3. Selamat Tinggal Kampung Halaman

" Amai tidak punya apa- apa, cuma doa yang bisa amai beri semoga kau senantiasa sehat dan selamat di negri orang!" ucap Amai Ina saat membantu Nirmala mengemas barang-barangnya.

Selepas empat puluh hari kepergian Ibu Rabiah, Nirmala memutuskan untuk mewujudkan angannya, merantau ke ibukota. Tak ada lagi yang bisa dia harapkan. Berada dikampung ini akan membuat dia makin terpuruk. Bukan saja tentang kehilangan Ibu tapi juga tentang pandangan orang-orang pada dirinya. Kalau selama ini Ibu Rabiah lah garda terdepan ketika orang-orang mengatakan dia anak pungut, anak yang tidak diharapkan, bahkan ada yang dengan kejam menyematkan dia sebagai anak haram. Sekarang sang pembela telah pergi untuk selama-lamanya.

" Tak usah risau kan apapun mai, doa amai sudah cukup sebagai bekal untuk Mala melangkah!"

Amai Ina sebenarnya tidak rela melepas Nirmala, walau bagaimanapun gadis itu sudah tinggal bersama mereka sejak bayi. Masih terkenang di benak Ina kala itu saat Nirmala pertama kali datang ke rumah mereka.

" Kak Bia pulang Mak!" seru Ina saat melihat kakak iparnya turun dari angkutan umum yang berhenti tepat didepan rumah gadang mereka.

Wanita tua yang bernama Amak Ijah tersenyum sumringah kala mendapati putri sulungnya sudah kembali setelah beberapa tahun merantau di negri orang. Senyum itu mendadak pudar tak kala melihat Rabiah menggendong bayi mungil dalam dekapannya.

" Apa yang kau lakukan Bia, semua orang di kampung ini tau kau mandul, bagaimana kau mengakui kalau anak ini adalah bayimu! "

" Bia tak mandul mak, dokter yang bilang kalau aku dan uda anto sehat, kami belum memiliki anak karena memang belum takdirku melahirkan, sekarang bayi ini akan membungkam mulut orang-orang!"

Setelah menikah Rabiah dibawa suaminya merantau ke Jakarta, tidak seperti sekarang dimana komunikasi lancar, ketika itu mereka hanya menggunakan surat untuk bertukar kabar. Jadi tidak sulit bagi Rabiah untuk membuat sebuah kebohongan.

" Kau bisa membohongi orang-orang tapi tidak dengan amak, katakan ada apa sebenarnya kenapa suamimu tidak ikut pulang! " ucap amak mendesak Rabiah sambil terus memandang bayi mungil berkulit putih bersih itu.

Siapa yang akan percaya kalau bocah bermata bulat jernih ini anak dari putrinya. Sangat kontras dengan fisik Rabiah maupun sang suami yang berkulit sawo matang.

Rabiah menghela napas hingga cerita pun mengalir dari mulutnya. Mendengar kebenaran yang disampaikan, amak juga Ina merasa iba. Tidak sepantasnya bayi yang baru berumur seminggu menanggung beban seberat itu.

Amak dan Ina sepakat mendukung semua keputusan Rabiah dan menerima bayi yang diberi nama Cahaya Nirmala itu menjadi bagian dalam keluarga mereka.

Semua berjalan normal hingga petaka mulai datang ketika Anto tak pernah kembali, desas desus tentang Anto yang sudah menikah lagi membuat Rabiah merana ditambah dia tidak bisa menyusul dikarenakan kondisi amak yang mulai renta. Keselamatan Nirmala juga menjadi pertimbangan membuat Rabiah tidak bisa berbuat apa-apa. Belum selesai satu masalah muncul masalah baru dimana status Nirmala sebagai anak Rabiah mulai dipertanyakan dikarenakan Nirmala tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik, sulit untuk warga kampung mempercayai kalau gadis itu adalah anak Rabiah dan suaminya.

Gunjingan orang-orang membuat kondisi amak ijah semakin menurun hingga tutup usia. Rabiah semakin nelangsa manakala Anto mengirimkan surat perceraian mereka. Tak ada lagi yang tersisa dalam hidup Rabiah kecuali satu tujuan yang terus terpatri, menjaga dan melindungi Nirmala hingga ujung usianya.

" Mala jadi sedih karena tidak bisa bertemu mamak Edi sebelum berangkat! "suara Nirmala membuyarkan Ina dari lamunannya.

" Yang penting kau sudah pamit lewat telepon kan, itu sudah cukup, gak mungkin mamak mu kembali pulang kesini sementara baru seminggu bekerja! "

Nirmala mengangguk mengerti.

Mamak Edi adalah adik lelaki satu-satunya sang ibu, suami dari amai Ina. Kesehariannya bekerja sebagai buruh lepas, saat ini beliau sedang ada pekerjaan membangun mesjid di sebuah kota yang cukup jauh dari kampung ini.Tak memungkinkan bagi Nirmala menyusul untuk sekedar pamitan.

Teringat sesuatu, Ina membuka lemari milik mendiang Rabiah, mengambil kunci dari bawah lipatan kain kemudian membuka laci kecil yang ada disana. Dulu Rabiah pernah berpesan jika dia sudah tidak ada, Ina harus memberikan kotak beludru merah yang dia simpan selama ini pada Nirmala.

" Apa ini mai? "

Amai Ina menggeleng, karena dia sendiri tidak tahu apa isi kotak tersebut. Nirmala mengerutkan kening saat mendapati sesuatu dari dalam, sebuah liontin dengan bandul permata berwarna biru. Sebagai seorang biduan dia sedikit banyak tau tentang perhiasan dan kualitasnya.

Meskipun tak pernah memiliki barang barang mewah, Nirmala paham kalau benda yang sekarang dia pegang bukanlah perhiasan sembarangan.

" Kalung siapa ini amai? "

" Entahlah, amai tak tau pasti yang jelas amanah Kak Bia sudah amai sampaikan, simpan saja dengan baik, mungkin suatu saat kau memerlukan benda ini."

" Apa ini ada kaitannya dengan orang tua kandung ku? " Gumam Nirmala gamang.

Nirmala memang sudah mengetahui kalau dia bukanlah anak kandung. Terus-terusan diolok sebagai anak pungut membuat Nirmala bertanya-tanya. Gak ada api tentu tidak ada asap.Hinaan yang ditujukan padanya tidak serta merta terjadi tanpa alasan dibalik itu. Oleh karenanya Nirmala menanyakan hal tersebut pada sang ibu. Rabiah mau tak mau berterus terang tentang fakta sebenarnya. Nirmala cukup shock namun mengingat bagaimana perlakuan Rabiah selama ini dia pun menerima keadaan dengan cepat.

Nirmala tidak berniat mencari tau siapa orang tua kandungnya. Baginya tidak lagi penting, kalau kelahirannya saja tidak diharapkan untuk apa dia bersusah-payah. Faktanya tidak sesederhana itu. Rabiah masih merahasiakan kebenaran yang sesungguhnya. Semua ini dia lakukan demi keselamatan Nirmala, hanya itu.

Malam begitu cepat berlalu, pagi menjelang Nirmala sudah bersiap-siap depan rumah menanti angkot yang akan membawanya ke terminal pasar. Sengaja Nirmala menyewa angkot karna barang-barangnya tidak akan muat jika menaiki ojek.

" Pastikan tidak ada barang-barang yang tercecer Mala, sudah kau tandai semua kan? " ujar Amai ina memastikan.

Mala mengangguk. Gadis itu menghembuskan napas berat, untuk pertama kalinya dia akan pergi jauh dari kampung. Matanya berputar mengelilingi rumah gadang yang menorehkan banyak kenangan dalam hidupnya. Tanpa disadari bulir-bulir bening menetes dipipi tanpa mampu dicegah.

Terlebih menatap Amai yang kini sesenggukan melepas kepergian Nirmala yang sudah dianggap sebagai putrinya sendiri.

" Elok -elok di rantau orang nak, pandai lah membawa badan, jangan tinggalkan sembahyang, rajin-rajin berkirim kabar, jenguk jugalah amai dan mamak dikampung jika kau punya kesempatan nak, hiks"

" Iya mai, akan ku ingat pesan amai, maafkan mala selama ini sudah banyak merepotkan amai, titip rumah mai, sampaikan salamku pada mamak, hiks"

Perlahan tapi pasti angkot yang membawa Nirmala sudah berjalan menyusuri jalan kampung. Riuh tawa anak-anak bermain, suara kicau an burung di perkebunan, senda gurau bapak-bapak yang duduk sambil minum kopi di kedai gorengan. Sungguh pemandangan ini akan Nirmala rindukan. Selamat tinggal kampung halaman.

Sepeninggal Nirmala sebuah sepeda motor berhenti didepan rumah gadang.

" Assalamu'alaikum "

" Waalaikum salam! " sahut amai Ina dari dalam, dia tengah bersiap-siap hendak menutup jendela rumah karena mau pergi ke sawah. Bergegas dia ke pintu depan untuk melihat tamu yang datang.

" Ooh nak Hanif, ada apa gerangan datang kemari! "

" Nirmala ada mai? "

" Nirmala sudah berangkat ! apa nak Hanif tidak diberi tahu? "

Setahu amai Ina, Nirmala sudah pamitan kepada semua kawan-kawannya. Dia telah mengundurkan diri dari orkes dan sekolah tempat dia mengajar seminggu yang lalu.

" Berangkat kemana mai, mengajar atau menyanyi? "

" Nirmala merantau ke Jakarta nak, sekarang mungkin sudah berada diatas bus! "

Sontak persendian Hanif melemah. Nirmala nya pergi tanpa memberitahu padahal pria itu sudah bertekad untuk membatalkan perjodohan dan mengajak Nirmala untuk kawin lari.

***

*rumah gadang: rumah adat Minangkabau

Bantu vote dan komen ya🥰

Terpopuler

Comments

Rahmawati

Rahmawati

telat km hanif

2024-10-19

0

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

Ih ngajak kawin lari . Yg ada nnti sengsara krna ga dpt restu orgtua.. Krna restu orgtua itu penting

2024-08-02

0

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

nirmala mungkin ank org kaya kali ya

2024-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 01. Prolog
2 02. Komisaris Polisi Adam Bagaskara
3 3. Selamat Tinggal Kampung Halaman
4 4. Welcome to Jakarta, Nirmala
5 5. Perdebatan
6 6. Awal mula
7 7. Potret dalam figura
8 8. Satu Milyar
9 9. Ingin Berteman
10 10. Kasih Saya Kesempatan
11 11. Mencuri hati saya
12 12. Dilema
13 13. Pesta Pertunangan
14 14. Garam dilaut, asam digunung
15 15. Melawan Arus
16 16. Aku mencintaimu Cahaya Nirmala
17 17. Tidak Selevel
18 18. Pertemuan dengan bintang sinetron
19 19.Keluarga Harjamukti
20 20. Insiden Pingsan
21 21. Nikah Yuk!
22 22. Perkara Mobil dan Motor
23 23. Biduan Pengamen
24 24. Asisten Pribadi
25 25. Skinship
26 26. Bak pinang dibelah dua
27 27.Bagaimana Jika dia putriku
28 28. Tidak Sah
29 29. Hubungan Hedy dan Aini
30 30. Kereta Malam
31 31. Udah ketangkep aja
32 32. Sekelumit Kisah
33 33. Candle Light Dinner
34 34. Tidak ada yang berubah
35 35. Rasi Bintang
36 36. Sosok dari masa lalu
37 37. Membongkar kedok
38 38. Flying Board
39 39. Kritis
40 40. Hasil DNA
41 41.Sah
42 42. Sikap Acuh Nirmala
43 43. Dalang dibalik Konspirasi
44 44. Bimbang
45 45. Lingerie
46 46. Zat Afrodisiak
47 47. Tuduhan menyakitkan
48 48. Nginap dirumah mertua
49 49. Ruang Rindu
50 50. Balada cinta
51 51. Berjanjilah
52 52. Tidak masuk diakal
53 53. Obsesi
54 54. Menyukai Polisi
55 55. Penawaran
56 56. Boomerang
57 57. Tamu di pagi buta
58 58. Menyembunyikan sesuatu
59 59.Bertemu Uda Hanif
60 60. Petaka satu malam
61 61.Rencana Jahat
62 62. Pengakuan
63 63. Rem Blong
64 64. Pelangi yang telah pergi
65 65. Prahara Anggi
66 66. Prahara Anggi (2)
67 67. 100 hari
68 68. Enam Tahun Kemudian
69 69. Mengakar kuat
70 70. Cuma Ingin Nirmala
71 71. Video call dari Abud
72 72. Tentang Laras
73 73. Kloning
74 74. Bukan Artis
75 75. Dia bukan Laras
76 76. Dia ingin pulang tapi tak tau jalan
77 77. Bertemu Abud
78 78. Bermuara pada rasa yang salah
79 79. Pelukan Menenangkan Dibalik Jeruji Besi
80 80. Perdebatan Sengit
81 81. Lahir karena cinta papa sama ibu
82 82. Gak mau ikut
83 83. Labirin
84 84. Bingkisan
85 85. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
86 86. Provokasi
87 87. Restrain
88 88. Sumber Luka
89 89. Balada Cinta Sang Biduan
90 90. Semua kenangan
91 91. dilema tak berkesudahan
92 92. Pengajian di Pendopo rumah Asyifa
93 93. Berniat merealisasikan?
94 94. Satu rahasia yang terungkap
95 95. Harusnya aku tidak pernah lahir kedunia ini
96 96. Ketemu Pawangnya
97 97. Tidak sengaja menguping
98 98. Pertemuan tak terduga
99 99.Sah
100 100. Kisah yang sempurna
Episodes

Updated 100 Episodes

1
01. Prolog
2
02. Komisaris Polisi Adam Bagaskara
3
3. Selamat Tinggal Kampung Halaman
4
4. Welcome to Jakarta, Nirmala
5
5. Perdebatan
6
6. Awal mula
7
7. Potret dalam figura
8
8. Satu Milyar
9
9. Ingin Berteman
10
10. Kasih Saya Kesempatan
11
11. Mencuri hati saya
12
12. Dilema
13
13. Pesta Pertunangan
14
14. Garam dilaut, asam digunung
15
15. Melawan Arus
16
16. Aku mencintaimu Cahaya Nirmala
17
17. Tidak Selevel
18
18. Pertemuan dengan bintang sinetron
19
19.Keluarga Harjamukti
20
20. Insiden Pingsan
21
21. Nikah Yuk!
22
22. Perkara Mobil dan Motor
23
23. Biduan Pengamen
24
24. Asisten Pribadi
25
25. Skinship
26
26. Bak pinang dibelah dua
27
27.Bagaimana Jika dia putriku
28
28. Tidak Sah
29
29. Hubungan Hedy dan Aini
30
30. Kereta Malam
31
31. Udah ketangkep aja
32
32. Sekelumit Kisah
33
33. Candle Light Dinner
34
34. Tidak ada yang berubah
35
35. Rasi Bintang
36
36. Sosok dari masa lalu
37
37. Membongkar kedok
38
38. Flying Board
39
39. Kritis
40
40. Hasil DNA
41
41.Sah
42
42. Sikap Acuh Nirmala
43
43. Dalang dibalik Konspirasi
44
44. Bimbang
45
45. Lingerie
46
46. Zat Afrodisiak
47
47. Tuduhan menyakitkan
48
48. Nginap dirumah mertua
49
49. Ruang Rindu
50
50. Balada cinta
51
51. Berjanjilah
52
52. Tidak masuk diakal
53
53. Obsesi
54
54. Menyukai Polisi
55
55. Penawaran
56
56. Boomerang
57
57. Tamu di pagi buta
58
58. Menyembunyikan sesuatu
59
59.Bertemu Uda Hanif
60
60. Petaka satu malam
61
61.Rencana Jahat
62
62. Pengakuan
63
63. Rem Blong
64
64. Pelangi yang telah pergi
65
65. Prahara Anggi
66
66. Prahara Anggi (2)
67
67. 100 hari
68
68. Enam Tahun Kemudian
69
69. Mengakar kuat
70
70. Cuma Ingin Nirmala
71
71. Video call dari Abud
72
72. Tentang Laras
73
73. Kloning
74
74. Bukan Artis
75
75. Dia bukan Laras
76
76. Dia ingin pulang tapi tak tau jalan
77
77. Bertemu Abud
78
78. Bermuara pada rasa yang salah
79
79. Pelukan Menenangkan Dibalik Jeruji Besi
80
80. Perdebatan Sengit
81
81. Lahir karena cinta papa sama ibu
82
82. Gak mau ikut
83
83. Labirin
84
84. Bingkisan
85
85. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
86
86. Provokasi
87
87. Restrain
88
88. Sumber Luka
89
89. Balada Cinta Sang Biduan
90
90. Semua kenangan
91
91. dilema tak berkesudahan
92
92. Pengajian di Pendopo rumah Asyifa
93
93. Berniat merealisasikan?
94
94. Satu rahasia yang terungkap
95
95. Harusnya aku tidak pernah lahir kedunia ini
96
96. Ketemu Pawangnya
97
97. Tidak sengaja menguping
98
98. Pertemuan tak terduga
99
99.Sah
100
100. Kisah yang sempurna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!