Axelle vs Ryn

"Maaf, saya tak pernah ada pemikiran kesana. Saya hanya ingin belajar, maaf." Ujar Axelle sambil membungkukkan badannya cukup rendah, lalu berbalik.

Gadis yang merupakan kating beda fakultas itu tiba-tiba menahannya, tapi Axelle segera menepisnya. "Seenggaknya kamu terima kotak ini, aku mohon!!" Ujarnya sambil menyodorkan kotak kado berwarna pink itu, membuat Axelle menghela nafas.

"Saya gak bisa menerima bingkisan dari sembarang orang, Kak. Saya juga gak punya urusan sama Kakak, kenapa Kakak ngasih bingkisan ke saya? Lagipula kemarin bukannya udah ada event take&give yang melibatkan maba sama kating. Saya rasa, ini bukan waktunya." Ujar Axelle, membuat gadis itu terdiam. "Saya pergi, Kak, permisi." Ujarnya sambil berjalan pergi, tanpa memperdulikan gadis itu lagi.

"Cewek ke berapa tuh yang loe tolak bulan ini?" Tanya Bryan, tak habis pikir.

"Entah, gw gak ngitung." Ujar Axelle sambil membuka minuman yang ia beli, lalu meminumnya dengan perlahan. Entah kenapa akhir-akhir ini memang banyak yang mencoba mendekatinya, entah memberi surat, bingkisan, makanan. Ah, Axelle tak habis pikir dengan para gadis yang ia acuhkan itu.

"Loe populer sejak kejadian Irene itu, ya?" Ujar Mingyu, geli.

"Eh, kan gw udah minta maaf sama orangnya. Ngapain mereka ngejar gw?" Ujar Axelle, sebal.

"Hmm, mungkin karena menurut mereka, loe gak mandang fisik kali. Kan loe tau sendiri, Irene tuh cakep, primadona, populer di seluruh kampus, siapa coba yang gak kenal dia?" Ujar Mingyu, membuat Axelle menghela nafas.

"Emang dia seistimewa itu? Dia cuman cantik, mungkin otaknya kosong." Ujar Axelle, acuh.

"Ya Tuhan, Axelle, kalo ngomong itu di saring dulu, napa?" Ujar Bryan, seolah tak terima.

"Maaf, kebiasaan." Ujar Axelle, menyadari bahwa kalau ia ngomong seenaknya seperti kemarin, masalah mungkin akan datang dari mereka, para preman kampus, begitu julukan Axelle untuk para fans Irene yang kemarin mengeroyoknya.

"Hei, sok misterius!!"

Ryn tiba-tiba muncul di samping Axelle, membuat pria itu kaget dan refleks menjauh. "Kenapa? Kaget liat gw, huh?"

"Loe ngapain disini, cewek barbar?" Ujar Axelle, Bryan hanya tersenyum geli melihat ekspresi Axelle yang terlihat kesal bertemu Ryn.

"Nih!!" Ujarnya sambil menyodorkan sebuah bingkisan, membuat Axelle menautkan alisnya bingung. "Ini bukan dari gw, dari temen gw, Rima, cewek kemarin." Ujarnya, lagi.

"Rima? Sepupunya Irene?"

"Siapa lagi, nih ambil!!" Ujar Ryn, memaksa.

"Gw gak butuh."

"Sok kegantengan banget sih loe, masih mending Rima mau buatin makanan buat loe!!"

"Gw gak pernah minta, lagian kurang kerjaan banget sih bikinin makanan buat orang asing." Ujar Axelle, membuat Ryn maju, tapi Bryan menghalanginya dengan memegang lengannya.

"Apaan sih loe?" Ujar Ryn sambil menepis tangan Bryan, membuat Bryan menjauh darinya.

"Sini buat gw aja, kalo Axelle gak mau." Ujar Bryan sambil mengambil bingkisan itu, lalu membukanya. Kue, gak heran sih, kan Rima emang jago bikin kue, seingat Bryan sih begitu.

"Terserah deh, yang penting udah gw sampein juga sama cowok 'sok kegantengan' ini." Ujar Ryn sambil menekan kata 'sok kegantengan', lalu ia berbalik...

"Tapi cowok 'sok kegantengan' ini pernah bikin loe suka tuh, sampe-sampe loe rela buat permaluin diri loe di depan semua orang." Ujar Axelle, sinis.

Ryn yang sedang melangkah seketika terhenti, ia mengepalkan tangannya, kesal atas kebodohannya saat itu. Harusnya ia mendengarkan kata hatinya, harusnya saat itu ia tak bertemu Axelle, harusnya hal memalukan itu tak terjadi.

"Gimana? Masih bisa ngomong, Nona sok..."

"Ya!!" Teriak Axelle, kala Ryn tiba-tiba membuka sepatunya, pria itu refleks melindungi kepalanya. Tentu saja hal itu membuat semua perhatian orang lain tertuju pada mereka, membuat mereka jadi pusat perhatian.

"Sekali lagi loe ngomong, gw beneran hajar loe disini, ya? Loe emang gak pernah mikirin perasaan orang, ya? Loe pikir, semua orang gak ada hatinya, sama kayak loe? Loe pikir, mereka semua boneka yang bisa loe injek cuman karna mereka gak menarik buat loe, huh?" Teriak Ryn, kesal, bahkan matanya berkaca-kaca.

"Ryn, kayaknya ini salah paham deh." Ujar Mingyu, mencoba menenangkan gadis itu. "Sabar dulu, ok?"

Axelle menghela nafas, kasar. Ia menatap Ryn, menatap kedua mata gadis itu yang berkaca-kaca. "Loe pikir, gw gak punya hati ya? Lucu banget sih loe? Loe pikir, disini cuman loe yang punya hati? Mau sok pahlawan loe, huh?"

"Loe!! Jaga mulut loe!! Gw bahkan gak pernah nyinggung loe, gw juga gak ngejar-ngejar loe kayak orang lain, cuman hal bodoh itu yang gw lakuin. Tapi kenapa loe bikin seolah itu hal yang paling memalukan? Ya, gw malu waktu itu, gw bego banget suka sama loe, gw gila sampe gw ngelakuin itu. Sampe sekarang aja, gw gak ngerti, kenapa gw bisa suka sama loe waktu itu." Ujar Ryn, lagi. "Tapi kalo loe mikir, loe gak akan pernah nyakitin orang dengan ucapan loe itu. Bener kata Bryan, loe harus nyaring kata-kata loe sebelum itu bikin masalah kedepannya."

"Ya terus gw harus gimana? Gw harus nerima semua bingkisan, kado, makanan, juga surat itu, huh? Buat apa? Gak ada gunanya buat gw, loe harusnya mikir kesana dong."

"Seenggaknya loe hargain mereka, Axelle!! Loe gak perlu nerima itu semua, tapi bisa gak loe nolak dengan cara halus, huh?" Ujar Ryn, matanya berair.

"Gw gak mau ngasih harapan ke mereka, gw gak mau bikin mereka kegeeran, gw juga gak mau hidup gw gak tenang cuman karna hal gak penting kayak mereka. Kalo mereka ngacauin hidup gw, apa loe mau tanggungjawab, huh?"

Tangan Ryn hampir mendarat di wajah Axelle, tapi Bryan menahannya. "Gak usah teriak-teriak kayak gini, bisa gak? Dan loe, berhenti main tangan. Ngerti?" Ujarnya sambil menggenggam tangan Ryn, ia tak suka ada yang menyentuh Axelle dengan kekerasan. Meskipun Axelle sedikit kasar dan keras, dia tak pantas mendapat perlakuan kayak gitu.

"Ada apaan nih? Rame bener, kalian gak ada kerjaan ya?" Ujar Joy, membuat Bryan melepaskan tangan Ryn.

Axelle menatap keempat gadis itu, ia terdiam melihat Irene disana, menatapnya dengan penasaran. Axelle menghela nafas, sudah kacau semuanya!! Rasa malu langsung menyergapnya, ia hanya ingin pulang saat itu juga!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!