Sofi memperhatikan dengan seksama bagaimana sang sahabat, Nana merepet panjang tanpa jeda lewat panggilan video call yang sudah berlangsung selama satu jam tersebut.
" Aku gak habis pikir , bisa-bisanya Adam jatuh cinta sama gadis seperti itu, padahal udah gak terhitung gadis cantik dan berpendidikan yang aku kenalkan padanya, eh dianya malah milih modelan kampung!" ucap Nana judes.
Sofi memijit keningnya sendiri. Justru dia yang tidak mengerti dengan jalan pikiran sang sahabat. Bukankah Nana selama ini kebelet menikahkan Adam, giliran Adam jatuh cinta, malah gak terima.
" Jangan liat cover-nya aja Na, coba deh kamu kenalan dulu sama Nirmala, aku yakin penilaian kamu tentang gadis itu akan berubah!" ucap Sofi memberi saran.
" Gak perlu, dia seorang biduan Fi, mereka identik dengan hal negatif, kamu gak liat apa kalau lagi manggung biduan itu suka di sawer-sawer pria hidung belang, belum lagi itu yang suka goyang dada, idih naj*ong!" Nana tidak bisa membayangkan kalau punya mantu seperti itu.
" Gak semua biduan begitu Na, banyak kok biduan yang berpenampilan sopan dan elegan, seperti jebolan pencarian bakat yang terkenal itu, jangan hanya karena segelintir orang kamu langsung melabeli biduan gak ada yang bener. Nirmala gadis yang baik dan tangguh Na, aku yakin Adam akan bahagia bersama dia!"
Nana memutar bola mata jengah berharap dia akan mendapat dukungan dari sahabat karena di rumah cuma dia yang menentang, gak taunya Sofi juga berpihak pada gadis itu. Nana tidak habis pikir bagaimana mereka sangat menyukai Nirmala
" Kamu sama aja kayak Mas Pram, Alika juga Bennu. Entah apa yang gadis itu perbuat sampai kalian membela segitunya!"dengusnya sebal.
Sofi menghela napas , berusaha tetap sabar menghadapi tingkah Nana yang menyudutkannya. Puluhan tahun menjalin silaturahmi, Sofi sangat mengenal karakter Nana. Wanita itu selalu menggebu-gebu jika dihadapkan pada hal yang tidak dia sukai. Padahal ketidaksukaan nya terkadang tanpa alasan yang jelas.
Tak ingin berujung pada pertengkaran, Sofi mengalihkan pembicaraan soal rencana mereka menghabiskan akhir pekan di villa bersama suami dan anak-anak.
" Adam belum bisa Fi, katanya dia banyak kasus yang harus diselesaikan, sepertinya kita atur ulang lagi waktunya!"
Sofi mengerti, setidaknya sekarang Nana tidak lagi membicarakan tentang Nirmala, sungguh dia tidak rela jika gadis itu di hina Nana. Sofi memang baru mengenal Nirmala , entah mengapa hatinya merasa terpaut setiap kali melihatnya. Seperti ada keterikatan diantara mereka.
Sofi menghembuskan napas lega begitu Nana mengakhiri sambungan
" Bu, makan malam sudah siap!"
" Oh iya, bentar saya panggil yang lainnya, makasih bi!"
Sosok paruh baya yang dipanggil bi Atun itu mengangguk dan kembali ke dapur . Tak lama seluruh keluarga besar Gunawan Harjamukti berkumpul dimeja makan.
Pernikahan Sofi dan Gunawan terjadi karena perjodohan kedua orangtua mereka, tapi perjodohan itu sangat disyukuri oleh keduanya karena Gunawan jatuh cinta pada Sofi dan begitu sebaliknya. Mereka dianugerahi dua orang putra, Andreas yang seumuran dengan Adam dan Devan terpaut satu tahun dibawah sang kakak.
Gunawan merupakan pengusaha ekspor impor dan juga property. Saat ini beliau masih aktif bekerja di perusahaannya dibantu oleh Devan. Sementara Andreas menggeluti bidang sendiri. Pria itu lebih menyukai dunia entertainment. Andreas adalah produser film dan memiliki rumah produksi.
Sebenarnya Sofi memiliki tiga anak, sayang anak perempuannya meninggal saat dilahirkan. Sofi mengalami pendarahan dan sempat tidak sadarkan diri beberapa hari. Saat terbangun dia justru mendapatkan kenyataan pahit bahwa putri yang selama ini sangat di nanti telah tiada tanpa sempat dia lihat. Bahkan Sofi tidak tau seperti apa rupa putrinya, satu hal yang Sofi sesalkan hingga kini, dikarenakan keadaan tak seorangpun yang terpikir untuk mengabadikan momen saat itu. Sofi hanya memiliki foto USG sebagai kenang-kenangan.
Sofi mengambilkan makanan untuk sang suami dan juga ibu mertuanya, Ratna yang kebetulan tengah bertandang ke rumah sang putra. Selama ini Bu Ratna tinggal di Singapura bersama anak keduanya, adik Gunawan yang berprofesi sebagai dokter disalah satu rumah sakit terkenal di sana. Usia yang tak lagi muda membuat Ratna harus sering check up kesehatan, supaya tidak bolak balik, sang anak memintanya untuk stay di Singapura saja.
" Apa kabar Nana dan anak-anaknya Fi, sudah lama sekali mama tidak bertemu mereka!" tanya Ratna disela-sela makan.
" Baik ma, mereka sehat semua, terlebih Adam sekarang sudah punya pacar loh ma, tapi Nana malah pusing!"
" Oh ya, kok bisa bukankah dia selama ini ingin sekali putra bungsunya itu kawin!"
" Nikah ma!" ralat Gunawan
" Halah sama aja! orang dulu bilangnya kawin!"
Gunawan tidak lagi protes.
" Gadis yang disukai Adam jauh dari kriteria Nana ma!" lanjut Sofi.
" Emang seperti apa kriteria Nana , kalau cantik kan relatif, lama-lama juga mengkerut kayak mama!" kekeh wanita tua itu lagi.
" Cantik ko ma, sangat cantik malahan, anaknya kalem dan baik. Hanya saja dia bukan dari keluarga berada, dia yatim piatu dan pekerjaannya menyanyi!"
Ratna menganggukkan kepala, sekarang dia mengerti kemana arahnya. Memang dalam keluarga berjaya, bibit, bebet , bobot selalu menjadi pertimbangan. Dikarenakan nama baik dan juga gengsi. Lebih ke gengsi sebenarnya. Tapi hal itu tidak berlaku pada Ratna. Karena sedari dulu dia tidak pernah memandang semua itu. Meski dia terlahir kaya sejak lahir. Dia tidak pernah jumawa, bahkan semua menantunya datang dari keluarga biasa. Kecuali Sofi yang memang turunan ningrat. Sofi adalah anak dari sahabat mendiang suaminya.
" Kalau udah persoalan bobot, mama bingung mau mengomentari, karena tidak bisa disalahkan sepenuhnya, Pramana itu pengusaha sukses. Pasti mereka memiliki pertimbangan sendiri!" ucap Ratna bijak.
" Iya sih ma, tapi Mas Pram mendukung apapun pilihan Adam, cuma Nana yang gak suka, entah apa yang dia pikirkan kalau bukan keduluan Adam, aku bakal jodohkan Nirmala sama Devan!"
Seketika Devan terbatuk-batuk mendengar ucapan Sofi. Andreas terkekeh demi melihat reaksi sang adik. Devan tipikal pria introvert, sejak kecil yang ada dalam pikirannya hanya belajar. Tak heran kalau dia cerdas dan berprestasi disekolah. Tak ada dalam kamus Devan hidup hura-hura sekalipun fasilitas yang dimilikinya mendukung untuk itu. Tamat kuliah S2 dia langsung terjun ke dunia bisnis membantu sang ayah.
" Aku belum kepikiran menikah ma, Andre aja belum!"
" Kan udah on the way sayang, abis ini kamu. Kalau sampai tahun depan kamu gak punya pacar, mama bakal cariin jodoh buat kamu!"
" Terserah mama!" ucap Devan jengah. Dia tidak mau berdebat lagi. Karena memang tidak ada gunanya, mamanya sangat pintar membuat dia tak berkutik jadi lebih baik diam.
" Bagus, kalau Adam gak jadi nikahin Nirmala, mama bakal bawa Nirmala kerumah kita untuk dijadikan anak menantu!" ucap Sofi sumringah.
" Mana mungkin ma, Adam nya bucin gitu, kayaknya Nirmala juga mulai jatuh cinta pada Adam!" timpal Andreas. Binar-binar cinta terlihat dari cara mereka saling memandang. Adam dan Nirmala memiliki pesona sendiri saat bersama, chemistry-nya bikin baper orang yang melihat. Andreas akan senang hati membuatkan film jika mereka bersedia.
" Mama hanya berandai-andai! mama juga ikut bahagia jika nanti Adam dan Nirmala menikah, entah kenapa mama merasa sayang pada Nirmala, padahal kita baru kenalkan, seolah-olah mama sudah mengenalnya sedari lama!" ucap Sofi sendu. Mungkin kalau putrinya masih hidup, sudah seumuran Nirmala.
" Mama jadi penasaran pengen melihat seperti apa rupa Nirmala, apa kalian memiliki fotonya?" tanya Ratna penasaran.
Sofi mengangguk cepat, dengan antusias dia men- scrolling ponsel pintarnya lalu mendekat kepada ibu mertua. Ratna memperbaiki letak kaca mata dan memperhatikan dengan seksama
Ratna dibuat terkejut dengan apa yang dia lihat. Tangan keriputnya bergetar memegang benda pipih tersebut.
" Inikan...."
***
Adam memandangi sosok yang tengah tertidur dengan damai lewat ponsel. Entah sudah berapa lama mereka tersambung lewat panggilan video call. Semula percakapan mereka sangatlah menarik, tapi seiring waktu Nirmala didera kantuk. Maklum malam kian beranjak larut. Tapi Adam tak ingin mengakhiri, dia meminta Nirmala untuk tetap on kan kameranya.
Nirmala tidak keberatan diapun memposisikan ponselnya, hingga Adam bisa melihat gadis itu benar-benar pulas dalam mimpi indah
Akhir-akhir ini pekerjaan menyita waktunya. Banyak kasus yang harus dia tangani agar segera bisa disidangkan belum lagi urusan bisnis yang kadang kala butuh keputusannya meskipun dia pemegang saham tapi Adam seringkali membuat langkah agar proyek yang dihandle perusahaannya berjalan lancar.
Seperti hari ini setelah pulang dari dinas. Dia langsung memeriksa proposal yang dikirimkan direktur salah satu perusahaan yang bergerak di bidang property. Perusahaan mereka mendapat kesempatan ikut dalam tender Mega proyek pembangunan sebuah hotel dan villa mewah di Bali. Sang direktur merasa perlu berkonsultasi dengan Adam agar proyek tersebut jatuh ke tangan mereka.
" Ibu, jangan tinggalkan Mala, Mala sendirian, ibu...hiks..hiks"
Adam mencelos mendengar ucapan Nirmala, dia memandang pada layar ponselnya dengan seksama. Tadinya dia ingin membangunkan Nirmala dari mimpi. Tapi gadis itu sudah kembali tenang. Samar Adam melihat aliran bening dari mata Nirmala yang tetap terpejam
" Kasihan kamu sayang, apa setiap malam kamu menangis dalam tidur!" desis Adam sendu.
Seketika dia teringat dengan cerita Nirmala waktu itu. Tentang rahasia yang terkubur bersama ibu angkatnya yang telah tiada. Kalau dulu Ibu Rabiah bekerja di Jakarta, artinya Nirmala lahir di kota ini.
" Sepertinya aku harus segera menyelidiki masalah ini!" batin Adam mengabaikan penolakan Nirmala ketika itu untuk mencari tahu tentang keluarga kandungnya.
***
Jangan lupa saweran like, komen, gift dan vote tentunya🥰makasih ya,😍🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Rahmawati
apa mgkin nirmala anak bu sofia
2024-10-19
0
Rahmawaty❣️
Lah jangan2 nirmala anknya bu sofi kali ni
2024-08-03
2
Triana Mustafa
jangan² Nirmala anak Bu Sofia
2024-07-07
0