Black Hoodie

Irene berjalan menuju ruang dosen dengan terburu-buru, hari ini ia ada urusan dengan dosen yang dari semalam bawel karna dia belum mengumpulkan tugas yang diberikan. Irene gak ngerti lagi, padahal harusnya dosennya ngerti, kan Irene anggota senat yang emang sangat sibuk. Tapi ya namanya senat, dia tak seperti organisasi SMA yang sedikit bebas, mereka diharuskan disiplin dan sangat bertanggungjawab. Irene sih bertanggungjawab, tapi kadang disiplinnya kurang. Makanya Irene masih aja suka ngeluh kalo kerjaannya sudah menyita pikirannya, Irene gak tahan dengan itu semua.

"Eh, Kak Irene." Sapa seorang pria, membuat Irene yang hampir belok terhenti seketika. Gadis itu menoleh kearah juniornya, tersenyum seramah mungkin. "Pagi, Kak!!"

"Pagi, Bryan." Sapa Irene, tapi tatapannya mengarah pada pria yang berada disamping pria tinggi itu.

"Kakak mau kemana? Sibuk banget, mau aku bantuin gak, Kak?" Tanya Bryan, membuat Irene menatapnya lagi.

"Gak usah, tadi dipanggil dosen, duluan ya..." Ujar Irene sambil berjalan pergi, tak tahan dengan tatapan tajam yang diberikan pria di samping Bryan, yang baru ia kenal sebagai Axelle, pria misterius yang membuat bulu kuduknya merinding.

"Loe ngapain sih?" Tanya Bryan, membuat Irene menghentikan langkahnya. Gadis itu pura-pura berjalan menjauh, padahal ia sembunyi di pertigaan koridor itu.

"Kenapa?"

Untuk kedua kalinya Irene mendengar suara berat pria itu, Irene seketika lupa pada tugas yang harus diserahkan pada dosennya.

"Loe ngapain ngeliatin Kak Irene? Naksir loe, ya?"

Terdengar suara Bryan, Irene memasang telinganya baik-baik.

"Nggak, biasa aja."

Cowok itu berucap acuh tak acuh, membuat Irene terdiam. Ha? Baru kali ini ada cowok yang bilang tak menyukainya, terdengar seperti benar-benar tak menaruh hati padanya. Apa yang dia pikirkan? Kenapa dia tak menyukai Irene? Padahal Irene selama ini selalu menemukan pria yang berhasil dibuatnya menggila, meski dia harus kerepotan gara-gara itu sih.

"Loe cuman mau caper doang kan sama dia, bilang gak suka, natap dia dingin begitu, terus ntar dia ngerasa bersalah..."

Jleb!!

Irene terdiam, semudah itu ya ia terbaca. Tapi apa benar dugaan Bryan kalo Axelle hanya caper supaya dia kepikiran pria itu melulu? Ngerasa bersalah terus... Kan gw gak ada salah, kenapa mesti ngerasa bersalah?

"Irene, ngapain loe disini?" ujar Wendy, membuat Irene kaget. Dengan panik, dia mencoba memberi isyarat pada Wendy agar gadis itu diam. "Apaan sih? Loe ngapain disini?"

"Aish..."

"Kak Irene??" Sapa Bryan, membuat Wendy hampir berteriak karna kaget.

Irene hanya bisa menutup wajahnya dengan buku yang dibawanya, wajahnya merona malu, ia menoleh kearah Bryan. "Hai, Bryan!!"

"Kakak bukannya sibuk, ya?" Ujar Axelle, wajah datarnya mampu membuat Irene terpaku menatapnya. "Tadi dipanggil dosen, kan?"

"Ah, iya, gw lupa, anterin gw yuk, Wen!!" Ujar Irene sambil menarik tangan Wendy, memaksanya untuk ikut.

Wendy yang tak tahu apa-apa hanya mengikuti sahabatnya itu, meskipun berbagai pertanyaan muncul di benaknya.

***

"Tumben loe ada disini, bukannya gak ada jadwal?" Tanya Gisel sambil duduk di samping Irene, sedang gadis itu hanya meminum minumannya tanpa semangat.

"Kenapa lagi loe?" Tanya Joy, heran. Gak biasanya Irene gak bersemangat begini, membuatnya sedikit lebih manusiawi.

"Gw malu..." Gumam Irene, membuat yang lain bingung.

"Malu kenapa?" Tanya Gisel, Irene itu tipe orang yang gak segampang itu menunjukkan ekspresinya.

"Dia malu karna kepergok nguping, hihi." Ujar Wendy, tiba-tiba muncul dengan snack di tangannya.

"Nguping? Nguping siapa?" Tanya Joy, membuat Gisel menatapnya karna suaranya cukup keras.

"Dia nguping..."

"Itu lho, gw gak sengaja nguping dosen." Ujar Irene, buru-buru.

"Nguping apaan? Jangan bilang... Irene udah gak polos, ya Tuhan!!" Ujar Joy, membuat Irene melotot kaget ke arahnya.

"Loe pikir gw nguping apaan sih, Joy?" Ujar Irene, hampir berteriak saking kesalnya. Pikiran Joy emang gak mudah ditebak, heran deh, kenapa dia betah temenan sama Joy?

"Elah, gak usah ngegas." Ujar Joy, tersenyum geli.

"Dia nguping Axelle, itu lho, si hoodie item." Ujar Wendy, Irene menatapnya tajam.

"Si hoodie item? Loe ngapain ngupingin dia?" Tanya Gisel, penasaran.

"Loe bisa pelanin suara loe, gak sih?" Ujar Irene, gemas. Para sahabatnya ini emang punya toa semua, kecuali dirinya yang memang aslinya pendiam. "Gw cuman penasaran sama doi, gak tau kenapa."

"Hm, penasaran atau penasaran?" Goda Joy, Irene menatapnya jengah. "Gak biasanya loe tertarik sama orang, cowok lagi." Ujarnya, lagi.

"Dia gak kayak kebanyakan cowok, jadi gw penasaran aja."

"Irene normal, Girls, gw gak nyangka dia tertarik sama junior." Ujar Gisel, paling semangat kalo Irene udah berubah. Ya memang dia berharap Irene gak jomblo terus, supaya dia bisa deketin Stuart kembali.

"Sembarangan banget itu mulut, pengen gw plester." Ujar Irene, tak terima dibilang gak normal. Demi tuhan dia normal, hanya saja memang belum ada yang bisa benar-benar menarik hatinya, dia pun gak tau kenapa.

"Doi masih ngarepin Kak Stuart, Rene." Ujar Joy, membuat Gisel mendelik kearahnya. "Bener kan, apa kata gw." Ujarnya, lagi.

"Berisik!!" Ujar Gisel, sebal.

"Tapi si hoodie item itu gak jelek kok, cuman kayaknya dia gak terlalu tertarik aja sama loe." Ujar Wendy, tentu saja hal itu membuat Joy dan Gisel menatapnya.

"Gak tertarik? Loe yakin? Dia gak caper gitu?" Tanya Joy, tanpa jeda.

"Itu yang bikin gw penasaran, sebenarnya." Ujar Irene, pelan. "Padahal gw ngerasa gak kenal dia, gw gak ada salah sama dia juga, tapi kok dia jutek sama gw ya?"

"Sama cewek lain juga kayaknya, tuh..."

Wendy menunjuk Axelle yang tengah berhadapan dengan seorang gadis mungil yang menyodorkan bingkisan padanya, tatapan pria itu tak bersahabat. Irene melihatnya, lalu beranjak...

"Mau kemana, Rene?"

"Irene?..."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!