Mayang pergi ke kamar mandi, dia terduduk lama di atas kloset.
"Hm... Sebenarnya semalam mas Satria kemana ya? Aku sampai nggak tau dia pulangnya jam berapa!"
Dia terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri, "ahh mungkin urusan kantor kali ya?"
Mayang lalu keluar dari kamar, dia fikir Satria sudah bangun namun ternyata suaminya itu masih terlelap dengan posisi yang masih sama sebelum sebelumnya.
Mayang berjalan mengendap-endap keluar dari kamar tersebut, ia berpapasan dengan bi Risma yang berjalan kearah kamarnya, "ehh ternyata nyonya udah bangun! Saya kira belum Nyaa... "
Mayang menempelkan jari telunjuknya di bibir, "Shutt! Jangan ribut bii... Mas Satria masih tidur!"
Bi Risma langsung membungkam mulutnya sendiri, mereka berdua kemudian berjalan menuju dapur.
"Bi... Kalau pagi Mas Satria biasanya minum apa?" Tanya Mayang.
"Biasanya minum kopi susu nyonya! Ohh iya... Biar saya ajarin nyonya kopinya! Kebetulan tuan selalu suka kopi susu buatan saja!" Ucap bi Risma dengan percaya diri.
Mayang menggeleng, "nggak usah bii... Saja mau meraciknya sendiri! Siapatau mas Satria langsung suka!"
"Tapi nyonya! Tuan itu orangnya pemilih... Takutnya dia nggak suka!"
"Aku yakin mas Satria bakal suka bii.... "
Wajah bii Risma seketika berubah ketus, "Ya udahlah... Terserah nyonya aja! Saya mau kebelakang ya Nyonya! Mau bersihin kolam! Sarapan udah saya siapin kok, tinggal kopinya tuan yang belum!" Katanya.
"Iya! Makasih ya bii.... "
Mayang lalu mendidihkan air, menyeduh kedalam gelas yang sudah ia isi dengan bubuk kopi dan susunya, "semoga aja mas Satria suka!" Gumamnya penuh harap.
Selesai membuatnya, Mayang lalu membawa segelas kopi itu kedalam kamar, ternyata Satria sudah tak ada diatas ranjang melainkan duduk disofa dengan laptop menyala di depannya.
"Mas lagi apa?" Tanya Mayang yang sudah tau jawabannya, namun ia tetap ingin berbasa-basi lebih dulu.
"Lagi kerjain sesuatu buat meeting sebentar!"
"Owh... Ini kopi mas! Diminum dulu!" Mayang menyodorkan kopi tersebut, tapi Satria tetap sibuk mengetik di keyboard laptopnya, "Simpan aja disitu!" Suruh Satria.
Mayang merasa sedikit kecewa padahal itu hanya hal kecil saja, "nggak diminum dulu mas? Nanti kopinya keburu dingin!"
"Ohh iya sebentar!" Kata Satria tanpa melirik Mayang sedikitpun.
Ia kemudian pergi menuju tempat tidur disaat merasa mulai gabut, Mayang melihat remot Tv diatas meja kecil disamping ranjangnya.
Mayang menyalakan Tv tersebut, tak lama ia berbaring diatas tempat tidur sambil menikmati siaran variety show kesukaannya sambil sesekali tertawa menontonnya.
"Ehemm... Sayang, suaranya agak kecilin dong! Aku nggak bisa fokus ini.... " Tiba-tiba Satria bersuara namun Mayang tak mendengarnya.
"Sayang!!" Panggil Satria sekali lagi tapi Mayang terlalu fokus.
"May! Mayang....!!"
"Ahh... Iya Mas? Kenapa??"
Rauk wajah Satria awalnya sangat kesal namun ketika Mayang sudah menoleh dia langsung tersenyum, "Suaranya sayang... Agak kecilin dikit! Biar aku bisa fokus kerjanya!" Pintanya lirih.
"Ohh iya mas! Maaf-maaf mas!" Mayang bergegas menurunkan volume suaranya sampai benar-benar kecil dan hanya terdengar suara ketikan keyboard dari Satria.
Mendapat teguran itu dari suaminya sendiri membuat mood Mayang untuk menonton TV seketika menghilang dan langsung mematikannya.
Mayang kemudian mengambil ponselnya yang masih tercharger diatas meja, dia memainkannya sebentar, sesekali melirik Satria, "Kapan mas Satria selesai kerjaannya? Aku nggak sabar dia cicipin kopi buatanku itu!"
Mayang mulai bosan menonton lewat hapenya, dia bangkit dari kasur kemudian menghampiri Satria, "Apa mas nggak capek? Apa perlu aku pijitin punggungnya?" Tawarnya berjalan di belakang sofa.
Tiba-tiba Satria berhenti melakukan aktivitasnya dan menatap Mayang, "Aku udah selesai sayang! Sini duduk!" Ia menepuk-nepuk sofa tepat di sampingnya memberi kode pada Mayang.
Ia menurutinya, Mayang kini terduduk sambil menatap suaminya yang mulai mengangkat gelas untuk menyeruput kopi buatannya.
Srup.... Mendengar itu, Mayang rasanya sedikit was-was, apalagi melihat Satria terdiam membuat Mayang bertanya-tanya.
"Apa rasanya nggak enak mas?"
"Ehm... Rasanya nggak seperti yang biasa aku minum! Apa bi Risma salah buatnya?"
"Itu buatan aku mas! Rasanya pasti aneh ya? Maaf!"
"Nggak aneh kok sayang... Rasanya lumayan, tapi kalau kamu tambahin sedikit lagi susunya pasti enak banget!"
Awalnya Mayang kecewa dengan hasilnya, namun mendengar ucapan Satria membuatnya sekilas tersenyum.
"Lain kali aku bakalan buat kopi susu yang mas Suka!"
"Nggak usah terlalu berlebihan sayang.... "
"Nggakpapa mas! Ini kewajiban aku biar mas tambah nyaman juga kan sama aku!"
"Hmmm.... Ohh iya, kamu belum belanja kan? Gimana kalau sebentar sore aku temani kamu pergi shopping?" Satria mengalihkan pembicaraan.
"Ehh bukannya mas ada Meeting ya? Kalau gitu nggak usah mas! Nanti aku sama bi Risma aja!"
Satria mengernyitkan alisnya mendengar pernyataan Mayang, "Apa? Kenapa harus sama bi Risma?"
"Loh emang kenapa mas? Mas kan tau sendiri selain mas Satria, aku cuman kenal sama bi Risma aja!"
"Ya udah, kalau gitu sama aku aja! Nanti selesai meeting baru kita pergi!"
"Iya deh mas! Dari mas aja!"
...***...
Ketika Satria berangkat kerja, Mayang mengeluarkan semua pakaian dari dalam koper, sebagian lagi ia pindahkan ke lemari,
"Duhh... Kok bajuku kayak baju jadul semua sih? Kalau pakai ini, Nanti dikiranya pembantu mas Satria lagi... " Cemasnya sambil melihat-lihat pakaian mana yang akan ia kenakan untuk pergi shopping dengan Satria.
"Gimana ini... Mau pakai baju yang mana?"
Mayang masih kebingungan, hingga ia memegangi pelipisnya yang terasa panas karena emosi.
Tok... Tok... Tok...
Pintu kamarnya di ketuk.
"Iya! Masuk aja, pintunya nggak di kunci kok!" Ucapnya tanpa melepaskan pandangan dari pakaian yang berjejer diatas kasur.
Ternyata yang datang adalah bi Risma, dia terlihat gugup, tangannya tampak bergetar.
"Ehm... Itu nyonya! Anu... Saya baru aja terima telfon dari nyonya besar, katanya nyonya besar udah mau sampai di rumah ini!"
Seketika Mayang memutar badannya menghadap bi Risma, "apa? Bibi bilang apa tadi?"
Dia begitu kaget sampai ingin memperjelas apa yang bi Risma katakan.
"Iya! Mertua nyonya mau kesini! Sama anak-anak tuan juga!"
Mayang lagi-lagi terkejut, seketika ia panik sebab ini pertama kalinya ia akan bertemu dengan orangtua Satria apalagi anak-anaknya.
Ketika akad nikah sebelumnya, beredar kabar kalau orangtua Satria berada diluar negeri, sedangkan anaknya ikut dengan mama kandungnya tapi apa ini? Yang disampaikan oleh bi Risma benar-benar membuat dia sangat amat terkejut.
Dia sampai tak bisa berfikir apa yang akan terjadi jika mertuanya telah tiba? Apa dia akan disukai oleh mertua dan anak-anaknya? Ini sangat membuat Mayang pusing.
"Bibi serius?"
"Iya nyonya!"
"Tapi kenapa bibi baru bilangnya sekarang?"
"Karena nyonya besar juga baru-baru aja nelfon Nyaa! Tuan muda aja mungkin nggak tau!"
Mayang menelan ludah dengan susah payah mendengar perkataan bi Risma
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
nah lho may sisp masak yg enak dan bedoa smoga mertua dan ank sambung mu baik padamu
2024-01-31
0