Bulan Empat Masa Iddah

Masa Iddah dari seorang istri yang ditinggal oleh suami saat meninggal adalah empat bulan sepuluh hari. Ini adalah bulan ke empat Dina dalam massa iddahnya. Jika ada orang yang menanyakan kepada dirinya, apakah Ia sudah melupakan Mas Darma?

Maka jawabanya adalab tidak. Tidak semudah itu melupakan pria yang telah menemanimu selama enam tahun. Menjalani hari bersama dan merangkai rencana susunan cerita untuk hidup bersama yang lebih lama. 

Namun itu semua hanya rencana, kekal adalah milik tuhan sedangkan dirinya hanya hamba yang berserah. 

"Kamu serius mau melakukan ini semua?" 

Dian menoleh ke arah sumber suara. Wanita yang seumuran dengan dirinya, yang telah mendengar semua ceritanya. 

"Entahlah Karina, Aku hanya ingin melakukan apa yang diminta oleh Mas Darma untuk terakhir kalinya. Ia tidak pernah meminta atau bahkan menuntut apapun selama ini," tutur Dian dengan nada lirihnya. 

Karina menatap Dian dengan penuh simpati melihat sahabatnya harus terpuruk seperti ini. Sedari kecil Dian sudah hidup dengan susah dan sekarang Ia juga harus kehilangan pria yang Ia cintainya untuk selamanya.

Karina dan Dian sudah berteman lama sedari mereka Sekolah Menengah Pertama(SMP). Karina saksi dimana dirinya melihat perjuangan kisah Dian dan Darma sedari mereka masa pendekatan. Darma yang ramah dan mudah bergaul tentu mudah akrab dengan siapapun termasuk dirinya. 

"Tapi, bagaimana dengan Rama itu? Apa dirinya juga menerimanya?" Tanya Karina dengan wajah penasaranya. 

Dian menunduk pelan dan menganggukan kepalanya. Rama menerima permintaan itu, Ia menyerahkan semua keputusan kepada Dian. Jika Dian menerimanya maka Rama juga akan menerimanya, pria itu tidak memaksa dan juga tidak menolak. Ia hanya patuh mengikuti. 

"Dia menyerahkan semuanya kepadaku, jika Aku menerimanya maka Ia juga menerimanya. Ia sama sekali tidak memaksa dan juga- tidak menolak," ucap Dian dengan nada pelanya. 

Karina mendengar hal itu merespon dengan anggukan kepala. "Yah, setidaknya Ia bukan pria kurang ajar yang memaksamu atau- bagaimana," ujar Karina dengan napas leganya. 

Dian mengerutkan keningnya mendengar perkataan Karina, apa maksud Karina dengan kata kurang ajar? Bahkan Rama terlihat jauh sekali dari kata kurang ajar yang dikatakan oleh Karina. 

Ia terkesan seperti pria yang eum manut?.

"Kurang ajar?" Ulang Dian mengatakan apa yang dikatakan oleh Karina dan di kepalanya. 

Karina mendongakkan kepalanya, melihat ke arah Dian yang menatapnya dengan kerutan bingung dan juga muka sedikit tidak terimanya. Ia menganggukan kepalanya dan mengatakan "Iya, kurang ajar. Jika Ia pria brengsek maka Ia akan memaksamu untuk menikah dengannya, ayolah Dian kamu itu cantik di balik kerudungmu dan gamis itu, kamu memiliki tubuh yang sangat diidamkan oleh model lainya. Mata pria itu jeli dan tajam berbeda dengan mata kita –" ujar Karina dengan santai sembari memakan kripik di toples meja yang telah disediakan oleh Dian yang biasanya untuk tamu.

Dian terdiam mendengar perkataan Karina. Sahabatnya yang satu ini memang spontan dan berkata apa adanya, jadi Ia tidak kaget sama sekali apa yang dikatakan oleh Karina. 

"Dan juga, jika Ia adalah pria yang lebih bejat maka Ia akan menolakmu secara mentah-mentah. Dengan statusmu adalah mantan istri Abangnya tentu membuat dia berpikir dua kali, bukankah katamu dia masih muda? Tentu lebih mudah bagi dirinya untuk mencari wanita lain yang belum memiliki status," tambah Karina kepada Dian. 

Dian semakin tertegun mendengar perkataan Karina. Semua masuk akal apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu, Rama adalah pria yang tidak banyak bicara dan juga selalu berusaha menghargai dirinya, tidak menunjukkan perilaku buruk yang dapat membuat dirinya menjadi risih atau tidak suka. 

Dian paham apa maksud dari kata status yang diucapkan oleh sahabatnya itu. Status dimana dirinya seorang janda yang sudah ditinggal meninggal, Ia juga terkadang sering bertanya kepada dirinya sendiri kenapa Rama tidak berusaha menolak? Atau mencari wanita yang belum memiliki status bukan seperti dirinya?

"Dian? Are you okay? Maaf bila kata-kataku ada menyakitimu," seru Karina melihat Dian yang terdiam dengan wajah termenungnya. Karina menjadi merasa bersalah telah membuat Dian menjadi termenung seperti ini, seharusnya Ia menghiburnya bukan malah membuatnya semakin kecewa begitu saja. 

Dian tersentak pelan dari lamunannya ketika Karina mengoyang-goyangkan badanya dengan pelan sembari mengucapkan kata maaf. Dian terkekeh pelan melihat kelucuan Karina, Ia menggelengkan kepalanya mengatakan, "Tidak, Aku tidak apa-apa. Tenang saja" 

Dibalik sikap spontan dan jutek dari Karina tetapi wanita itu sangat perhatian, memiliki empati tinggi dan hangat. Itu membuat Dian merasa nyaman dengan Karina. Karina adalah seorang model terkenal yang memiliki banyak prestasi, Ia adalah kebalikan dengan dirinya seperti kata-kata orang. Jika kata orang dirinya seorang yang alim maka Karina seorang baddas dan memikat. Tubuh tinggi mbak model dan sexy yang dapat memikat orang melihatnya.

Selain menjadi model brand ternama, Karina juga seringkali menjadi model dari desain baju yang Dian rancang. Ia menjadi model baju untuk wanita yang tidak menggunakan hijab namun tetap sopan. Ia juga salah satu juri di acara pencarian bakat model yang disiarkan di TV. 

"Tapi Dian, Aku yakin. Jika Darma memilihkan sendiri untukmu maka Ia adalah pria baik. Darma tidak mungkin memilihkan sembarang pria begitu saja, apalagi ini Adik dari Darma sendiri pasti pria itu sudah kenal sekali bagaimana sifat Adiknya," seru Karina dengan pelan. 

Dian menganggukan kepalanya dan tersenyum tipis mendengar perkataan Karina. Ia paham apa yang dimaksud oleh sahabatnya itu, tidak mungkin Mas Darma mengirimkan seseorang buruk untuk dirinya. 

Terkadang Ia juga sering bertanya-tanya, apa maksud dari semua ini? Kenapa Mas Darma ingin dirinya menikah dengan Adiknya sendiri? Ia juga semakin penasaran kenapa Ibu sangat tidak suka sekali dengan Rama? 

Seperti terakhir di meja makan, Ibu seolah mengatakan bahwa Rama bukanlah anak dari Ibu sendiri. Lalu jika bukan, Rama anak siapa? Dan kenapa Mas Darma memanggil Rama dengan adik? 

"Apa Rama adik sepupu dari Mas Darma?" gumam Dian kepada dirinya sendiri dengan nada rendah. 

Karina yang mendengar lirihan Dian sontak menoleh ke samping melihat Dian yang bergumam berbicara sendiri, alisnya terangkat melihat kebingungan Dian..

"Dian, ada apa?" tanya Karina kepada Dian yang langsung sadar dari lamunannya dan menggelengkan kepala. 

Dian menggelengkan kepalanya, Ia kira Ia hanya berbicara sendiri dengan pelan ternyata Karina dapat mendengar lirihanya. Apa sebaiknya Ia tanya kepada Ibu saja? Kenapa Ibu sangat membenci Rama? 

Tapi rasanya tidak mungkin dirinya bertanya kepada Ibu. Ia takut Ibu bisa emosi kepada dirinya apalagi saat di meja makan waktu itu, itu adalah kali pertamanya Ia melihat Bapak dan Ibu bertengkar begitu saja.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

rama bukan adik kandung mas darma hanya adik tiri....

2024-04-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!