Makanan Kesukaan Dian

Pada akhirnya di ruangan inilah Dian berdiam diri, melihat keluar jendela dengan pikiran berkelana ke segala arah. Setelah kejadian meja makan, Rama mengajak Dian untuk berdiam diri di kamar pria itu yang mana suaminya sekarang. Bahkan dirinya sama sekali belum ada keluar dari kamar Rama dan lebih memilih mengurung diri agar tidak bertemu dengan mertuanya itu – atau bisa Dian panggil sebagai mantan mertuanya. 

Dirinya memilih kembali duduk di sofa seperti sebelumnya menatap jendela yang menampilkan langit yang sudah malam. Iya memang benar Dian sudah mengurung diri dari pagi hingga malam di kamar Rama, bahkan lapar di perutnya sudah mulai terasa karena belum makan siang dan di pagi hari tadipun dirinya hanya makan sedikit atau bahkan sama sekali belum menyuapi sesuap nasi di perutnya. 

"Seharian ini Rama juga tidak ada di sini," batin Dian. Setelah mengantar Dian masuk ke dalam Rama hanya duduk sebentar dan kembali keluar hingga sampai sekarang pria itu belum pulang. 

Clekk

Dian mendongakkan kepalanya melihat ke arah sumber suara yang menampilkan Rama yang baru saja masuk ke dalam kamar dengan sekantong plastik putih di tanganya. 

"Assalamualaikum, Mbak. Saya sudah pulang," ucap Rama yang baru saja masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan pelan sembari membawa sekantong plastik putih.

"Waalaikumsalam" 

Rama berjalan mendekati Dian yang duduk di sofa dan duduk di samping wanita itu. Rama menolehkan kepalanya melihat ke arah Dian yang juga sama melihat ke arah dirinya, dirinya dapat melihat mata merah Dian dan juga wajah sembab sehabis nangis di wajah bersih istrinya itu. 

Pasti seharian ini Mbak Dian menangis, batin Rama melihat wajah Dian. 

"Mbak sudah makan?" Tanya Rama kepada Dian yang masih terdiam melihat dirinya. 

Dian tersentak pelan dari lamunannya, Ia melihat lurus ke arah Rama yang tampak mengeluarkan isi dari kantong plastik putih yang ternyata berisikan makanan. 

Rama tersenyum tipis melihat Dian yang menggelengkan kepalanya dengan polos seperti anak kecil yang jujur kepada Ibunya. Rama menganggukan kepalanya dan mengatakan, "Ini saya membawakan makanan buat Mbak, maaf Saya baru pulang," ujar Rama kepada Dian. 

Dian menganggukan kepalanya  menjawab pernyataan Rama dengan gerakan tubuh. Rama dengan telaten mengeluarkan makanan dari plastik putih tersebut yang mana sontak membuat Dian terbelalak senang melihat makanan yang dikeluarkan Dian. 

"Rendang?" Tanya Dian dengan antusiasnya 

Rama mendonggakan  kepalanya dan tersenyum tipis melihat Dian yang sudah menampilkan senyum kembali. Ia menganggukan kepalanya dan mengatakan, "Iya, Mbak suka Rendang kan? Sengaja tadi saya beli sebelum pulang"

Dian menatap Rama dengan rasa haru, dirinya tidak tahu bagaimana bisa Rama tahu makanan kesukaannya dan juga akhir-akhir ini Ia juga sangat ingin makan rendang namun belum kesampaian karena banyak kegiatan yang Dian lakukan. 

"Bagaimana bisa kamu tahu makanan kesukaan aku?" Tanya Dian kepada Rama. 

Ram tersenyum tipis ke arah Dian, dirinya tidak menjawab pertanyaan Dian dan malah berdiri dari tempat duduknya. Melihat Rama yang berdiri dan berjalan menjauh membuat Dian mengerut kening bingung.

Mau kemana Rama? 

Rama berjalan menuju ruangan pojok bagian samping meja belajar yang mana terdapat meja kecil yang di atasnya dispenser air di atasnya. Bunyi suara piring berantuk terdengar sontak membuat Dian mengerti. 

Mata Dian mengikuti jalan kaki Rama yang berjalan mendekatinya membawa dua piring dengan satu air gelas besar di tangan pria itu. 

"Mbak mau makan di sofa atau di karpet?" 

Dian terdiam sejenak, dirinya berpikir keras sepertinya akan lebih leluasa jika dirinya makan di karpet. 

"Karpet saja" 

Rama menganggukan kepalanya dan meletakkan dua piring itu di karpet dan Dian berdiri dari sofa membawa plastik putih yang berisi makanan tadi ke karpet. 

"Ini ada rendang, gulai dan juga kerupuk buat tambahan Mbak makan. Ini nasinya jangan lupa cuci tangan dulu Mbak," ujar Rama kepada Dian yang langsung memindahkan nasi yang telah di bungkus di piring Dian.

Dian mengerutkan keningnya mendengar perkataan Rama dan menanyakan. "Kamu ga makan?" 

Rama menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis membalas pertanyaan Dian, "Tidak Mbak, saya sudah kok dan ini sengaja saya beli buat Mbak" 

Dian menganggukan kepalanya, dirinya sebenarnya merasa sedikit kecewa. Ia kira Rama membawa dua piring memang sengaja untuk dirinya dan juga pria itu ternyata piring satunya lagi sebagai tempat lauk yang dipindahkan oleh Rama. 

Dian berdiri dari tempat duduk dan berjalan menuju kamar mandi mencuci tangan. Ia kembali ke tempat karpet yang mana Rama sudah mempersiapkan makananya. 

"Kamu beneran ga mau makan?" Tanya Dian memastikan ulang. 

Rama menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis mengatakan, "Tidak Mbak, saya beli memang buat Mbak" 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!