Nirmala, Balada Cinta Sang Biduan
" Maafkan uda, uda tak sanggup membantah bundo untuk menikahi Zainab, putri kepala desa sebelah!" ucap Hanif menundukkan kepala. Tak sanggup membalas tatapan tajam Nirmala.
" Kenapa berbohong kalau ternyata uda sudah dijodohkan sejak lama?" tanya Nirmala kesal. Dia tidak masalah kalau memang Hanif pada akhirnya memutuskan hubungan mereka karena sedari awal Nirmala sadar status sosial mereka berbeda. Hanif berasal dari keluarga terpandang sementara Nirmala hanyalah seorang biduan yang bibit, bebet, bobotnya akan selalu di pertanyakan.
Jelas dia akan menolak Hanif jika tau yang sebenarnya, pantas saja Hanif meminta agar hubungan mereka berjalan secara sembunyi-sembunyi dengan dalih tidak elok dipandang. Secara Hanif adalah seorang mantri di kampung tersebut.
Nirmala menerima Hanif sebagai kekasih karena merasa pria itu berbeda. Dengan bijaknya Hanif mampu meyakinkan kalau dia tidak sama dengan kebanyakan pria dikampung ini. Dia tulus mencintai Nirmala dan akan berjuang menjadikannya istri. Tak peduli apapun rintangan yang menghadang. Nirmala termakan mulut manis Hanif. Nyatanya Hanif sama saja dengan yang lain. Prinsip yang selalu diagungkan selama ini cuma omong kosong.
Hanif sudah tau dia telah dijodohkan tapi karena jatuh hati pada kecantikan Nirmala, dia tetap nekat menyatakan perasaan pada gadis itu. Pikirnya perjodohan dengan Zainab tidak akan berlangsung dalam waktu dekat, sementara itu dia bisa memikirkan cara untuk membuat keluarganya menerima Nirmala. Sayang semua tidak berjalan sesuai rencana.
" Uda tidak berbohong Mala, uda juga baru tau dari ayah kalau keluarga Zainab akan datang untuk menentukan hari pernikahan kami, bahkan Uda saja baru melihat wajah Zainab difoto, kami belum pernah ketemu!" sanggah Hanif bersikeras.
" Lantas uda menerima perjodohan ini? bukankah uda bilang pemikiran uda lebih moderat dan memiliki prinsip sendiri tidak mau diatur terutama soal jodoh!" Nirmala mengingatkan Hanif.
Hanif tidak menampik, kenyataan dia memang tidak bisa membuktikan ucapannya. Menentang kehendak bundo seperti menentang matahari. Kendati zaman sudah berganti tapi perjodohan dikampung ini masih mendarah daging. Anak-anak tak diberi kesempatan untuk menentukan pilihan. Terlebih Bundo memegang peranan tertinggi dirumahnya. Apapun yang Bundo katakan itulah yang terjadi.
Diamnya Hanif sudah memberikan penjelasan pada Nirmala bahwa yang dikatakan pria itu selama ini hanya sekedar kata-kata tanpa makna dan bodohnya Nirmala percaya.
" Baiklah, mungkin memang kita tidak ditakdirkan untuk berjodoh. Terima kasih untuk enam bulan kebersamaan kita, uda sudah banyak membantu Nirmala. Maaf kalau Mala banyak salah, relakan yang termakan biar tidak menjadi hutang!" lanjut Nirmala mengakhiri pembicaraan mereka. Berlalu dari sana dengan segenap kesedihan yang menggelayut. Bagaimanapun Hanif pernah mengisi ruang hatinya.
Hanif menatap kepergian Nirmala dengan nelangsa. Angan-angannya untuk menjadikan Nirmala istri musnah sudah. Dari segi fisik , Zainab gadis yang akan dia nikahi masih kalah jauh dari Nirmala. Kelebihan Zainab adalah pendidikannya, dia tamatan universitas luar negeri dan kata bundo, sebentar lagi Zainab akan diangkat menjadi guru tetap disebuah sekolah negeri dikampungnya.
" Maafkan uda Mala, maafkan uda!" batin Hanif gelisah seiring menghilangnya Nirmala dari pandangan.
Nirmala melajukan motor butut-nya perlahan, hatinya masih gundah mengingat nasib badan. Berbeda dengan Zainab calon istri Hanif, Nirmala hanya tamatan Sekolah Menengah Atas. Tapi meskipun begitu Nirmala adalah gadis cerdas dengan segudang prestasi, selain memiliki suara yang indah , gadis itu juga ahli bela diri dan nilai-nilai akademisnya selalu unggul. Sayang sekali kondisi ekonomi tidak menunjang potensi gadis itu.
Sejak kecil Nirmala hanya diasuh oleh sang ibu, bukan ibu sebenarnya karena Nirmala hanyalah anak angkat.
Entah bagaimana ceritanya yang pasti kehidupan Nirmala sejak kecil cukup memprihatinkan. Namun keadaan tidak menyurutkan gadis itu, Nirmala tetap semangat menempuh pendidikan dengan keterbatasan.
Mengandalkan beasiswa dia berhasil menamatkan sekolah ketika hendak melanjutkan jenjang perguruan Nirmala memilih mundur. Mungkin untuk kuliah dia bisa bergantung pada beasiswa lalu bagaimana dengan biaya hidup dia dan ibunya. Dia tidak akan bisa membagi waktu untuk kuliah dan bekerja karena di kota mereka tidak ada yang mau menerima pekerja paruh waktu seperti di daerah lain.
Ibunya sudah sakit-sakitan dan Nirmala tidak punya pilihan selain mengalah pada keadaan. Nirmala menerima tawaran untuk menjadi penyanyi orkes dangdut keliling. Sebuah profesi yang dipandang sebelah mata. Paradigma negatif yang melekat dalam profesi tersebut tidak menyurutkan Nirmala. Baginya yang terpenting sekarang adalah bertahan hidup. Ibunya membutuhkan banyak uang untuk berobat. Selain sebagai penyanyi, Nirmala juga mengajar silat disekolah dengan honor yang tidak seberapa tapi lumayan sebagai uang tambahan.
Pernah terbersit dalam benak Nirmala untuk merantau demi memperbaiki taraf kehidupan mereka. Beberapa temannya yang sudah lebih dulu berangkat telah memiliki pekerjaan tetap, meskipun gaji mereka tidak terlalu besar tapi lebih dari apa yang mereka dapatkan dikampung.
Seperti Aini, sahabat dekatnya. Waktu lebaran dia pulang kampung. Nirmala takjub dengan perubahan Aini, gadis yang dulunya tak kenal dandan sekarang berpenampilan modis ala gadis kota. Belum lagi oleh- oleh yang dia bawa, sudah cukup membuktikan kalau Aini sekarang banyak uang. Aini sempat mengajaknya ke ibukota, berjanji akan membantu Nirmala mencari pekerjaan. Tapi ibu melarangnya dengan alasan yang sama.
" Ibu sudah tua, kau tega meninggalkan ibumu seorang diri nak?" tanya paruh baya bernama Rabiah itu sendu.
Nirmala menggeleng," Mala akan membawa ibu kemanapun Mala pergi, yang penting ibu mau ikut, itu saja!" bujuk Nirmala kala itu.
" Dimana kita akan tinggal, mencari pekerjaan tidak segampang itu nak!"
" Aini bersedia menampung kita sementara waktu, tabungan Mala lumayan cukup untuk beberapa bulan kedepan, Mala yakin akan cepat mendapatkan pekerjaan, kalau belum ada, Mala akan ngamen sementara waktu, yang penting kita ikhtiar dulu bu, tak ada yang tau nasib kita kedepan!" ujar Nirmala optimis.
Sayang ibunya tidak tertarik sama sekali, bersikukuh untuk tetap hidup dikampung meski seadanya.Dalam hati Rabiah menyembunyikan sesuatu. Jakarta bukan lah tempat terbaik untuk Nirmala karena di sana banyak cerita pahit yang tidak Nirmala ketahui.
Langit senja yang berubah jingga mengharuskan Nirmala untuk pulang, tak ingin membuat ibunya khawatir, gadis itu berputar balik pulang. Sesampainya di rumah dia dikejutkan dengan kehadiran orang-orang, Nirmala panik, firasat buruk melanda pikirannya. Tanpa berpikir panjang Nirmala memarkir motornya serampangan dan berlari kedalam dengan perasaan tak karuan.
Nirmala tercenung mendapati sosok berselimutkan kain panjang terbujur kaku diruang tengah, disampingnya Amai Ina menangis sesenggukan , menyadari kedatangan Nirmala Amai Ina memeluk gadis itu.
" Ibu.." suara Nirmala tercekat di tenggorokan, dunianya runtuh seketika begitu membuka selendang putih yang menutupi wajah orang yang dikasihinya.
Gadis itu tidak percaya. Semua kejadian terasa begitu cepat. Sebelum Nirmala pergi tadi keadaan ibu Rabiah baik-baik saja.
" Kak Bia jatuh saat menyapu halaman, dia sudah berpulang saat hendak dibawa puskesmas, Amai dari tadi menghubungi hape mu tapi nomormu tidak aktif!" jelas Amai Ina terbata bata.
Nirmala terduduk lemas, mendadak dia merasa sesak airmatanya luruh tanpa mampu dia tahan, satu-satunya orang yang dia miliki di dunia ini pergi untuk selamanya tanpa sempat mengatakan apapun termasuk kebenaran tentang siapa Nirmala.
" Ibuuuuuuuuuuu!!"
***
Uda: Abang/kakak/ panggilan untuk laki-laki didaerah Minang
Amai : Tante /bibi /panggilan untuk perempuan didaerah Minang.
Moderat : rasional, lebih terbuka
paradigma : cara pandang
Hallo readers tersayang, bantu dukung karya terbaru aku ya, subscribe , vote dan komen setiap babny, usahakan jangan menumpuk bab ya 🥰
Note ; Cerita ini fiktif dan tidak menggambarkan keadaan apapun dan situasi sebenarnya hanya karangan demi kepentingan penulisan saja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Rahmawati
nirmala dalam satu hari harus kehilangan pacar dan ibunya
2024-10-19
0
Chelsea Aulia
baru baca sudah bagus ,,, menggambarkan apa yg ada di dunia nyata meski tidak semua orang memandang bibit bebet dan bobot ,,, tpi kebanyakan seperti itu 👍👍👍👍 ,, semangat 💪💪💪
2024-07-06
0
Nurhartiningsih
awal cerita menggambarkan kehidupan yg sesungguhnya.
2024-04-30
3