16. Aku mencintaimu Cahaya Nirmala

Cup

Tidak terima dikatai bawel oleh Nirmala, pria itu nekat hendak mencium gadis itu sebagai hukuman, sayang reflek Nirmala lebih cepat dari yang dia duga. Alhasil bibir Adam menempel pada punggung tangan Nirmala .

Plak

Aww

Adam memegang pipi kirinya yang terkena stempel lima jari. Tidak terlalu kuat tapi cukup membuat kulit di sekitarnya memanas.

" Kamu tega banget La, salah saya apa! " sungut Adam mengusap pipinya untuk meredakan nyeri yang masih terasa.

" Masih nanya lagi! tolong ajari bibirnya pak, biar tau aturan gak nemplok sembarangan! " dengkus Nirmala garang.

Adam mengerucutkan mulut, mencoba memandang pada bibir sendiri sampe matanya juling membuat Nirmala mengulum senyum melihat tingkah random Adam, kok bisa ya ada Kapolsek tingkahnya kayak begini.

" Dia biasanya gak liar kok La, malah dia bibir ter cool yang saya kenal, ketemu kamu dia langsung ganas, kayaknya kamu yang selama ini dia tunggu!"

Nirmala memutar bola matanya. Adam terkekeh melihat ekspresi jengah gadis itu.

"Sudah terlalu larut buat pulang La, gimana kalau kita istirahat dulu di apartemen saya gak jauh dari sini kok!"

" Jangan coba-coba ambil kesempatan pak, antar saya pulang saja!"

" Saya sih gak masalah ngantar kamu, tapi apa kata orang kalau ada yg liat kamu pulang jam segini, udah dini hari loh ini!"

Nirmala tampak berpikir, yang dikatakan Adam ada benarnya, dia masih terhitung warga baru, orang -orang akan berpikir buruk tentang nya. Memang warga disana rata-rata cuek, buktinya Aini tetap diterima di lingkungan tersebut meskipun sering jadi bahan ghibah emak-emak di warung.

"Diam berarti setuju, tenang aja saya gak bakalan macam-macam cuma satu macam aja!" Adam mengedipkan sebelah mata kemudian melajukan mobilnya. Adam tidak berbohong tidak sampai lima menit mereka sudah sampai disalah satu apartemen di daerah tersebut.

Keduanya kini sudah berada di unit pria itu yang berada dilantai dua puluh. Nirmala tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya. Interior ruangan ditata dengan minimalis tapi memberikan kesan mewah. Sepertinya Adam termasuk golongan pria yang cinta kerapian.

" Disini ada dua kamar, kamar tamu sebelah kiri, disebelahnya kamar utama, kamu mau tidur dimana tinggal pilih, bobok sama saya juga boleh!" canda Adam.

" Itu sih maunya bapak, saya kan tamu ya dikamar tamu dong!"

" Ya udah kamu istirahat ya, kalau mau mandi semua perlengkapan ada di lemari. Mandi pake air hangat biar kamu gak sakit!"ucap Adam mengingatkan.

Nirmala mengangguk. Dia memang sudah sangat gerah ingin segera berganti pakaian.

" Saya gak punya baju ganti pak!"

" Tunggu sebentar!" Adam melangkah menuju kamar utama, tak lama dia kembali membawa sebuah piyama.

" Ini piyama saya, masih baru karna memang kekecilan, dikirim salah satu fans saya yang punya toko baju tidur!"

" Makasih pak!" ucap Nirmala pelan, baru saja dia hendak membalikkan badan, lengannya dipegang Adam, gadis itu menatap Adam yang kini memandangnya lembut.

" Minggu depan saya kunjungan lagi ke timur Indonesia selama dua pekan, saya pasti akan merindukan kamu La, apa benar-benar tidak ada kesempatan buat saya La!"

Nirmala menghela napas berat, Adam lagi-lagi mendesaknya.

" Beri saya waktu!"

" Saya adalah abdi negara La, pekerjaan saya beresiko, kadang pulang, kadang nggak, bisa juga pulang tinggal nama saja!"

" Kematian itu adalah sebuah kepastian, cuma menunggu waktu giliran, bukan hanya abdi negara, siapapun dan apapun profesinya kematian selalu membayangi manusia pak!"

" Kamu benar, tapi terkadang pekerjaan kami justru yang mendatangi kematian itu, saya hanya ingin menghabiskan waktu bersama kamu sebelum berangkat nanti, kalau kamu masih menolak, artinya mulai besok kita tidak akan bertemu lagi, bukan begitu La?"

Nirmala merasa sesak, ada rasa tidak rela menyelinap dalam hatinya. Entah kenapa dia juga tidak ingin kehilangan momen bersama Adam.

" Kalau memang ini hari terakhir kita ketemu, saya boleh gak cium kening kamu untuk pertama dan terakhir kali!" pinta Adam.

Nirmala tidak menjawab, tapi dia tidak pula menolak saat Adam makin mendekat. Pria jangkung itu kini merangkum wajah Nirmala membuat jantung gadis itu berdetak kencang. Belum pernah dia mendapat perlakuan seperti ini. Bersama Hanif, mereka hanya sampai tahap berpegangan tangan. Nirmala sangat menjaga diri, tapi pada Adam dia melemah.

Nirmala tidak senaif itu, gadis manapun pasti mendambakan pria romantis. Terlebih dia adalah pencinta drama korea yang selalu sukses menyajikan adegan yang membuat semua orang baper. Tapi sekarang Nirmala adalah peran utama dalam kehidupannya sendiri. Diperlakukan lembut oleh Adam membuat Nirmala deg-degan luar biasa, reflek dia memejamkan mata mana kala pria itu membenamkan ciuman lembut dan dalam di keningnya.

Tidak sampai disana, Adam bahkan menciumi kelopak mata indah gadis itu. Nirmala merasa jiwanya melayang. Seperti ada ribuan confetti menggelitik rongga perutnya.

Adam menyatukan kening mereka, hembusan napas pria itu menerpa wajah Nirmala

" I love you, aku mencintaimu Cahaya Nirmala!"

Pernyataan itu membuat Nirmala goyah, dia memberanikan diri membalas tatapan Adam. Pria itu benar-benar tulus mengatakan kalimat barusan. Di Satu sisi Nirmala terlalu takut akan kenyataan dimasa depan, disisi lain dia tidak ingin menjauh dari pria itu. Mungkin di mulut Nirmala bisa menepis habis-habisan, tapi dalam hati dia tidak mampu menolak pesona Adam.

" Masih ada beberapa jam lagi buat istirahat, tidurlah kalau kamu butuh sesuatu saya ada dikamar sebelah!"

Nirmala tersadar Adam sudah melepas dirinya. Dia mungkin tidak akan bisa tidur ataupun memejamkan mata. Justru takut kehilangan mendominasi pikirannya saat ini.

" Bapak berhasil bikin saya baper, trus bisa-bisanya bapak minta saya tidur?"

" Saya cuma minta ciuman perpisahan La, bukan buat kamu baper!"

" Perlu gitu nyium nya sampe ke mata trus bilang cinta, apa namanya coba!"

" Trus maunya gimana sekarang!"

" Maunya saya , sebelum dinas lagi bapak harus menemui saya, ngajak saya jalan, ngajak saya makan, apapun yang penting berdua!" ujar Nirmala lugas.

Adam merasa kelegaan yang sarat, tanpa aba-aba pria itu merengkuh Nirmala dalam pelukannya. Gadis itu tidak menolak bahkan dia ikut melingkarkan tangannya dipunggung tegap pria itu.

Dalam hitungan jam semua perkataannya tadi pada Adam menguap begitu saja, kalah oleh perasaannya sendiri. Nirmala tidak berharap bahwa perjalanan mereka akan mulus, tapi Nirmala sudah menguatkan hati untuk kesekian kali, dia sudah banyak melewati kepahitan hidup. Apa lagi yang dia takutkan. Dia tidak akan menuntut janji pada Adam tapi dia yakin pada pria itu melebihi keyakinannya pada Hanif.

Jangan melihat apa yang terjadi dengan logika, faktanya orang yang jatuh cinta lebih mengandalkan hati. Adam tersenyum penuh arti, siasatnya untuk membuat Nirmala mengakui perasaannya tidak sia-sia. Dia tidak bermaksud jahat, dia hanya tidak ingin membuang waktu. Dinas keluar daerah dia jadikan sebagai alasan untuk mendesak Nirmala. Tidak sepenuhnya bohong karena wacana itu memang ada tapi masih beberapa bulan lagi.

Entah bagaimana reaksi Nirmala nanti tau kebenaranya, Adam tidak pikirkan hal itu yang paling Adam pedulikan saat ini adalah cintanya pada Nirmala tidak bertepuk sebelah tangan. Adam mengusap rambut Nirmala lembut sambil sesekali mengecup kening gadis yang terlelap dalam pelukannya. Mereka memutuskan untuk tidak tidur menjelang pagi. Keduanya duduk disofa depan TV. Karena terlalu mengantuk, Nirmala tepar lebih dahulu, dengkuran halus beraturan menandakan Nirmala benar-benar nyenyak.

Sebuah pesan chat masuk ke ponselnya, Adam bergegas membaca pesan yang dikirimkan sang mama.

" Kamu dimana nak, mama perlu bicara , besok pagi sarapan di rumah ya!"

Adam mengetikkan balasan

" Aku tidur di apartemen ma, kalau sarapan gak bisa ma, palingan jam makan siang aku pulang! "

" Okay mama tunggu!"

Naluri Adam mengatakan mama akan menanyakan soal Nirmala, semoga saja mama menerima keputusannya ini.

Adam memperbaiki posisi selimut yang mereka pakai

" Apapun yang terjadi aku tidak akan pernah melepasmu sayang, karena kamu sudah menjadi bagian hidupku, tidak satu orang pun akan memisahkan kita, aku janji!" bisik Adam penuh perasaan, lagi dan lagi dia membenamkan ciuman dikening wanita yang kini resmi menjadi kekasihnya.

***

Confetti : potongan kertas kecil-kecil yang ringan dalam jumlah ribuan bahkan miliaran yang sering dipake untuk memeriahkan parade pesta atau acara

***

Jangan lupa like vote dan komen, giftnya juga boleh🥰

Author mengucapkan selamat menjalan ibadah puasa bagi yang menjalankan, marhaban ya ramadhan 🥰

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

semoga lancar ya Nir..

2024-03-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!