Shakila menghidangkan sepiring nasi goreng lengkap di hadapan sang suami, tak lupa segelas orange jus untuk melengkapi asupan nutrisi pagi itu. Tak ada perbincangan diantara keduanya. Hanya denting sendok garpu yang terdengar menandakan sesuatu telah terjadi dimana Shakila yang biasa cerewet dan manja mendadak diam seribu bahasa. Mendapati sikap dingin istrinya, Satria dihinggapi rasa bersalah.
" Aku minta maaf! " ucapnya memulai percakapan. Sungguh dia tidak tahan dengan keheningan.
Shakila mengunyah pelan makanan yang mendadak terasa hambar didalam mulut.
" Aku sudah bersikap keterlaluan sama kamu! "
Shakila tetap tak bergeming, baginya meminta maaf adalah hal mudah tapi berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama jauh lebih penting.
Masih segar diingatan Shakila bagaimana Satria membentak nya tadi malam ketika dia dengan antusias menawarkan diri untuk menjadi mak comblang Adam.
" Mereka itu sangat serasi loh mas, Nirmala nya cantik dan Kak Adam tampan, emmm gimana kalau kita jodohin mereka ber... "
" Cukup! kamu tidak mengenal Nirmala, jangan lancang mencampuri hidup orang! " sergah Satria dengan suara keras, ekspresi marah begitu jelas tercetak di wajah pria itu membuat Shakila tergugu.
Butiran bening lolos begitu saja dari mata wanita itu tanpa mampu dia tahan. Dadanya sesak. Begini rasanya dibentak . Tumbuh dalam keluarga yang sangat menyayanginya membuat Shakila tidak tau kalau di hardik oleh orang yang dicintai sangatlah menyakitkan.
Dia bisa memahami kalau sang suami masih memiliki rasa pada Nirmala, tapi sebagai istri dia berhak untuk mengingatkan Satria kalau perasaannya salah.
Shakila tidak terbiasa untuk menghakimi langsung, karena memang Satria tidak pernah mengatakan apapun. Oleh karenanya dia sengaja memancing untuk mengetahui sejauh mana perasaan suaminya itu pada Nirmala.
" Kamu gak liat Nirmala menolak Adam! "
" Wajar saja dia menolak karena mereka baru bertemu, mas tau sendiri kalau Kak Adam susah jatuh cinta, sekalinya suka seseorang dia jadi gak sabaran, toh aku cuma bermaksud membuka jalan untuk mereka berdua, Kak Adam pria yang baik dan aku yakin dia tulus sama Nirmala. Bukankah kamu mengkhawatirkan gadis itu, kalau dia bersama orang yang tepat kamu juga yang tenang kan! "
" Aku tidak setuju, terserah kamu mau men-comblangi Adam dengan siapapun, kecuali Nirmala! "tegas Satria bersikukuh.
Shakila terdiam, memandang Satria dengan tatapan sendu ada kilatan luka didalamnya.
" Kenapa? "
Satria tersadar dengan ucapannya barusan. Pria itu mendeguk ludah kasar. Mulutnya kaku untuk berucap. Bagaimana mungkin dia katakan pada Shakila alasan yang sebenarnya.
" Kenapa diam, gak punya alasan atau gak bisa mengatakan nya? "
Satria makin terpojok.
" Okay , kalau kamu tidak bisa mengatakannya biar aku yang jelaskan. Kamu tidak rela Nirmala menjadi milik orang lain karena kamu masih mencintai Nirmala kan mas?"
Satria mengusap wajahnya dengan kasar.
" Bukan begitu, kamu salah paham Kila!"
" Aku tidak salah paham, sikap kamu sudah menjelaskan mas! " Wanita itupun keluar dari kamar, mencari tempat lain untuk menenangkan diri
Faktanya dia ikut andil dalam menciptakan luka ini. Sedari awal dia tahu Satria tidak pernah mencintainya, hubungan mereka hanya berdasarkan tanggung jawab yang mau tak mau harus di pikul. Terobsesi oleh cinta Satria membuat akal sehatnya hilang, dengan satu jebakan yang dia susun bersama seorang sahabat, Shakila dengan sukarela menyerahkan mahkotanya pada Satria. Kesalahan satu malam itu menghasilkan benih tak berdosa. Orangtua Shakila kecewa, sebagai keluarga terhormat mereka merasa ditipu oleh kepolosan anak yang selama ini selalu mereka banggakan. Beruntung Satria mau bertanggung jawab walau dalam keadaan mabuk ketika itu, dia menyesal dan merasa bersalah sudah mengambil kesucian Shakila.
" Sayang aku mohon beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya, demi anak kita! "Tanpa Shakila sadari sang suami sudah berlutut di hadapannya mengusap perutnya yang masih datar.
Shakila melihat kejujuran dimata Satria tapi dia tidak ingin terlena.
" Gak usah memberi aku harapan mas, aku tidak akan memaksakan diri, setelah anak kita lahir, kamu bisa mence....hmmmpt!"
Shakila membulatkan mata takkala Satria membungkam mulut nya dengan bibir.
***
" Beneran lu mau mengambil entu surat La, gak ngerepotin kan? " ucap pria tua dengan tampilan kaos oblong, bawahan sarung gajah jongkok, tak lupa peci haji yang menutupi rambut putihnya.
Nirmala menggelengkan kepala " Gak lah pak Haji, kebetulan Mala juga mau buat surat kelakuan baik, jadi sekalian! "
Pria yang dipanggil pak haji itu mengangguk-anggukan kepala seraya menyeruput kopi hitamnya dengan nikmat.
" Syukurlah kalau gitu ntar gua ambil tanda terimanya dulu kedalam! "
Nirmala dengan sabar menunggu, lowongan kerja yang dimaksud Mpok Atik waktu itu adalah guru pencak silat di perguruan nusa bangsa yang baru didirikan Haji Romli tak jauh dari kos-nya. Berhubung dalam pengurusan izin, jadi perguruan tersebut baru bakal beroperasi ketika semua prosedur sudah selesai. Haji Romli termasuk tipikal orang yang taat aturan jadi dia tidak mau sembarangan buka kelas kalau belum ada surat izin resmi dari kepolisian.
" Lu datang aja ke bagian pelayanan, trus kasih ni kertas, kemaren gua udah sempet nanya kalau gua gak sempat ambil boleh diwakilkan yang penting ada bukti. Seharusnya ini kerjaan si mamat, ntu bocah masih ada urusan di luar kota, baru balik minggu depan, kelamaan kalau nunggu dia. Anak-anak udah pada nanyain kapan belajar. Gue suruh Dudung, die-nya lagi gak sempet, makanya gue telpon elu. Mana kepala gua masih kliyengan abis makan duren!" ucap Haji Romli panjang lebar.
" Baik pak haji, kalau gitu Mala berangkat sekarang!"
" Hati - hati lu dijalan, jangan nyasar ntar gua repot nyariin, nyak lu juga rewel noh gak mau ditinggal, minta dikelonin mulu mentang-mentang cuaca mendung! " Nirmala tergelak demi mendengar candaan pak Haji yang tiada habis.
Berhubung masih belum mengerti jalur transportasi angkutan kota, gadis itu memilih menggunakan ojek online. Tak lama motor yang dia tumpangi sampai di kantor polsek yang dituju. Nirmala memasuki gedung berlantai dua dengan gaya bangunan khas perkantoran pemerintah. Saat bersamaan hujan turun dengan derasnya. Untung udah sampai! batin Nirmala lega
Nirmala diarahkan untuk mengambil urutan antrian pada bagian pelayanan, dari tampilan monitor tersisa lima nomor lagi hingga gilirannya tiba. Nirmala menyiapkan berkas yang dibutuhkan. Selain titipan Haji Romli dia juga menyiapkan kelengkapan untuk urusannya. Sebagai warga negara yang baik Nirmala telah mengantongi izin domisili untuk pendatang.
Melihat ada gadis cantik seperti bidadari di kantor mereka, beberapa polisi muda mencoba cari perhatian, ada yang mondar mandir di ruangan tersebut tanpa tujuan, ada pula yang mengawasi dari balik meja seraya mencuri pandang.
" Aduh cantiknya mak, senyummu indah menawan! " ucap salah seorang diantara mereka kebetulan saat itu Nirmala sedang tersenyum mendengar ucapan Mpok Atik di sebrang sana lewat ponsel yang menanyakan keberadaan dirinya.
Nirmala yang tak sadar menjadi pusat perhatian tentu saja acuh dan melanjutkan pembicaraannya dengan senyum yang tak lepas karena lawan bicaranya terus saja berkata hal yang mengundang tawa makin membuat para polisi tersebut tergila-gila.
Nirmala bergegas menuju counter begitu tiba gilirannya. Petugas wanita dengan pangkat briptu melayaninya dengan ramah, satu persatu urusannya pun selesai. Karena hujan tak kunjung reda gadis itu pun terpaksa kembali duduk. Tak memungkinkan dia menempuh hujan mengingat barang bawaannya rentan terkena air. Atau pekerjaannya hari ini berakhir sia-sia.
" Mari saya antar! "
Nirmala terkejut saat suara itu menyapa indera pendengarannya. Nirmala mengangkat kepala, tertegun mendapati sosok tegap menjulang berdiri didekatnya dengan kedua tangan masuk kedalam saku celana.
"Mm maaf saya nunggu hujan berhenti aja kak eh pak!"
Adam tersenyum penuh arti. Semesta bergerak cepat setelah hatinya terpanah asmara. Baru saja terpikirkan gadis itu, Nirmala secara tiba-tiba berada dikantornya. Dia melihat Nirmala duduk diruang pelayanan lewat kamera CCTV yang ada didalam ruangan.
Dikarenakan ada tamu dan juga beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan, Adam menahan diri. Berdoa dalam hati agar hujan semakin lebat sehingga Nirmala tidak bisa kemana-mana. Bisa saja dia menggunakan powernya sebagai petinggi untuk menahan Nirmala. Entah kenapa dia tidak ingin membuat Nirmala susah. Beruntung alam mendukung keputusannya itu.
"Hujannya bakalan lama, kamu pasti belum makan juga kan! sekalian kita makan siang, saya juga lapar nih!"
" Disini ada kantin kan pak? saya bisa makan disana! "
" Ada sih, tapi jam segini penuh dengan anggota saya!"
Dia bukannya tidak tau sedari tadi gadis itu sukses membuat isi kantornya heboh. Diapun menugaskan ajudannya untuk menghentikan aksi caper para anggotanya.
Nirmala menghela napas, Adam begitu kukuh mematahkan setiap ucapannya.
" Saya cuma ingin mengenal kamu lebih dekat, saya tidak tau harus bersikap bagaimana maaf kalau kamu merasa terganggu, kasih saya kesempatan satu kali!" Adam mencoba bernegosiasi.
***
Hallo guys, jangan lupa like komen, hadiah dan vote nya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Yulay Yuli
Mau saya pak ganteng 😍
2024-09-17
0