Adam menghela napas lega, nyaris saja dia terlambat. Kalau tidak Nirmala pasti menjadi bulan-bulanan keluarga besarnya. Adam tidak pernah mengira kalau aksinya meng-upload foto Nirmala memicu tanda tanya dalam benak semua orang. Dia tau Nirmala akan kebingungan jika dihadapkan pada pertanyaan sejauh mana hubungan mereka berdua.
" Gue ngundang band Dana, penyanyinya Nirmala jadi lo harus datang bro! " ucap Andreas ketika mereka bicara ditelpon sore tadi.
" What? lo kok gak kasih tau gue dari kemaren ndre, aduh gawat mana pesawat gue delay lagi! " keluh Adam. Pikirannya langsung kalut mengingat Nirmala .
" Loh emang gawat kenapa? Tadinya gue mau kasih lo surprise. Berhubung lu masih belum take off gue khawatir lo gak jadi datang. Makanya gue telpon. Kalau cuma telat satu jam gak masalah, masih ada waktu! " Belum sempat Adam menjawab lagi, Andreas sudah mematikan sambungan telpon.
Menginjakkan kaki di bandara soekarno hatta, Adam bergegas menuju mobilnya yang sudah disiapkan sang ajudan, dia juga meminta iring-iringan patwal demi mempercepat laju kendaraanya.
" Perkenalannya nanti saja ya, gue lapar belum makan!" ucap Adam tanpa tedeng aling menggenggam tangan Nirmala dan menjauhkan gadis itu dari sana.
" Gak asyik lo Dam, kita udah nungguin ni dari tadi! " ucap Bennu mengompori seraya terkekeh, semua orang melayangkan protes namun Adam memilih acuh.
Andreas dan Hedy geleng-geleng kepala melihat tingkah Adam. Mereka sekarang paham kenapa Adam sekalut itu. Di group chat mereka bertiga sempat membahas masalah Nirmala. Adam mengatakan gadis itu belum menerimanya, jadi dia khawatir kalau keluarganya melontarkan pertanyaan yang macam-macam dan berujung pada ketidaknyamanan Nirmala.
" Makan sepiring berdua boleh gak, saya malas nyuap sendiri! " ucap Adam memperhatikan Nirmala yang sedang mengambil nasi berikut lauk pauknya.
" Jangan kayak anak kecil, malu sama umur! " decak Nirmala sebal. Adam kembali pada mode childish. Kali ini Nirmala tidak mau luluh. Dia meninggalkan Adam yang masih bengong didekat stand makanan tanpa melakukan apa-apa.
Adam tidak kehabisan akal, dia mengikuti Nirmala kemudian ikut duduk disebelahnya. Nirmala menghela napas. Pria didekatnya ini benar-benar pemaksa.
" Sengaja banget, biar dikira kita udah jadian gitu? sok-sokan mesra mau makan sepiring berdua, please pak kita itu gak ada hubungan apa-apa, jadi berhenti mengintimidasi saya dengan sikap bapak yang kekanak-kanakan! " ucap Nirmala dengan raut kesal yang kentara. Mendadak gadis itu kehilangan selera makan. Dia beranjak dari duduk meninggalkan Adam yang terpaku diam mendengar perkataan Nirmala.
" Bang, aku nebeng pulang boleh gak? " tanya Nirmala pada Dana.
" Gue harus jemput bini gue dulu kerumah mertua La, kejauhan kalo lu ikut gue! "
" Yaah, ok lah bang, aku naik taksi aja, kalau gitu aku pamit duluan ya! "
" Loh kok buru-buru La, bukannya Adam baru nyampe kenapa gak bareng dia aja! " bukan Dana melainkan Ridho yang bertanya. Seyogyanya dia bersedia mengantar Nirmala pulang.
Nirmala menggeleng, " Gak enak aja bang, dia baru nyampe masa aku ajak pulang, tapi nungguin disini juga gak betah, aku udah ngantuk banget! "
Jawaban gadis itu terasa ambigu bagi Ridho. Jelas-jelas tadi dia menangkap ekspresi lega Nirmala begitu melihat Adam. Meskipun hanya tersirat tapi Ridho tau kalau Nirmala bahagia dengan kehadiran pria tampan itu.
Dia juga sempat menyaksikan ketegangan antara Nirmala dan Adam saat mengambil makanan tadi, berakhir dengan Nirmala tidak menyentuh makanan yang sudah ada di hadapannya. Entah apa yang terjadi dalam sepersekian detik. Ridho menduga mereka berdua bertengkar.
Nirmala bergegas pergi, memanfaatkan kelengahan orang-orang yang tengah berfoto sementara Adam tidak kelihatan lagi keberadaannya. Gadis itu merasa tidak enak karena tidak pamit pada tuan rumah. Namun gadis itu menyakinkan diri kalau dia hanya-lah penyanyi di acara tersebut. Dana pasti sudah mewakili.
Nirmala duduk di lobi hotel sambil mengotak atik ponsel. Sedari tadi menunggu tak satupun driver yang mengambil orderannya. Nirmala tidak sabaran dia melangkah keluar dan berharap bisa mendapat taksi konvensional yang melintas.
Sebuah mobil mewah berhenti didepannya. Nirmala tau persis siapa pemilik mobil hitam dengan harga fantastik tersebut. Pria yang beberapa saat lalu membuatnya kesal membuka kaca mobil.
" Masuk! " titah Adam dengan suara tegas dan dingin.
Nirmala bergeming dia mengabaikan perintah pria itu. Adam mungkin seorang polisi tapi dalam hal ini Nirmala sedang tidak melakukan kesalahan jadi dia tidak mau diperintah sedemikian rupa.
" Masuk atau kamu akan menyesal dengan apa yang bisa saya lakukan! " lanjut Adam dengan raut yang sama.
Nirmala berpikir sejenak, ada baiknya dia mengikuti perintah pria itu. Dia perlu bicara untuk menyelesaikan kesalahan pahaman yang sudah diciptakan Adam. Nirmala ingin mengakhiri semuanya.
Mereka berdua ibarat garam di laut dan asam di gunung, dimana keduanya tidak akan bisa ketemu dalam satu tujuan. Perbedaan status sosial diantara mereka akan menjadi penghalang. Meskipun tidak pasti tapi Nirmala tau kalau keluarga Adam tidak akan merestui hubungan ini.
Nirmala sempat melihat ekspresi seorang wanita paruh baya sepantaran Tante Sofi. Kemiripan wajah wanita itu dengan Adam menjelaskan hubungan diantara keduanya. Nirmala yakin wanita itu adalah mama Adam. Nirmala sempat tersenyum manakala pandangan mereka bertemu. Tapi wanita itu membuang muka masam. Ada ketidak sukaan di wajah wanita itu manakala Tante Sofi ingin memperkenalkannya. Nirmala bisa memaklumi-nya.
Adam melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Nirmala tau kalau arah mereka saat ini bukanlah pulang. Melainkan berputar-putar tanpa tujuan. Pria dibalik kemudi masih memasang tampang dingin. Tak ada satu patah katapun keluar dari mulutnya. Nirmala juga malas memulai percakapan.
Hingga mobil itupun berhenti pada akhirnya. Nirmala mengedarkan pandangan, tersadar sekarang mereka berada di pinggir pantai. Deburan ombak terdengar bersahutan memecah batu pantai secara bergantian.
" Saya minta maaf sudah membuat kamu dalam posisi sulit, meng-upload foto kamu adalah satu bentuk keyakinan saya kalau kita ditakdirkan untuk bersama, nyatanya saya terlalu percaya diri. Ternyata perasaan itu cuma milik saya sendiri!"ucap Adam kecewa manakala Nirmala ikut berdiri di sampingnya.
" Sekarang foto itu sudah saya hapus. Maaf kalau saya membuat kamu tidak nyaman! " lanjut Adam getir.
Ada kesedihan menyeruak dalam hati Nirmala. Bukan ini yang dia inginkan.
" Terima kasih, saya juga minta maaf atas sikap saya tadi pak, tidak seharusnya saya mengatai bapak, soal pertanyaan bapak waktu itu, saya sudah mendapatkan jawabannya sebaiknya kita tidak memiliki hubungan apapun pak. Saya yakin bapak akan mendapatkan gadis yang lebih baik dari saya!" ucap Nirmala sendu.
Masa lalunya bersama Hanif masih terasa segar diingatan jadi dia tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Meski separuh hatinya mulai mendamba. Nirmala memilih untuk menepis perasaan itu.
" Apa saya tidak layak mendapat kesempatan La?saya sudah mengaku salah tentang foto itu, kenapa kamu malah memberi saya vonis? " ucap Adam tidak terima. Hatinya remuk redam.
Nirmala mengelengkan kepala.
" Justru saya yang tidak layak pak, saya bukan dari kalangan orang berada, pendidikan saya cuma sekolah menengah atas, saya yatim piatu , pekerjaan saya biduan, gak ada yang bisa dibanggakan dari saya pak. Kita itu seperti langit dan bumi! "
Adam sudah menduga.
" Saya tidak peduli semua itu! " ucap Adam meyakinkan.
" Tapi saya peduli, saya tidak mau melawan takdir pak, saya capek. Mohon mengertilah pak! " ujar Nirmala memelas. Dia mendaratkan tubuhnya diatas kursi kayu yang ada disana.
Adam memandang Nirmala sendu.
" Bapak gak kenal siapa saya. Bahkan status yatim piatu entah pantas disematkan untuk saya atau tidak!"
sambung Nirmala pelan namun masih terdengar ditelinga pria itu.
Adam mengerutkan kening tidak mengerti.
***
Jangan lupa vote, komen gift dan pastinya like ya😄🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Rahmawati
aaaa kok jd sedih sih
2024-10-19
0
YuWie
ngareo manis2 ya Dam..malah Nirmalanya begitu..ahhh sudahlah
2024-03-07
0