Senior yang Ngeyel

"APA?!" siswi itu hendak mengangkat tangan, namun di tahan oleh Yura. Walau tubuhnya kecil mungil, jangan salah. Naina mengajarkan Yura beladiri sejak ia usia 3 tahun, tenaganya sudah pasti lebih kuat dari siswi SMP yang cuma anak mami tersebut.

Bukan hanya Yura tentunya, adik yang lainnya juga di ajarkan beladiri sejak dini.

"JANGAN PERNAH BERANI MENGANGKAT TANGAN PADA TEMAN-TEMANKU, BILA KAKAK MASIH MAU TANGAN KAKAK BERADA DI TEMPATNYA" ucap Yura dengan suara dinginnya, wajahnya pun berubah sangat datar.

GLEK

Yura melepaskan tangan tersebut dan kembali tersenyum lembut, siswi itu meringis karena pergelangan tangannya yang terasa sakit. Bukan hanya siswi itu yang terkejut, ketiga teman yang menemani gadis itu dan juga 2 teman Yura ikut terkejut. Cery dan Evi baru kali ini mendengar nada suara Yura yang sangat seram, bagi mereka.

"KAMU?! Lihat saja, aku akan membuat Langit membenci dan menjauhi mu." ucap siswi itu, seraya melangkah pergi.

"Cobalah, dan aku akan menunggu saat itu terjadi." jawab Yura tenang, siswi itu berbalik kembali. Ia benar-benar sangat kesal, melihat wajah Yura yang terlihat sangat santai dan selalu tersenyum tersebut. Ia merasa, bahwa Yura bukanlah gadis biasa.

"Yuk" ajak Yura pada Cery dan Evi, mereka mengangguk bersamaan. Karena niat mereka tadi adalah hendak ke lapang basket SMP, Yura akan mengantarkan bekal untuk Langit. Langit memang sengaja meminta Yura yang membawanya, agar saat istirahat Langit bisa bertemu dengannya. Tak lupa di tangan kedua temannya juga sudah ada bekal yang mereka bawa, karena hampir setiap hari juga mereka akan makan bersama dengan kedua teman Langit yang lain. Kedua teman Langit yang bernama Kalingga dan Narendra.

.

.

"Langit, gadis yang kamu sukai itu tidak seperti yang kamu bayangkan. Dia sangat kasar dan juga menakutkan, lihat tanganku. Ini semua perbuatan gadis itu, kamu harus menjauhinya." adu siswi yang menemui Yura tadi, namun tak di pedulikan Langit yang sedang mendribble bola basket.

Ia menulikan telinganya, tak mau mendengarkan perempuan yang terus mengikuti kemana ia bergerak.

"Bisa kamu menyingkir dari hadapanku?" tanya Langit dingin, gadis itu mengepalkan kedua tangannya. Bukan hanya sekali Langit menolak keberadaan dirinya, namun ini sudah kesekian kalinya.

"Lagian, apa hebatnya gadis itu. Dia masih anak-anak, kenapa kamu tidak mau melihat aku walau hanya sebentar saja?" gadis itu sepertinya sudah mulai habis kesabarannya, dia menyukai Langit sejak pertama kali Langit masuk SMP ini. Saat adanya kegiatan penerimaan murid baru, dan ia merupakan salah satu petugas OSIS yang membimbing adik kelas saat itu.

Sejak itu, gadis itu terus mendekati Langit. Tidak peduli bila usia Langit, setahun di bawahnya.

Mendengar pertanyaan itu, Langit melempar bola basket dan masuk ke ring. Ia tersenyum sinis, mendengar gadisnya di katai oleh perempuan lain. Langit berbalik dan menatap seniornya itu dengan tajam.

"Gadisku lebih dari kata hebat, bahkan kamu ada jauhhh di bawahnya. Kamu tidak ada apa-apanya, di bandingkan dengan gadisku. Aku yang mengejarnya, sejak gadisku masih berusia 6 tahun. Dan kami pun sudah di restui oleh semua anggota keluarga, aku hanya cukup belajar dengan tekun. Karena setelah lulus kuliah nanti, aku akan menikahinya. Dan kamu, jangan pernah berani mengusik gadisku. Berani kamu mengusiknya, menyentuhnya hanya seujung kuku saja. Maka jangan salahkan aku, bila yang akan mendapatkan akibatnya bukan hanya kamu saja. Tapi semua anggota keluargamu, termasuk perusahaan ayahmu, CAMKAN ITU!!!" ucap Langit dengan penuh penekanan, wajah Langit terlihat semakin dingin. Ia pun berbalik dan hendak meninggalkan gadis itu, di ikuti kedua sahabatnya.

Dada gadis itu naik turun, ia semakin mengepalkan kedua tangannya.

"Jauhi Langit" ucap Narendra

"Jangan pernah berani berurusan dengan Langit ataupun gadisnya." lanjut Kalingga

Mereka berdua mengikuti langkah Langit dan meninggalkan gadis itu.

Langit benar-benar kesal, ia tak terima gadisnya dijelek-jelekkan. Namun wajahnya langsung berubah, saat ia melihat gadisnya tengah berjalan mendekatinya.

"Kakak menunggu lama?" tanya Yura dengan suara lembut, seraya melangkah mendekatinya. Yura mengangkat tangan, untuk mengusap keringat yang ada di dahi prianya tanpa ada rasa jijik.

"Tidak, kakak baru saja selesai latihan." jawab Langit tersenyum, ia mengangkat tangan dan mengusap kepala Yura dengan sayang.

Cery, Evi, Kalingga dan Narendra hanya menghembuskan nafas mereka kasar, seraya memutar malas bola matanya.

"Buruan lah makan, bisa kena diabetes lama-lama aku." gerutu Cery, Yura tersenyum. Mereka lanjut melangkahkan kakinya ke arah bangku panjang samping lapangan, sedangkan dari jauh gadis itu menatap penuh kebencian pada Yura.

.

.

"Apa yang kamu lakukan pada nek lampir?" tanya Kalingga, Yura yang sedang asyik menunduk sambil mengunyah. Langsung mengangkat kepala dan menatap Kalingga bingung.

"Ck, perempuan yang mendatangimu ke sekolah tadi." jawab Rendra

"Ohhh... tidak ada, aku hanya menahan tangannya yang hendak memukul temanku." jawab Yura santai, Kalingga dan Narendra mengangguk

"Memang salah satu teman mercon mu itu mengatakan apa, sampai ia hendak menamparnya?" tanya Narendra, Evi dan Cery langsung menatap tajam padanya.

'Teman Mercon, enak saja.' gumam mereka

"Nggak penting kakak tau, kepo" jawab Evi kesal, Narendra tersenyum kecil.

"10 menit lagi bel, Yura balik ke kelas ya kak." pamit Yura, Langit mengangguk

"Nanti pulang kakak jemput" Yura mengiyakan ucapan Langit, setelahnya mereka pun melangkahkan kakinya untuk kembali ke sekolah.

Pihak sekolah tidak menegur, karena di mata mereka. Langit dan Yura masih terlihat wajar, bahkan seperti kakak beradik.

.

.

"Tata Enja, tenapa halus di tindahkan bunana?" tanya Zie, yang melihat Senja tengah memindahkan bunga dari pot kecil ke pot yang lebih besar.

"Karena bunga nya kan semakin bertumbuh dan akarnya juga semakin besar, coba lihat" jawab Senja, seraya mengangkat salah satu bunga dan memperlihatkan akarnya yang memang sudah lebih panjang.

"ooohh...beditu. Ji nau toba, boyeh?" tanya Zie, Senja terdiam sebentar. Tak lama ia pun mengangguk dan mendekatkan bunga yang ia letakkan lagi ke pot kecil, juga pot besar yang sudah di bersihkan terlebih dahulu pada Zie.

"Ini tenapa potna ada lubanna?" tanya Zie

"Supaya saat nanti di siram, air tidak menggenang. Airnya akan surut dan turun ke dalam lubang ini." jawab Senja

Senja meletakkan saringan kopi pada dasar pot tersebut, sebelum ia memasukkan tanah ke dalam pot.

"Tenapa pate itu?" tanya Zie, dengan sabar Senja menjelaskan lagi

"Ini namanya saringan kopi, gunanya akan memperlambat air yang kita siram nanti turun ke arah lubang ini. Jadi airnya bisa benar-benar meresap ke dalam tanah, tidak terbuang begitu saja." jelas Senja, ia yang selalu membantu Kinan, Rania atau Ros menanam tanaman. Sangat paham tata cara menanam segala tumbuhan, baik itu buah, sayuran ataupun bunga.

Dengan sabar Senja menjelaskan setiap tahapnya pada Zie, entah paham atau tidak anak itu. Hanya mengangguk dan bergumam 'oooo, sepelti itu'

Rania yang memperhatikannya hanya bisa menahan tawa, melihat ekspresi sang cucu pertama sembari memangku Naomi. Tapi ia salut pada Senja, yang begitu sabar menanggapi setiap pertanyaan yang di lontarkan Zie.

...****************...

...Happy Reading family🥰...

Terpopuler

Comments

Zahra

Zahra

senja kecil" anak ny suka berkebun

2024-03-11

4

Zahra

Zahra

serem juga langit ngancam nya

2024-03-11

3

Zahra

Zahra

udah di tolak berulang kali tapi msh aja cari muka dasar gak tau malu

2024-03-11

3

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Senior Belagu
3 Senior yang Ngeyel
4 Lost Contact
5 Kondisi Ezra dan Ros
6 Pindah Rumah Sakit
7 Hukuman
8 Amarah Naina
9 Kabar Baik
10 Kabar Baik Lagi
11 Hadiah untuk 3 Dokter
12 Felicia
13 Cery
14 Hadeeehhhh
15 Kekesalan Langit
16 Tak berkutik
17 Murid Baru
18 Pertemuan Tak Terduga
19 Kepala Sekolah Berulah
20 Adu Mulut
21 Keterkejutan Tania dan Ara
22 Akhir dari Tania dan Arabella
23 Perlombaan di Mulai
24 Perlombaan
25 Netan, Setan, Necan
26 Key Marah
27 Kondisi Nenek
28 Guntur namanya
29 Keterkejutan Baskoro
30 DUKA
31 Berita Kematian
32 Duka yang Mendalam
33 Keributan
34 Keturunan Reinhard
35 Tranding topik
36 Baskoro dan Dina 1
37 Baskoro dan Dina 2
38 Cieeee.... Charlie Angel!!!
39 Jalan-jalan ke mall
40 Judulin sendiri, ok!!
41 Kedatangan Ayah Satria
42 Akhir dari Damar dan Sakti
43 Naomi.... Naomi....
44 Penyerangan
45 Ada Apa Dengan Hari ini?
46 Salah Cari Lawan
47 Part 47
48 Hari Bercocok tanam bersama NomNom
49 Lamaran Dadakan
50 Pernikahan Baskoro dan Hana
51 Nggak Level
52 Chat an
53 Mulai Bergerak
54 Pertarungan
55 Yura Terluka
56 Kondisi Yura
57 Pembalasan
58 Yura Bangun
59 Yura dan Ros
60 Happy Birthday Love
61 Danu
62 Danu 2
63 Operasi Berjalan Lancar
64 Part 64
65 Feli
66 Part 66
67 Ibu Danu Siuman
68 Rita calon Masalah
69 Fitnah
70 Waaahhhh
71 Part 71
72 Masa Lalu Menyakitkan
73 Cerita Cery
74 Masih tentang Cery dan Kalingga
75 Dinar dalam Bahaya
76 Amarah Yura
77 Kepanikan Langit
78 Dinar Koma
79 Hukuman yang Pantas
80 Kondisi Ibu Kandung Dinar
81 Operasi
82 Dinar Siuman
83 Kepulangan Danu dan Arum
84 Tentang Dela
85 Dinar kembali drop
86 Tentang Aylin
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Awal Mula
2
Senior Belagu
3
Senior yang Ngeyel
4
Lost Contact
5
Kondisi Ezra dan Ros
6
Pindah Rumah Sakit
7
Hukuman
8
Amarah Naina
9
Kabar Baik
10
Kabar Baik Lagi
11
Hadiah untuk 3 Dokter
12
Felicia
13
Cery
14
Hadeeehhhh
15
Kekesalan Langit
16
Tak berkutik
17
Murid Baru
18
Pertemuan Tak Terduga
19
Kepala Sekolah Berulah
20
Adu Mulut
21
Keterkejutan Tania dan Ara
22
Akhir dari Tania dan Arabella
23
Perlombaan di Mulai
24
Perlombaan
25
Netan, Setan, Necan
26
Key Marah
27
Kondisi Nenek
28
Guntur namanya
29
Keterkejutan Baskoro
30
DUKA
31
Berita Kematian
32
Duka yang Mendalam
33
Keributan
34
Keturunan Reinhard
35
Tranding topik
36
Baskoro dan Dina 1
37
Baskoro dan Dina 2
38
Cieeee.... Charlie Angel!!!
39
Jalan-jalan ke mall
40
Judulin sendiri, ok!!
41
Kedatangan Ayah Satria
42
Akhir dari Damar dan Sakti
43
Naomi.... Naomi....
44
Penyerangan
45
Ada Apa Dengan Hari ini?
46
Salah Cari Lawan
47
Part 47
48
Hari Bercocok tanam bersama NomNom
49
Lamaran Dadakan
50
Pernikahan Baskoro dan Hana
51
Nggak Level
52
Chat an
53
Mulai Bergerak
54
Pertarungan
55
Yura Terluka
56
Kondisi Yura
57
Pembalasan
58
Yura Bangun
59
Yura dan Ros
60
Happy Birthday Love
61
Danu
62
Danu 2
63
Operasi Berjalan Lancar
64
Part 64
65
Feli
66
Part 66
67
Ibu Danu Siuman
68
Rita calon Masalah
69
Fitnah
70
Waaahhhh
71
Part 71
72
Masa Lalu Menyakitkan
73
Cerita Cery
74
Masih tentang Cery dan Kalingga
75
Dinar dalam Bahaya
76
Amarah Yura
77
Kepanikan Langit
78
Dinar Koma
79
Hukuman yang Pantas
80
Kondisi Ibu Kandung Dinar
81
Operasi
82
Dinar Siuman
83
Kepulangan Danu dan Arum
84
Tentang Dela
85
Dinar kembali drop
86
Tentang Aylin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!