Makan Bersama

Hari telah pagi tanpa terasa Dian sudah berhasil melewati malam yang terasa berat. Dirinya telah selesai mandi dan berganti pakaian sehari-hari bersiap keluar menuju meja makan layaknya seperti biasa Dian lakukan jika menginap, Ia pasti akan membantu Ibu menyiapkan makanan pagi dan makan bersama di meja namun dirinya tidak tahu sekarang apakah bisa melakukan aktivitas rutin seperti itu. 

Atau melainkan tidak? 

Setidaknya dirinya sudah mencoba 

Dian berjalan mendekati kaca besar di lemari, memandang dirinya yang tampak memilukan berdiri tegak. Ia memejamkan matanya sejenak dan menarik napas panjang menghembuskannya dengan pelan seolah berusaha menetralkan emosi yang berkecamuk di dalam dirinya. 

Dian berjalan keluar membuka pintu kamar, dirinya tersentak pelan saat Bapak yang baru datang dari arah lain. 

"Eh Dian, kamu jadi tidur di sini Dian?" Tanya Bram dengan wajah bingungnya melihat Dian yang keluar dari kamar Darma. Ah, dirinya baru ingat kemarin malam Rama izin agar Dian dapat tidur di kamar Darma dengan alasan kasur di kamar Rama kecil. 

Bahkan tanpa Rama membuat alasan seperti itu Bram sudah tahu alasanya, jika dipikir-pikir kasur Rama itu sama sekali tidak kecil masih cukup untuk dua orang dengan sedikit berdekatan dan bukankah itu bagus membuat mereka saling mendekat namun Rama tetap Rama yang selalu memilih pilihan lain yang membuat dirinya terbelakang

"Iya pak," jawab Dian 

"Rama dimana Dian?" 

Bram dapat melihat wajah bingung dan gugup dari Dian ketika dirinya bertanya dimana keberadaan Rama.  Padahal dirinya sudah tau dan menebak pasti anak lelakinya itu memilih tidur di kamar miliknya sendiri. 

"Oh dia tidur di kamarnya sendiri ya?" Ulang tanya Bram kepada Dian 

Dian dengan ragu menjawab Bram dengan anggukan. 

Bram sudah menebak sedari awal pasti Rama akan melakukan itu semua, anak itu merasa tidak enak kepada Dian dan selalu berusaha membuat Dian merasa nyaman walau tanpa Rama sadari Ia telah menyakiti dirinya sendiri 

"Oh gapapa, bisa kamu bangunin Rama di kamar? Anak itu pasti tertidur tadi sehabis sholat karena bergadang, setelah itu kalian ke meja makan ya buat makan bersama," ujar Bapak dengan ramah kepada Dian. 

Dian menganggukan kepala dan tersenyum menjawab Bapak "Baik pak," balas Dian. 

Dian bernafas lega  saat Bapak telah pergi ke arah belakang menuju ruang makan. Dengan ragu Dian berjalan menuju kamar Rama, dirinya tidak enak hati kepada pria itu namun bagaimanapun Dian harus membangunkan Rama sesuai dengan perintah Bapak.

Dan berkali-kali dirinya menyadarkan bahwa sekarang Rama adalah suaminya

Dengan pelan Dian memutar kenop pintu kamar Rama, sesuai perkataan pria itu bahwa Ia tidak mengunci pintu kamar. 

Dian berjalan masuk ke dalam kamar milik Rama, harum bunga lavender yang menangkan dan tidak terlalu tajam dengan pencahayaan lemah yang berasal dari lampu tidur kuning yang membuat suasana semakin nyaman. 

"Rama" panggil Dian 

Dian dapat melihat gulungan selimut yang sudah pasti itu adalah Rama. Pria itu tertidur dengan tenang dan nyaman tanpa merasa terganggu ketika dirinya memanggil nama pria itu. 

Dian berjalan mendekati kasur milik Rama, Ia berdiri di samping kasur Rama dan menatap wajah tenang dan menenangkan Rama ketika mata tertutup tertidur. Pria itu tampak seperti anak kecil yang polos ketika tertidur. 

wajah tenang yang menampilkan kemurnian.

"Rama," panggil Dian sekali lagi dengan menggoyangkan tubuh Rama pelan. 

Dian dapat melihat wajah yang tenang Rama tadi seketika merenggut terganggu ketika dirinya memanggil dan menggoyangkan badan pria itu dengan ragu

"Rama," ulang Diana sekali lagi 

Merasa terganggu Rama sontak langsung membuka matanya, dirinya terbelalak melihat wajah Dian tepat di depanya yang sontak membuat dirinya sadar dan duduk dari posisi tidurnya. 

"Akh" 

Rama mengerang pelan merasakan kepalanya pusing karena bangun tiba-tiba. Melihat Rama mengaduh kesakitan Dian sontak mendekat ke arah pria itu dan memegang kepala Rama.

"Rama kamu baik-baik saja," tanya Dian menatap Rama dengan khawatir. 

Rama terdiam, tanganya yang mengelus kepala yang terasa sakit seketika berhenti saat merasakan tangan lembut tanpa sengaja menyentuh kulitnya.

Rama mendongakkan kepalanya melihat ke atas melihat Dian yang menatap dirinya dengan cemas. Dian yang berdiri memegang kepala Rama merasa menatap dengan guratan cemas dan memegang kepala tempat Rama mengaduh kesakitan.

"Maaf membangunkan mu tiba-tiba," ujar Dian dengan wajah merasa bersalahnya

Rama masih terdiam menatap Dian yang menatapnya dengan cemas. Dirinya benar-benar terkejut saat melihat wajah Dian tepat di depanya saat membuka mata, wajah Dian yang anggun membuat Rama terpana dan terkejut akan takut semua ini ilusi.

Rama sadar saat Dian mengibaskan tanganya di depan wajah Rama. Ia menatap Dian dengan sungkan merasa malu dengan tingkahnya yang terkesan berlebihan.

"Tidak apa-apa Mbak, maaf juga telah membuat Mbak terkejut," ucap Rama dengan nada pelanya dan tidak lupa menampilkan senyum yang biasa Ia tampilkan.

Dian menatap wajah Rama lebih lama, dirinya tidak suka dengan senyum Rama bahkan Ia lebih menyukai wajah tertidur Rama yang terkesan polos dan natural yang tidak dibuat-buat.

Namun apa ini semua perasaan Dian saja? atau memang seperti itu cara Rama?

"Bapak tadi nyuruh panggil kamu buat bangun dan maka bersama di meja"

Dian dapat melihat wajah keterdiaman Rama seolah sedang menimbang sesuatu. Rama melihat ke arah Dian cukup lama kemudian mengatakan, "Mbak mau makan bersama?"

Dian mengerutkan dahinya mendengar perkataan Rama, dirinya terdiam sejenak berusaha mencerna situasi namun saat dirinya hendak membuka mulut untuk mengatakan Rama langsung memotongnya.

"Ti-dak tidak, maksud saya mari kita makan bersama. Saya mandi sebentar ya Mbak," ujar Rama langsung memotong Dian yang hendak akan berbicara.

Dian menatap Rama yang langsung berdiri dari kasur dan masuk ke dalam kamar mandi tanpa menoleh ke arah dirinya. Dian terdiam di tempat menatap punggung Rama yang semakin jauh dari pandangan hingga menghilang masuk ke dalam kamar mandi.

Terpopuler

Comments

Reni Anjarwani

Reni Anjarwani

doubel up

2024-03-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!