5. Perdebatan

Nirmala sangat paham apa yang dimaksud lady escort, sebagai generasi milenial sedikit banyaknya dia mengenal istilah-istilah seperti itu.

" Aku masih menjaga diri Mala, sejauh ini aku hanya menemani konsumen karaokean dan minum, itu saja! " elak Aini ketika Nirmala mencecar-nya secara frontal.

Nirmala tidak serta merta percaya.

" Aku mungkin dari kampung Ai, bukan berarti aku bodoh, dengan pakaian kurang bahan begini apa mereka tidak tertarik untuk menikmati layanan plus plus dari mu! "

Aini menghela napas, bingung bagaimana menjelaskan. Karena yang Nirmala katakan benar adanya. Tidak bermaksud besar kepala, wajah Aini memang pas-pasan tapi lekukan tubuh gadis itu cukup menggoda dengan kulit eksotis khas Indonesia. Tapi seperti yang dia katakan kalau sejauh ini dia masih menjaga diri. kalaupun ada out of service paling dia hanya memanjakan konsumen dengan blow job.

" Amak pasti kecewa jika tau kau seperti ini Ai, "

" Amak tak akan tau kalau tidak ada yang memberi tahunya, toh selama beberapa tahun semuanya baik-baik saja! "ucap Aini ketus.

" Kau pikir aku akan membongkar rahasiamu! sepintar pintarnya tupai melompat pasti suatu saat dia akan jatuh juga!"sengit Nirmala tak terima.

" Aku gak menuduhmu, kau saja yang sentimen! "

Perdebatan itu berlanjut hingga beberapa menit terlewati keduanya kini sama-sama terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Nirmala dan Aini adalah sahabat yang unik, kalau sudah adu pendapat keduanya tidak ada yang mau mengalah, pada akhirnya keduanya saling minta maaf atas ucapan yang terlontar.

" Hidup di rantau itu tidak semudah yang dibayangkan Mala!

" Kalau memang susah kenapa tidak pulang saja! setidaknya di kampung kau dan keluarga masih memiliki sepetak sawah untuk digarap, kau juga bisa mengasah bakat menjahit mu, "

Aini menghembuskan napas berat.

" Andai saja semudah itu la, sejak bapak ku jatuh sakit, amak lah yang menjadi tulang punggung keluarga, beliau yang membanting tulang agar aku dan adik-adikku tetap bisa sekolah, sekarang amak sudah uzur bagaimana mungkin aku membiarkan beliau tetap berjuang melawan kerasnya hidup. Aku hanya ingin membahagiakan amak La, "

Nirmala bisa merasakan kepedihan Aini, nasib mereka tidak berbeda jauh. Masa-masa remaja yang seharusnya dinikmati dengan bahagia justru tidak bisa mereka rasakan.

" Aku mengerti Ai, tapi amak akan merasa perjuangannya gagal karena kau salah langkah. Sebelum semua terlambat kau harus meninggalkan pekerjaan ini. Aku sekarang disini Ai, kita berjuang sama-sama yuk! " ajak Mala optimis. Tak ada lagi kemarahan seperti tadi. Dia sangat mengenal Aini. Sahabatnya itu hanya terjerumus keadaan.

" Akan aku pikirkan La, sekarang aku harus berangkat karena ada tamu yang sudah menunggu! Aini meraih tas kecilnya kemudian kabur tanpa memperdulikan Nirmala yang kembali mengomel.

Sesungguhnya dia tidak ingin kerja. Energinya cukup terkuras karena perdebatan tadi. Tapi kemaren salah satu langganan tetap nya sudah mentransfer sejumlah uang. Dan uang itu sudah dia kirimkan ke kampung untuk biaya sehari-hari keluarganya.

Sepeninggal Aini, Nirmala mencuci muka, perutnya keroncongan minta diisi. Diapun mengeluarkan bungkus nasi campur dan juga air mineral yang dibawakan Aini untuknya. Dengan lahap dia menyantap makanan dengan lauk kesukaannya itu. Dendeng balado. Hingga tandas tak bersisa.

" Lu cuma dapat segini tong!" suara cempreng menggelegar terdengar dari luar kamar.

" Gimana lagi mak, emang segitu adanya, syukur Abud gak ditangkep satgas. Malah makin berabe! " Jawab suara lain yang Nirmala yakini sebagai suara anak laki-laki.

" Ye bukannya emak gak bersyukur, susu adek lu abis mana bapak lu baru dapet duit tiga hari lagi"

" Kasih air tajin aje dulu mak, semoga besok Abud dapat rezeki lebih buat beli susu! "

Sang emak tidak menjawab lagi, diapun menyuruh anak laki-laki bernama Abud itu mandi.

Nirmala terenyuh mendengar percakapan kedua orang barusan. Dia yakin anak laki-laki tadi masih dalam usia sekolah. Menanggung kepahitan hidup bukanlah hal baru untuk Nirmala. Pengalaman nya jauh memilukan. Tetap saja Nirmala berasa iba setiap kali melihat atau mendengar adegan menyedihkan seperti tadi. Dia tidak tega setiap kali menyaksikan anak - anak harus ikut mencari nafkah demi membantu meringankan beban orangtuanya.

Nirmala membuang sampah kedalam keranjang yang ada dekat kamar mandi, dia segera mencuci tangan begituteringat ada bungkusan oleh-oleh khas kampung yang dia bawa untuk Aini cukup banyak. Pikirnya dia akan berbagi ke kamar sebelah hitung-hitung salam perkenalan sebagai tetangga.

***

"Wuih pengantin baru langsung kerja aja, gak ada planning mau honeymoon gitu? " canda Adam menggoda Satria, sepupu Hedy dari pihak ibu.

" Bukan honeymoon kali babymoon dong, udah jadi duluan soalnya! " timpal Hedy menyindir.

Gelak tawa pun membahana, biasa kalau para pria udah pada ngumpul bawaannya pasti saling membully.

Satria baru saja mengadakan resepsi disalah satu hotel. Memenuhi janji pada sang mama. Walaupun sang putra telah mencoreng nama baik keluarga tetap saja Mama Satria bersikukuh untuk mengadakan pesta.

" Yang tau kamu married by accident kan cuma keluarga, Sementara mama dan papa punya kolega, apa kata mereka kalau kamu nikah gak bikin acara, dipikir kami gak mampu. Lagian perut istri kamu kan masih ramping gak ketauan juga kok! " kekeh sang mama ketika Satria membantah ide resepsi tersebut.

Satria pun mengalah daripada ibunya merajuk tujuh hari tujuh malam. Papanya bakal ikut-ikutan uring-uringan karena gak dapat jatah, maklum sang mama bakal gak mood kalau keinginannya tidak dituruti.

"Jangan lupa datang ke pameran gue, ini event pertama gue yang bakal dihadiri Jordy Setyo, gue denger dia temen sekolah lo! " ungkap Satria begitu mereka berbincang serius. Hedy si biang kerok sedang berselancar mendekati gadis-gadis cantik.

Jordy Setyo adalah fotografer handal yang sudah berpengalaman. Karirnya tidak hanya melejit di Indonesia tapi juga di luar negeri. Jadi suatu kebanggaan bagi Satria sebagai junior yang baru merintis di bidang yang sama.

" Iya, dia teman SMA gue, tapi gue usahakan karena gue sedang banyak kasus yang harus diselesaikan! "

Satria mengangguk, dia paham dengan tugas Adam, secara sahabatnya itu baru naik jabatan. Menjadi Kapolsek di wilayah urban merupakan tanggung jawab besar.

"Sayang aku capek, pengen tidur kita ke kamar yuk! ajak Shakila begitu menghampiri Satria. Wanita itu tersenyum ramah pada Adam. Dalam hati ada rasa kagum yang melintas, Adam sangat tampan dan juga berwibawa, auranya seperti magnet yang mampu menarik perhatian banyak kaum hawa termasuk dirinya.

Satria memandang wajah istrinya yang sedikit pucat. Bawaan hamil membuat Shakila mudah lelah. Terlebih seharian ini mereka berdua berdiri di pelaminan menyalami para tamu yang jumlahnya hampir seribu orang. Tidak heran karena papanya seorang pengusaha tekstil dan ibunya seorang sosialita yang aktif.

" Lo gak papa gue tinggal bro,! " ucap Satria pada Adam.

" Santai bro, bentar lagi juga gue balik, nungguin si playboy kelar ama urusannya! " Satria menggelengkan kepala melihat Hedy masih asyik berkelakar dengan para gadis pagar ayu.

Satria mengenggam tangan sang istri seraya berlalu, dia sendiri juga butuh istirahat. Keningnya berkerut ketika melihat Shakila mengelus -elus perutnya.

" Kamu lapar? "

Shakila menggelengkan kepala.

" Trus kok mengelus perut, kram lagi? " Mendadak pria itu cemas. Sekalipun perasaannya cintanya pada Shakila masih goyah, tetap saja dia tidak ingin kehilangan bayinya.

" Berdoa, kalau bayi kita laki-laki , semoga dia nantinya seganteng Kak Adam!" ucap Shakila tersenyum.

Satria mendengus, kalau sudah bersama Adam dia memang kalah pamor.

" Enak aja, itu kan anakku ya seganteng bapaknya lah, masa mau dimiripin sama Adam! "

Shakila tergelak, sang suami rupanya bisa cemburu juga.

" Kamu ganteng mas, tapi Kak Adam itu penuh pesona kamu gak liat apa begitu Kak adam datang, cewek-cewek pada terhipnotis dan sibuk cari perhatian. Seragam yang dia kenakan juga keren banget! "

Adam memang datang dengan mengenakan seragam coklat khas abdi negara tersebut. Dikarenakan dia baru saja selesai bertugas jadi tidak sempat pulang untuk berganti pakaian.

"Terserah deh! " Satria malas untuk berdebat kalau nanti ujung-ujungnya salah paham. Shakila tau sang suami mendadak badmood. Dia mengamit lengan Satria merebahkan kepalanya di bahu pria itu.

" Kamu tetap yang terbaik kok mas, di hatiku cuma ada kamu, kuharap kamu juga gitu, cuma ada aku dalam hatimu. "

Deg.

Mendadak perasaan bersalah menyentuh relung Satria, karena dihatinya kini justru ada ruang lain untuk sebuah nama.

Nirmala.

***

Amak : panggilan lain untuk ibu, sama halnya dengan emak

Kapolsek urban: kepala polisi di sektor kecamatan

Hallo jangan lupa vote dan komenya , hadiah juga boleh makasih semuanya🥰

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

ow masih kapolsek tho mas Adam nya

2024-02-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!