Ucapan selamat mengalir dari para pejabat dan juga Perwira yang hadir pada acara pelantikan Pamen dan Pati di aula gedung Polri. Segenap keluarga dan tamu undangan yang hadir larut dalam riuh ramah tamah usai upacara selesai dilakukan.
" Komandan Adam, selamat bertugas ditempat yang baru!" ucap Wakapolri Wijaya Kresna menjabat erat tangan adik tingkatnya tersebut. Hari ini dia dipercaya untuk menggantikan Kapolri yang sedang bertugas ditempat lain bersama presiden.
Sosok tegap menjulang itu tersenyum hangat.
" Terima kasih pak, siap laksanakan!" ucapnya penuh semangat.
" Hei kau jangan terlalu senang, banyak kasus warisan yang masih menggantung di sana, tugasmu berat bro!" ujar Wijaya serius.
" Siap laksanakan pak, satu bulan kedepan akan saya tuntaskan!"
Wijaya mencebik, tapi dia tidak ragu akan kemampuan seorang Adam Bagaskara, karna prestasinya itulah dia berada di posisi sekarang.
" Aku tunggu janji mu Dam, oh iya satu hal lagi, Tante Nana ingin kau segera menikah, twenty seven is bad , aku saja diumur segitu udah brojol satu, kau pacar saja tidak punya, what's up bro!"
Adam menggelengkan kepala, bisa-bisanya sang mama mengompori Wijaya untuk mengingatkannya soal jodoh.
" Belum ketemu yang pas pak!"
" Halah gayamu Dam Dam, mau mencari seperti apa lagi? mulai dari model , artis , anak pejabat, tinggal gaet satu beres!" sambung Wijaya lagi. Hanya bersama Adam dia bisa sesantai itu .
Tak ada yang kurang dengan adik tingkatnya itu, postur proporsional, wajah tampan, kaya raya dari lahir. Berderet wanita cantik mengantri untuk mendapatkan perhatian Adam.Tapi Adam seolah tak bergeming.
" Menikah itu sekali seumur hidup pak, aku tidak mau salah langkah, semua akan indah pada waktunya!" ujar Adam berdiplomasi membuat sang komandan menyerah.
" Yo wis, nanti kalau udah ketemu aku adalah orang pertama yang kau beritahu, jadi penasaran seperti apa type idamanmu itu!" ujar Wijaya mengakhiri pembicaraan mereka.
Adam melanjutkan perbincangan dengan yang lain sebelum akhirnya melirik arloji mewah ditangan kiri. Kedua orangtuanya sudah pulang lebih awal, bersiap untuk acara syukuran makan siang bersama keluarga besar disalah satu restoran hotel berbintang. Sekalian merayakan anniversary pernikahan kakak tertuanya, Alika dan suaminya Bennu.
Dengan segera dia melajukan Jeep Rubicon hitam miliknya meninggalkan pelataran parkir, sebelum mama menelpon lagi sambil ngomel-ngomel karena membuat semua orang menunggu.
Adam bukan tidak disiplin terkadang bertemu dengan pejabat negara ataupun perwira lain mengharuskan dia untuk tinggal lebih lama, tidak mungkin dia cabut begitu saja , jatuhnya tidak sopan dan tidak menghargai lawan bicara terlebih di momen penting seperti sekarang.
Diantara perwira yang dilantik hanya dia sendiri yang didamping orangtua sementara yang lain didampingi anak dan istri mereka, sebuah perbedaan mencolok membuat dia menjadi sasaran bully-an anggota yang lain. Adam tidak keberatan karena memang begitu adanya.
Seperti yang dikatakan Wijaya, tak ada yang kurang dengan Adam, pria itu sempurna dengan segala pesona yang dia miliki. Tapi seorang Adam bukanlah tipikal pria yang suka bermain wanita. Baginya cinta adalah rasa yang tidak bisa dipermainkan, ibarat makan dimana lidah akan menerima rasa yang enak tapi menolak apa yang tidak disukai.
Adam memang sosok setia, mewarisi sifat sang ayah Pramana Agung yang sangat setia pada mamanya, Nana Diana. Sejak mereka pacaran hingga menikah dan punya anak, Pramana tidak pernah mengkhianati Nana sekalipun menyandang prediket pengusaha tajir, Pramana tak pernah jumawa. Kerendahan hatinya itulah yang menurun pada Adam.
" Waduh , pak kompol kita sudah datang! selamat bro atas jabatan baru, semoga semakin berjaya!" sambut Bennu merangkul Adam.
" Makasih mas!"
Alika turut memeluk sang adik.
" Kamu emang hebat dek, masih muda tapi sudah mengemban tanggung jawab besar!"
" Berkat doa mbak juga, happy anniversary untuk kalian berdua, semoga langgeng sampai kakek nenek!"
" Amiin" ucap Alika dan Bennu berbarengan.
Adam menyalami kerabatnya yang lain, semua orang mengucapkan hal yang sama kagum dengan pencapaian Adam membuat Nana sebagai ibu bangga akan prestasi putra bungsunya itu.
Adam bukanlah keturunan keluarga perwira, diantara keluarga besar hanya dua orang yang berprofesi sebagai abdi negara. Satu lagi adalah pamannya, adik lelaki Nana yang bertugas di pulau sebrang. Sementara dari pihak keluarga Pramana semuanya berprofesi sebagai pengusaha.
" Apalagi yang ditunggu nak Adam, selain karir jodoh juga perlu dikejar!" gurau papa mertua Alika.
Lagi-lagi perihal jodoh. Apakah dia setua itu hingga semua orang mengingatkan. Bosan juga jika mengulang pernyataan yang sama tapi kalau tidak di tanggapi takut dianggap tidak respect.
" Masih belum kelihatan hilalnya om!"
" Mau dibantuin gak terawang hilalnya, keponakan tante banyak tuh yang masih lajang!' sambung mama mertua Alika.
Dalam hati Adam ngedumel, orangtua sama anak sama saja, pria itu sekarang paham dari mana Bennu mewarisi sifat julid. Selalu penasaran dengan kehidupan pribadi orang lain.
" Wah beneran jeng, boleh dong dikenalin satu, siapa tau bisa ngikuti jejak Bennu jadi menantu mas Pramana!" tambah Tante Sofi yang tak lain adalah sahabat dekat sang ibu.
Adam merasa jengah, ingin sekali dia berlalu dari circle ini, bergabung dengan para sepupu yang tengah asyik bercengkrama dekat kolam renang akan lebih baik untuk kesehatan mentalnya.
" Dam di panggilin anak-anak tuh! mereka punya kejutan buat kamu!"ucap Alika mengerlingkan mata.
Adam menghela napas lega, sang kakak emang paling mengerti. Akhirnya dia bisa lepas dari para tetua. Walaupun nanti dia akan di bully seputar jodoh lagi oleh para sepupu yang sama rese- nya paling tidak dia bisa membalas karena lawannya sepantaran.
" Betah amat lo disana!" ucap Hedy, sepupu yang seumuran dengannya, sama-sama masih jomblo, anehnya Hedy tidak pernah dicerca soal jodoh karena statusnya bukan bujang melainkan duda satu anak.
Hedy bercerai karna ketauan selingkuh dengan sekretarisnya. Hedy yang memang menyandang prediket cassanova tidak bisa meninggalkan kebiasaan lama. Terlebih dia dan mantan istri korban perjodohan orangtua.
" Betah dari mana, gue udah mau kabur tapi ditahan terus!"
" Pasti urusan jodoh lagi, heran sama keluarga kita , gak belajar apa dari kasus gue!" Hedy mengulurkan kotak rokoknya pada Adam.
Adam mengambil sebatang, dari pagi dia memang belum menghisap gulungan tembakau tersebut. Adam bukan perokok berat, dia hanya sesekali merokok demi melepas kesuntukan saja. Dia lebih menyukai liquid. Tapi hari ini dia tidak membawa benda tersebut.
Belum sempat menyalakan kreteknya, teriakan melengking mengurungkan niat Adam.
" No smoking here please, banyak anak-anak loh disini! Mas Adam jangan ngikutin Mas Hedy, bebal kalau dibilangin!" ucap wanita muda berhijab yang tak lain adalah Amira, adik Hedy yang baru saja melahirkan.
Hedy tergelak demi mendengar omelan Amira. Dengan segera dia mematikan puntung rokok yang hampir habis.
" Mulut mas asem dek!"
" Makanya cari istri biar gak asem!" Amira menyita benda lak*nat itu sebelum keduanya curi-curi kesempatan.
" Udah pernah tapi gak enak tetap asem!"
" Bukan Mas Hedy, Mas Adam maksudku! tips biar mulut gak asem cari istri biar ada yang di emut!
" Loh kok Mas Adam, mulut mas gak asem kok , iseng aja nyobain rokok luar negeri!" Adam membela diri. Amira mengedikkan bahu acuh kemudian ngacir sebelum Adam menjitak kepalanya seperti yang selalu dia lakukan.
" Awas lo ya dek !" teriak Adam
" Gue ada party ntar malam, gabung yuk!" ucap Hedy kemudian.
Adam menggelengkan kepala, " Besok gue serah terima tugas di kantor!"
" Bentaran doang, gue ada barang baru!" Hedy mengedipkan sebelah mata seraya menggerakkan tangannya menyerupai biola menggambarkan "barang" yang dimaksud. Apalagi kalau bukan wanita.
" Hedy, Hedy kapan sih lo insyaf nya!"
" Sampai gue ketemu spek bidadari"
" Gaya lo Dy, mantan Lo kurang bidadari gimana, cantik gitu."
Hedy tercenung sembari menyeruput cappucino latte hingga tandas
" Cantik saja gak cukup bro, karena diatas langit masih ada langit!" Andreas ikutan nimbrung. Andreas adalah putra Tante Sofi.
Adam mengerutkan dahi
" Tidak hanya cantik fisik, tapi juga hatinya, akan jadi bonus kalau pakai hijab, bukan begitu bro!" lanjut Andreas menjelaskan disambut anggukan oleh Hedy.
Sungguh Adam tidak mengerti jalan pikiran Hedy, playboy tapi pengen punya istri solehah.
***
Pamen : Perwira Menengah
Pasti : Perwira tinggi
Jangan lupa vote dan komen ya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
Ya biasanya bgitu , sebejat bejatnya lelaki tp ttep ingin mencari istri yg baik
2024-08-02
0
YuWie
yah itulah laki2..playboy tapi ngarep dpt istri sholekhah, virgin, cuantik, wis sing pol2an pkokmen
2024-02-19
1