12. Dilema

Nirmala reflek menutupi wajahnya dengan selimut tatkala sinar mentari menyilaukan memasuki ruangan kamar. Seseorang menyibakkan gorden yang sengaja dia tutup meski sudah bangun sedari subuh. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Aini.

" Udah terima aja, kapan lagi punya pacar polisi, kaya lagi! "ucap Aini duduk dipinggir ranjang sambil menarik selimut yang menutupi wajah Nirmala.

" Aku masih ngantuk Ai, jangan ganggu dulu boleh gak? " decak Nirmala kesal. Seharusnya dia tetap mengunci pintu kamar tadi.

" Aku heran sama dirimu La, dimana-mana kalau ditembak cowok tajir dan tampan itu senang, lah ini malah uring-uringan! "

"Siapa yang uring-uringan, aku lagi gak enak badan Ai, kau terlalu berlebihan! "

Aini mencebikkan bibir tak percaya.

" Ya kalau gak enak badan minum obat biar sembuh bukan rebahan, udah tiga hari loh ini. Kasian Abud kelamaan libur ngamen, tadi pagi aku lihat dia ngasong! " lanjut Aini.

Ada perasaan bersalah menyentuh relung Nirmala. Bocah malang itu dipaksa dewasa oleh keadaan. Pekerjaan sang ayah yang serabutan membuat dia terpaksa ikut banting tulang demi memenuhi kebutuhan hidup. Berperan sebagai asisten Nirmala saat menyanyi membuat kehidupan Abud sedikit lebih baik. Sayangnya Nirmala tidak ingin hidupnya berjalan di tempat. Masih banyak cita-citanya yang belum dia raih, salah satunya adalah kuliah. Berharap setelah mendapat pekerjaan yang lebih layak nantinya dia akan menata ulang rencana kedepan.

Hal itu sudah dia katakan pada Abud dan juga Mpok Atik sedari awal. Mereka tidak masalah kalaupun sewaktu-waktu nanti Nirmala tidak lagi mengamen. Nirmala tentu tidak lepas tangan begitu saja. Kendati dia tidak punya tanggung jawab apapun pada Abud, dia tetap memikirkan apa yang bisa dia lakukan untuk membantu, Nirmala diam- diam menyisihkan sedikit rezekinya kedalam sebuah toples untuk ditabung buat modal Mpok Atik jualan ketoprak di gang depan kost-an mereka seperti omongannya setiap kali bertandang ke kamar Nirmala.

Penyataan cinta Adam beberapa waktu lalu menyeret Nirmala pada pusaran rasa tak biasa dimana dia menjadi malas untuk beraktifitas. Dilema mempengaruhi mood gadis itu. Entah bagaimana menjelaskan yang pasti dia tidak menolak Adam secara lugas, tapi tidak juga menerima.

" Saya masih menunggu jawaban kamu la, saya tidak pernah bercanda soal perasaan, selagi kamu belum memberi jawaban jangan salahkan saya terus mendesak! " ucap Adam begitu dirinya turun dari mobil.

" Kita berteman saja dulu pak, seperti yang bapak bilang kemaren, ingin berteman kan? "

Adam menggeleng.

" Saya berubah pikiran, saya gak mau berteman maunya langsung jadian biar saya punya alasan untuk peluk cium kamu, kalau perlu nikah langsung biar gak ada batasan diantara kita sayang! " pria itu menaikturunkan alisnya membuat Nirmala meremang. Sebaik apapun lelaki tetap aja dalam otak mereka memikirkan hal-hal mesum.

Nirmala tidak mengerti dengan dirinya sendiri, pada Satria dan juga pria yang pernah menyatakan perasaan padanya, gadis itu tanpa ragu memberi penolakan, tapi pada Adam lidahnya mendadak kelu. Penyebab nya tidak tau pasti. Dibilang dia juga jatuh cinta agaknya masih jauh. Tapi kalau nyaman, Nirmala akui tiga jam duduk bersama dalam mobil membuat pesona pria itu begitu kentara. Terlebih tatapan teduh yang membuat Nirmala salah tingkah.

" Saranku lebih baik kau ambil keputusan, yes or no biar kedepan sama-sama enak. Bagaimanapun Adam itu sahabatnya Satria, cowok yang pernah naksir dirimu juga! ".

Nirmala menghela napas, bukan membantu nya mencarikan solusi, Aini malah menambah beban pikiran.

Nirmala memang menceritakan semua detail pertemuannya dengan Adam dan juga soal Satria. Jadi wajar kalau Aini memberi tanggapan sesuai dengan kapasitasnya sebagai pendengar.

" Sebelum hubungan kalian makin dekat , aku liat dia beneran serius sama kau La! " Lanjut Aini.

Nirmala men-delikkan mata, " jangan sotoy Ai, kau bahkan belum pernah ketemu Adam! "

Gak perlu bertemu untuk menyadari betapa beruntungnya Nirmala. Ditaksir sama seorang pria tampan, kapolsek muda dan pastinya tajir. Tak ingin penasaran, Aini langsung berselancar di media sosial. Tak sulit untuk menemukan sosok dengan akun centang biru yang pastinya tidak dikunci. Terlebih Adam terbilang rajin berbagi cerita kehidupannya di medsos. Bahkan Adam baru-baru ini memasukkan foto candid Nirmala dengan caption love merah hingga diserbu ratusan komen yang menanyakan siapa gadis beruntung yang mendapatkan hati seorang Adam. Nirmala sampai terperangah. Adam senekad itu. Apa jadinya kalau dia menolak.

" Bukannya sotoy la, chat-nya dia semanis ini, ditengah kesibukan dia masih sempat-sempatnya kasih perhatian kecil, pantes aja kau malas-malasan, udah ada yang kasih makan rupanya! " ledek Aini tertawa sambil menunjukan hape Nirmala yang ada ditangannya.

Nirmala sontak bangkit dari tidur dan merebut benda pipih miliknya dari tangan gadis itu.

" Jangan kepo Ai!"

" Aku gak kepo La, siapa suruh punya hape tapi gak dikunci! "

" Selama ini juga gak dikunci kali, kenapa baru sekarang kau hobi ngintip isi ponselku!"

" Kalau dulu gak ada yang penting, beda sama sekarang udah ada yayang soalnya. Buruan terima Adam, ntar kau kenalkan aku pada teman-temannya. Kali aja aku ketiban rezeki yang sama denganmu, Lama-lama aku bosan juga jadi orang miskin! "

Nirmala mencubit pinggang Aini gemas. Aini tidak bisa berkelit karena Nirmala paling jago soal cubit mencubit.

" Et dah nih bocah berdua malah gelutan, gak denger apa ada klaksonan motor dibawah dari tadi! "ucap Mpok Atik muncul di pintu sambil menenteng plastik makanan sebuah restoran terkenal.

" Bawa apaan lo mpok! " Tanya Aini.

" Nih ada kiriman makanan lagi buat Mala. Heran gua ni orang banyak bener duitnya tiap hari ngirimin elu makanan orang kaya, emang siapa La yang ngasih lu beginian dari kemaren! "

Siapa lagi pelakunya kalau bukan Adam, sejak momen katakan cinta, pria itu tidak lagi menampakkan batang hidungnya karena sedang tugas keluar kota. Dan sebagai ganti Nirmala menerima bingkisan berupa makanan.

" Mau tau atau mau tau banget? " Aini mengambil plastik tersebut dari tangan Mpok Atik. Kemudian mengeluarkan isinya dan menatanya dimeja kecil yang ada disana. Yang dikasih siapa yang sibuk siapa.

" Emang siapa sih, lu berdua pake rahasia-rahasiaan segala! "

" Mau difoto dulu gak La sebagai barang bukti sebelum dieksekusi! " ucap Aini mengabaikan ucapan Mpok Atik.

" Gak usah banyak tingkah, kalo mau makan, makan aja! " ucap Nirmala yang tengah fokus pada layar ponsel. Gadis itu tengah berbalas pesan dengan Adam. Nirmala sudah meminta Adam untuk tidak berlebihan. Nirmala dengan ketus mengatakan kalau dia punya uang untuk sekedar mengisi perut. Bukannya marah Adam malah mengatakan kalau dia tengah belajar menafkahi istri. Emang sebatu itu. Nirmala sampai pusing protes setiap saat.

" Lu gak jadi gadun-nya om-om bangkotan kan la? "

Aini terbahak keras mendengar pertanyaan polos Mpok Atik.

"Sumpah parah lu mpok, masa iya perkara dikirimin makanan doang lu mikirnya sejauh itu. Kalau Mala dikasih barang branded, dikasih uang gepokan, atau jalan-jalan keluar negeri baru tuh lu curiga dia jadi gadun! "

" Kali aja lagi pedekate ye gak, tapi La kalau emang hidup jadi gadun seenak itu, gua juga mau kali La, bosen gua melarat mulu! "

" Emang gak tau diri lu ye mpok, kemaren aja lu ngelarang Nirmala kerja ama gue, lu bilang gue temen lucknut, eh sekarang lu nyosor pengen jadi gadun, di cafe gue aja lu gak diterima apelagi gadun, yang bener ntu lu jadi istri ketiga juragan Madun aja, itupun kalau dia mau sama buntelan beras! "

Mpok Atik mendengkus, " Sekate-kate mulut lu Ai , gini-gini gue primadona dulu di bantar gebang, emang nasib aja kawin ame bapak nya Abud, gue terdampar disini, karma kali ye gue nolak pinangan bang jaka, si juragan galon! "

" Makanya mpok jangan menilai orang dari tampang, berumahtangga gak bisa modal ganteng doang, kalau lu nikah ame si jaka - jaka itu pasti lu udah ongkang-ongkang kaki sambil ngipasin duit, gue punye ide mpok gimana kalau lu datang ke bantar gebang, samperin Jaka bilang lu kasih diskon lima puluh persen, trus,, aau!!" Aini meringis memegang pahanya yang kena capitan Nirmala.

" Jangan dengerin dia mpok, apapun yang terjadi sekarang sudah menjadi suratan takdirnya mpok, kalau mpok menyesal artinya mpok juga menampik kehadiran Abud dan Rama dalam hidup mpok! " ucap Nirmala bijak.

" Astaghfirullah, gak gitu La, gue bersyukur banget punya anak seperti mereka, lu sih Ai gara-garanya! "

" Lah kok gue, kan lu yang mulai duluan! ". Keduanya berdebat tanpa ada yang mau mengalah. Nirmala sampai pusing mendengarnya. Gadis itupun keluar kamar untuk mencari udara segar, seketika ponselnya berdering.

***

Gadun: istilah lain untuk sugar daddy, pria hidung belang yang memiliki simpanan yang usianya jauh lebih muda bahkan ada yang masih belia

Happy Reading, jangan lupa vote, komen, like dan giftnya. 🥰

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

ahh..manis2 nya blm muncul. jek atos2an Nirmala kie.

2024-03-02

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!