18. Keributan pagi hari (Masa lalu 3)

Bernardo tersenyum saat melihat Cyrene telah terlelap di sofa tak jauh dari tempatnya berada. Dengan gerakan hati-hati, ia turun dari tempat tidur dan menghampiri Cyrene.

Perlahan, ia berlutut tepat di depan wajah Cyrene, memandangi wajahnya yang tengah tertidur pulas dengan wajah lelah.

"Bagaimana bisa tubuh mungilnya hanya sebuah cangkang baginya,"

"Padahal dia sudah seharian penuh melakukan pekerjaan yang menguras tenaga karena renovasi cafe,"

"Tapi, dia masih sempat mengkhawatirkan orang lain dan mengabaikan dirinya sendiri,"

Bernardo bergumam pelan, satu tangannya terulur menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Cyrene, lalu tersenyum lembut.

"Aku tidak mungkin bisa tidur jika membiarkanmu tidur di sini, Ren," ucap Bernardo lirih.

Selesai mengatakan itu, Ia mengangkat tubuh Cyrene dengan gerakan hati-hati, berusaha sepelan mungkin agar tidak membangunkan tidurnya dan memindahkan tubuhnya ke tempat tidur.

Bernardo kembali berlutut di samping tempat tidur setelah menutupi tubuh Cyrene dengan selimut. Sekali lagi pandangannya terhenti di bibir Cyrene, membuat ia kembali menelan ludahnya, dan segera menggelengkan kepalanya disertai hembusan nafas kasar.

'Aku bisa gila jika terus seperti ini,'

'Berhentilah memikirkan hal aneh! Jika aku melakukannya, itu hanya akan menciptakan jarak antara aku dengannya, dan itu adalah hal yang tidak aku harapkan untuk terjadi, '

Bernardo kembali mendesah pelan, kembali memandangi wajah Cyrene yang masih tetap terlelap.

'Apakah dia sedang mengujiku atau dia terlalu percaya padaku? Dia bahkan bisa tidur pulas seperti ini di saat hanya ada aku dan dia saja di cafe ini,' rutuknya dalam hati.

Kepalanya kembali mengeleng kuat untuk menepis pikiran kotor yang masuk ke dalam pikirannya dan beranjak dari tempatnya. Bernardo berjalan menuju sofa dan membaringkan tubuhnya. Tak butuh waktu lama baginya untuk terlelap setelah ia memejamkan kedua matanya, merasakan sedikit rasa lega saat mengingat semua ancaman yang bisa membahayakan Cyrene bisa berhenti untuk sementara waktu.

Hal itu bisa memberinya sedikit waktu untuk memikirkan cara terbaik untuk melindungi wanita yang ia cintai.

...%%%%%%%%...

#Disisi lain,,,,

"Apakah dia kembali menemui wanita itu?" tanya Alastor.

"Dia bahkan tidak keluar dari cafe itu setelah beberapa jam,"

"Mungkin dia tidur di sana alih-alih kembali ke rumahnya sendiri," jawab Das setelah menurunkan ponsel dari telinganya.

"Dia ingin bermain, maka aku juga akan bermain dengannya," sahut Alastor sembari menghisap cerutu di tangannya.

"Kita biarkan dia sampai dia lengah,"

"Dan dekati wanita itu, sedikit menghancurkan hatinya mungkin akan menyenangkan," lanjutnya.

"Mereka masih belum menjalin hubungan, tuan," sambut Das.

"Maka kita hanya perlu menunggu sampai mereka menjalin hubungan,"

"Tak masalah itu akan memakan waktu berapa lama,"

"Wanita itu bisa kita jadikan sebagai umpan terbaik agar Bernardo bertindak sesuai dengan keinginan kita," ucap Alastor.

"Baik," sambut Das.

"Ah,,, aku ingat Bernardo juga memiliki teman yang cukup dekat dengannya, kita juga bisa gunakan dia sebagai sumber informasi,"

"Minta padanya untuk mendekati wanita itu dan masuk ke dalam hubungan mereka berdua,"

"Dia pernah menyebut namanya dengan sebutan,,,"

"Theo,,,"

...%%%%%%%%...

"Uhmm,,,,"

Suara erangan halus di pagi hari keluar dari mulut Cyrene saat ia mulai mengerjapkan kedua matanya. Detik berikutnya ia segera bangun dari berbaringnya dan tertegun saat menyadari dirinya telah berpindah dari sofa.

"Kenapa aku bisa ada di sini? Bukankah tadi malam aku tidur di sofa?" gumamnya pelan.

Pandangannya berpindah ke arah sofa dan tidak menemukan siapa pun. Namun suara gaduh tiba-tiba terdengar dari luar kamar yang membuat Cyrene bergegas turun dari tempat tidur untuk melihat apa yang sedang terjadi.

"Kamu siapa?"

"Bagaimana kamu bisa masuk?"

'BRAKK,,,,,!'

Suara pukulan keras terdengar setelah suara wanita bertanya kepada seseorang dengan suara keras. Cyrene mempercepat langkahnya saat mengenali suara itu dan membuka pintu.

Rahang Cyrene segera turun saat melihat Emma tengah memegang sapu dengan mengacungkan kayunya pada Bernardo.

Beberapa kali Emma melayangkan pukulan sapunya namun berhasil di hindari dengan begitu mudah oleh Bernardo.

Bernardo bahkan tidak melawan sama sekali dan hanya menghindari tiap pukulan yang datang. Hal itu membuat Emma kian geram sembari berkacak pinggang.

"Keluar dari cafe ini!" sentaknya.

"Awas saja jika terjadi sesuatu pada kak Ren," ucap Emma kesal.

"Tunggu dulu! Aku bisa jelaskan," ucap Bernardo dengan kedua tangan terangkat.

"Dia sendiri yang memintaku untuk masuk," imbuhnya.

"Kau pasti mengancamnya bukan?" sambut Emma kembali mengayunkan sapu di tangannya.

"Mana mungkin!" sanggah Bernardo kembali menghindar hingga pukulan Emma mendarat di meja cafe dan menghasilkan suara keras.

"Ya tuhan,,, Emma, hentikan!" seru Cyrene menghampiri mereka berdua.

Bernardo mulai tersudut saat ia justru terjebak di antara meja dan etalase kue, hingga tidak satupun dari mereka mendengar seruan Cyrene.

'Jika aku menghindar lagi, sepertinya bisa memecahkan etalase ini,' batin Bernardo.

'Dan Ren baru saja menggantinya,' imbuhnya.

Bernardo sudah berniat untuk tidak menghindar lagi saat Emma kembali mengayunkan gagang sapu di tangannya ketika tiba-tiba Cyrene berdiri di depan Bernardo hingga membuat pukulan gagang sapu di tangannya mendarat tepat di kepala Cyrene.

"Aakh,,,,,!"

"Kakak,,,," desis Emma segera menjatuhkan sapunya.

"Ren,,," desis Bernardo segera menopang tubuh Cyrene saat tubuhnya terhuyung ke belakang.

"Ish,,, apa yang kau lakukan Emma?" tanya Cyrene sembari menutupi kepalanya yang baru saja terkena pukulan.

"M-Maaf kak,,,,"

"A-Aku,,, hanya,,, Aku datang pagi-pagi,,, tapi,,,, dia menyusup ke cafe,,, padahal cafenya masih terkunci, dan hanya aku dan Gavin yang memiliki kunci cadangannya,,, jadi aku,,,," Emma berkata dengan nada panik.

"Aku yang memintanya untuk masuk," ucap Cyrene sembari menggelengkan kepalanya yang terasa berdenyut.

"J-Jadi,,, kakak kenal dia?" tanya Emma menunjuk Bernardo dengan telunjuknya.

"Bicaranya nanti saja!" tukas Bernardo.

"Obati dulu lukamu," imbuhnya sembari membantu Cyrene berdiri.

"Aku minta maaf kak," sesal Emma.

"Untungnya bukan hari ini pembukaan cafenya," sahut Cyrene meringis.

"Duduklah, aku ambilkan kompresnya," sela Bernardo.

Bernardo membimbing Cyrene duduk di kursi yang ia siapkan dan melenggang pergi ke dapur. Hal itu membuat Emma mengarahkan pandangannya pada Cyrene, memberikan tatapan bertanya padanya.

Namun, sebelum ia sempat bertanya, pintu cafe terbuka di ikuti sosok Gavin yang melangkah masuk dan segera melebarkan kedua matanya setelah melihat keadaan cafe.

"Apakah cafe kita di rusak lagi?" ucap Gavin segera menghampiri Cyrene.

"Kakak terluka? Bagaimna bisa? Siapa yang melakukanya?" cecar Gavin kesal saat melihat Cyrene memegangi kepalanya sambil meringis.

"Uuh,,, Uhm,, itu,,, aku,,, yang melakukannya," jawab Emma mengangkat satu tangannya, lalu kembali tertunduk.

"Aku,,, tidak sengaja,,," sesalnya.

"Kau,,,," geram Gavin seolah hendak mencekik Emma.

"Hei, cukup! Jangan bertengkar!" lerai Cyrene.

Bernardo kembali muncul dengan wadah berisi air dan handuk kecil di satu tangannya, serta obat di tangan lainnya.

"Ehh,,, kapan kak Bernardo datang?" tanya Gavin.

"Tadi malam," jawab Bernardo singkat.

Bernardo meletakkan wadah beserta obat oles yang ada di tangannya ke meja, mengabaikan tatapan bertanya yang di berikan Gavin padanya. Tangannya segera mencelupkan handuk kecil ke air dingin dan mengompres kepala Cyrene dengan lembut seolah sudah terbiasa melakukan hal itu.

"Tahan sebentar," ucap Bernardo sebelum mengompres.

"Ukh,,," rintih Cyrene menundukkan kepalanya saat merasakan nyeri.

"Tahan sebentar saja, ini akan segera membaik setelah di kompres," ucap Bernardo lembut.

"Ini juga bisa menghindari bengkak," imbuhnya.

Cyrene hanya bisa mengangguk pelan sembari meringis saat jari tangan Bernardo mengoleskan obat oles di kepalanya.

"Apakah masih terasa sakit?" tanya Bernardo setelah selesai, wajahnya menunjukan rasa khawatir.

"Sudah terasa lebih baik," sambut Cyrene tersenyum.

"Terima kasih," imbuhnya.

"Tapi, ini membuatku penasaran akan satu hal," lanjutnya sembari menatap Bernardo yang menjulang tinggi di depannya.

"Apa itu?" sambut Bernardo seraya berlutut di depan Cyrene untuk menyamakan tinggi mereka.

"Ehhh,,,, kenapa kamu harus berlutut di lantai? Duduk di kursi saja," ucap Cyrene seraya menarik satu kursi lain yang ada di dekatnya.

"Tidak perlu!" jawab Bernardo.

"Setidaknya, dengan cara ini kamu tidak perlu mendongak untuk berbicara denganku," imbuhnya.

"Apakah itu olokan yang kau rubah menjadi sanjungan? Atau apa?" sahut Cyrene menyipitkan matanya.

"Oh,,, apakah aku terlalu jelas dalam mengatakannya?" sambut Bernardo terkekeh.

"Apa-apaan," sambut Cyrene mendorong main-main bahu Bernardo, lalu tertawa pelan.

"Jadi, katakan apa yang ingin kamu katakan tadi," ucap Bernardo.

"Kamu begitu terampil merawat luka, seolah kamu sudah terbiasa melakukannya," jawab Cyrene.

"Anggaplah itu sebagai naluri, bukankan kamu sendiri juga melakukanya?" sambut Bernardo sembari menunjuk dirinya sendiri di sertai menaikan bahunya.

"Uhm,,, itu,,,," Cyrene mengosok tengkuknya setelah ingat dirinya juga mengobati luka Bernardo.

"Jadi, kakak sungguh mengenalnya? Apakah dia kenalan kakak?" sela Emma.

"Bukankah seharusnya kamu mengenalnya, Emma?" sambut Cyrene.

"Aaa,,,?" Emma mengerjap bingung dan segera mengarahkan pandangannya pada Bernardo.

"Tunggu sebentar,,, tadi kamu memanggilnya apa, Gavin?" tanya Emma.

"Kak Bernardo," jawab Gavin.

"...."

"...."

"EEHHH,,,,,???"

. . . .

. . . .

To be continued....

Terpopuler

Comments

Rona Risa

Rona Risa

lah baru nyadar? 😅🤣

2024-04-09

1

Rona Risa

Rona Risa

jelas sangat biasa, hidupnya sama mafia 🥲

2024-04-09

1

Rona Risa

Rona Risa

waduuuh sakit tuh 😅

2024-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 1. Camp
2 2.Peduli
3 3.Pertemuan
4 4.Rasa Takut
5 5. Datang ke Cafe
6 6. Bahaya!
7 7. Di Ganggu.
8 8. Tiba-tiba
9 9. Pindah,,,?!?
10 10. Masa kini
11 11. Hadiah
12 12. Kejadian
13 13. Melihatnya
14 14. Sikap abai
15 15. Misi Ringan
16 16. Sepakat (Masa lalu 1)
17 17. Rasa Khawatir (Masa lalu 2)
18 18. Keributan pagi hari (Masa lalu 3)
19 19. Pertama kali berkumpul (Masa lalu 4)
20 20. Mengenal lebih dekat (Masa lalu 5)
21 21. Kemunculan Das (Masa lalu 6)
22 22. Khawatir (Masa lalu 7)
23 23. Cemburu (Masa lalu 8)
24 24.Perasaan yang berubah (Masa lalu 9)
25 25. Menjebak (Masa lalu 10)
26 26. Hampir (Masa lalu 11)
27 27. Aku Mencintaimu (Masa lalu 12)
28 28. Tidak Mengingat (Masa lalu 13)
29 29. Terjalin (Masa lalu 14)
30 30. Kencan sesungguhnya. (Masa lalu 15)
31 31. Rencana (Masa lalu 16)
32 32. Cincin (Masa lalu 17)
33 33. Lamaran (Masa lalu 18)
34 34. (Masa lalu 19)
35 35. (Masa lalu 20)
36 36 (Masa lalu 21)
37 37. ( Masa lalu 22)
38 38. (Masa lalu 23)
39 39. (Masa lalu 24)
40 40. (Masa lalu 25)
41 41. (Masa lalu 26)
42 42. (Masa lalu 27)
43 43. (Masa Lalu 28)
44 44. (Masa Lalu 29)
45 45. (Masa Lalu 30 )
46 46. ( Masa Lalu 31 )
47 47. ( Masa Lalu 32 )
48 48. ( Masa Lalu 33 )
49 49. ( Masa Lalu 34 )
50 50. ( Masa Lalu 35 )
51 51. ( Masa Lalu 36 )
52 52. ( Masa Lalu 37 )
53 53. ( Masa Lalu 38 )
54 54. ( Masa Lalu 39 )
55 55. ( Masa Lalu 40 )
56 56. ( Masa Lalu 41)
57 57. ( Masa Lalu 42 )
58 58. ( Masa Lalu 43 )
59 59. ( Masa Lalu 44 )
60 60. ( Masa Lalu 45 )
61 61. ( Masa Lalu 46 )
62 62. ( Masa Lalu 47 )
63 63. ( Masa Lalu 48 )
64 64. ( Masa Lalu 49 end )
65 65. Masa Kini1 SB
66 66. Masa Kini2 SB
67 67. Masa Kini3 SB
68 68. Masa Kini4 SB
69 69. Masa Kini5 SB
70 70. Masa Kini6 SB
71 71. Masa Kini7 SB
72 72. Masa Kini8 SB
73 73. Masa Kini9 SB
74 74. Masa Kini10 SB
75 75. Masa Kini11 SB
76 76. Masa Kini12 SB
77 77. Masa Kini13 SB
78 78. Masa Kini14 SB
79 79. Masa Kini15 SB
80 80. Masa Kini16 SB
81 81. Masa Kini17 SB
82 82. Masa Kini18 SB
83 83. Masa Kini19 SB
84 84. Masa Kini20 SB
85 85. Masa Kini21 SB
86 86. Masa Kini22 SB
87 87. Masa Kini23 SB
88 88. Masa Kini24 SB
89 89. Masa Kini25 SB
90 90. Masa Kini26 SB
91 91. Masa Kini27 SB
92 92. Masa Kini28 SB
93 93. Masa Kini29 SB
94 94. Masa Kini30 SB
95 95. Masa Kini31 SB
96 96. Masa Kini32 SB
97 97. Masa Kini33 SB
98 98. Masa Kini34 SB.
99 99. Masa Kini35 SB
100 100. Masa Kini36 SB
101 101. Masa Kini37 SB.
102 102. Masa Kini38 SB
103 103. Masa Kini39 SB
104 104. Masa Kini40 SB
105 105. Masa Kini41 SB
106 106. Masa Kini42 SB
107 107. Masa Kini43 SB
108 108. Masa Kini44 SB
109 109. Masa Kini45 SB
110 110. Masa Kini46 SB
111 111. Masa Kini47 SB
112 112. Masa Kini48 SB
113 113. Masa Kini49 SB
114 114. Masa Kini50 SB
115 115. Masa Kini51 SB
116 116. Masa Kini52 SB
117 117. Masa Kini53 SB
118 118. Masa Kini54 SB
119 119. Masa Kini55 SB
120 120. Masa Kini56 SB
121 121. Masa Kini57 SB
122 122. Masa Kini58 SB
123 123. Masa Kini59 SB
124 124. Masa Kini60 SB
125 125 Masa Kini61 SB.
126 126. Masa Kini62 SB
127 127. Masa Kini63 SB
128 128. Masa Kini64 SB
129 129. Masa Kini65 SB
130 130. Masa Kini66 SB
131 131. Masa Kini67 SB
132 132. Masa Kini68 SB
133 133. Masa Kini69 SB
134 134. Masa Kini70 SB
135 135. Masa Kini71 SB
136 136. Masa Kini72 SB
137 137. Masa Kini73 SB
138 138. Masa Kini74 SB
139 139. Masa Kini75 SB
140 140. Masa Kini76 SB
141 141. Masa Kini78 SB
142 Karya baru
Episodes

Updated 142 Episodes

1
1. Camp
2
2.Peduli
3
3.Pertemuan
4
4.Rasa Takut
5
5. Datang ke Cafe
6
6. Bahaya!
7
7. Di Ganggu.
8
8. Tiba-tiba
9
9. Pindah,,,?!?
10
10. Masa kini
11
11. Hadiah
12
12. Kejadian
13
13. Melihatnya
14
14. Sikap abai
15
15. Misi Ringan
16
16. Sepakat (Masa lalu 1)
17
17. Rasa Khawatir (Masa lalu 2)
18
18. Keributan pagi hari (Masa lalu 3)
19
19. Pertama kali berkumpul (Masa lalu 4)
20
20. Mengenal lebih dekat (Masa lalu 5)
21
21. Kemunculan Das (Masa lalu 6)
22
22. Khawatir (Masa lalu 7)
23
23. Cemburu (Masa lalu 8)
24
24.Perasaan yang berubah (Masa lalu 9)
25
25. Menjebak (Masa lalu 10)
26
26. Hampir (Masa lalu 11)
27
27. Aku Mencintaimu (Masa lalu 12)
28
28. Tidak Mengingat (Masa lalu 13)
29
29. Terjalin (Masa lalu 14)
30
30. Kencan sesungguhnya. (Masa lalu 15)
31
31. Rencana (Masa lalu 16)
32
32. Cincin (Masa lalu 17)
33
33. Lamaran (Masa lalu 18)
34
34. (Masa lalu 19)
35
35. (Masa lalu 20)
36
36 (Masa lalu 21)
37
37. ( Masa lalu 22)
38
38. (Masa lalu 23)
39
39. (Masa lalu 24)
40
40. (Masa lalu 25)
41
41. (Masa lalu 26)
42
42. (Masa lalu 27)
43
43. (Masa Lalu 28)
44
44. (Masa Lalu 29)
45
45. (Masa Lalu 30 )
46
46. ( Masa Lalu 31 )
47
47. ( Masa Lalu 32 )
48
48. ( Masa Lalu 33 )
49
49. ( Masa Lalu 34 )
50
50. ( Masa Lalu 35 )
51
51. ( Masa Lalu 36 )
52
52. ( Masa Lalu 37 )
53
53. ( Masa Lalu 38 )
54
54. ( Masa Lalu 39 )
55
55. ( Masa Lalu 40 )
56
56. ( Masa Lalu 41)
57
57. ( Masa Lalu 42 )
58
58. ( Masa Lalu 43 )
59
59. ( Masa Lalu 44 )
60
60. ( Masa Lalu 45 )
61
61. ( Masa Lalu 46 )
62
62. ( Masa Lalu 47 )
63
63. ( Masa Lalu 48 )
64
64. ( Masa Lalu 49 end )
65
65. Masa Kini1 SB
66
66. Masa Kini2 SB
67
67. Masa Kini3 SB
68
68. Masa Kini4 SB
69
69. Masa Kini5 SB
70
70. Masa Kini6 SB
71
71. Masa Kini7 SB
72
72. Masa Kini8 SB
73
73. Masa Kini9 SB
74
74. Masa Kini10 SB
75
75. Masa Kini11 SB
76
76. Masa Kini12 SB
77
77. Masa Kini13 SB
78
78. Masa Kini14 SB
79
79. Masa Kini15 SB
80
80. Masa Kini16 SB
81
81. Masa Kini17 SB
82
82. Masa Kini18 SB
83
83. Masa Kini19 SB
84
84. Masa Kini20 SB
85
85. Masa Kini21 SB
86
86. Masa Kini22 SB
87
87. Masa Kini23 SB
88
88. Masa Kini24 SB
89
89. Masa Kini25 SB
90
90. Masa Kini26 SB
91
91. Masa Kini27 SB
92
92. Masa Kini28 SB
93
93. Masa Kini29 SB
94
94. Masa Kini30 SB
95
95. Masa Kini31 SB
96
96. Masa Kini32 SB
97
97. Masa Kini33 SB
98
98. Masa Kini34 SB.
99
99. Masa Kini35 SB
100
100. Masa Kini36 SB
101
101. Masa Kini37 SB.
102
102. Masa Kini38 SB
103
103. Masa Kini39 SB
104
104. Masa Kini40 SB
105
105. Masa Kini41 SB
106
106. Masa Kini42 SB
107
107. Masa Kini43 SB
108
108. Masa Kini44 SB
109
109. Masa Kini45 SB
110
110. Masa Kini46 SB
111
111. Masa Kini47 SB
112
112. Masa Kini48 SB
113
113. Masa Kini49 SB
114
114. Masa Kini50 SB
115
115. Masa Kini51 SB
116
116. Masa Kini52 SB
117
117. Masa Kini53 SB
118
118. Masa Kini54 SB
119
119. Masa Kini55 SB
120
120. Masa Kini56 SB
121
121. Masa Kini57 SB
122
122. Masa Kini58 SB
123
123. Masa Kini59 SB
124
124. Masa Kini60 SB
125
125 Masa Kini61 SB.
126
126. Masa Kini62 SB
127
127. Masa Kini63 SB
128
128. Masa Kini64 SB
129
129. Masa Kini65 SB
130
130. Masa Kini66 SB
131
131. Masa Kini67 SB
132
132. Masa Kini68 SB
133
133. Masa Kini69 SB
134
134. Masa Kini70 SB
135
135. Masa Kini71 SB
136
136. Masa Kini72 SB
137
137. Masa Kini73 SB
138
138. Masa Kini74 SB
139
139. Masa Kini75 SB
140
140. Masa Kini76 SB
141
141. Masa Kini78 SB
142
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!