlo.

"Tidak ada waktu lagi! Di ujung jalan ini memiliki rute terburuk, dan hutan membuat posisi kita dirugikan. Kemungkinan kita kehilangan mereka termasuk Glen jauh lebih besar," sambut Cyrene beralasan.

"Baiklah,,, tapi ingatlah tetap berhati-hati," ujar Carlo mengingatkan.

"Pasti," jawab Cyrene.

Setelah mengatakan itu, Cyrene mengubah arah mobilnya tanpa disadari oleh mereka. Dengan mata yang terus mengawasi mobil yang dikejar untuk mempelajari struktur mobil, Cyrene tersenyum penuh arti.

"Tak sesulit yang ku kira. Mobil ini setidaknya lebih kokoh," gumamnya pelan.

Menambah kecepatan untuk memastikan dia berada jauh didepan mereka, dengan terampil Cyrene memutar mobilnya dan mengarahkan laju mobil kearah mereka, menyambut mereka dengan kecepatan penuh.

Ketika jarak mereka hanya beberapa meter, Cyrene membelokan mobilnya, dan membuat mobil mereka berbelok kearah yang dia rencanakan hingga mobil mereka hilang kendali dan menabrak pohon.

Cyrene berhasil mengejar mobil mereka bergegas turun dan membuka pintu belakang, menarik Glen dari tangan mereka.

Keterkejutan mereka atas apa yang terjadi sedikit memudahkan Cyrene mengamankan Glen dan mendorongnya agar masuk ke mobil miliknya.Tak lama suara bantingan pintu mobil terdengar disertai geraman kekesalan orang yang turun dari belakang kemudi, memberikan tatapan tajam pada Cyrene.

"Kau sudah menggagalkan rencanaku!" geramnya sembari tangannya menunjuk kearah Cyrene.

Semua rekannya keluar dari mobil sambil memegangi kepala mereka.

"Arrgghh,,, kepalaku berdenyut," erangnya.

"Kau cantik, sayang sekali harus mati di tangan kami," ucap salah satu dari mereka dengan tatapan yang berubah buas.

"Kalian harus berusaha jika ingin mewujudkan itu," jawab Cyrene tenang.

"Kau hanya sendiri, jadi jangan terlalu percaya diri atau wajah cantikmu akan rusak," seringai licik salah satu dari mereka muncul.

"Sayangnya dia tidak sendiri," ucap Glen berjalan mendekati Cyrene dengan senyum diwajahnya.

"Mereka bukan lawanmu Glen," bisik Cyrene.

"Aku tak bisa membiarkan kamu menghadapi mereka semua sendiri," balas Glen berbisik.

"Setidaknya aku bisa membantu mengulur waktu sampai Carlo tiba," imbuhnya.

"Baiklah, tapi perlu kuingatkan padamu, mereka itu licik, aku tidak tau apa yang tersembunyi di balik pakaian mereka," ucap Cyrene.

"Aku mengerti," jawab Glen.

Salah satu dari mereka menyerang maju dengan pisau ditangannya, mengarahkannya pada Glen.

Cyrene dengan sigap menangkis tangannya dan menjatuhkan pisau itu, memutar badannya dan mendaratkan pukulan di tengkuk dengan sempurna hingga orang itu terkapar.

"Ceroboh!" cibir Cyrene.

Namun detik berikutnya dahinya mengernyit ketika ia melihat hal tak biasa dari pisau lawannya dan segera mengambilnya.

"Racun,,," desis Cyrene.

"Mereka mengolesi pisau ini dengan racun. Tidak mematikan, tapi melumpuhkan. Hampir seperti obat bius, namun ini memiliki efek lebih buruk," Cyrene berkata pelan pada Glen seraya menyerahkan pisau padanya untuk diamankan.

"Satu goresan saja bisa membuatmu kehilangan kesadaran selama beberapa jam," imbuhnya.

Melihat rekannya dilumpuhkan dengan mudah, mereka berempat serentak menyerang bersama.

Dengan mempercayakan punggung masing-masing, mereka bergerak seirama untuk melumpuhkan lawan mereka. Glen mulai kesulitan menghadapi mereka dan beberapa kali menerima pukulan yang tidak bisa dihindari. Setelah Cyrene mengalahkan lawan didepannya, dia pun bergegas membantu Glen.

Tepat saat Cyrene berniat membantu Glen, ia melihat tak jauh dari punggung Glen ada sebuah batang pohon yang terlihat tajam.

Senyuman licik tergambar jelas diwajah orang yang menyerang Glen, berusaha mendorong mundur Glen dengan memberikan pukulan membabi buta .

Cyrene berlari secepat mungkin. Ia berhasil mencapai Glen ketika tubuhnya terdorong mundur akibat tendangan lawannya. Namun batang pohon itu tak mengenai Glen ketika Cyrene menahan tubuhnya tepat waktu.

"Kau baik-baik saja?" tanya Cyrene.

"Aku tertolong," desah Glen lega

"Seperti dugaanmu, dia kuat," ucap Glen menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.

"Siapa yang akan menyangka, ternyata ada polisi wanita yang cukup kuat disini," ucapnya penuh amarah.

"Menyerah adalah pilihan terbaikmu saat ini, semua anggotamu telah kami tangkap," ucap Cyrene.

'Akan sulit bagiku untuk mengalahkannya di saat aku baru saja mengalahkan teman-temannya, selain itu fisiknya jelas lebih baik dariku' batin Cyrene.

"Haa,,, anggota yang berada diujung jalan inikah yang kau maksudkan? Maaf saja, itu hanya umpan," gertaknya.

"Menggertak dengan percaya diri adalah hal terkonyol yang belum pernah kulihat," jawab Cyrene tersenyum mengejek.

Pria itu menyeringai licik seraya mengeluarkan sebuah remot kecil saku jaketnya lalu menekannya.

Bersamaan dengan itu, mobil yang mereka gunakan sebelumnya meledak. Mengakibatkan bagian dari badan mobil melayang kearah mereka. Dengan cepat Cyrene mendorong tubuh Glen dan menutupi dengan tubuhnya sendiri ketika bagian dari badan mobil yang terlepas melesat kearah mereka dan menggores punggungnya.

"Ugghh,," Cyrene mengerang pelan menahan sakit.

"Ren,,," Glen berseru panik.

Tak sampai disana, pria tadi melepaskan dua tembakan dari pistolnya setelah berhasil menghindari ledakan dan sukses mengenai punggung Cyrene.

"Ughh.." Cyrene mengerang lagi,

Glen menopang tubuh Cyrene yang mulai melemah. Dengan sisa tenaganya, Cyrene meraih pisau kecil yang terselip dipahanya lalu melemparkannya kearah pria itu.

"Aarrgghh,,," pria itu mengerang saat pisau mendarat dibahunya. Cyrene berbalik dengan senyum dibibirnya sekaligus menahan sakit akibat punggungnya yang terluka.

"Cih,,, jika kau ingin bermain trik untuk kabur dariku, itu tak akan pernah terjadi," ucap Cyrene tersenyum mendekatinya dengan perlahan.

"Apakah kau berpikir dua buah peluru cukup untuk membunuhku?" cibirnya.

"Haah,,, tenang saja, kau tak akan kubiarkan mati," ucapnya seraya berjongkok didepan pria yang tengah meringis kesakitan.

"Pisau ini," ucapnya dengan tangan terulur lalu mencabutnya.

"Arrgghhh,,," pria itu mengerang.

"Hanya kuberi sedikit obat tidur. Jadi, bermimpilah sebentar dan ketika kau bangun, kau akan berhadapan dengan hukum," ucap Cyrene menepuk pipi pria itu yang mulai berangsur-angsur hilang kesadaran.

"Misi selesai," Cyrene berkata pelan saat menatap Glen yang terlihat khawatir.

"Arrgghh,,," erang Cyrene seraya membungkuk dan jatuh berlutut.

"Kenapa kau melakukannya Ren?" tanya Glen membantu Cyrene duduk dan merobek pakaiannya untuk memeriksa lukanya.

"Jika kamu yang terluka, aku tidak akan bisa melakukan apa pun Glen. Dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi," Cyrene berkata lemah.

"Aku juga tak ingin ini terjadi," sahut Glen sedikit panik melihat darah mengalir deras dari punggungnya yang tergores cukup dalam serta dua buah peluru bersarang disana. Terlebih lagi ia tidak membawa perlengkapan medisnya.

"Kalau begitu, kau hanya perlu mengobatiku. Kau dokter terbaik yang pernah ku kenal," jawab Cyrene.

"Ahh,,, kurasa sekarang aman, aku ingin tidur sebentar, kak Carlo datang," desah Cyrene pelan sebelum akhirnya terkulai.

"Renn,,, hei,,, bangun,,," Glen menepuk pipi Cyrene pelan.

"Sadarlah,,, Ren,,, hei,,," Glen mulai panik dan segera mengangkat tubuhnya tepat ketika Carlo datang dan segera membawa Cyrene ke rumah sakit.

"Hei,,, Glen,,, apa kau mendengarku?" tegur Carlo mengibaskan tangan didepan wajah Glen.

"Apa,,,?" tanya Glen.

Carlo mendesah pelan.

"Apa kau mengingat kejadian itu lagi?" tanya Carlo.

"Andai kemampuanku sebaik dirimu, hal itu tidak akan terjadi. Kemampuan ku bahkan hanya setengah dari kemampuan Ren," keluh Glen.

"Jika dia mendengar kau berkata begitu, dia akan menghajarmu," sahut Carlo.

"Aku berharap dia melakukannya," jawab Glen tersenyum pahit.

"Jangan berkata begitu didepannya," saran Carlo mengingatkan.

"Aku hanya ingin tau kondisinya. Jika kau sebegitu khawatirnya, cek saja ke kamarnya, atau ke lapangan," ucap Carlo beranjak dari duduknya meninggalkan Glen.

'Kenapa dia harus dilapangan?' pikirnya heran.

Membayangkan hal yang tidak diinginkan, Glen bergegas pergi untuk memastikan keadaan Cyrene.

'Padahal punggungnya masih terluka, kenapa dia berbaring dengan cara seperti itu? Apakah dia tidak merasakan sakit?" gerutu Glen dalam hati.

Seperti yang di duga Carlo, dia berada di lapangan, berbaring diatas rerumputan dengan mata menatap langit. Satu tangannya berada dibawah kepalanya, dan satu tangan yang lain terangkat diatas wajahnya dengan sebuah kalung yang menggantung ditangannya dengan liontin cincin ukiran 'Renerdo' didalamnya.

Menghembuskan nafas panjang, Cyrene mengingat lagi hari dimana dia bertemu dengan seseorang yang mengisi hatinya. Seseorang yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Masa ketika pertama kali bertemu dengannya terputar lagi didepan matanya. Berawal dari kejahilan teman yang menjadi karyawannya membuat janji kencan buta tanpa tau siapa orang itu dan kesepakatan tanpa sepengetahuan Cyrene terjadi begitu saja.

Pada akhirnya Cyrene tak memiliki pilihan lain selain datang ketempat yang dijanjikan, berencana untuk mengatakan semuanya dan meminta maaf.

...%%%%%%%%%...

. . . . .

. . . .

To be continued,,,,

Terpopuler

Comments

Vincar

Vincar

jangan lihat orang dari covernya 🤨

2024-06-10

1

Birru

Birru

siapa tuh cintanya

2024-05-31

0

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

siapa kira kira/NosePick/

2024-05-09

1

lihat semua
Episodes
1 1. Camp
2 2.Peduli
3 3.Pertemuan
4 4.Rasa Takut
5 5. Datang ke Cafe
6 6. Bahaya!
7 7. Di Ganggu.
8 8. Tiba-tiba
9 9. Pindah,,,?!?
10 10. Masa kini
11 11. Hadiah
12 12. Kejadian
13 13. Melihatnya
14 14. Sikap abai
15 15. Misi Ringan
16 16. Sepakat (Masa lalu 1)
17 17. Rasa Khawatir (Masa lalu 2)
18 18. Keributan pagi hari (Masa lalu 3)
19 19. Pertama kali berkumpul (Masa lalu 4)
20 20. Mengenal lebih dekat (Masa lalu 5)
21 21. Kemunculan Das (Masa lalu 6)
22 22. Khawatir (Masa lalu 7)
23 23. Cemburu (Masa lalu 8)
24 24.Perasaan yang berubah (Masa lalu 9)
25 25. Menjebak (Masa lalu 10)
26 26. Hampir (Masa lalu 11)
27 27. Aku Mencintaimu (Masa lalu 12)
28 28. Tidak Mengingat (Masa lalu 13)
29 29. Terjalin (Masa lalu 14)
30 30. Kencan sesungguhnya. (Masa lalu 15)
31 31. Rencana (Masa lalu 16)
32 32. Cincin (Masa lalu 17)
33 33. Lamaran (Masa lalu 18)
34 34. (Masa lalu 19)
35 35. (Masa lalu 20)
36 36 (Masa lalu 21)
37 37. ( Masa lalu 22)
38 38. (Masa lalu 23)
39 39. (Masa lalu 24)
40 40. (Masa lalu 25)
41 41. (Masa lalu 26)
42 42. (Masa lalu 27)
43 43. (Masa Lalu 28)
44 44. (Masa Lalu 29)
45 45. (Masa Lalu 30 )
46 46. ( Masa Lalu 31 )
47 47. ( Masa Lalu 32 )
48 48. ( Masa Lalu 33 )
49 49. ( Masa Lalu 34 )
50 50. ( Masa Lalu 35 )
51 51. ( Masa Lalu 36 )
52 52. ( Masa Lalu 37 )
53 53. ( Masa Lalu 38 )
54 54. ( Masa Lalu 39 )
55 55. ( Masa Lalu 40 )
56 56. ( Masa Lalu 41)
57 57. ( Masa Lalu 42 )
58 58. ( Masa Lalu 43 )
59 59. ( Masa Lalu 44 )
60 60. ( Masa Lalu 45 )
61 61. ( Masa Lalu 46 )
62 62. ( Masa Lalu 47 )
63 63. ( Masa Lalu 48 )
64 64. ( Masa Lalu 49 end )
65 65. Masa Kini1 SB
66 66. Masa Kini2 SB
67 67. Masa Kini3 SB
68 68. Masa Kini4 SB
69 69. Masa Kini5 SB
70 70. Masa Kini6 SB
71 71. Masa Kini7 SB
72 72. Masa Kini8 SB
73 73. Masa Kini9 SB
74 74. Masa Kini10 SB
75 75. Masa Kini11 SB
76 76. Masa Kini12 SB
77 77. Masa Kini13 SB
78 78. Masa Kini14 SB
79 79. Masa Kini15 SB
80 80. Masa Kini16 SB
81 81. Masa Kini17 SB
82 82. Masa Kini18 SB
83 83. Masa Kini19 SB
84 84. Masa Kini20 SB
85 85. Masa Kini21 SB
86 86. Masa Kini22 SB
87 87. Masa Kini23 SB
88 88. Masa Kini24 SB
89 89. Masa Kini25 SB
90 90. Masa Kini26 SB
91 91. Masa Kini27 SB
92 92. Masa Kini28 SB
93 93. Masa Kini29 SB
94 94. Masa Kini30 SB
95 95. Masa Kini31 SB
96 96. Masa Kini32 SB
97 97. Masa Kini33 SB
98 98. Masa Kini34 SB.
99 99. Masa Kini35 SB
100 100. Masa Kini36 SB
101 101. Masa Kini37 SB.
102 102. Masa Kini38 SB
103 103. Masa Kini39 SB
104 104. Masa Kini40 SB
105 105. Masa Kini41 SB
106 106. Masa Kini42 SB
107 107. Masa Kini43 SB
108 108. Masa Kini44 SB
109 109. Masa Kini45 SB
110 110. Masa Kini46 SB
111 111. Masa Kini47 SB
112 112. Masa Kini48 SB
113 113. Masa Kini49 SB
114 114. Masa Kini50 SB
115 115. Masa Kini51 SB
116 116. Masa Kini52 SB
117 117. Masa Kini53 SB
118 118. Masa Kini54 SB
119 119. Masa Kini55 SB
120 120. Masa Kini56 SB
121 121. Masa Kini57 SB
122 122. Masa Kini58 SB
123 123. Masa Kini59 SB
124 124. Masa Kini60 SB
125 125 Masa Kini61 SB.
126 126. Masa Kini62 SB
127 127. Masa Kini63 SB
128 128. Masa Kini64 SB
129 129. Masa Kini65 SB
130 130. Masa Kini66 SB
131 131. Masa Kini67 SB
132 132. Masa Kini68 SB
133 133. Masa Kini69 SB
134 134. Masa Kini70 SB
135 135. Masa Kini71 SB
136 136. Masa Kini72 SB
137 137. Masa Kini73 SB
138 138. Masa Kini74 SB
139 139. Masa Kini75 SB
140 140. Masa Kini76 SB
141 141. Masa Kini78 SB
142 Karya baru
Episodes

Updated 142 Episodes

1
1. Camp
2
2.Peduli
3
3.Pertemuan
4
4.Rasa Takut
5
5. Datang ke Cafe
6
6. Bahaya!
7
7. Di Ganggu.
8
8. Tiba-tiba
9
9. Pindah,,,?!?
10
10. Masa kini
11
11. Hadiah
12
12. Kejadian
13
13. Melihatnya
14
14. Sikap abai
15
15. Misi Ringan
16
16. Sepakat (Masa lalu 1)
17
17. Rasa Khawatir (Masa lalu 2)
18
18. Keributan pagi hari (Masa lalu 3)
19
19. Pertama kali berkumpul (Masa lalu 4)
20
20. Mengenal lebih dekat (Masa lalu 5)
21
21. Kemunculan Das (Masa lalu 6)
22
22. Khawatir (Masa lalu 7)
23
23. Cemburu (Masa lalu 8)
24
24.Perasaan yang berubah (Masa lalu 9)
25
25. Menjebak (Masa lalu 10)
26
26. Hampir (Masa lalu 11)
27
27. Aku Mencintaimu (Masa lalu 12)
28
28. Tidak Mengingat (Masa lalu 13)
29
29. Terjalin (Masa lalu 14)
30
30. Kencan sesungguhnya. (Masa lalu 15)
31
31. Rencana (Masa lalu 16)
32
32. Cincin (Masa lalu 17)
33
33. Lamaran (Masa lalu 18)
34
34. (Masa lalu 19)
35
35. (Masa lalu 20)
36
36 (Masa lalu 21)
37
37. ( Masa lalu 22)
38
38. (Masa lalu 23)
39
39. (Masa lalu 24)
40
40. (Masa lalu 25)
41
41. (Masa lalu 26)
42
42. (Masa lalu 27)
43
43. (Masa Lalu 28)
44
44. (Masa Lalu 29)
45
45. (Masa Lalu 30 )
46
46. ( Masa Lalu 31 )
47
47. ( Masa Lalu 32 )
48
48. ( Masa Lalu 33 )
49
49. ( Masa Lalu 34 )
50
50. ( Masa Lalu 35 )
51
51. ( Masa Lalu 36 )
52
52. ( Masa Lalu 37 )
53
53. ( Masa Lalu 38 )
54
54. ( Masa Lalu 39 )
55
55. ( Masa Lalu 40 )
56
56. ( Masa Lalu 41)
57
57. ( Masa Lalu 42 )
58
58. ( Masa Lalu 43 )
59
59. ( Masa Lalu 44 )
60
60. ( Masa Lalu 45 )
61
61. ( Masa Lalu 46 )
62
62. ( Masa Lalu 47 )
63
63. ( Masa Lalu 48 )
64
64. ( Masa Lalu 49 end )
65
65. Masa Kini1 SB
66
66. Masa Kini2 SB
67
67. Masa Kini3 SB
68
68. Masa Kini4 SB
69
69. Masa Kini5 SB
70
70. Masa Kini6 SB
71
71. Masa Kini7 SB
72
72. Masa Kini8 SB
73
73. Masa Kini9 SB
74
74. Masa Kini10 SB
75
75. Masa Kini11 SB
76
76. Masa Kini12 SB
77
77. Masa Kini13 SB
78
78. Masa Kini14 SB
79
79. Masa Kini15 SB
80
80. Masa Kini16 SB
81
81. Masa Kini17 SB
82
82. Masa Kini18 SB
83
83. Masa Kini19 SB
84
84. Masa Kini20 SB
85
85. Masa Kini21 SB
86
86. Masa Kini22 SB
87
87. Masa Kini23 SB
88
88. Masa Kini24 SB
89
89. Masa Kini25 SB
90
90. Masa Kini26 SB
91
91. Masa Kini27 SB
92
92. Masa Kini28 SB
93
93. Masa Kini29 SB
94
94. Masa Kini30 SB
95
95. Masa Kini31 SB
96
96. Masa Kini32 SB
97
97. Masa Kini33 SB
98
98. Masa Kini34 SB.
99
99. Masa Kini35 SB
100
100. Masa Kini36 SB
101
101. Masa Kini37 SB.
102
102. Masa Kini38 SB
103
103. Masa Kini39 SB
104
104. Masa Kini40 SB
105
105. Masa Kini41 SB
106
106. Masa Kini42 SB
107
107. Masa Kini43 SB
108
108. Masa Kini44 SB
109
109. Masa Kini45 SB
110
110. Masa Kini46 SB
111
111. Masa Kini47 SB
112
112. Masa Kini48 SB
113
113. Masa Kini49 SB
114
114. Masa Kini50 SB
115
115. Masa Kini51 SB
116
116. Masa Kini52 SB
117
117. Masa Kini53 SB
118
118. Masa Kini54 SB
119
119. Masa Kini55 SB
120
120. Masa Kini56 SB
121
121. Masa Kini57 SB
122
122. Masa Kini58 SB
123
123. Masa Kini59 SB
124
124. Masa Kini60 SB
125
125 Masa Kini61 SB.
126
126. Masa Kini62 SB
127
127. Masa Kini63 SB
128
128. Masa Kini64 SB
129
129. Masa Kini65 SB
130
130. Masa Kini66 SB
131
131. Masa Kini67 SB
132
132. Masa Kini68 SB
133
133. Masa Kini69 SB
134
134. Masa Kini70 SB
135
135. Masa Kini71 SB
136
136. Masa Kini72 SB
137
137. Masa Kini73 SB
138
138. Masa Kini74 SB
139
139. Masa Kini75 SB
140
140. Masa Kini76 SB
141
141. Masa Kini78 SB
142
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!